• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan hobi terhadap profil risiko penyakit kardiovaskular pada mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan perbedaan umur. Jumlah responden yang didapatkan dalam penelitian ini sebanyak 605 responden yang berasal dari berbagai universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada penelitian ini rentang umur yang digunakan untuk mahasiswa remaja berkisar antara 15-19 tahun dan rentang umur untuk mahasiswa dewasa berkisar 20-29 tahun. Hal ini sesuai dengan Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (2014), yang menyatakan bahwa umur remaja berkisar antara 15-19 tahun dan dewasa berumur ≥20 tahun. Pada penelitian ini mahasiswa dewasa dibatasi hingga umur 29 tahun atau <30 tahun. Hal tersebut dikarenakan pada umur 30 tahun metabolisme tubuh manusia menurun, dengan demikian metabolisme pembakaran energi di dalam tubuh juga menurun sehingga aktivitas fisik yang dibutuhkan pada individu dengan metabolisme lambat berbeda dengan individu yang masih memiliki metabolisme normal (Clifford, 2012). Hobi dengan aktivitas fisik pada penelitian ini diasumsikan untuk orang dengan metabolisme yang normal, sehingga mahasiswa yang sudah berumur >30 tahun akan diekslusi karena sudah memiliki metabolisme yang mulai menurun dan dapat mengganggu hasil penelitian. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut.

9

Tabel I. Profil Responden Penelitian Hubungan Hobi terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Daerah Istimewa

Yogyakarta Berdasarkan Perbedaan Umur Frekuensi n (%) Umur Remaja n = 186 Umur Dewasa n = 419 Total n = 605 Kategori Hobi Buruk Baik 130 (69,9) 56 (30,1) 273 (65,2) 146 (34,8) 403 (66,6) 202 (33,4) Kategori LP Tidak Sehat Sehat 32 (17,2) 154 (82,8) 104 (24,8) 315 (75,2) 136 (22,5) 469 (77,5) Kategori TD (mmHg) ≥140/90 130-139/80-89 120-129/<80 <120/80 21 (11,3) 37 (19,9) 23 (12,4) 105 (56,5) 46 (11,0) 108 (25,8) 44 (10,5) 221 (52,7) 67 (11,1) 145 (24,0) 67 (11,1) 326 (53,9) Kategori DJ (kali/menit) ≥100 <100 21 (11,3) 165 (88,7) 47 (11,2) 372 (88,8) 68 (11,2) 537 (88,8) Kategori GDS (mg/dL) 140-199 <140 4 (2,2) 182 (97,8) 6 (1,4) 413 (98,6) 10 (1,7) 595 (98,3) Keterangan: LP = Lingkar Pinggang, TD = Tekanan Darah, DJ = Denyut Jantung, GDS = Gula Darah Sewaktu

Berdasarkan tabel profil responden dapat dilihat secara umum bahwa responden pada umur dewasa memiliki proporsi tertinggi sebanyak 419 responden dengan persentase sebesar 69,3%, sedangkan proporsi responden pada umur remaja memiliki proporsi sebanyak 186 responden dengan persentase 30,7% (Tabel I). Pada kedua kelompok umur, jumlah subjek antar variabel bebas yaitu hobi baik dan buruk memiliki selisih total yang cukup besar antara 33,4% dan 66,6% dengan persentase hobi buruk yang lebih tinggi. Responden yang memiliki hobi buruk pada umur remaja berjumlah 130 responden dengan persentase 69,9% dan responden pada umur dewasa yang masuk pada kategori hobi buruk sebanyak 273 responden dengan persentase 65,2%, dari data persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa responden pada umur remaja lebih cenderung memiliki hobi buruk dibandingkan dengan umur dewasa.

