• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Nilai pH Tanah

Hasil analisis ragam (Lampiran 9) menunjukkan bahwa aplikasi pupuk hayati Agrimeth, kotoran ayam dan interaksi antara pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap pH tanah Ultisol Tambunan pada akhir masa vegetatif tanaman. Selanjutnya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Nilai pH Tanah Ultisol Tambunan Akibat Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam serta Interaksinya

Agrimeth Kotoran Ayam

K0 K1 K2 Rataan

A0 4,28 4,45 4,47 4,40

A1 4,28 4,33 4,66 4,42

A2 4,41 4,45 4,46 4,44

Rataan 4,32 4,41 4,53

Pada Tabel 2, terlihat bahwa pemberian pupuk hayati Agrimeth tidak memberikan respon yang nyata terhadap rataan pH tanah Ultisol, namun penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A1 dengan dosis 0,7 g/polybag dapat meningkatkan pH tanah Ultisol dengan kenaikan sebesar 0,45%. Penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A2 dengan dosis 1,4 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada pH tanah Ultisol dengan kenaikan sebesar 0,91%.

Pemberian kotoran ayam tidak memberikan respon yang nyata terhadap rataan pH tanah Ultisol, namun penambahan kotoran ayam pada K1 dengan dosis 18,75 g/polybag meningkatkan pH tanah secara nyata dengan kenaikan sebesar 2,08%. Penambahan kotoran ayam pada K2 dengan dosis 37,5 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada pH tanah secara nyata sebesar 4,86%.

Interaksi pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam ternyata menghasilkan pH tanah Ultisol terbaik pada perlakuan A1K2 yaitu 4,66 dengan kenaikan sebesar 8,88% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam.

Pertumbuhan Tanaman Tinggi Tanaman

Hasil analisis ragam (Lampiran 11) menunjukkan bahwa aplikasi kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman jagung. Sedangkan aplikasi pupuk hayati Agrimeth, interaksi antara pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung pada akhir masa vegetatif. Selanjutnya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Nilai Rataan Tinggi Tanaman Jagung Manis Akibat Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam serta Interaksinya.

Agrimeth Kotoran Ayam

Rataan 126,77b 171,59a 184,06a

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α 5% menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

Pada Tabel 3, terlihat bahwa rataan tinggi tanaman jagung tanpa pemberian kotoran ayam adalah 126,77 cm, namun penambahan kotoran ayam pada K1 dengan dosis 18,75 g/polybag dapat meningkatkantinggi tanaman jagung secara nyata dengan kenaikan sebesar 35,35%. Penambahan kotoran ayam pada K2 dengan dosis 37,5 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada tinggi tanaman jagung secara nyata sebesar 45,19%.

Pemberian pupuk hayati Agrimeth tidak memberikan respon yang nyata terhadap rataan tinggi tanaman jagung, namun penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A1 dengan dosis 0,7 g/polybag dapat meningkatkan tinggi tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 9,37%. Penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A2 dengan dosis 1,4 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada tinggi tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 6,59 %.

Interaksi pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam ternyata menghasilkan tinggi tanaman jagung terbaik pada perlakuan A1K2 yaitu 191,03 cm dengan kenaikan sebesar 56,80% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam.

Diameter Tanaman

Hasil analisis ragam (Lampiran 13) menunjukkan bahwa aplikasi kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap diameter tanaman jagung. Sedangkan aplikasi pupuk hayati Agrimeth, interaksi antara pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap diameter tanaman jagung pada akhir masa vegetatif. Adapun data diameter tanaman akibat aplikasi pupuk hayati Agrimeth, kotoran ayam dan interaksinya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Nilai Rataan Diameter Tanaman Jagung Akibat Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam serta Interaksinya.

