• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Persentase Perkecambahan (%)

Persentase perkecambahan pada umur 7 HST pada berbagai umur bahan tanaman dan pemberian BAP dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Persentase perkecambahan (%) bud chips umur 7 HST pada berbagai umur bahan tanaman dan pemberian BAP

Perlakuan Presentase B0U1 38.75 B0U2 54.75 B0U3 60.25 B0U4 46.25 B1U1 65.25 B1U2 68.25 B1U3 66.00 B1U4 58.50 B2U1 69.50 B2U2 68.00 B2U3 67.50 B2U4 53.75 B3U1 58.50 B3U2 64.50 B3U3 60.25 B3U4 45.50

Persentase perkecambahan bud chips umur 7 HST menunjukkan bahwa pemberian BAP sampai 100 ppm (B2) pada umur tanaman 6 bulan (U1) dan 8 bulan (U3) meningkatkan persentase perkecambahan sedangkan pada umur tanaman 7 bulan dan 9 bulan persentase perkecambahan meningkat jika pemberian BAP 50 ppm (B1).

Tinggi Bibit (cm)

tanaman dan pemberian BAP serta interaksi antara umur bahan tanaman dengan pemberian BAP berngaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 2 – 10 MSPT.

Tinggi bibit bud chips tebu 2 – 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tinggi bibit bud chips tebu 2 – 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP

BAP (ppm) Umur Bahan Tanaman (bulan) Rataan

U1 (6) U2 (7) U3 (8) U4 (9) 2 MSPT B0 (kontrol) 8,82 10,77 10,05 10,44 10,02 B1 (50) 9,63 11,20 10,78 9,71 10,33 B2 (100) 11,02 10,72 10,33 10,79 10,72 B3 (150) 10,88 10,50 11,01 10,19 10,65 Rataan 10,09 10,80 10,54 10,28 4 MSPT B0 (kontrol) 11,20 13,38 13,11 13,11 12,70 B1 (50) 11,44 13,74 13,91 12,78 12,97 B2 (100) 14,29 13,51 12,35 15,21 13,84 B3 (150) 14,44 13,74 14,49 12,92 13,90 Rataan 12,84 13,59 13,47 13,51 6 MSPT B0 (kontrol) 16,56 17,47 15,58 15,81 16,36 B1 (50) 15,10 16,31 16,78 16,39 16,15 B2 (100) 17,16 16,56 15,81 18,46 17,00 B3 (150) 17,80 16,92 18,19 16,06 17,24 Rataan 16,65 16,82 16,59 16,68 8 MSPT B0 (kontrol) 18,04 18,44 17,97 16,77 17,80 B1 (50) 16,27 17,16 17,28 17,38 17,02 B2 (100) 17,99 17,41 16,57 19,31 17,82 B3 (150) 19,17 17,53 19,16 17,03 18,22 Rataan 17,87 17,63 17,74 17,62 10 MSPT B0 (kontrol) 18,97 19,05 18,83 17,69 18,64 B1 (50) 17,06 17,97 18,37 18,26 17,91 B2 (100) 18,94 18,51 17,58 20,27 18,82 B3 (150) 20,24 18,32 20,23 17,97 19,19 Rataan 18,80 18,46 18,75 18,55

Tabel 2 menunjukkan peningkatan pemberian BAP hingga 150 ppm meningkatkan tinggi bibit kecuali pada 2 MSPT dimana pemberian hingga 100

ppm meningkatkan tinggi bibit, tetapi pemberian 150 ppm menurunkan kembali tinggi bibit.

Bibit tertinggi pada 2 – 6 MSPT diperoleh pada bahan tanam umur 6 bulan

sedangkan pada 8 – 10 MSPT diperoleh pada bahan tanam umur 7 bulan (Tabel 2).

Jumlah daun (helai)

Data pengamatan jumlah daun bibit tebu umur 2 – 10 MSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 14 – 23 yang menunjukkan perlakuan umur bahan tanaman dan pemberian BAP berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun. Interaksi antara berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP berpengaruh nyata pada 8 – 10 MSPT sedangkan pada 2 – 6 MSPT berpengaruh tidak nyata.

