• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik aliran darah di katup atrioventrikular (mitralis dan trikuspidalis) di anjing kampung (Canis lupus familiaris) tersusun atas 2 puncak gelombang sesuai dengan yang terlihat pada Gambar 17. Puncak gelombang yang pertama lebih tinggi daripada puncak gelombang yang ke dua. Puncak gelombang yang pertama disebut Epeak atau Va yang terjadi akibat pengisian darah secara pasif dari atrium ke ventrikel. Kemudian, puncak gelombang kedua disebut Apeak

atau Ve yang terjadi akibat pengisian darah secara aktif dari kontraksi atrium.

Gambar 17. Karakteristik aliran darah pada katup atioventrikular di anjing kampung (Canis lupus familiaris) normal .

Berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, diperoleh hasil dari setiap anjing yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Nama Jenis Kelamin Umur (tahun) BB (Kg) Suhu (C0 ) Debar Jantung (kali/menit) Napas (kali/menit) Husky ♂ 4.5 10.6 38.3 88 16 Mario ♂ 3.5 13.1 39.5 120 24 Babydoll ♂ 3.0 13.2 38.5 120 20 Casey ♀ 3.0 11.0 39.5 72 20 Sofie ♀ 3.5 11.2 38.9 84 24 Bellani ♀ 2.5 13.2 38.5 80 36 Jasmine ♀ 3.0 13.2 38.8 108 28 Sorrow ♀ 3.5 14.1 38.3 112 16 Rataan± SD 3.31±0.59 12.45±1.30 38.78±0.48 98±19.12 23±6.67 Nilai Referensi 38-39* 60-120* 16-20*

* Sumber : Birchard & Sherding (2000).

A E

Dilihat dari hasil pemeriksaan fisik, pada semua anjing tidak ada yang menunjukkan adanya kelainan. Begitu pula dengan suara jantung yang didengarkan dengan menggunakan stetoskop, tidak ditemukan adanya kelainan. Kemudian, setiap anjing yang akan diperiksa dengan USG diperiksa terlebih dahulu dengan EKG untuk mengetahui keadaan listrik jantungnya.

Parameter pengukuran hasil pemeriksaan PWD echocardiography di katup trikuspidalis dan mitralis ini antara lain: debar jantung (kali/menit), Va (cm/s), Ve (cm/s), VTI (cm/s), MPG (mmHg), PI(cm/s), dan S/D.

Tabel 2. Hasil pengukuran debar Jantung (kali/menit) dengan PWD

echocardiography. Nilai dinyatakan sebagai rataan ± SD.

Keterangan : Hasil uji-t menyatakan tidak berbeda nyata (P> 0,05) pada selang kepercayaan 95%.

Katup Mitralis Katup Trikuspidalis

Jantan 90±20 98±32 70-110 66-130 Betina 112±32 104±22 79-145 82-126 Semua Anjing 104±20 101±13 84-124 88-114 27

Gambar 18. Histogram nilai rataan debar jantung di katup mitralis dan trikuspidalis PWD echocardiography normal anjing kampung

(Canis lupus familiaris).

Debar jantung adalah ukuran untuk menyatakan kecepatan denyut jantung yang dibutuhkan untuk 1 siklus jantung selama 60 detik (60/waktu 1 siklus jantung), yang dinyatakan dalam jumlah denyut per menit (beats per minutes -

