• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN A Hasil

Dalam dokumen Laporan Budidaya Tanaman Lahan Marginal (Halaman 62-68)

PEMBERIAN ARANG PADA TANAH PASIR PANTA

B. Prosedur Kerja 1 Alat dan bahan disiapkan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A Hasil

(Terampir)

B. Pembahasan

Arang adalah sisa abu-abu gelap yang terdiri dari karbon, dan setiap sisa abu, yang diperoleh dengan menghapus air dan konstituen yang mudah menguap lainya dari hewan dan vegetasi zat. Arang ini biasanya dihasilkan oleh lambat pirolisis, pemanasan kayu atau bagian lainnya tanpa adanya oksigen. Biasanya bentuk tidak murni dari karbon karena mengandung abu, namun gula arang adalah salah satu bentuk paling murni dari karbon tersedia, terutama jika tidak dibuat dengan pemanasan tetapi dengan reaksi dehidrasi dengan asam sulfat untuk meminimalkan memperkenalkan kotoran baru, kotoran dapat dihilangkan dari gula di muka. Lunak yang dihasilkan, rapuh, ringan, hitam, bahan berpori menyerupaibatu bara.

Arang kayu adalah residu yang terjadi dari hasil penguraian atau pemecahan kayu karena panas yang sebagian besar komponen kimianya adalah karbon. Peristiwa ini dilakukan dengan jalan memanasi langsung atau tidak langsung terhadap kayu di dalam timbunan, kiln, retort, oven dengan atau tanpa udara terbatas. Arang merupakan bahan padat yang berpori dari hasil pembakaran bahan yang mengandung unsur C dan sebagian besar pori-porinya masih tertutup dengan hidrokarbon, ter dan senyawa organik lain serta komponennya terdiri atas karbon terikat, abu, air, hidrogen dan sulfur.

Arang kayu berfungsi untuk menyerap air dari udara lembab, kemudian melepaskannya pada kondisi yang kering. Sehingga membuatnya berfungsi pengatur kelembaban yang baik. Selain itu, arang juga mempunyai manfaat menyerap bau ruangan yang tidak sedap dan zat-zat merugikan. Arang menghasilkan ion-ion negatif yang membuat orang lebih santai. Infra merah yang keluar dari pembakaran arang memberikan efek bagi kelancaran peredaran darah.

Sekam adalah bagian terluar dari butir padi yang merupakan hasil samping saat proses penggilingan padi. Sekitar 20% dari bobot padi adalah sekam dan kurang dari 15% dari komposisi sekam adalah abu sekam yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar. Arang sekam digunakan sebagai bahan pengisi biofilter karena dapat meningkatkan porositas. Penambahan arang sekam dalam suatu bahan dapat menurunkan bobot isi bahan, peningkatan ruang pori total, ruang pori drainase cepat, serta penurunan ruang pori drainase lambat. Di Indonesia, jumlah sekam dapat mencapai 13,2 juta ton per tahun (Djatmiko, 1995).

Arang sekam memiliki kerapatan jenis (bulk density) 125 kg/m3, dengan nilai kalori 3.300-3600 kal/g sekam (Hasril, 2011). Menurut Gusmailina (2004), media sekam mengandung unsur silika yang tinggi dan juga peningkatan P. Peningkatan kandungan P tersedia diduga karena silikat mampu meningkatkan ketersediaan P dengan cara menggantikan ion P yang terikat pada komponen tanah dengan ion Si, sehingga P menjadi lebih tersedia. Selain itu, pemberian silika dapat meningkatkan kadar P di dalam tanah menjadi bentuk yang lebih tersedia bagi tanaman.

Fungsi dari penggunaan arang sekam adalah:

2. Membuat media tanam menjadi kompak (tetap utuh/menyatu meskipun media dikeluarkan dari polibag)

3. Menetralkankan pH tanah (kadar keasaman tanah),

4. Menggemburkan tanah, sehingga melancarkan sirkulasi udara dan air dalam tanah, 5. Menyerap racun dan mengisolasi penyakit (mensterilkan media),

6. Menyimpan air dan akan melepas kembali pada saat tanah kering,

7. Arang mempunyai pori yang efektif untuk mengikat dan menyimpan unsur hara dalam tanah untuk disajikan kepada bibit, kapanpun diperlukan,

8. Hara tidak mudah tercuci , sehingga kapanpun akan selalu ada, dalam kondisi ibarat makanan siap saji bagi tanaman.

Proses pembuatan arang kayu yaitu:

1. Susun kayu yang kering menyerupai piramida (masing-masing kayu posisinya berdiri) sehingga pangasapan/ karbonasi bisa merata dan memudahkan perambatan panas. Kayu bakar sebaiknya yang benar-benar kering, sehingga menghasilkan arang yang berkualitas (proses karbonisasi sempurna hingga ke bagian dalam kayu). 2. Bungkus/ tutupi tumpukan kayu bakar tadi dengan jerami atau sampah yang telah kering hingga menutupi seluruh tumpukan kayu. Akan lebih bagus lagi bisa di tambah dengan oli bekas untuk mempercepat perambatan panas.