Agrimeth Kotoran Ayam

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α 5% menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

Pada Tabel 4, terlihat bahwa rataan diameter tanaman jagung tanpa pemberian kotoran ayam adalah 8,59 mm, namun penambahan kotoran ayam pada K1 dengan dosis 18,75 g/polybag dapat meningkatkan diameter tanaman jagung secara nyata dengan kenaikan sebesar 41,33%. Penambahan kotoran ayam pada K2 dengan dosis 37,5 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada diameter tanaman jagung secara nyata sebesar 55,99%.

Pemberian pupuk hayati Agrimeth tidak memberikan respon yang nyata terhadap rataan diameter tanaman jagung, namun penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A1 dengan dosis 0,7 g/polybag dapat meningkatkan diameter tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 7,28%. Penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A2 dengan dosis 1,4 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada diameter tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 3,37%.

Interaksi pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam ternyata menghasilkan diameter tanaman jagung terbaik pada perlakuan A1K2 yaitu 13,85 mm dengan kenaikan sebesar 66,27% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam.

Bobot Basah Tajuk

Hasil analisis ragam (Lampiran 15) menunjukkan bahwa aplikasi kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap bobot basah tajuk tanaman jagung. Sedangkan aplikasi pupuk hayati Agrimeth, interaksi antara pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot basah tajuk tanaman jagung pada akhir masa vegetatif pertumbuhan tanaman. Adapun data bobot basah tajuk akibat aplikasi pupuk hayati Agrimeth, kotoran ayam dan interaksinya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 5. Nilai Rataan Bobot Basah Tajuk Tanaman Jagung Akibat Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam serta Interaksinya.

Agrimeth Kotoran Ayam

Rataan 116,16b 262,07ab 329,44a

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α 5% menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

Pada Tabel 5, terlihat bahwa rataan bobot basah tajuk tanaman jagung tanpa pemberian kotoran ayam adalah 116,16 g, namun penambahan kotoran ayam pada K1 dengan dosis 18,75 g/polybag dapat meningkatkan bobot basah tajuk tanaman jagung secara nyata dengan kenaikan sebesar 125,61%.

Penambahan kotoran ayam pada K2 dengan dosis 37,5 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada bobot basah tajuk tanaman jagung secara nyata sebesar 183,61%.

Pemberian pupuk hayati Agrimeth tidak memberikan respon yang nyata terhadap rataan bobot basah tajuk tanaman jagung, namun penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A1 dengan dosis 0,7 g/polybag dapat meningkatkan bobot basah tajuk tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 38,16%. Penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A2 dengan dosis 1,4 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada bobot basah tajuk tanaman jagung dengan kenaikan 23,71%.

Interaksi pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam ternyata menghasilkan bobot basah tajuk tanaman jagung terbaik pada perlakuan A1K2

yaitu 376,34 g dengan kenaikan sebesar 306,11% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam.

Bobot Basah Akar

Hasil analisis ragam (Lampiran 17) menunjukkan aplikasi kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap bobot basah akar tanaman jagung. Sedangkan aplikasi pupuk hayati Agrimeth, interaksi antara pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot basah akar tanaman jagung pada akhir masa vegetatif. Selanjutnya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 6. Nilai Rataan Bobot Basah Akar Tanaman Jagung Akibat Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam serta Interaksinya.

Agrimeth Kotoran Ayam

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α 5% menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

Pada Tabel 6, terlihat bahwa rataan bobot basah akar tanaman jagung tanpa pemberian kotoran ayam adalah 26,21 g, namun penambahan kotoran ayam pada K1 dengan dosis 18,75 g/polybag dapat meningkatkan bobot basah akar tanaman jagung secara nyata dengan kenaikan 99,69%. Penambahan kotoran ayam pada K2 dengan dosis 37,5 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada bobot basah akar tanaman jagung secara nyata sebesar 138,99%.

Pemberian pupuk hayati Agrimeth tidak memberikan respon yang nyata terhadap rataan bobot basah akar tanaman jagung, namun penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A1 dengan dosis 0,7 g/polybag dapat meningkatkan bobot basah akar tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 43,31%. Penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A2 dengan dosis 1,4 g/polybag menunjukkan adanya

peningkatan pada bobot basah akar tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 29,32%.