Jumlah daun bibit tebu 2 – 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah daun bibit bud chips tebu 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP

BAP (ppm) Umur Bahan Tanaman (bulan) Rataan

U1 (6) U2 (7) U3 (8) U4 (9) 10 MSPT B0 (kontrol) 7,28 bc 7,33 bc 7,22 cde 7,11 e 7,24 B1 (50) 7,22 cde 7,39 a 7,22 cde 7,06 f 7,22 B2 (100) 7,50 a 7,22 cde 7,17 de 7,33 bc 7,31 B3 (150) 7,22 cde 7,33 bc 7,28 bc 7,17 de 7,25 Rataan 7,31 7,32 7,22 7,17

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada minggu pengamatan yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Rataan Duncan pada taraf α= 5%

Tabel 3 menunjukkan pada 10 MSPT jumlah daun terbanyak diperoleh pada umur bahan tanaman 7 bulan (U2) dengan pemberian BAP 50 ppm (B1)

sedangkan jumlah daun terendah diperoleh pada umur bahan tanaman 9 bulan (U4) dengan pemberian BAP yang sama.

Hubungan jumlah daun bibit bud chips tebu 10 MSPT dengan umur bahan tanaman pada berbagai pemberian BAP dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan jumlah daun bibit bud chips tebu 10 MSPT dengan umur bahan tanaman pada berbagai pemberian BAP

Gambar 1 menunjukkan hubungan jumlah daun bibit tebu berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian kontrol (B0), BAP 50 ppm (B1), BAP 150 ppm (B2) dan BAP 150 ppm (B3) berbentuk kuadratik positif. Pada perlakuan kontrol (B0) jumlah daun maksimum 7.309 diperoleh pada bahan tanaman berumur 7 bulan. Pada perlakuan BAP 50 ppm (B1) jumlah daun maksimum 7.34 diperoleh pada bahan tanaman berumur 7 bulan dan pada pemberian BAP 150 ppm (B3) jumlah daun maksimum terdapat pada 7.32 diperoleh pada bahan tanaman berumur 7 bulan. Sedangkan pada pemberian BAP 100 ppm (B2) menunjukkan

hubungan yang berbentuk kuadratik negatif dan jumlah daun paling sedikit 7.16 diperoleh pada bahan tanaman 8 bulan.

Hubungan jumlah daun bibit bud chips tebu 10 MSPT dengan pemberian BAP pada berbagai umur bahan tanaman dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan jumlah daun bibit bud chips tebu 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP

Gambar 2 menunjukkan hubungan jumlah daun bibit tebu dengan pemberian BAP pada berbagai umur bahan tanaman. Pada umur bahan tanaman

U1 (6 bulan) dan U4 (9 bulan) berbentuk kuadratik positif. Pada perlakuan U1 (6 bulan) jumlah daun maksimum 7,38 diperoleh dengan pemberian BAP 87,5

ppm dan pada umur bahan tanaman U4 (9 bulan) jumlah daun maksimum terdapat pada 7,22 diperoleh dengan pemberian BAP 125 ppm. Sedangkan pada umur bahan tanaman U2 (7 bulan) dan U3 (8 bulan) berbentuk kuadratik negatif dengan jumlah daun pada U2 (7 bulan) yaitu 7,29 diperoleh dengan pemberian BAP 110

ppm dan pada umur bahan tanaman U3 (8 bulan) dengan jumlah daun 7,18 dengan pemberian BAP 70 ppm.

Volume akar (ml)

Data pengamatan volume akar bibit tebu umur 10 MSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 24 dan 25 yang menunjukkan perlakuan berbagai umur bahan tanaman dan pemberian BAP serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tanaman.

Volume akar bibit tebu10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Volume akar bibit bud chips tebu 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP

BAP (ppm) Umur Bahan Tanaman (bulan) Rataan

U1 (6) U2 (7) U3 (8) U4 (9) B0 (kontrol) B1 (50) B2 (100) B3 (150) 2,48 3,03 2,56 2,31 2,60 2,03 1,53 3,98 3,06 2,65 2,98 3,76 3,63 2,09 3,12 1,66 2,16 2,20 2,02 2,01 Rataan 2,29 2,62 3,09 2,37

Tabel 4 menunjukkan volume akar terbesar diperoleh pada umur bahan tanaman 8 bulan (U3) yang berbeda tidak nyata dengan umur bahan tanaman lainnya.