3. Tutup/ timbun dengan pasir atau tanah tumpukan kayu yang telah dibungkus jerami atau sampah kering tadi. Sisakan bagian atas dan bagian bawah jangan sampai tertutup rapat. Tanah atau pasir yang digunakan sebaiknya yang lembab dengan cara disemprot air terlebih dahulu.

4. Bakar jerami atau sampah pembungkus kayu bakar tadi, mulai dari atas (yang tidak tertutup). Tunggu sampai api sudah mencapai bagian tangah sampah yang membungkus kayu tadi.

5. Tutupi/ timbun dengan pasir bagian atas tumpukan kayu tadi yang tidak tertutup pasir sedikit-demi sedikit hingga nyala api mati dan asap tetap mengepul.

6. Buatlah lobang di bagian bawah dari tumpukan pasir tadi sebanyak sekitar 5 lobang berkeliling.

7. Tutupi dengan pasir hingga tertutup semua agak tebal, jika api/asap padam, kurangi tutup yang diatas, tambahi sampah kering atau jerami lagi, bakar lagi dan tutupi sedikit demi sedikit. Tunggu antar 2 hingga 3 hari sambil dikontrol apakah asapnya masih terus mengepul. Setelah 3 hari biasanya sudah bisa dibongkar.

Proses pembakaran arang sekam yaitu:

1. Siapkan sekam padi, serabut kelapa atau kertas koran, sapu lidi, korek api dan sedikit minyak tanah.

2. Berdirikan cerobong yang ditanah yang rata dan beri penyaga di sekitar cerobong agar bisa berdiri dengan tegak dan kuat.

3. Masukan serabut kelapa atau koran pada lubang cerobong.

4. Tuangkan sekam padi yang sudah disediakan di sekeliling cerobong, sehingga membentuk seperti gunung berapi.

5. Bakar serabut kelapa atau kertas Koran tadi jika sulit bisa ditambah sedikit minyak agar mudah terbakar.

6. Api didalam cerobong akan menjalar melalui lubang-lubang yang dibuat tadi dan menjalar membakar sekam.

7. Jika bagian atas sudah menghitam atau gosong aduk dari atas kebawah agar bisa hangus merata.

8. Proses pembakaran ini bertujuan agar sekam padi menghitam menjadi arang bukan menjadi abu, maka proses pembakaran harus selalu dipantau.

9. Jika sudah menghitam rata atau sudah menjadi air, matikan bara api dengan cara menyiram dengan air. Ingat pastikan bara api benar-bemar sudah padam.

Arang sekam memiliki kerapatan jenis (bulk density) 125 kg/m3, dengan nilai kalori 3.300-3600 kal/g sekam. Menurut Gusmini (2009), media sekam mengandung unsur silika yang tinggi dan juga peningkatan P. Peningkatan kandungan P tersedia diduga karena silikat mampu meningkatkan ketersediaan P dengan cara menggantikan ion P yang terikat pada komponen tanah dengan ion Si, sehingga P menjadi lebih tersedia. Selain itu, pemberian silika dapat meningkatkan kadar P di dalam tanah menjadi bentuk yang lebih tersedia bagi tanaman. Oleh karenanya perlakuan dengan penambahan arang dapat menambah asupan hara dan meningkatkan ketersediaan P dalam tanah pasir.

Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Ini didasarkan atas kenyataan bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (Guritno, 1995).

Pada perhitungan ANOVA yang dilakukan pada data tabulasi acara 4 pada variabel tinggi tanaman didapatkan F hitung sebesar 0.455, dimana kesimpulannya adalah Pemberian arang tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kangkung di pasir pantai. Sedangkan pada variabel bobot basah diperoleh kesimpulan adalah Pemberian arang berbeda nyata terhadap bobot basah kangkung di pasir pantai. Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pemberian arang pada tanah pasir pantai tidak berpengaruh pada variabel pengamatan.

Berdasarkan hasil penelitian, pemberian tunggal arang memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman. Menurut Giller (2001) pemberian arang pada tanah tidak hanya meningkatkan populasi mikroba dan aktivitasnya di dalam tanah tetapi juga meningkatkan penyediaan unsur hara dan modifikasi habitat. Selain itu juga morfologi arang yang mempunyai pori sangat efektif untuk mengikat dan menyimpan hara. Hara tersebut dilepaskan secara perlahan sesuai dengan konsumsi dan kebutuhan tanaman, karena hara tersebut tidak mudah tercuci, lahan akan selalu berada dalam kondisi siap pakai (Gusmailina, 2006).

Pemberian arang dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi mudah diolah, selain itu dapat meningkatkan daya menahan air, sehingga kamampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak. Kelengasan air tanah lebih terjaga. Permeabilitas tanah menjadi lebih baik. Menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut (lempungan) (Suharti, 2007).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen Laporan Budidaya Tanaman Lahan Marginal (Halaman 62-68)

Dokumen terkait