Interaksi pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam ternyata menghasilkan bobot basah akar tanaman jagung terbaik pada perlakuan A1K2 yaitu 69,17 g dengan kenaikan sebesar 264,82% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam.

Bobot Kering Tajuk

Hasil analisis ragam (Lampiran 19) menunjukkan bahwa aplikasi kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman jagung. Sedangkan aplikasi pupuk hayati Agrimeth, interaksi antara pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman jagung akhir vegetatif. Selanjutnya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 7. Nilai Rataan Bobot Kering Tajuk Tanaman Jagung Akibat Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam serta Interaksinya.

Agrimeth Kotoran Ayam

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α 5% menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

Pada Tabel 7, terlihat bahwa rataan bobot kering tajuk tanaman tanaman jagung tanpa pemberian kotoran ayam adalah 23,62 g, namun penambahan kotoran ayam pada K1 dengan dosis 18,75 g/polybag dapat meningkatkan bobot kering tajuk tanaman jagung secara nyata dengan kenaikan sebesar 201,52%.

Penambahan kotoran ayam pada K2 dengan dosis 37,5 g/polybag menunjukkan

adanya peningkatan pada bobot kering tajuk tanaman jagung secara nyata sebesar 312,53%.

Pemberian pupuk hayati Agrimeth tidak memberikan respon yang nyata terhadap rataan bobot kering tajuk tanaman jagung, namun penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A1 dengan dosis 0,7 g/polybag dapat meningkatkan bobot kering tajuk tanaman jagung dengan kenaikan 75,87%. Penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A2 dengan dosis 1,4 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada bobot kering tajuk tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 54,07%.

Interaksi pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam ternyata menghasilkan bobot kering tajuk tanaman jagung terbaik pada perlakuan A1K2 yaitu 122,47 g dengan kenaikan sebesar 562,72% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam.

Bobot Kering Akar

Hasil analisis ragam (Lampiran 21) menunjukkan bahwa aplikasi kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar tanaman jagung. Sedangkan aplikasi pupuk hayati Agrimeth, interaksi antara pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar tanaman jagung pada akhir masa vegetatif. Selanjutnya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 8. Nilai Rataan Bobot Kering Akar Tanaman Jagung Akibat Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam serta Interaksinya.

Agrimeth Kotoran Ayam

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α 5% menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

Pada Tabel 8, terlihat bahwa rataan bobot kering akar tanaman jagung tanpa pemberian kotoran ayam adalah 3,77 g, namun penambahan kotoran ayam pada K1 dengan dosis 18,75 g/polybag dapat meningkatkan bobot kering akar tanaman jagung secara nyata dengan kenaikan 126,52%. Penambahan kotoran ayam pada K2 dengan dosis 37,5 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada bobot kering akar tanaman jagung secara nyata sebesar 198,14%.

Pemberian pupuk hayati Agrimeth tidak memberikan respon yang nyata terhadap rataan bobot kering akar tanaman jagung, namun penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A1 dengan dosis 0,7 g/polybag dapat meningkatkan bobot kering akar tanaman jagung dengan kenaikan 42,41%. Penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A2 dengan dosis 1,4 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada bobot kering akar tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 41,92%.

Interaksi pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam ternyata menghasilkan bobot kering akar tanaman jagung terbaik pada perlakuan A1K2

yaitu 11,67 g dengan kenaikan sebesar 501,55% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam.

Serapan N Tajuk

Hasil analisis ragam (Lampiran 23) menunjukkan bahwa aplikasi kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap serapan N tajuk tanaman jagung. Sedangkan aplikasi pupuk hayati Agrimeth, interaksi antara pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap serapan N tajuk tanaman jagung pada akhir masa vegetatif. Adapun data serapan N tajuk akibat aplikasi pupuk hayati Agrimeth, kotoran ayam dan interaksinya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 9. Nilai Rataan Serapan N Tajuk Tanaman Jagung Akibat Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam serta Interaksinya.

