• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Sistem perakaran pada bibit Rhizophora mucronata baik tap root, primary root dan secondary root disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 .Sistem perakaran pada bibit R.mucronata pada 12 Minggu Setelah Tanam

Berdasarkan Gambar 5 tidak ditemukan akar tersier pada bibit

R. mucronata setelah pemanenan. Perakaran yang dapat ditemui adalah akar utama, akar primer dan akar sekunder.

Persentase hidup bibit R. mucronata

Dari hasil pengamatan bibit R. mucronata dengan perlakuan intensitas naungan yang diberikan memiliki keberhasilan hidup 100% terdapat pada setiap

ulangan selama 12 Minggu Setelah Tanam (STM). Persentase hidup bibit

0 20 40 60 80 100 120 P e r se nt a se H idup (%) Intensitas Naungan Persentase Hidup 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 0% 25% 50% 75% 100% M o r ta li ta s (%) Intensitas Naungan Mortalitas

Gambar 6. Persentase hidup 50 bibitR. mucronata terhadap intensitas naungan Dari Gambar 6 dapat dilihat tidak adanya perbedaan persentase hidup bibit

R.mucronata atau dengan kata lain seluruh bibit yang ditanam di setiap intensitas naungan hidup dan memiliki penyebaran persen hidup yang sama.

Mortalitas bibit R. mucronata

Kematian bibit R.mucronata dalam perlakuan intensitas naungan yang diberikan tidak terlihat atau memiliki mortalitas 0%. Grafik mortalitas bibit

R.mucronata disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Mortalitas 50 bibit R. mucronata terhadap intensitas naungan Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa mortalitas tidak terdapat pada masa pengamatan selama 12MST. Tidak adanya mortalitas pada setiap ulangan memiliki penyebaran yang sama atau dapat dikatakan mortalitas pada masa pengamatan 12 MST adalah 0%.

0% 25% 50% 75% 100% 21.2 21 20.9 22.3 20.3 988.9 1033 966.7 1144 1003.5 1025.2 677.2 707.9 190.7 135.6 Ju m lah A k ar Intensitas Naungan Akar Utama Akar Primer Akar sekunder

Jumlah Akar bibit R. mucronata

Dalam penghitungan jumlah akar pada masing-masing ulangan ditemukan akar utama, akar primer dan akar sekunder. Sedangkan akar tersier tidak ditemukan pada setiap ulangan. Perbandingan antara jumlah akar utama, primer dan sekunder pada bibit R.mucronata dengan masing-masing intensitas naungan

dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Jumlah akar utama, akar primer dan akar sekunder bibit R. mucronata

terhadap intensitas naungan

Berdasarkan Gambar 8 jumlah akar pada akar utama yang tertinggi adalah pada bibit R.mucronata dengan intensitas 75% dengan rata-rata sebanyak 22,3 akar utama dan terendah pada intensitas naungan 100% sebanyak 20,3 akar utama. Untuk akar primer dengan intensitas naungan 75% memiliki jumlah akar tertinggi yaitu 1144 akar primer dan intensitas naungan 50% memiliki jumlah akar terendah yaitu 9667 akar primer. Untuk akar sekunder intensitas naungan 0% memiliki rata-rata jumlah akar tertinggi yaitu 1025,2 akar sekunder dan intensitas naungan 100% memiliki jumlah akar sekunder yang terendah yaitu sebanyak

135,6 akar sekunder.Intensitas naungan yang diberikan pada bibit R.mucronata

tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah akar utama dan akar primer. Pertumbuhan yang merata pada akar utama dan akar primer dapat dilihat dari uji DMRT pada taraf 5%. Untuk akar sekunder intensitas naungan pada bibit

R.mucronata memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah akar sekunder dimana tidak meratanya pertumbuhan jumlah akar sekunder. Dari hasil uji DMRT pada taraf 5% didapatkan intensitas naungan 0% memiliki nilai yang terbaik untuk pertumbuhan akar sekunder.

Diameter akar utama bibit R. mucronata

Pengukuran diameter akar utama pada bibit R.mucronata didapatkan rata- rata diameter terbesar pada intensitas naungan 100% yaitu 2,97cm dan pada intensitas naungan 50% rata-rata diameter akar utama memiliki nilai paling kecil yaitu 2,46cm. Penyebaran diameter telah disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pertumbuhan diameter akar utama.