Volume akar terbesar diperoleh pada pemberian BAP 100 ppm (B2)yang berbeda tidak nyata dengan BAP lainnya (Tabel 4).

Rasio Tajuk Akar (g)

Data pengamatan rasio tajuk akar (g) bibit tebu 10 MSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 28 dan 29 yang menunjukkan perlakuan

berbagai umur bahan tanaman dan pemberian BAP serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk dan akar bibit tebu.

Rasio tajuk dan akar (g) bibit tebu 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dan pemberian BAP dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rasio tajuk dan akar bibit bud chips tebu 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP

BAP (ppm) Umur Bahan Tanaman (bulan) Rataan

U1 (6) U2 (7) U3 (8) U4 (9) B0 (kontrol) B1 (50) B2 (100) B3 (150) 1,24 1,35 1,24 1,27 1,28 1,36 1,33 1,65 1,26 1,40 1,31 1,40 1,21 1,33 1,31 1,38 1,49 1,56 1,22 1,41 Rataan 1,32 1,39 1,42 1,27

Tabel 5 menunjukkan rasio tajuk akar terbesar diperoleh pada umur bahan tanaman 8 bulan (U3) yang berbeda tidak nyata dengan umur bahan tanaman lainnya.

Rasio akar terbesar terbesar diperoleh pada pemberian BAP 50 ppm (B1) yang berbeda tidak nyata dengan BAP lainnya (Tabel 5).

Total luas daun (cm2)

Data pengamatan total luas daun bibit tebu 10 MSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 30 dan 31 yang menunjukkan perlakuan berbagai umur bahan tanaman berpengaruh nyata terhadap total luas daun dan pemberian BAP serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap total luas daun.

Total luas daun (cm2) bibit tebu 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dan pemberian BAP dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Total luas daun (cm2) bibit bud chips tebu 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP

BAP (ppm) Umur Bahan Tanaman (bulan) Rataan

U1 (6) U2 (7) U3 (8) U4 (9) B0 (kontrol) B1 (50) B2 (100) B3 (150) 258,67 253,79 224,50 224,50 240,36 253,79 248,91 229,38 214,74 236,71 263,55 244,03 224,50 224,50 239,14 258,67 244,03 224,50 214,74 235,48 Rataan 258,67 247,69 225,72 219,62

Tabel 6 menunjukkan total luas daun terbesar diperoleh pada umur bahan tanaman 6 bulan (U1) yang berbeda tidak nyata dengan umur bahan tanaman lainnya.

Total luas daun terbesar diperoleh tanpa pemberian BAP (B0) yaitu yang berbeda tidak nyata dengan BAP lainnya (Tabel 6).

Kehijauan daun (g/ml)

Data pengamatan kehijauan daun bibit tebu 10 MSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 34 dan 35 yang menunjukkan perlakuan berbagai umur bahan tanaman, pemberian BAP serta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap kehijauan daun.

Kehijauan daun 10 MSPT bibit tebu pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kehijauan daun (g/ml) bibit bud chips tebu 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP

BAP (ppm) Umur Bahan Tanaman (bulan) Rataan

U1 (6) U2 (7) U3 (8) U4 (9) B0 (kontrol) B1 (50) B2 (100) B3 (150) 7,04 ab 6,64 c 5,37 f 5,76 e 6,35 6,52 d 6,83 c 6,36 de 6,01 e 6,43 6,92 b 7,75 a 6,40 d 5,34 g 6,75 7,15 a 6,64 c 6,44 d 6,06 e 6,58 Rataan 6,91 6,97 6,29 5,94

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Rataan Duncan pada taraf α= 5%

Tabel 7 menunjukkan kehijauan daun tertinggi diperoleh pada umur bahan tanaman 7 bulan (U2) dengan pemberian BAP 100 ppm (B2) sedangkan kehijauan daun terendah diperoleh pada umur bahan tanaman 9 bulan (U4) dengan pemberian BAP 100 ppm (B2).