Agrimeth Kotoran Ayam

Rataan 408,91a 1134,31a 1276,66a

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α 5% menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

Pada Tabel 9, terlihat bahwa rataan serapan N tajuk tanaman jagung tanpa pemberian kotoran ayam adalah 408,91 mg N/tan, namun penambahan kotoran ayam pada K1 dengan dosis 18,75 g/polybag dapat meningkatkan serapan N tajuk tanaman jagung secara nyata dengan kenaikan sebesar 177,40%. Penambahan kotoran ayam pada K2 dengan dosis 37,5 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada serapan N tajuk tanaman jagung secara nyata sebesar 212,21%.

Pemberian pupuk hayati Agrimeth tidak memberikan respon yang nyata terhadap rataan serapan N tajuk tanaman jagung, namun penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A1 dengan dosis 0,7 g/polybag dapat meningkatkan serapan N tajuk tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 73,60%. Penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A2 dengan dosis 1,4 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada serapan N tajuk tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 60,48%.

Interaksi pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam ternyata menghasilkan serapan N tajuk tanaman jagung terbaik pada perlakuan A1K2 yaitu 1522,55 mg N/tan dengan kenaikan sebesar 523,79% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam.

Serapan P Tajuk

Hasil analisis ragam (Lampiran 25) menunjukkan bahwa aplikasi kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap serapan P tajuk tanaman jagung. Sedangkan aplikasi pupuk hayati Agrimeth, interaksi antara pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap serapan P tajuk tanaman jagung pada akhir masa vegetatif. Selanjutnya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 10. Nilai Rata-Rata Serapan P Tajuk Tanaman Jagung Akibat Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam serta Interaksinya.

Agrimeth Kotoran Ayam

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α 5% menurut uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

Pada Tabel 10, terlihat bahwa rataan serapan P tajuk tanaman jagung tanpa pemberian kotoran ayam adalah 64,27 mg P/tan, namun penambahan kotoran ayam pada K1 dengan dosis 18,75 g/polybag dapat meningkatkan serapan P tajuk tanaman jagung secara nyata dengan kenaikan sebesar 188,11%. Penambahan kotoran ayam pada K2 dengan dosis 37,5 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada serapan P tajuk tanaman jagung secara nyata sebesar 302,15%.

Pemberian pupuk hayati Agrimeth tidak memberikan respon yang nyata terhadap rataan serapan P tajuk tanaman jagung, namun penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A1 dengan dosis 0,7 g/polybag dapat meningkatkan serapan P tajuk tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 65,06%. Penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A2 dengan dosis 1,4 g/polybag menunjukkan adanya

peningkatan pada serapan P tajuk tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 64,02%.

Interaksi pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam ternyata menghasilkan serapan P tajuk tanaman jagung terbaik pada perlakuan A2K2 yaitu 308,47 mg P/tan dengan kenaikan sebesar 601,07% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam.

Serapan K Tajuk

Hasil analisis ragam (Lampiran 27) menunjukkan bahwa aplikasi pupuk hayati Agrimeth, kotoran ayam dan interaksi antara pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam tidak berpengaruh nyata terhadap serapan K tajuk tanaman jagung pada tanah Ultisol. Selanjutnya disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 11. Nilai Rata-Rata Serapan K Tajuk Tanaman Jagung Akibat Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam serta Interaksinya.

Agrimeth Kotoran Ayam memberikan respon yang nyata terhadap rataan serapan K tajuk tanaman jagung, namun penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A1 dengan dosis 0,7 g/polybag dapat meningkatkan serapan K tajuk tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 91,18%. Penambahan pupuk hayati Agrimeth pada A2 dengan dosis 1,4 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada serapan K tajuk tanaman jagung dengan kenaikan sebesar 56,65%.