bpm) (Sonoscape,SSI 1000 2008). Siklus jantung adalah peristiwa yang terjadi

pada permulaan sebuah denyut jantung sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya. Debar jantung dapat juga diperoleh dari electrocardiography (ECG) dengan menghitung jumlah gelombang R selama satu menit (Cunningham 2002). Berdasarkan hasil pemeriksaan PWD echocardiography semua anjing di katup mitralis dan trikuspidalis menunjukkan hasil bahwa katup mitralis memiliki debar jantung yang lebih tinggi bila dibandingkan katup trikuspidalis (P>0,05) dengan nilai rataan 104±20 kali/menit. Seperti yang terlihat pada Gambar 18 pengukuran nilai debar katup mitralis dan trikuspidalis, menunjukkan anjing dengan jenis kelamin betina memiliki nilai debar jantung yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan anjing jenis kelamin jantan 112±32 kali/menit (mitralis) dan 104±22 kali/menit (trikuspidalis) (P>0,05). Anjing dewasa memiliki debar jantung sekitar 70-160 bpm sedangkan untuk anak anjing (puppies) memiliki debar jantung sampai dengan 220 bpm (Nelson RW  Couto CG 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai debar jantung yang bersifat fisiologis antara lain karena adanya pengaruh sistem saraf otonom, saraf vagus, dan volume darah yang kembali ke jantung (venous return) (Schwartz Pj  Priori SG 1990). Debar jantung dan ritme jantung berada di bawah pengaruh sistem saraf otonom.

Sistem saraf otonom mempengaruhi debar jantung melalui stimulasi sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf simpatis mempengaruhi debar jantung melalui media pelepasan epinephrine dan norepinephrine. Aktivasi b-adrenergic

receptor dihasilkan dalam fosforilasi protein membran dengan mediasi cyclic AMP. Hasil akhirnya adalah percepatan depolarisasi diastolik yang semula

lambat. Stimulasi saraf simpatis dapat meningkatkan debar jantung, kecepatan konduksi, kontraktilitas, dan iritabilitas. Sistem saraf parasimpatis mempengaruhi debar jantung melalui media pelepasan acetylcholine oleh

postganglionic parasympathetic neurons. Acetylcholine akan menginervasi sel-sel

sinoatrial dan atrioventrikular node melalui muscarinic acetylcholine receptor sehingga sel-sel sinoatrial dan atrioventrikular node akan memberikan respon dengan menaikkan konduktansi K+ dalam membran sel. Aktivasi muscarinic

acetylcholine receptor memberikan efek yang berlawanan dengan aktivasi β1-adrenergic receptor. Stimulasi saraf vagus memberikan efek yang sebaliknya

yaitu menurunkan debar jantung, kecepatan konduksi, kontraktilitas, dan iritabilitas. Kesetimbangan diantara kedua bagian sistem saraf otonomik yang saling berlawanan akan menghasilkan nilai heart rate normal (Schwartz PJ  Priori SG 1990). Selain itu, perubahan nilai heart rate juga dipengaruhi oleh pengaturan intrinsik pemompaan jantung dalam menanggapi perubahan volume darah yang kembali ke jantung (venous return), sesuai dengan mekanisme

Frank-Starling yaitu semakin besar otot jantung yang diregangkan selama periode

pengisian, semakin besar kekuatan kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yang dipompakan ke dalam aorta. Atau dapat pula dinyatakan sebagai berikut dalam batas-batas fisiologis, jantung akan memompa semua darah yang masuk tanpa membiarkan adanya bendungan darah yang berlebihan di dalam vena (Cunningham 2002).

Tabel 3. Hasil pengukuran Va (cm/s) dengan PWD echocardiography. Nilai dinyatakan sebagai rataan ± SD

Keterangan : Hasil uji-t menyatakan tidak berbeda nyata (P> 0,05) pada selang kepercayaan 95%.

Gambar 19. Histogram nilai rataan (Va) di katup mitralis dan trikuspidalis PWD

echocardiography normal anjing kampung (Canis lupus familiaris). Velocity Annulus (Va) atau Epeak merupakan suatu parameter pengukuran kecepatan aliran darah yang mengalir secara pasif (early rapid filling) dari atrium ke ventrikel karena terbukanya katup atrioventrikular (Mannion 2006). Pengisian darah secara pasif dari atrium ke ventrikel sebesar 90% dari volume darah akibat