Hubungan kehijauan daun bibit bud chips tebu 10 MSPT dengan umur bahan tanaman pada berbagai pemberian BAP dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan kehijauan daun bibit bud chips tebu 10 MSPT dengan umur bahan tanaman pada berbagai pemebrian BAP pemberian BAP

Gambar 3 menunjukkan hubungan kehijauan daun bibit tebu dengan umur bahan tanaman pada berbagai pemberian BAP 50 ppm (B1) dan BAP 100 ppm (B2) berbentuk kuadratik positif. Pada perlakuan BAP 50 ppm (B1) tinggi kehijauan daun maksimum 6,69 diperoleh pada bahan tanaman berumur 6,89 bulan dan pada pemberian BAP 100 ppm (B2) tinggi kehijauan daun maksimum terdapat pada 7.33 diperoleh pada bahan tanaman berumur 6,85 bulan. Pada tanpa pemberian BAP (B0) berbentuk kuadratik negatif dan kehijauan daun minimum

pemberian BAP 150 ppm (B3) menunjukkan hubungan yang berbentuk linier negatif yakni peningkatan kehijauan daun pada berbagai umur bahan tanaman tidak sebanding dengan pemberian BAP hingga 150 ppm.

Hubungan kehijauan daun bibit bud chips tebu 10 MSPT dengan

pemberian BAP pada berbagai umur bahan tanaman dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan kehijauan daun bibit bud chips tebu 10 MSPT dengan pemberian BAP pada berbagai umur bahan tanaman

Gambar 4 menunjukkan hubungan kehijauan daun bibit tebu dengan pemberian BAP pada berbagai umur bahan tanaman. Pada umur bahan tanaman

U2 (7 bulan) dan U3 (8 bulan) berbentuk kuadratik positif. Pada perlakuan U2 (7 bulan) tinggi kehijauan daun maksimum 6,69 diperoleh dengan pemberian

BAP 42,14 ppm dan pada umur bahan tanaman U3 (8 bulan) tinggi kehijauan daun maksimum terdapat pada 7,36 diperoleh dengan pemberian BAP 40,5 ppm. Sedangkan pada umur bahan tanaman U1 (6 bulan) berbentuk kuadratik negatif

dengan tinggi kehijauan daun 5,65 diperoleh dengan pemberian BAP 138,125 ppm dan pada umur bahan tanaman U4 (9 bulan) berbentuk linier negatif yakni peningkatan kehijauan daun pada berbagai umur bahan tanaman tidak sebanding dengan pemberian BAP hingga 150 ppm.

Kadar Air Daun (%)

Data pengamatan kadar air daun (%) daun bibit tebu 10 MSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 36 dan 37 yang menunjukkan perlakuan berbagai umur bahan tanaman, pemberian BAP serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air daun.

Kadar air daun 10 MSPT bibit tebu pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Kadar air daun bibit bud chips tebu 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP

BAP (ppm) Umur Bahan Tanaman (bulan) Rataan

U1 (6) U2 (7) U3 (8) U4 (9) 10 MSPT B0 (kontrol) 52,98 51,25 53,55 50,28 52,01 B1 (50) 49,65 49,17 55,23 58,05 53,02 B2 (100) 50,21 39,01 46,31 46,40 45,48 B3 (150) 53,31 50,66 54,52 51,36 52,46 Rataan 51,54 47,52 52,40 51,52

Tabel 8 menunjukkan kadar air daun terbesar diperoleh pada umur bahan tanaman 8 bulan (U3) yang berbeda tidak nyata dengan umur bahan tanaman lainnya.

Kadar air daun terbesar diperoleh pada pemberian BAP 50 ppm (B1) yang berbeda tidak nyata dengan BAP lainnya (Tabel 8).

Laju Pertumbuhan Relatif (g/g/hari)

Data pengamatan laju pertumbuhan relatif bibit tebu 2 – 10 MSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 39 – 51 yang menunjukkan perlakuan berbagai umur bahan tanaman, pemberian BAP, dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada semua umur tanaman.