Perlakuan Diameter akar

Intensitas Naungan 0% 2,65a

Intensitas Naungan 25% 2,52a Intensitas Naungan 50% 2,46a Intensitas Naungan 75% 2,47a Intensitas Naungan 100% 2,97a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa intensitas naungan yang diberikan pada bibit R.mucronata tidak memiliki pengaruh nyata terhadap diameter akar utama. Pertumbuhan yang sama atau merata dimasing-masing intensita naungan yang ada dapat dilihat dari uji DMRT pada taraf 5% Tabel 2. Nilai dai uji DMRT tersebut memperlihatkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara intensitas naungan satu dengan lainnya.

0% 25% 50% 75% 100% 6.53 7.11 6.41 4.2 8.35 2.07 1.65 1.41 1.2 1.62 P an jan g A k ar ( c m ) Intensitas Naungan Akar Utama Akar Primer

Panjang akar utama dan akar primer bibit R. mucronata

Perbandingan panjang akar utama dan akar primer disajikan dalam Gambar 6.

Gambar 6. Panjang akar utama dan akar primer bibit R. mucronata terhadap intensitas naungan

Pengukuran panjang akar utama pada bibit R.mucronata terhadap intensitas naungan didapatkan pertumbuhan akar terpanjang selama 13 MST pada intensitas naungan 100% atau dengan panjang rata-rata 8,35cm. Sedangkan panjang akar terpendek dengan rata-rata 6,53cm berada pada intensitas naungan 0%. Untuk akar primer intensitas naungan 0% memiliki pertumbuhan terpanjang atau dengan panjang rata-rata 2,07cm . Sedangkan panjang akar primer terpendek dengan rata-rata 1,25 cm berada pada intensitas naungan 75%. Penyebaran panjang akar utama dan akar primer telah disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pertambahan panjang akar utama dan akar primer bibit R.mucronata

Perlakuan Panjang akar (cm)

Akar utama Akar primer Intensitas Naungan 0% 6,53a 2.07b

Intensitas Naungan 25% 7,11ab 1.65ab

Intensitas Naungan 50% 6,41ab 1.41ab

Intensitas Naungan 75% 4,20ab 1.20a

Intensitas Naungan 100% 8,35b 1.62ab

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa intensitas naungan yang diberikan pada bibir R.mucronata baik pada panjang akar utama maupun diameter akar utama tidak memiliki pengaruh nyata. Pertubuhan yang sama atau merata dimasing-masing intensita snaungan yang ada dapat dilihat dari uji DMRT pada taraf 5% tabel 3. Nilai dai uji DMRT tersebut memperlihatkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara intensitas naungan satu dengan lainnya.

Biomassa akar pada bibit R. mucronata

Biomassa akar bibit R.mucronata pada 12 MST memiliki nilai yang berbeda-beda. Intensitas naungan yang diberikan memberikan perbedaan biomassa pada masing-masing perlakuan. Biomassa tertinggi terdapat pada intensitas naungan 25% yaitu sebesar 13,10g. Sedangkan biomassa terendah berada pada intensitas naungan 75% yaitu sebesar 9,79g. Penyebaran biomassa total pada bibit R.mucronata untuk masing-masing intensitas telah disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Biomassa akar bibit R.mucronata.

Perlakuan Biomassa akar (g) Intensitas Naungan 0% 11,65ab Intensitas Naungan 25% 13,10b Intensitas Naungan 50% 10,78ab Intensitas Naungan 75% 9,79a Intensitas Naungan 100% 12,67ab

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa biomassa total yang didapatkan tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau memiliki penyebaran yang merata. Hasil uji DMRT pada taraf 5% memperlihatkan bahwa penyebaran berat biomassa pada masing-masing intesitas memiliki nilai yang hampir sama atau dapat dikatakan bahwa intesitas naungan terhadap biomassa tidak berbeda nyata antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya.