10

Berdasarkan total responden yang didapatkan (Tabel I), sebanyak 136 responden memiliki LP yang masuk dalam kategori buruk dengan persentase 22,5%, sedangkan 469 responden lainnya masuk dalam kategori baik dengan persentase 77,5%, dari data tersebut dapat dilihat bahwa responden pada kedua kelompok umur cenderung memiliki LP yang baik. Responden yang memiliki LP baik pada umur remaja memiliki persentase 82,8% dan responden pada umur dewasa yang masuk pada kategori LP baik memiliki persentase 75,2%, berdasarkan persentase yang didapatkan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden pada umur remaja lebih cenderung memiliki LP yang masuk dalam kategori baik. Nilai lingkar pinggang yang sehat untuk laki-laki adalah ≤90 cm dan nilai lingkar pinggang yang sehat untuk perempuan adalah ≤80 cm (World

Health Organization, 2011). Lingkar pinggang merupakan salah satu indikator

untuk memprediksi faktor risiko penyakit kardiovaskular. Nilai lingkar pinggang yang semakin besar akan berhubungan dengan prehipertensi pada usia dewasa muda (Yılmazel, 2017).

Responden yang masuk dalam kategori TD optimal dengan pengukuran <120/80 mmHg memiliki persentase yang lebih banyak dibandingkan dengan kategori TD yang lain. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel, persentase TD optimal pada kedua kelompok umur mencapai angka diatas 50%. Menurut Whelton et al., (2018), nilai tekanan darah normal yaitu <120/80 mmHg. Sesuai dengan rekomendasi tersebut, maka terdapat lebih dari 40% mahasiswa memiliki nilai tekanan darah yang tidak normal. Bila dibandingkan dengan nilai tekanan darah yang normal, mahasiswa dengan nilai tekanan darah ≥130/≥80 mmHg di usia muda dapat meningkatkan risiko terkena gagal jantung (Newman et al., 2019). Sesuai data pada tabel I, maka terdapat sebanyak lebih dari 30% mahasiswa yang berada pada rentang ≥130/≥80 mmHg berisiko gagal jantung yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa dengan tekanan darah yang normal.

Pada profil denyut jantung (Tabel I) dapat dilihat bahwa responden pada kedua kelompok umur cenderung memiliki denyut jantung yang baik berdasarkan jumlah total responden sebanyak 537 responden dengan persentase 88,8%. Nilai

11

denyut jantung normal berada di kisaran 60-100 kali/menit (American Heart

Association, 2019). Tidak dilihat adanya selisih persentase yang cukup besar pada

kelompok umur remaja maupun dewasa, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelompok umur tersebut memiliki denyut jantung yang relatif sama pada kategori buruk maupun baik. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa takikardi (denyut jantung >100 kali/menit) sering dikaitkan dengan hipertensi pada segala usia (Palatini, 2011). Kenaikan denyut jantung pada saat istirahat dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, kematian jantung secara mendadak, gagal jantung, penyakit kardiovaskular lainnya dan juga angka mortalitas (Aune et al, 2017). Perlu diwaspadai beberapa risiko kardiovaskular seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan kematian jantung secara mendadak pada mahasiswa dengan denyut jantung >100 kali/ menit.

Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 10 orang mahasiswa memiliki kadar gula darah sewaktu 140-199 mg/dL. Berdasarkan ADA tahun 2017, kadar gula darah prediabetes untuk IGT (Impaired Glucose Tolerance) sebesar 140-199 mg/dL. Sesuai data pada tabel I, mahasiswa yang mengalami prediabetes memiliki persentase yang cukup rendah yaitu 1,7% dikarenakan usia mahasiswa yang masih cukup muda. Kenaikan kadar gula darah dapat terjadi ketika usia semakin bertambah (dewasa/tua) (Noordam, et al., 2011), maka usia merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan hiperglikemi. Individu berusia >65 tahun beresiko 3 kali lebih besar untuk terkena diabetes dibandingkan pada usia 20-44 tahun (Lee and Halter, 2017).