Katup Mitralis Katup Trikuspidalis

Jantan 97,83±19,82 90,52±21,66 78,01-117,65 68,86-112,18 Betina 115,70±19,12 93,79±11,72 96,58-134,82 82,07-105,51 Semua Anjing 109,0±13 92,56±7,26 96-122 85,3-99,82 30

pembukaan katup atrioventrikular. Pada saat Epeak (pengisian awal), ventrikel berada dalam keadaan diastole yang kemudian tekanan intraventrikel perlahan-lahan akan mulai meningkat. Untuk hewan muda biasanya pada fase ini akan terdengar suara jantung (S3), namun untuk hewan dewasa bila suara jantung S3 terdengar mengindisikan terjadinya kegagalan ventrikel pada saat sistole akibat dilatasi ventrikel. Epeak terjadi setelah akhir gelombang T dalam

electrocardiography (ECG). Berdasarkan hasil pemeriksaan PWD

echocardiography pada semua anjing di katup mitralis dan trikuspidalis

menunjukkan hasil bahwa katup mitralis memiliki Va atau Epeak yang lebih tinggi dari pada katup trikuspidalis 109,0±13cm/s (P>0,05). Menurut Stepien et al. (1998), perluasan ruang ventrikel kiri berhubungan dengan peningkatan volume darah yang secara sekunder terjadi akibat kerja otot skeletal yang meningkat. Kecepatan puncak (peak velocity) biasanya normal lebih tinggi di katup mitral (Va≤ 0,9-1,0 m/sec, dan Ve≤ 0,6-0,7 m/sec), daripada di katup trikuspidalis (Va≤ 0,8-0,9 m/sec, dan Ve≤ 0,5-0,6 m/sec) pada anjing ras (Nelson RW  Couto CG 2008). Anjing dengan jenis kelamin betina memiliki nilai Va atau Epeak yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan anjing jenis kelamin jantan 115,70±19,12cm/s (mitralis) dan sebesar 93,79±11,72cm/s (trikuspidalis) (P>0,05).

Tabel 4. Hasil pengukuran Ve (cm/s) dengan PWD echocardiography. Nilai dinyatakan sebagai rataan ± SD

Keterangan : Hasil uji-t menyatakan tidak berbeda nyata (P> 0,05) pada selang kepercayaan 95%.

Katup Mitralis Katup Trikuspidalis

Jantan 0,39±0,08 0,36±0,08 0,31-0,47 0,28-0,44 Betina 0,45±0,08 0,37±0,05 0,37-0,53 0,32-0,42 Semua Anjing 0,42±0,03 0,36±0,01 0,39-0,45 0,35-0,37 31

Gambar 20. Histogram nilai rataan (Ve) di katup mitralis dan trikuspidalis PWD

echocardiography normal anjing kampung (Canis lupus familiaris). Velocity ejection (Ve) atau A peak merupakan suatu parameter pengukuran kecepatan aliran darah yang mengalir secara aktif berasal dari kekuatan kontraksi atrium (Mannion 2006). Saat Apeak, ventrikel berada di akhir periode diastole. Terjadi pengisian darah secara aktif sebesar 10% dari volume darah akibat kontraksi atrium. Pada saat kontraksi atrium, tekanan di dalam atrium perlahan-lahan akan meningkat, lalu darah akan mengalir melalui katup atrioventrikular. Apeak digambarkan sebagai gelombang P (depolarisasi atrium) dalam

electrocardiography (ECG). Atrium memiliki fungsi utama sebagai pompa primer

yang lemah, yang membantu mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Proses depolarisasi dalam atrium dimulai dari SA node, impuls menyebar ke semua jurusan dalam atrium, lalu perlahan lahan tekanan di dalam atrium meningkat kemudian diikuti oleh kontraksi atrium. Berdasarkan hasil pemeriksaan PWD echocardiography pada semua anjing kampung menunjukkan hasil bahwa katup mitralis memiliki nilai Ve atau Apeak yang lebih tinggi daripada katup

trikuspidalis 0,42±0,03cm/s. Kecepatan puncak (peak velocity) yang tinggi di ventrikel kiri sangat dipengaruhi oleh nilai Left Ventricular Wall at end-diastolic (LVWd). Nilai rata-rata dari pengukuran anjing kampung menunjukkan nilai LVWd 7.50 ± 1.03 mm (Devi 2009). Pengukuran nilai Ve atau Apeak di katup mitralis dan trikuspidalis menunjukkan anjing dengan jenis kelamin betina memiliki nilai Ve atau Apeak yang lebih tinggi daripada anjing jenis kelamin jantan 0,45±0,08 cm/s (mitralis) dan 0,37±0,05 cm/s (trikuspidalis) (P>0,05).