Luas permukaan akar utama pada bibit R. mucronata

Hasil perhitungan untuk luas permukaan akar utama pada bibitR.mucronata didapatkan intensitas naungan 100% memiliki nilai rata-rata yang tertinggi sebesar 300.25cm2 dan intensitas naungan 0% memiliki nilai rata- rata terkecil. Penyebaran nilai rata-rata luas permukaan akar utama pada bibit

R.mucranata telah disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Luas permukaan akar utama bibit R.mucronata.

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa penyebaran luas permukaan pada masing-masing perlakuan yang ada memiliki nilai yang tidak jauh berbeda antara satu dengan lainnya. Hasil uji DMRT pada taraf 5% pada luas permukaan akar utama terhadap bibit R. mucronata memperlihatkan bahwa tidak berbeda nyata antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya.

Kerapatan panjang akar bibit R. mucronata

Hasil perhitungan untuk panjang akar pada bibit R.mucronata didapatkan intensitas naungan 100% memiliki nilai rata-rata yang tertinggi sebesar 169.57 cm

Perlakuan Luas Permukaan Akar Intensitas Naungan 0% 189.45ab Intensitas Naungan 25% 202.28b Intensitas Naungan 50% 202.81ab Intensitas Naungan 75% 206.06a Intensitas Naungan 100% 300.25ab

dan intensitas naungan 0% memiliki nilai rata-rata terkecil sebesar 133.42cm. Penyebaran nilai rata-rata luas permukaan akar utama pada bibit R.mucranata

telah disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Kerapatan panjang akar bibit R.mucronata.

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa Kerapatan panjang akar pada masing- masing perlakuan yang ada memiliki nilai yang tidak jauh berbeda antara satu dengan lainnya. Hasil uji DMRT pada taraf 5% menunjukkan kerapatan panjang akar terhadap bibit R. mucronata tidak berbeda nyata antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya. Kerapatan panjang akar juga dapat dijadikan salah satu standard dalam estimasi jarak tanam pada saat penanaman. Estimasi jarak tanam di sajikan pada Tabel 8.

Tabel 7. Estimasi jarak tanam bibit R.mucronata.

Pada hasil perhitungan estimasi jarak tanam pada bibit R.mucranata

didapatkan jarak 3x2 m untuk jarak minimal dalam penanaman. Estimasi jarak ini didapatkan dari nilai kerapatan panjang akar perbulannya dan diestimasikan dalam kurun waktu 1 tahun.

Perlakuan Kerapatan panjang akar (cm) Intensitas Naungan 0% 133.42a

Intensitas Naungan 25% 147.87a Intensitas Naungan 50% 155.24a Intensitas Naungan 75% 161.18a Intensitas Naungan 100% 169.57a

Kerapatan panjang akar Pertumbuhan selama 4 MST Pertumbuhan selama 1 tahun (cm)

133.42a 44,47333 533,68 147.87a 49,29 591,48 155.24a 51,74667 620,96 161.18a 53,72667 644,72 169.57a 56,52333 678,28 Rata-rata 613,824

Dimeter bibit R. mucronata

Pertumbuhan diameter bibit R.mucronata dengan intensitas naungan 50% memiliki nilai rata-rata terbesar yaitu 0,620cm pada masa 12 MST. Intensitas naungan 0% memiliki nilai rata-rata pertumbuhan diameter terkecil yaitu 0.5040cm. Penyebaran diameter bibit R.mucronata pada masing-masing perlakuan telah disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Pertumbuhan diameter bibit R. mucronata.

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa pertumuhan diameter bibit pada masing- masing perlakuan yang ada memiliki nilai yang berbeda antara satu dengan lainnya dimana terdapat perbedaan tumbuh yang signifikan. Dapat dilihat bahwa intensitas naungan 50% memberikan pengeruh pertumbuhan diameter bibit

R.mucronata yang terbaik. Hasil uji DMRT pada taraf 5% pada pertumbuhan diamater terhadap bibit R. mucronata memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya.

Tinggi bibit R. mucronata

Pertambahan tinggi bibit R.mucronata dengan intensitas naungan 50% memiliki nilai rata-rata pertambahan terbesar yaitu 19,17cm pada masa 12 MST. Intensitas naungan 0% memiliki nilai rata-rata pertambahan tinggi terkecil yaitu 9.36cm. Penyebaran pertambahan tinggi bibit R.mucronata pada masing-masing perlakuan telah disajikan pada Tabel 9.