Tabel II. Profil Responden Penelitian Hubungan Hobi terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Mahasiswa Remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta

Parameter Kardiovaskular Hobi p value Buruk Baik LP (cm) 75,0 (60,0-115,0) 74,0 (59,0-104,0) 0,96 TDS (mmHg) 114,0 (92,0-157,0) 114,0 (75,0-146,0) 0,87 TDD (mmHg) 74,0 (58,0-104,5) 75,0 (51,0-98,5) 0,99 DJ (kali/menit) 85,7 ± 12,1* 82,3 ± 11,1* 0,07* GDS (mg/dL) 96,5 (0,0-159,0) 91,0 (49,0-134,0) 0,06

Keterangan: LP = Lingkar Pinggang, TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik, DJ = Denyut Jantung, GDS = Gula Darah Sewaktu *Data terdistribusi normal (Kolmogorov Smirnov) disajikan dalam Mean ±SD

12

Data tidak terdistribusi normal disajikan dalam Median (min-max)

Uji distribusi normalitas data pada penelitian ini diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Didapatkan data yang terdistribusi normal hanya denyut jantung (p >0,05), sedangkan data yang lainnya seperti lingkar pinggang, TDS, TDD, dan GDS terdistribusi tidak normal (p <0,05). Setelah mendapat distribusi normalitas dilakukan pengolahan data menggunakan uji T-test tidak berpasangan atau uji Mann Whitney. Uji T-test tidak berpasangan dapat digunakan ketika data terdistribusi secara normal. Kemudian uji Mann

Whitney digunakan apabila data terdistribusi tidak normal (Dahlan, 2014).

Nilai median antara variabel hobi terhadap nilai LP pada kelompok remaja (Tabel II) menunjukkan perbedaan dengan nilai 75,0 cm untuk hobi buruk dan 74,0 cm untuk hobi baik. Secara statistik, tidak terdapat hubungan bermakna nilai lingkar pinggang antara kelompok hobi buruk dan hobi baik pada mahasiswa remaja, didukung dengan nilai p value 0,96 (p >0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan lingkar pinggang pada mahasiswa (Candrawati, 2011). Nilai lingkar pinggang yang semakin besar akan berhubungan dengan prehipertensi pada usia dewasa muda (Yılmazel, 2017).

Secara statistik, tidak terdapat hubungan bermakna nilai tekanan darah sistolik antara kelompok hobi buruk dan hobi baik pada mahasiswa remaja, didukung dengan nilai p value 0,87 (p >0,05). Hal tersebut didukung dengan nilai median yang didapatkan untuk kedua kelompok hobi sama yaitu 114,0 mmHg untuk hobi buruk maupun hobi baik. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan nilai tekanan darah sistolik (Teh et al., 2015). Hasil yang tidak sesuai tersebut dapat terjadi akibat perbedaan standar METs yang digunakan antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya. Tidak ditemukan juga adanya hubungan bermakna nilai tekanan darah diastolik pada mahasiswa remaja (Tabel II). Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan p value variabel hobi terhadap TDD pada mahasiswa remaja menunjukkan nilai 0,99 (p >0,05). Hal tersebut didukung

13

dengan nilai median yang tidak memiliki perbedaan signifikan antara variabel hobi baik dan buruk pada mahasiswa remaja ditunjukkan dengan nilai median yang didapatkan yaitu 74,0 mmHg untuk hobi baik dan 75,0 mmHg untuk hobi buruk. Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan nilai tekanan darah diastolik (Teh et al., 2015). Menurut Whelton et al., (2018), nilai tekanan darah normal yaitu <120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi baik TDS maupun TDD pada saat berada pada rentang usia dewasa muda dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular di masa mendatang, maka perlu diwaspadai akan hal tersebut (Newman et al., 2019).

Secara statistik, tidak terdapat hubungan yang bermakna nilai denyut jantung antara kelompok hobi buruk dan hobi baik pada mahasiswa remaja, didukung dengan nilai p value 0,07 (p >0,05). Namun, hasil nilai mean menunjukkan bahwa hobi buruk memiliki nilai mean yang semakin besar dibandingkan dengan hobi baik. Aktivitas fisik seperti latihan akan menurunkan denyut jantung istirahat (Nystoriak and Bhatnagar, 2018). Denyut jantung merupakan ekspansi ritmik dan kontraksi arteri yang disebabkan oleh pemompaan darah dari jantung. Nilai normal denyut jantung adalah 60 – 100 kali per-menit (American Heart Association 2019). Kecepatan denyut jantung dapat menggambarkan elastisitas keadaan arteri jantung (Schillaci, et al., 2015). Denyut jantung yang tinggi akan mengakibatkan arteri jantung berkontraksi untuk memompa darah semakin kuat, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi elastisitas arteri jantung (Schillaci, et al., 2015).