Pemberian kotoran ayam tidak memberikan respon yang nyata terhadap rataan serapan K tajuk tanaman jagung, namun penambahan kotoran ayam pada K1 dengan dosis 18,75 g/polybag dapat meningkatkan serapan K tajuk tanaman jagung secara nyata dengan kenaikan sebesar 179,31%. Penambahan kotoran ayam pada K2 dengan dosis 37,5 g/polybag menunjukkan adanya peningkatan pada serapan K tajuk tanaman jagung secara nyata sebesar 318,17%.

Interaksi pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam ternyata menghasilkan serapan K tajuk tanaman jagung terbaik pada perlakuan A1K2 yaitu 2904,03 mg K/tan dengan kenaikan sebesar 690,79% jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Penelitian Kajian Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays Sacchrata L.) Pada Tanah Ultisol Tambunan Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α 5% menurut

uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

Pada Tabel 12, menunjukkan bahwa kotoran ayam meningkatkan tinggi tanaman, diameter tanaman, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, serapan N dan P tajuk tanaman secara nyata namun tidak untuk pH tanah dan serapan K tajuk tanaman, kotoran ayam tidak menunjukkan peningkatan yang nyata. Pupuk hayati Agrimeth dan interaksi antara pupuk hayati Agrimeth dan kotoran ayam tidak menunjukkan peningkatan yang nyata terhadap pH tanah, tinggi tanaman, diameter tanaman, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, serapan N, P dan K tajuk.

Pada perlakuan dengan dosis A1 pada setiap parameter cenderung menunjukkan hasil terbaik jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya kecuali pada serapan P dan nilai pH tanah, perlakuan dengan dosis A2 menunjukkan hasil yang terbaik. Pada perlakuan dengan dosis K2 pada setiap parameter menunjukkan hasil yang terbaik jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Interaksi perlakuan dengan dosis A1K2 pada setiap parameter menunjukkan hasil terbaik jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya kecuali pada serapan P tajuk, perlakuan dengan dosis A2K2 menunjukkan hasil yang terbaik

Pembahasan

Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays Sacchrata L.) Akibat Pemberian Pupuk Hayati Agrimeth Pada Tanah Ultisol Tambunan

Secara umum, peningkatan pertumbuhan tanaman dengan pemberian pupuk hayati dapat terjadi melalui satu atau lebih mekanisme yang terkait dengan karakter fungsional dan kepadatan populasi mikroba saat diaplikasikan serta kecocokan tanaman inang dan kondisi lingkungan rizosfir. Karakter fungsional utama mikroba yang banyak dipilih untuk pupuk hayati antara lain kemampuan mikroba menambat N2 dari udara, melarutkan hara P yang terikat di dalam tanah, memacu pertumbuhan tanaman dengan menghasilkan zat pengatur tumbuh, dan bahkan yang berfungsi sebagai pengendali patogen tular-tanah (Cattelan et al., 1999; Tenuta, 2006). Berdasarkan hasil penelitian dua taraf dosis pupuk hayati Agrimeth tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH tanah Ultisol tambunan, tinggi tanaman, diameter tanaman, bobot basah tajuk, bobot basah akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar, serapan N tajuk, serapan P tajuk dan serapan K tajuk tanaman.

Akar tanaman menyediakan lingkungan yang sesuai dengan fisiologis mikrobiologi tertentu. Sumber energi yang melimpah di lingkungan rizosfir dari senyawa yang dikeluarkan akar tanaman (eksudat akar) merupakan habitat bagi berbagai jenis mikroba untuk berkembang dan sekaligus sebagai tempat persaingan antar mikroba (Sorensen, 1997). Setiap tanaman mengeluarkan jenis eksudat dengan komposisi yang berbeda-beda sehingga eksudat akar ini berperan sebagai penyeleksi mikroba. Pengaruh eksudat ini bisa meningkatkan atau sebaliknya menghambat perkembangan mikroba tertentu (Grayston et al., 1998),

sehingga penggunaan tanaman inang yang sesuai menjadi faktor penentu keberhasilan penggunaan suatu pupuk hayati.