Perlakuan Diameter bibit R.mucronata (cm)

Intensitas Naungan 0% 0.5040a

Intensitas Naungan 25% 0.6070c

Intensitas Naungan 50% 0.6270c

Intensitas Naungan 75% 0.5810bc

Tabel 9. Pertambahan tinggi bibit R.mucronata

Perlakuan Tinggi bibit R.mucronata (cm)

Intensitas Naungan 0% 9.36a

Intensitas Naungan 25% 14.19b

Intensitas Naungan 50% 19.17c

Intensitas Naungan 75% 12.98b

Intensitas Naungan 100% 12.90b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%

Dari Tabel 9 terlihat bahwa pertambahan tinggi bibit pada masing-masing perlakuan yang ada memiliki nilai yang berbeda antara satu dengan lainnya dimana terdapat perbedaan tumbuh yang signifikan. Dapat dilihat bahwa intensitas naungan 50% memberikan pengaruh pertambahan tinggi bibit

R.mucronata yang terbaik. Hasil uji DMRT pada taraf 5% pada pertambahan tinggi terhadap bibit R. mucronata memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya.

Tabel 10. Parameter yang diamati pada perlakuan intensitas naungan bibit

R.mucronata

Parameter Intensitas Naungan

0% 25% 50% 75% 100%

Persen Hidup - - - - -

Mortalitas - - - - -

Jumlah akar utama - - - - -

Jumlah akar primer - - - - -

Jumlah akar sekunder  - - - -

Diameter akar - - - - -

Panjang akar utama - - - - -

Panjang akar primer  - - - -

Biomassa akar - - - - -

Luas Permukaan akar - - - - -

Kerapatan panajng akar - - - - -

Diameter bibit - -  - -

Tinggi bibit - -  - -

Keterangan : Parameter yang di checklist (√) memiliki nilai rata-rata tertinggi dan perbedaan yang nyata berdasarkan uji DMRT taraf 5% dari setiap perlakuan yang diberikan

Dari 13 parameter yang diamati terlihat hanya 4 parameter yang berpengaruh nyata terhadap perlakuan intensitas naungan yakni jumlah kar sekunder, panjang akar primer, diameter bibit dan tinggi bibit (Tabel 10). Nilai

rata-rata tertinggi jumlah akar sekunder dan panjang akar primer diperoleh pada intensitas naungan 0%, sedangkan pertumbuhan bibit terbaik pada intensitas naungan 50% (Tabel 10)

Pembahasan

Dari hasil pengamatan persen hidup dan mortalitas pada bibit R.mucronata

memiliki perbedaan yang signifikan dimana persen hidup bibit R.mucronata

mencapai 100% dengan mortalitas 0% atau kematian bibit tidak terjadi. Hal ini menggambarkan bahwa daya tahan bibit yang tinggi R.mucronata terhadap berbagai intensitas naungan. Bibit R.mucronata dapat bertahan dan tumbuh baik disetiap perlakuan intensitas naungan walau terdapat perbedaan cahaya yang masuk kedalam naungan selam 12 MST. Tempat tumbuh jenis R.mucronata yang sering dijumpai di pasang tinggi pada bagian dalam hutan mangrove mengakibatkan sulitnya cahaya yang masuk kedalam dasar hutan, namun

R.mucronata tetap tumbuh baik.

Pertumbuhan jumlah akar pada setiap perlakuan yang diberikan memberikan hasil yang berbeda baik dari bagian akar utama, primer dan sekunder. Namun, perbedaan nilai rata-rata jumlah akar utama dan primer tidak signifikan atau intensitas naungan yang diberikan tidak memiliki pengaruh terhadap jumlah akar yang tumbuh. Pertumbuhan yang merata antara akar utama dan primer menggambarkan bahwa tidak adanya pengaruh naungan terhadap pertumbuhan jumlah akar. Sedangkan, untuk akar sekunder terjadi perbedaan jumlah akar pada intensitas naungan 0% sampai intensitas 100%. Hasil dari uji DMRT pada taraf 5% menunjukaan intensitas 0% meningkatkan jumlah akar sekunder jauh lebih banyak dari perlakuan lainnya dengan nilai rata-rata 1025,2 akar sekunder. Untuk

intensitas naungan 100% uji DMRT pada taraf 5% menunjukkan pertumbuhan akar sekunder yang jauh lebih sedikit sebanyak 135,6 akar sekunder.Hal ini sesuai dengan studi Kramer dan Kozlowski (1960) bahwa keberhasilan pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh cadangan makanan yang ada dalam jaringan sel tanaman tersebut.