Pada pengukuran GDS, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap kadar gula darah sewaktu pada mahasiswa remaja (Tabel II) dengan nilai signifikansi 0,06 (p >0,05). Sebuah penelitian mengatakan bahwa kenaikan kadar gula darah dapat terjadi ketika usia semakin bertambah (dewasa/tua) (Noordam, et al., 2011). Sebuah penelitian lain mengatakan bahwa melakukan aktivitas fisik dengan minimal 15 MET-jam/minggu dibutuhkan untuk menurunkan risiko diabetes DM tipe 2 dan melakukan aktivitas fisik 20 MET jam/minggu dibutuhkan untuk menurunkan risiko DM tipe 2 sebanyak 15%

14

(Hamasaki, 2016; Aune et al. 2015), sementara pada penelitian ini, minimal aktivitas fisik yang dilakukan mahasiswa yaitu 8,125 MET-jam/minggu. Perbedaan nilai minimal aktivitas fisik ini dapat menyebabkan perbedaan hasil pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

Tabel III. Profil Responden Penelitian Hubungan Hobi terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Mahasiswa Dewasa di Daerah Istimewa Yogyakarta

Parameter Kardiovaskular Hobi p value Buruk Baik LP (cm) 76,0 (56,0-115,0) 78,0 (63,0-126,0) 0,04 TDS (mmHg) 110,5 (75,0-161,0) 117,5 (87,0-167,0) 0,00 TDD (mmHg) 75,0 (48,0-123,0) 77,0 (46,0-105,5) 0,31 DJ (kali/menit) 86,1 ± 12,3* 83,9 ± 13,5* 0,07* GDS (mg/dL) 90,0 (23,0-188,0) 91,0 (41,0-162,0) 0,89

Keterangan: LP = Lingkar Pinggang, TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik, DJ = Denyut Jantung, GDS = Gula Darah Sewaktu *Data terdistribusi normal (Kolmogorov Smirnov) disajikan dalam Mean ±SD Data tidak terdistribusi normal disajikan dalam Median (min-max)

Secara statistik, terdapat hubungan bermakna nilai lingkar pinggang antara kelompok hobi buruk dan baik pada mahasiswa dewasa dengan p value 0,04 (<0,05). Nilai median LP mahasiswa dewasa yang memiliki hobi buruk yaitu 76,0 cm. Nilai LP tersebut lebih rendah dibandingkan dengan nilai LP pada mahasiswa dewasa yang memiliki hobi baik dengan nilai 78,0 cm. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menemukan adanya hubungan bermakna antara aktivitas fisik terhadap lingkar pinggang pada penduduk dewasa muda (Goncalves et al., 2019). Aktivitas fisik mampu menurunkan ukuran lingkar pinggang karena berkaitan erat dengan penurunan persentase lemak tubuh (Candrawati, 2011). Lingkar pinggang dapat berhubungan dengan keadaan prehipertensi pada populasi yang berada pada usia dewasa muda yang sehat dengan kenaikan nilai lingkar pinggang berhubungan kuat dengan risiko serangan jantung pada saat berusia lanjut (Peters et al., 2018; Yılmazel, 2017).

Secara statistik, terdapat hubungan bermakna nilai TDS antara kelompok hobi buruk dan baik pada mahasiswa dewasa dengan p value 0,00 (<0,05). Nilai median TDS mahasiswa dewasa yang memiliki hobi buruk yaitu 110,5 mmHg. Nilai TDS tersebut lebih rendah dibandingkan dengan nilai TDS pada mahasiswa

15

dewasa yang memiliki hobi baik dengan nilai 117,5 mmHg. Hasil yang didapatkan sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa aktivitas fisik akan menurunkan tekanan darah (Carpio-rivera et al., 2015; Teh, et al., 2015). Durasi dan intensitas latihan yang semakin meningkat akan menurunkan tekanan darah sistolik (Carpio-rivera et al., 2015)

Tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara hobi dengan tekanan darah diastolik pada mahasiswa dewasa (Tabel III). Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan p value variabel hobi terhadap TDD pada mahasiswa dewasa menunjukkan nilai 0,31 (p >0,05). Hal tersebut didukung dengan nilai median yang tidak memiliki perbedaan signifikan antara variabel hobi baik dan buruk pada mahasiswa remaja ditunjukkan dengan nilai median yang didapatkan yaitu 75,0 mmHg untuk hobi buruk dan 77,0 mmHg untuk hobi baik. Berdasarkan nilai median, tekanan darah mahasiswa dewasa yang memiliki hobi baik dan buruk masih termasuk ke dalam kategori tekanan darah yang normal menurut klasifikasi AHA yaitu <120/80 mmHg. Pada penelitian ini kategori hobi baik memakai standar aktivitas fisik yang lebih rendah dari rekomendasi AHA. Kemungkinan mahasiswa dewasa menurut standar penelitian ini termasuk ke dalam kategori hobi baik tapi, tidak memenuhi standar AHA sehingga tidak mendapatkan efek penurunan tekanan darah.

Pada mahasiswa dewasa, individu yang memiliki hobi baik memiliki rata-rata denyut jantung 83,9 kali/menit. Nilai denyut jantung tersebut lebih rendah dibandingkan dengan individu yang memiliki hobi buruk yaitu 86,1 kali/menit namun, perbedaan nilai denyut jantung tersebut tidak bermakna dengan p value 0,07 (<0,05). Berdasarkan nilai rata-rata denyut jantung pada mahasiswa dewasa yaitu >80 kali/menit, mahasiswa dewasa perlu mewaspadai adanya risiko timbulnya penyakit kardiovaskular seperti hipertensi (Palatini, 2011).

Median kadar GDS pada mahasiswa dewasa yang memiliki hobi buruk yaitu 90,0 mg/dL. Nilai GDS tersebut lebih rendah daripada individu yang memiliki hobi baik yaitu 91,0 mg/dL Perbedaan kadar GDS pada kedua kelompok hobi tidak bermakna dengan p value 0,89 (>0,05). Hasil ini didukung dengan penelitian sebelumnya pada responden berusia ≥20 tahun yang menyatakan bahwa

16

peneliti tidak menemukan adanya hubungan signifikan antara aktivitas fisik dan kadar gula darah yang abnormal (Mainous et al., 2017). Peneliti perlu menetapkan terkait pengukuran ulang GDS dalam SOP pengukuran kadar gula darah apabila terdapat nilai GDS yang tidak rasional.

Tabel IV. Profil IMT Responden Penelitian Hubungan Hobi terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Daerah Istimewa

Yogyakarta Berdasarkan Perbedaan Umur Kategori

IMT

Frekuensi n (%)

p value

Hobi Baik Hobi Buruk

Remaja Dewasa Remaja Dewasa Remaja Dewasa

Underweight 8 (14,3) 9 (6,2) 17 (13,1) 43 (15,8) 0,88 0,07 Normal 39 (69,6) 98 (67,1) 84 (64,6) 166 (60,8) Overweight 2 (3,6) 19 (13,0) 13 (10,0) 29 (10,6) Obesity 7 (12,5) 20 (13,7) 16 (12,3) 35 (12,8) Total 56 (27,7) 146 (72,3) 130 (32,3) 273 (67,7) 202 (33,4) 403 (66,6) Keterangan : IMT = Indeks Massa Tubuh

Data dianalisis dengan uji chi-square.

Uji statistik yang dilakukan untuk menentukan hubungan antara hobi dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah uji chi-square. Setelah uji statistik dilakukan akan diperoleh p value. Apabila p value <0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara hobi dan IMT sedangkan, apabila p value >0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hobi dan IMT (Dahlan, 2014).

Berdasarkan data responden yang didapatkan, maka sebanyak 77 (12,7%) mahasiswa mengalami kekurangan berat badan (underweight), 387 (64,0%) mahasiswa memiliki IMT normal, 63 (10,4%) mahasiswa mengalami kelebihan berat badan (overweight), dan 78 (12,9%) mahasiswa mengalami obesitas (obesity). Overweight dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko munculnya penyakit kardiovaskular pada usia dini (Khan et al., 2018). Obesitas sendiri dapat berhubungan dengan diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi (Mitchell et al., 2012).