Tabel 5. Hasil pengukuran VTI (cm) dengan PWD echocardiography. Nilai

dinyatakan sebagai rataan ± SD

Katup Mitralis Katup Trikuspidalis

Jantan 3,9±3,13 3,87±1,86 0,77-7,03 2,01-5,73 Betina 7,6±4,03 4,53±2,55 3,57-11,63 1,98-7,08 Semua Anjing 5,75±2,19 4,75±0,27 3,56-7,94 4,48-5,02

Keterangan : Hasil uji-t menyatakan tidak berbeda nyata (P> 0,05) dengan selang kepercayaan 95%

Velocity Time Integral (VTI) merupakansuatu area planimeter yang terletak di bawah kurva kecepatan yang menunjukkan korelasi antara kecepatan terhadap waktu atau disebut juga sebagai stroke lenght, dan memiliki satuan centimeter (cm), perhitungannya dimulai dari area base line sampai dengan puncak gelombang Va atau Epeak dan Ve atau Apeak yang dipengaruhi oleh AT

(Acceleration Time) dan DT (Deceleration Time) (Penninck D  d’Anjou 2008).

Pengukuran VTI berfungsi untukmemperkirakan jumlah relatif darah yang masuk pada saat pengisian ventrikel (Penninck D  d’Anjou 2008). Berdasarkan hasil pemeriksaan PWD echocardiography pada semua anjing kampung nilai VTI di katup mitralis lebih tinggi daripada katup trikuspidalis 5,75±2,19 cm. Anjing dengan jenis kelamin betina memiliki nilai VTI yang lebih tinggi daripada anjing jenis kelamin jantan 7,6±4,03 cm (mitralis) dan 4,53±2,55 cm (trikuspidalis) (P>0,05). Kecepatan aliran darah yang memasuki ventrikel (VTI) sangat yang dipengaruhi oleh energi kinetik aliran darah. Hasil kerja tambahan dari tiap ventrikel (terutama ventrikel kiri) yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi kinetik aliran darah hanya kira-kira 1% dari seluruh hasil kerja ventrikel. Pada kondisi yang abnormal tertentu, darah dapat mengalir dengan kecepatan yang besar melalui katup yang mengalami penyempitan (Cunningham 2002).

Tabel 6. Hasil pengukuran MPG (mmHg) dengan PWD echocardiography. Nilai dinyatakan sebagai rataan ± SD

Katup Mitralis Katup Trikuspidalis

Jantan 0,03±0,017 0,01±0,004 0,013-0,047 0,006-0,014 Betina 0,05±0,03 0,02±0,017 0,02-0,08 0,003-0,037 Semua Anjing 0,04±0,01 0,015±0,005 0,03-0,05 0,01-0,02

Keterangan : Hasil uji-t menyatakan tidak berbeda nyata (P> 0,05) dengan selang kepercayaan 95%.

Gambar 22. Histogram nilai rataan MPG di katup trikuspidalis dan mitralis PWD

echocardiography normal anjing kampung (Canis lupus familiaris).

Agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah atau di dalam katup jantung, dibutuhkan suatu kekuatan (gaya) yang dapat mendorong darah. Gaya tersebut dapat berasal dari perbedaan tekanan darah (P1-P2) / tekanan gradient di dalam pembuluh darah atau di dalam katup (Klabunde RE 2009). Mean