Studi tersebut juga didukung oleh penelitian Gorat (2010) ukuran bibit R. mucronata 60cm memiliki cadangan makanan yang banyak untuk menunjang pertumbuhannya, naik untuk pertumbuhan plumula dan radikula. Perbedaan yang signifikan pada akar sekunder dimana terjadi perbedaan jumlah akar sekunder pada masing-masing perlakuan dimungkinkan karena cadangan makanan yang telah habis sehingga untuk pertumbuhan akar sekunder menggunakan hasil dari fotosintesis. Hal ini sesuai dengan laporan Marschner (1995) bahwa cahaya dan suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bibit di persemaian.

Pada pengukuran diameter dan panjang akar utama pada bibit

R.mucronata terhadap setiap perlakuan yang diberikan tidak terdapat perbedaan yang nyata antara satu dengan lainnya. Uji DMRT pada taraf 5% menyatakan tidak adanya perbedaan yang nyata antara pertumbuhan bibit R.mucronata dengan bibit R.mucronata lainnya pada perlakuan yang dibuat atau dengan kata lain perbedaan panjang dan diameter pada bibit R.mucronata tersebar dengan merata.Pertumbuhan diameter dan pertambahan panjang akar utama yang terbesar berada pada intensitas naungan 100% dengan diameter rata-rata sebesar 2,97cm dengan panjang 8,35cm. Kondisi ini dapat membantu bibit R.mucronata untuk dapat lebih mudah dalam mengikat dan menstabilkan substrat lumpur sehingga

tidak goyang jika diterpa ombak dan lebih memiliki potensial mendapatkan unsur hara yang lebih banyak untuk pertumbuhan .

Panjang akar primer pada uji DMRT pada taraf 5% terlihat perbedaan yang nyata antara setiap perlakuan.Intensitas Naungan 0% menunjukkan nilai panjang yang maksimal pada panjang akar primer sebesar 2.07cm dan memiliki nilai rata-rata pertumbuhan terkecil pada intensitas naungan 75% sebesar 1.20cm.Biomassa akar yang tertinggi berada pada intensitas naungan 25% dengan rata-rata biomassa yang diperoleh sebesar 13,10 gram dan yang terendah berada pada intensitas naungan naungan 25% 9,79gram. Tingginya biomassa akar pada intensitas naungan 25% dikarenakan jumlah cahaya yang masuk kedalam naungan optimal untuk proses fotosintesis sehingga nilai dari biomassa akarnya meningkat. Hasil ini didukung oleh studi Tohari dkk (2004) bahwa besarnya cahaya yang tertangkap pada proses fotosintesis menunjukkan biomassa, sedangkan besarnya biomassa dalam jaringan tanaman mencerminkan bobot kering. Uji DMRT pada taraf 5% memperlihatkan bahwa biomassa akar pada setiap perlakuan tersebar merata atau tidak berbeda jauh sehingga intesitas naungan yang diberikan selama 12 MST tidak berpengaruh terhadap biomassa akar bibit

R.mucronata.

Hasil perhitungan luas permukaan akar utama bibit R. mucronata di intensitas naungan 100% memiliki nilai rata-rata yang tertinggi sebesar 300,25cm2 dan intensitas naungan 0% memiliki nilai rata-rata terkecil sebesar 189,45cm2. Luas permukaan akar utama pada intensita naungan 100% memiliki luas bidang kontak akar dengan partikel-partikl tanah dan kemampuan untuk mengabsorpsi air dan hara lebih banyak dari bibit R.mucronata lainnya. Kemampuaan dalam

bersaing merebut unsur-hara menjadi lebih besar dikarenakan luas bidang kontaknya kepada partikel-partikel tanah lebih besar. Bibit R.mucronata pada intensitas naungan 100% dapat lebih bersaing ketika ditanam dilokasi penanaman karna memiliki luas permukaan akar yang lebih tinggi. Luas permukaan akar penting untuk ke ketahui karena berhubungan dalam mengetahui seberapa besar akar dalam menyerap air dan unsur hara.