Berdasarkan data pada tabel diatas (Tabel III), dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara hobi dengan IMT baik pada responden

17

kelompok umur remaja maupun responden kelompok umur dewasa. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai p value masing-masing 0,88 dan 0,07 (p >0,05). Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya di Sudan yang dilakukan terhadap mahasiswa. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara aktivitas fisik terhadap IMT (Yousif, Kaddam and Humeda, 2019). Adapun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian lain yang mengatakan bahwa pada individu yang tidak mengalami obesitas ditemukan memiliki hubungan aktivitas fisik dengan IMT yang rendah, sedangkan pada individu yang yang mengalami obesitas ditemukan memiliki hubungan antara aktivitas fisik dengan IMT yang sangat signifikan (Hemmingsson and Ekelund, 2007). Melihat dari banyaknya kemungkinan faktor yang mempengaruhi IMT, maka sulit jika hanya menilik pengaruh dari salah satu faktor saja, karena faktor-faktor lain kemungkinan dapat juga menyebabkan bias pada hasil yang diperoleh.

Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara nilai lingkar pinggang (p=0,04) dan tekanan darah sistolik (p=0,00) pada mahasiswa dewasa antara kelompok yang melakukan hobi buruk dan hobi baik.

Hobi buruk dan baik tidak dapat dipastikan secara pasti maupun mutlak dapat mempengaruhi atau tidak dapat mempengaruhi risiko penyakit kardiovaskular pada setiap individu. Perlu adanya penelitian yang dilakukan lebih lanjut untuk memastikan pengaruh hobi terhadap risiko penyakit kardiovaskular. Kelemahan pada penelitian ini berada pada metode yang digunakan oleh peneliti dirasa kurang akurat, pengukuran hanya dilakukan pada satu waktu (cross

sectional), dan pengambilan data hanya berdasarkan pengukuran yang dilakukan

oleh peneliti saja (tidak didukung dengan tes laboratorium. Pada beberapa data TDS dan TDD pun ditemukan bahwa pengukuran hanya dilakukan sekali pengukuruan padahal diperlukan 2 kali pengukuran untuk TDS dan TDD agar didapatkan nilai rata-rata dan menambah keakuratan dari data pengukuran tersebut

18 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada mahasiswa dewasa terdapat hubungan yang bermakna antara hobi terhadap parameter kardiovaskular yaitu lingkar pinggang dan tekanan darah sewaktu.

SARAN

1. Perlunya memilih standar METs atau aktivitas fisik yang lebih relevan. 2. Dibutuhkan panduan atau Standar Operating System (SOP) untuk teknis

pengisian kuisioner.

3. Pengambilan data dapat dilakukan dalam beberapa titik waktu agar hasil yang didapatkan lebih akurat.

19 DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association, 2018. Standards Of Medical Care in Diabetes 2018. The Journal of Clinical andApplied Research and Education, 41 (January).

American Heart Association, 2019. All About Heart Rate (Pulse) [online]. Available from:

https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/the-facts-about-high-blood-pressure/all-about-heart-rate-pulse.

[Accessed 10 Mar 2019].

Aune, D., Norat, T., Leitzmann, M., Tonstad, S., and Vatten, L.J., 2015. Physical activity and the risk of type 2 diabetes: A systematic review and dose-response meta-analysis. European Journal of Epidemiology, 30 (7), 529– 542.

Aune, D., Sen, A., Hartaigh, B., Janszky, I., Romundstad, P.R., and Tonstad, S., 2017. Resting heart rate and the risk of cardiovascular disease, total cancer, and all-cause mortality e A systematic review and dose response meta-analysis of prospective studies. Nutrition, Metabolism and

Cardiovascular Diseases, 27 (6), 504–517.

Berk, L. E., 2012. Development Throught Lifespan 5th edn. Boston.