Agrimeth merupakan pupuk hayati yang mengandung mikroba bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, tidak mengandung mikroba pathogen, ramah lingkungan, serta dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Komposisi pupuk Agrimeth ini terdiri dari beberapa bakteri, antara lain Azotobacter vinelandii (penambat N2 non simbiotik dan pelarut P tanah), Azospirillum sp. (penambat N2

non simbiotik dan penghasil fitohormon), Bacillus cereus (pelarut Pospat tanah, penghasil senyawa anti pathogen), Bradyrhizobium sp. (penambat N2 simbiotik), serta Methylobacterium sp. (penghasil fitohormon)(Afandi, 2013).

Agrimeth terdiri dari beberapa bakteri diantaranya adalah Bradyrhizobium dan Azospirillum sp. diketahui bahwa Brandyrhizobium mempunyai kemampuan bersimbiosis dengan tanaman kedelai, Campbell et al. (2003) menjelaskan terjadinya proses nodulasi dan fiksasi nitrogen adalah hasil komunikasi dua arah antara tanaman inang dan Brandyrhizobium. Komunikasi tersebut terjadi karena tanaman inang mengeluarkan senyawa organik (flavonoid) yang dikenali oleh Brandyrhizobium. Setiap jenis tanaman mengeksudasi senyawa flavonoid yang

berbeda, sehingga hanya dikenali oleh protein dari gen nodD tertentu. Gen nodD ini berfungsi untuk mengaktifkan transkripsi dari gen-gen nodulasi, jadi jika strain suatu bakteri tidak kompatibel untuk suatu jenis tanaman, maka komunikasi intim tersebut juga tidak akan terjadi dan nodul tidak akan terbentuk.

Rusmana dan Hadijaya (1994) melaporkan bahwa Azospirillum sp. yang diisolasi akar tanaman padi (3 isolat) memiliki kemampuan lebih tinggi dalam meningkatkan berat kering tajuk tanaman jagung dibandingkan dengan isolat yang

berasal dari akar tanaman tebu maupun jagung. Perbedaan hasil tersebut diduga karena adanya kecocokan isolat dengan tanaman inang. Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa genotip tanaman jagung berpengaruh terhadap kemampuan pupuk hayati agrimeth dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Keserasian strain yang terdapat dalam pupuk hayati Agrimeth kurang kompatibel dengan tanaman inang jagung manis (Zea mays saccharata L.) sehingga pemberian pupuk hayati Agrimeth terhadap tanaman jagung pada tanah Ultisol belum berpengaruh maksimal serta tidak memungkinkan untuk modifikasi yang sempurna terhadap pH, pertumbuhan tanaman, bobot tanaman, dan serapan hara tajuk tanaman.

Pemberian pupuk hayati Agrimeth seiring dengan penambahan dosis pada perlakuan A1K0 dan A2K0 menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol walaupun tidak berpengauh nyata.

Kecenderungan peningkatan ini membuktikan bahwa strain mikrobiologi pupuk hayati Agrimeth dapat bekerja meskipun tidak efisien. Selain status hara pada tanah percobaan, pengaruh ZPT yang diproduksi oleh mikrob dalam pupuk hayati juga merupakan salah satu penyebab perbedaan pertumbuhan vegetatif yang

Kecenderungan peningkatan ini membuktikan bahwa strain mikrobiologi pupuk hayati Agrimeth dapat bekerja meskipun tidak efisien. Selain status hara pada tanah percobaan, pengaruh ZPT yang diproduksi oleh mikrob dalam pupuk hayati juga merupakan salah satu penyebab perbedaan pertumbuhan vegetatif yang

Dokumen terkait