pressure gradient (MPG) berfungsi untuk mengukur obstruksi yang terjadi pada

katup dan perubahan tekanan darah. Berdasarkan hasil pemeriksaan PWD

echocardiography pada semua anjing kampung menunjukkan hasil bahwa katup

mitralis memiliki nilai MPG yang lebih tinggi dari pada katup trikuspidalis 0,04±0,01mmHg (P>0,05). Pengukuran nilai MPG di katup mitralis dan trikuspidalis, menunjukkan anjing dengan jenis kelamin betina memiliki nilai MPG yang lebih tinggi daripada anjing jenis kelamin jantan 0,05±0,03mmHg (mitralis) dan 0,02±0,017 (trikuspidalis) (P>0,05). Pengukuran nilai MPG ini, dipengaruhi oleh nilai E point to septal separation. Pada anjing jantan 35

didapatkan nilai sebesar 3.87 ± 0.49 mm dan pada anjing betina nilainya 2.55 ± 0.41 mm, terdapat perbedaan yang nyata dari kedua nilai tersebut (P<0.01).

Tabel 7. Hasil pengukuran PI (cm/s) dengan PWD echocardiography. Nilai dinyatakan sebagai rataan ± SD

Keterangan : Hasil uji-t menyatakan tidak berbeda nyata (P> 0,05) pada selang kepercayaan 95%.

Pulsatility index merupakan suatu index parameter dalam pulsed wave untuk mengukur tahanan pembuluh darah. Fungsi pulsatility index adalah untuk

Katup Mitralis Katup Trikuspidalis

Jantan 12,83±3,10 11,32±9,93 9,73-15,93 1,39-21,25 Betina 13,26±5,71 11,46±9,22 7,55-18,97 2,24-20,68 Semua Anjing 13,10±2,97 11,39±0,83 10,13-16-07 10,56-12,22

Gambar 23. Histogram nilai rataan PI di katup mitralis dan trikuspidalis PWD echocardiography normal anjing kampung (Canis lupus

familiaris).

mengevaluasi penyakit peripheral vascular dan kegagalan transplantasi ginjal akut pada manusia (Petersen et al.1997). Pulsatility index dihitung melalui mencari selisih antara kecepatan puncak sistolik ke kecepatan akhir diastolic selama 1 siklus jantung dibagi dengan kecepatan rata-rata gelombang tersebut terhadap waktu. Pulsatility Index dihitung dengan rumus:

dimana, A adalah kecepatan dalam (cm/sec) saat puncak systole (PSV) dalam spektrum gelombang, B adalah kecepatan dalam (cm/sec) saat akhir diastole (EDV) dalam spektrum gelombang, dan TApeak (Time-Averaged peak adalah kecepatan rata-rata gelombang tersebut terhadap waktu (Sonoscape, SSI 1000 2008).

Gambar 21. (A) Peak Sistolic Velocity/PSV (B) End Diastolic Velocity/EDV.

Berdasarkan hasil pemeriksaan PWD echocardiography pada semua anjing kampung menunjukkan hasil bahwa katup mitralis memiliki nilai PI yang lebih tinggi dari pada katup trikuspidalis 13,10±2,97cm/s (P>0,05). Pengukuran nilai PI di katup mitralis dan trikuspidalis, menunjukkan anjing dengan jenis kelamin betina memiliki nilai PI yang lebih tinggi daripada anjing jenis kelamin jantan 13,26±5,71cm/s (mitralis) dan 11,46±9,22cm/s (trikuspidalis) (P>0,05). Faktor-faktor yang mempengaruhi parameter PI antara lain, EDV (End Diastolic

Velocity), PSV (Peak Sistolic Velocity), dan RI (Resistive Index). End diastolic velocity (EDV) merupakan kecepatan maksimum aliran darah di akhir periode diastole, sedangkan peak sistolic velocity (PSV) adalah kecepatan maksimum saat

PI = (A(cm/sec)-B(cm/sec) ) / Time-averaged peak velocity (cm/sec)

B A

cm/sec

puncak periode sistol. Selain itu, faktor yang mempengaruhi PI adalah resistive

index/RI. RI merupakan index kecepatan gelombang aliran darah arteri.