Candrawati, S., 2011. Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Lingkar Pinggang Mahasiswa. Jurnal Keperawatan

Soedirman. Vol. 6. No. 2.

Carpio-rivera, E., Moncada-jiménez, J., Salazar-rojas, W., Solera-herrera, A., Rica, C., and Rica, C., 2015. Review Article Acute Effects of Exercise on Blood Pressure : A Meta-Analytic Investigation, 422–433.

Christofaro, D.G.D., Vanderlei, L.C.M., Dias, R.M.R., Cucato, G.G., and Casonatto, J., 2017. Relationship between Resting Heart Rate, Blood Pressure and Pulse Pressure in Adolescents. Arquivos Brasileiros de

Cardiologia, 405–410.

Clifford, C., 2012. Changing You.

Cuhadar, S., Atay, A., Saglam, G., Koseoglu, M., Cuhadar, L., Cardiovaskular Risk Factors in Young Male Adults: Impact of Physical Activity and Parental Education. Central Asian Journal of Global Health. Vol. 2, No. 1. Dahlan, M. S., 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,

20

Departemen Kesehatan RI, 2001. Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat

Kesehatan.

Gonçalves, B., Silva, C., Crochemore, I., Silva, M., Ekelund, U., Brage, S., Ong, K.K., Rolfe, E.D.L., Lima, N.P., Ginar, S., França, G.V.A. De, and Horta, B.L., 2019. Associations of physical activity and sedentary time with body composition in Brazilian young adults, (March), 1–10.

Hamasaki, H., 2016. Daily physical activity and type 2 diabetes : A review, 7 (12), 243–251.

Hemmingsson, E., Ekelund, U., 2007. Is the Association Between Physical Activity and Body Mass Index Obesity Depedent?. Int J Obes (Lond). 31 (4):663-8.

Ichiki, H., Fukudome, T., Fujita, S., Tomita, K., Tei, C., Kuwahata, S., Mizoguchi, E., Ishida, S., Oketani, N., Hamasaki, S., Okui, H., Ninomiya, Y., Ogawa, M., Kataoka, T., Saihara, K., Kubozono, T., Shinsato, T., Atsuchi, N., Takumi, T., Yoshikawa, A., and Orihara, K., 2010. Enjoying hobbies is related to desirable cardiovascular effects. Heart and Vessels, 25 (2), 113–120.

Joint ESC Guideline, 2016. 2016 European Guidelines on cardiovascular disease prevention in clinical practice The Sixth Joint Task Force of the European Society of Cardiology. European Heart Journal, 30.

Kemenkes RI, 2014. Situasi Kesehatan Jantung. Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan.

Khan, S.S., Ning, H., Wilkins, J.T., Allen, N., Carnethon, M., Jarett D. Berry, M., Sweis, R.N., and Lloyd-Jones, D.M., 2018. Association of Body Mass Index With Lifetime Risk of Cardiovascular Disease and Compression of Morbidity. JAMA Cardiology, 60611.

Lee, P.G. and Halter, J.B., 2017. The Pathophysiology of Hyperglycemia in Older Adults : Clinical Considerations, 40 (April), 444–452.

Lestari, E. S., Dian S., L., Setyawan S., H., 2014. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler (Studi Pada Mahasiswa Perokok Fakultas Teknik Jurusan Mesin Universitas Diponegoro Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2 (Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler (Studi Pada Mahasiswa Perokok Fakultas Teknik Jurusan Mesin Universitas Diponegoro Semarang)), 67– 74.

Lita, Y., 2018. Hubungan Hobi Terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Siswi SMA di Indonesia. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

21

Physical Activity and Abnormal Blood Glucose Among Healthy Weight Adults. American Journal of Preventive Medicine, 53 (1), 42–47.

Mccrum-gardner, E., 2010. Sample Size and Power Calculations Made Simple.

Research Metodology Series, 17 (1), 10–14.

Newman, A.B., Ives, D.G., Rana, J.S., Lloyd-jones, D., Vasan, R.S., Bibbins-domingo, K., Gooding, H.C., and Page, S.E.E., 2019. Associations of Blood Pressure and Cholesterol Levels During Young Adulthood With

Dokumen terkait