• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian ± 25 mdpl. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan terhitung mulai dari bulan Juni - Agustus 2018.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah Ultisol Tambunan, benih jagung manis varietas bonanza F1, pupuk hayati Agrimeth, kotoran ayam, polybag, pupuk dasar, label serta bahan lainnya yang mendukung penelitian ini.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, buku data, penggaris, meteran, jangka sorong, timbangan analitik, pH-meter digital, kamera, gembor, cangkul, pisau/cutter, serta alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor yaitu:

Faktor 1: Pupuk Hayati Agrimeth (A) dengan dosis:

A0: Tanpa Pupuk Hayati Agrimeth (Kontrol) A1: 0,7 g/tanaman

A2:1,4 g/tanaman

Faktor 2: Kotoran Ayam (K) dengan dosis : K0: Tanpa Kotoran Ayam (Kontrol) K1: 18,75 g/polybag

K2: 37,5 g/polybag

Masing-masing perlakuan memiliki 3 ulangan sehingga terdapat 27 unit perlakuan.

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut:

Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + ρk + εijk

Yijk = hasil pengamatan faktor berdasarkan pemberian pupuk hayati Agrimrth (A) pada taraf ke-i, faktor berdasarkan dosis kotoran Ayam (K) pada taraf ke-j dan dalam ulangan ke-k

µ = pengaruh nilai tengah

αi = pengaruh pemberian pupuk hayati Agrimeth taraf ke-i βj = pengaruh pemberian kotoran Ayam taraf ke-j

(αβ)ij = pengaruh kombinasi pemberian pupuk hayati Agrimeth taraf ke-i dan kotoran Ayam taraf ke-j

ρk = pengaruh blok ke-k

εijk = efek galat dari faktor pemberian pupuk hayati Agrimeth taraf ke-i dan kotoran Ayam taraf ke-j

Data-data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis Varian pada setiap peubah amatan yang diukur dan diuji lanjut bagi perlakuan yang nyata dengan menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Lahan

Areal pertanaman yang digunakan, dibersihkan dari gulma dan sampah-sampah. Diratakan permukaan tanah agar media tanam pada polybag dapat berdiri dengan baik.

Pengambilan dan Persiapan Sampel Tanah

Tanah Ultisol sebagai media tumbuh diambil dari kebun percobaan Universitas Sumatera Utara Tambunan, Provinsi Sumatera Utara secara komposit pada kedalaman 0 - 20 cm lapisan permukaan tanah (top soil). Kemudian tanah dikering udarakan dan diayak dengan ayakan pasir 10 mesh untuk mendapatkan sampel tanah yang tidak terganggu.

Kemudian dilakukan pengukuran kadar air (% KA) tanah untuk menentukan banyaknya tanah yang dimasukkan kedalam polybag, sehingga tanah yang digunakan sebanyak 10 kg berat tanah kering oven (BTKO) atau setara dengan 11,6 kg berat tanah kering udara (BTKU). Setelah itu, tanah dimasukkan ke dalam polybag dan disusun sesuai dengan bagan penelitian.

Persiapan Benih

Bibit jagung manis yang digunakan adalah benih jagung manis varietas bonanza F1 yang berasal dari BPTP Medan.

Persiapan Pupuk hayati Agrimeth dan Kotoran Ayam

Pupuk hayati Agrimeth sebagai perlakuan I diperoleh dengan pemesanan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Pertanian Bogor.

Kotoran ayam sebagai perlakuan II diperoleh dari peternakan ayam di daerah Kwala Bekala, kemudian dikeringudarakan dan diayak dengan ayakan 10

mesh. Setelah itu dikomposkan selama sekitar 1 minggu, lalu dilakukan analisis awal kotoran ayam meliputi; pH H2O, C-organik, N total, rasio C/N.

Pengaplikasian Pupuk hayati Agrimeth

Pengaplikasian pupuk hayati Agrimeth dilakukan saat penanaman benih jagung dengan cara benih jagung di rendam dengan air selama 5 menit kemudian benih ditiriskan setelah itu benih di campur dengan pupuk hayati Agrimeth sesuai perlakuan A0 (tanpa pupuk hayati), A1 (0,7 g/tan) dan A2 (1,4 g/tan).

Pengaplikasian Kotoran Ayam

Setelah taraf dosis perlakuan ditetapkan, maka kotoran ayam diaplikasikan kedalam polybag sesuai dengan perlakuan masing-masing yang telah ditetapkan pada bagan penelitian.

Penanaman

Pada setiap polybag yang telah disiapkan, dilakukan pembuatan lubang tanam dan tiap lubang tanam ditanam dua benih jagung manis lalu ditutup dengan tanah.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan hanya sebagai pupuk dasar yaitu dengan menggunakan pupuk NPK (15:15:15) diberikan setelah tanaman berumur 7 hari dan 30 hari setelah tanam. Pupuk ditaburkan disekeliling tanaman.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor, dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari namun disesuaikan dengan kondisi di lahan.

Penyiangan

Penyiangan areal penanaman dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada media tanam. Pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi di lahan.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST, dengan cara memotong satu tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dengan pisau. Di setiap lubang tanam ditinggalkan satu tanaman yang pertumbuhan baik.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Decis 2,5 EC dengan dosis 1 g/liter air. Pengendalian dilakukan pada saat tanaman berumur 7 MST.

Pemanenan

Dilakukan pemanenan setelah tanaman jagung berumur sekitar 7 MST atau sampai pada ahkir masa vegetatif tanaman. Bagian tajuk dan akar tanaman dipotong menggunakan cutter kemudian dibersihkan dari tanah dan kotoran yang menempel pada bagian tanaman dengan menggunakan air yang mengalir.

Pengamatan Parameter pH Tanah

Pengambilan sampel tanah dari setiap perlakuan dilakukan setelah pemanenan, sebanyak 27 unit sampel tanah dikering udarakan, setiap unit sampel tanah ditimbang 10 g, sampel tanah dimasukkan dalam botol kocok dan ditambah 50 ml aquadest, dishaker selama 30 menit, kemudian larutan tanah tersebut diukur dengan pH meter yang sudah dikalibrasi (buffer 10, 7 dan 4).

Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman mulai diukur dari leher akar sampai ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST dengan interval 2 minggu sekali sampai muncul bunga jantan 75%.

Diameter Tanaman (mm)

Pengukuran diameter tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST dengan interval dua minggu sekali sampai muncul bunga jantan 75%.

Pengukuran diameter batang dilakukan sebanyak 2 kali dari sisi yang berbeda.

Bobot Basah Tajuk dan Akar (g)

Setelah bagian tajuk dan akar tanaman dipisahkan dan dibersihkan, bobot basah masing-masing ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Bobot Kering Tajuk dan Akar (g)

Bagian tajuk dan akar tanaman diovenkan pada suhu 700C selama 24 jam, bobot kering masing-masing ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Serapan N Tajuk (mg N/tan)

Serapan N tajuk tanaman dihitung dengan mengalikan % kadar hara N tanaman dengan berat kering tajuk.

Serapan P Tajuk (mg P/tan)

Serapan P tajuk tanaman dihitung dengan mengalikan % kadar hara P tanaman dengan berat kering tajuk.

Serapan K Tajuk (mg K/tan)

Serapan K tajuk tanaman dihitung dengan mengalikan % kadar hara K tanaman dengan berat kering tajuk.

Dokumen terkait