Laju pertumbuhan relatif (g/g/hari) bibit tebu 2 – 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dan pemberian BAP dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Laju pertumbuhan relatif bibit bud chips tebu 2 – 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP

BAP (ppm) Umur Bahan Tanaman (bulan) Rataan

U1 (6) U2 (7) U3 (8) U4 (9) 2-4 MSPT B0 (kontrol) 0,09 0,17 0,17 0,13 0,14 B1 (50) 0,20 0,28 0,21 0,12 0,20 B2 (100) 0,21 0,13 0,17 0,15 0,17 B3 (150) 0,13 0,23 0,22 0,12 0,18 Rataan 0,16 0,20 0,19 0,13 4-6 MSPT B0 (kontrol) 0,09 0,03 0,06 0,05 0,06 B1 (50) 0,10 0,06 0,05 0,05 0,06 B2 (100) 0,11 0,06 0,09 0,15 0,10 B3 (150) 0,14 0,11 0,07 0,15 0,12 Rataan 0,11 0,06 0,07 0,10 6-8 MSPT B0 (kontrol) 0,09 0,11 0,13 0,10 0,11 B1 (50) 0,10 0,06 0,23 0,09 0,12 B2 (100) 0,21 0,13 0,08 0,13 0,14 B3 (150) 0,11 0,08 0,12 0,14 0,11 Rataan 0,13 0,10 0,14 0,11 8-10 MSPT B0 (kontrol) 0,30 0,44 0,35 0,35 0,36 B1 (50) 0,47 0,44 0,35 0,30 0,39 B2 (100) 0,21 0,53 0,35 0,38 0,37 B3 (150) 0,53 0,40 0,39 0,19 0,38 Rataan 0,38 0,45 0,36 0,31

Tabel 9 menunjukkan pada 2 – 4 MSPT dan 8 – 10 MSPT laju pertumbuhan relatif tanaman meningkat bila pemberian BAP dinaikkan dari 0 hingga 50 ppm dan pada pemberian 100 ppm hingga 150 ppm laju pertumbuhan relatif tanaman lebih lambat dari pemberian BAP 50 ppm. Pada 4 – 6 MSPT peningkatan pemberian BAP hingga 150 ppm laju pertumbuhan relatif meningkat. Sedangkan pada 6 – 8 MSPT laju pertumbuhan relatif tanaman meningkat bila pemberian BAP dinaikkan hingga 100 ppm dan pada pemberian BAP 150 ppm laju pertumbuhan relatif tanaman menurun.

Laju Asimilasi Bersih (g/cm2/hari)

Data pengamatan laju asimilasi bersih bibit tebu 2 – 10 MSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 52 – 63 yang menunjukkan perlakuan berbagai umur bahan tanaman, pemberian BAP, dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada semua umur tanaman.

Laju asimilasi bersih (g/cm2/hari) bibit tebu 2 – 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dan pemberian BAP dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 menunjukkan pada 2 – 4 MSPT laju asimilasi bersih tanaman meningkat pemberian BAP 100 ppm. Pada 4 – 6 MSPT peningkatan pemberian BAP hingga 100 ppm laju asimilasi bersih cenderung meningkat dan menurun pada 150 ppm. Sedangkan pada 6 – 8 MSPT laju asimilasi bersih tanaman cenderung menurun hingga pada pemberian BAP 150 ppm. Pada 8 – 10 MSPT laju asimilasi bersih tanaman meningkat pada pemberian BAP dari 100 ppm hingga 150 ppm.

Tabel 10. Laju asimilasi bersih bibit bud chips tebu 2 – 10 MSPT pada berbagai umur bahan tanaman dengan pemberian BAP

BAP (ppm) Umur Bahan Tanaman (bulan) Rataan

U1 U2 U3 U4 2-4 MSPT B0 0,00001 0,00002 0,00001 0,00001 0,00001 B1 0,00001 0,00001 0,00001 0,00001 0,00001 B2 0,00002 0,00001 0,00002 0,00002 0,00002 B3 0,00002 0,00002 0,00001 0,00002 0,00002 Rataan 0,00002 0,00002 0,00001 0,00002 0,00002 4-6 MSPT B0 0,00005 0,00006 0,00007 0,00004 0,00005 B1 0,00005 0,00004 0,00009 0,00005 0,00006 B2 0,00009 0,00008 0,00003 0,00006 0,00007 B3 0,00004 0,00004 0,00005 0,00006 0,00005 Rataan 0,00006 0,00006 0,00006 0,00005 0,00006 6-8 MSPT B0 0,00027 0,00031 0,00018 0,00010 0,00022 B1 0,00036 0,00025 0,00013 0,00007 0,00020 B2 0,00017 0,00028 0,00007 0,00014 0,00017 B3 0,00015 0,00027 0,00014 0,00002 0,00014 Rataan 0,00024 0,00028 0,00013 0,00008 0,00018 8-10 MSPT B0 0,00081 0,00077 0,00082 0,00078 0,00079 B1 0,00052 0,00062 0,00078 0,00093 0,00072 B2 0,00087 0,00079 0,00064 0,00071 0,00075 B3 0,00071 0,00094 0,00085 0,00082 0,00083 Rataan 0,00073 0,00078 0,00077 0,00081 0,00077 Pembahasan