Hasil ini sesuai dengan laporan Baluska (1995) bahwa akar berfungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah–tanah disekitar tanaman, sistem akar yang baik adalah kunci untuk menghasilkan tanaman yang baik, rasio akar dan pucuk adalah suatu metode pengukuran yang membantu kita untuk mendata tingkat kesuburan tanah. Hasil uji DMRT pada taraf 5% pada luas permukaan akar utama terhadap bibit R. mucronata memperlihatkan bahwa tidak berbeda nyata luas permukaan akar antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya atau dengan kata lain perlakuan yang diberikan yaitu intensitas naungan tidak memberikan respon yang berbeda antara luas permukaan akar bibit R.mucronata.

Hasil perhitungan kerapatan panjang akar pada bibit

R.mucronatadidapatkan intensitas naungan 100% memiliki nilai rata-rata yang tertinggi sebesar 169.57 cm dan intensitas naungan 0% memiliki nilai rata-rata terkecil sebesar 133.42cm. Hal ini menggambarkan bahwa kerapatan panjang akar pada intensitas naungan memiliki penyebaran akar yang tinggi. Dengan adanya nilai kerapatan panjang ini dapat diproyeksikan atau estimasikan jarak tanam terbaik untuk R.mucronata. Dari hasil estimasi yang dilakukan didapatkan jarak minimum 3x2m adalah yang terbaik dimana diharapkan persaingan unsur hara dan air tidak terjadi selama satu tahun sehingga membuat bibit R.mucronata dapat

bertahan. Nilai rata-rata total kerapatan panjang akar hasil uji DMRT pada taraf 5% bibit R.mucronata memperlihatkan bahwa tidak berbeda nyata kerapatan panjang akar antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya.

Pada hasil pengukuran pertumbuhan tinggi bibit R.mucronata intensitas naungan 50% menghasilkan nilai pertumbuhan rata-rata tertinggi sebesar 19,17cm dan terendah pada intensitas naungan 0% sebesar 9,36 cm. Sedangkan untuk pengukuran diameter bibit R.mucronata juga memiliki nilai yang berbanding lurus dengan panjang bibit R.mucronata dimana nilai rata-rata tertinggi berada pada intensitas naungan 50% sebesar 0.627cm dengan nilai rata-rata terendah pada intensitas naungan 0% sebesar 0.504cm. Hasil uji DMRT pada taraf 5% di kedua parameter tersebut juga menunjukaan pertumbuhan yang berbeda di setiap perlakuan yang diberikan.

Petumbuahan bagian atas bibit R.mucronata seperti diameter dan tinggi dengan bagian pertumbuhan bagian bawah seperti panjang akar primer dan jumlah akar sekunder menghasilkan pertumbuhan yang tidak berbanding lurus dimana perlakuan yang berbeda menghasilkan pertumbuhan yang berbeda pula. Hal ini sesuai dengan dengan penelitian Gorat (2010) bahwa keberhasilan pembibitan bibit R.mucronata diperngaruhi oleh faktor seperti ketersediaan air, kandungan cadangan makanan (karbohidrat) dalam jaringan sel dan hormon endogen didalam jaringan stek.

Hasil ini juga didukung oleh study Heddy (1996) bahwa perilaku tertentu dalam pertumbuhan bisa dianggap sebagai respon terhadap bermacam-macam rangsangan yang mempengaruhi tumbuhan. Rangsangan itu bisa eksternal (lingkungan berupa daya tarik bumi,suhu, kelembaban, dan cahaya) atau internal

(genetik) sebagai akibat proses metabolik atau proses untuk melanjutkan keturunan. Respon tumbuhan terhadap rangsangan ditunjukaan dengan dua cara yaitu rerspon gerakan dan respon perkembangan.

Dokumen terkait