Parameter RI digunakan untuk menghitung kecepatan aliran darah dimana tidak ada aliran balik darah dalam arteri. Peningkatan gelombang PI mengindikasikan terjadinya peningkatan tahanan pembuluh darah atau vascular resistance yang sering tedeteksi di awal penolakan transplantasi ginjal akut pada manusia (Petersen LJ et al.1997).

Tabel 8. Hasil pengukuran Systole/Diastole dengan PWD echocardiography. Nilai dinyatakan sebagai rataan ± SD

Katup Mitralis Katup Trikuspidalis

Jantan 250,67±2,86 250,3±1,42 247,81-253,53 248,88-251,72 Betina 252 251,8±0,56 0 250,24-252,36 Semua Anjing 251,5±0,77 251,2±0,74 250,73-252,27 250,46-251,94

Keterangan : Hasil uji-t menyatakan tidak berbeda nyata (P> 0,05) pada selang kepercayaan 95%.

Diastole adalah suatu periode relaksasi otot jantung, sedangkan satu periode

pengisian jantung dengan darah yang diikuti oleh satu periode kontraksi otot jantung yang disebut dengan systole (Cunningham 2002). Debar jantung yang pertama merupakan suara menutupnya katup mitral dan trikuspidalis. Debar jantung yang kedua merupakan suara menutupnya katup aortik dan pulmonar (Colville  Bassert 2002). Berdasarkan hasil pemeriksaan PWD

echocardiography pada semua anjing kampung menunjukkan hasil bahwa katup

mitralis memiliki nilai S/D yang lebih tinggi daripada katup trikuspidalis (P>0,05) 251,5±0,77. Pengukuran nilai S/D di katup mitralis dan trikuspisdalis, menunjukkan anjing dengan jenis kelamin betina memiliki nilai S/D yang lebih tinggi daripada anjing jenis kelamin jantan 252±0 (mitralis) dan 251,8±0,56 (trikuspidalis) (P>0,05). Rasio S/D di katup mitralis lebih tinggi dari pada di katup trikuspidalis dapat dihubungkan dengan fungsi ventrikel kiri yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Selain itu menurut (Evans 1993), ventrikel kiri memilki karakteristik dinding otot yang tebal, dan 2 musculus papillaris yang besar. Dinding otot ventrikel kiri 3-4 kali lebih tebal daripada dinding otot ventrikel kanan. Fraksi pemendekan adalah persen perubahan pada dimensi ventrikel kiri dari fase diastole ke fase systole (Nelson  Couto 2008). Menurut (Cornell et al. 2004), FS digunakan secara luas sebagai indikator fungsi sistolik ventrikel kiri. Pengukuran parameter normal S/D berguna untuk mengetahui

Gambar 22. Histogram nilai rataan (S/D) di katup mitralis dan trikuspidalis PWD echocardiography normal anjing kampung (Canis lupus

familiaris).

kekuatan kontraktilitas otot jantung yang dihubungkan dengan penyakit jantung atau hipovolemia.

Karakteristik aliran darah di katup atrioventrikular pada ketujuh parameter yang diamati menunjukkan bahwa anjing dengan jenis kelamin betina memiliki nilai yang lebih tinggi daripada anjing berjenis kelamin jantan. Hal ini disebabkan oleh faktor hormonal. Hormon kelamin betina yang mempengaruhi adalah estrogen. Esterogen merupakan hormon steroid yang terdiri dari tiga bentuk yaitu: 17-β estradiol, estron, dan estriol. Estrogen memiliki kemiripan sifat dengan hormon-hormon adrenokorteks (Syarif et al. 2007). Stimulasi dan pelepasan hormon estrogenik tersebut akan menyebabkan peningkatan konsentrasi ion natrium di dalam cairan ekstraselular. Potensial aksi depolarisasi pada otot jantung terjadi bila ion positif (Na) dari ekstraselular masuk ke intraselular, peningkatan konsentrasi ion natrium menimbulkan pembukaan gerbang saluran cepat untuk natrium (Fast Voltage gated Na Chanel) sehingga akan meningkatkan kontraktilitas otot dan listrik jantung (Cunningham 2002).

Dokumen terkait