Persentase perkecambahan tertinggi adalah pada kombinasi umur tanaman 6 bulan dengan pemberian BAP 100 ppm (B2U1) (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bud chips membutuhkan pemberian BAP hingga 100 ppm untuk meningkatkan

perkecambahan, hal ini dapat dikaitkan dengan penjelasan dari Lizawati et al. (2009) yaitu sitokinin dapat merangsang pembelahan sel melalui

peningkatan laju sintesis protein, beberapa diantara protein ini dapat berperan sebagai enzim yang dibutuhkan untuk terjadinya mitosis.

Jumlah daun terbanyak pada 10 MSPT jumlah daun yang tertinggi terdapat pada kombinasi umur tanaman 7 bulan dengan pemberian BAP 100 ppm (B2U2) (Tabel 3). Hal ini diduga pada pemberian BAP 100 ppm mampu meningkatkan jumlah daun. Puspitasari (2008) menjelaskan bahwa zat pengatur tumbuh BAP dapat memacu terjadinya proses fotosintesis karena pengaruhnya dalam memacu peningkatan produksi klorofil. Dengan peningkatan produksi klorofil pada tanaman mengakibatkan proses fotosintesis juga meningkat sehingga akan terbentuk senyawa organik seperti karbohidrat untuk proses pembentukan daun.

Peningkatan pemberian BAP 100 ppm menjadi 150 ppm dapat meningkatkan tinggi bibit pada 6 – 10 MSPT tetapi menghasilkan pertumbuhan tanaman yang berbeda tidak nyata (Tabel 2). Lizawati et al. (2009) menjelaskan bahwa sitokinin menghambat dormansi apikal dan merangsang poliferasi tunas ketiak dan munculnya tunas baru, dengan penghambatan dormansi apikal maka pertumbuhan tanaman mengarah kepada pertumbuhan lateral sehingga akan mengurangi pertumbuhan tinggi tanaman.

Pemberian BAP 50 ppm (B1) pada umur bahan tanaman 8 bulan (U3) menghasilkan volume akar yang tertinggi dibanding dengan pemberian BAP 100 ppm dan 150 ppm (Tabel 4). Hal ini diduga pemberian BAP dengan konsentrasi tinggi dapat menghambat perkembangan akar. Gardner et al. (1991) menjelaskan bahwa sitokinin sangat menghambat pembentukan awal perakaran. Sehingga volume akar pada pemberian konsentrasi sitokinin BAP tidak berpengaruh nyata.

Kehijauan daun tertinggi pada kombinasi umur tanaman 7 bulan (U1) dengan pemberian BAP 100 ppm (B2) (Tabel 7). Kombinasi umur bahan tanaman dengan pemberian BAP berbeda nyata terhadap kehijauan daun tanaman. Hal ini menunjukkan BAP dapat mencegah timbulnya daun yang menguning pada waktu daun menua. Bandriyati et al. (2003) menjelaskan bahwa tetapi penambahan BAP mampu meningkatkan jumlah tunas dan jumlah daun serta warna tunas yang semakin hijau.

Rasio tajuk akar tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit bud chips tebu. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian BAP pada bibit bud chips kurang mampu dalam pembentukan akar. Gardner et al. (1991) menjelaskan bahwa sitokinin sangat menghambat pembentukan awal perakaran sehingga rasio tajuk akar pada pemberian konsentrasi sitokinin BAP tidak berpengaruh nyata.

Dokumen terkait