• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini akan diuraikan data hasil dan pembahasan mengenai tingkat kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014. Penyajian data hasil meliputi deskriptif karakteristik responden, pengetahuan bidan, dan kepatuhan bidan.

A. HASIL PENELITIAN

Setelah dilakukan penelitian mengenai kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014. Dengan jumlah responden yang diteliti sebanyak 35 orang. Maka hasil penelitian akan peneliti uraikan dalam bentuk analisa univariat. 1. Analisa Univariat

Analisa univariat ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014. Berikut ini akan dijabarkan hasil penelitian peneliti mengenai hasil identifikasi karakteristik responden serta pengetahuan dan kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan

a. Karakteristik responden

Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi lama bekerja, lama bekerja dan pendidikan terakhir responden. Sampel penelitian ini yaitu bidan yang telah menyelesaikan pendidikan bidan dan telah bekerja. Karakteristik responden dikelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu < 5 tahun, 6-10 tahun, 11-15 tahun dan > 15 tahun. Sedangkan pendidikan terakhir dikelompokkan kedalam 4 kelompok yaitu D1, D-III, D-IV, dan SKM. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014

Variabel Frekuensi (N) Persentasi (%)

Lama bekerja < 5tahun 6-10 tahun 11-15 tahun >15 tahun 3 6 10 16 8,57% 17,23% 28,5% 45,7% Pendidikan terakhir DI D-III D-IV SKM 0 32 2 1 0 91,4% 5,7% 2,9%

Berdasarkan tabel 5.1 dapat digambarkan bahwa mayoritas responden telah bekerja selama >15 tahun yaitu sebanyak 16 responden (45,7%). Sedangkan untuk pendidikan terakhir mayoritas responden dengan latar pendidikan DIII Kebidanan yaitu sebanyak 32 responden (91,4%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabl 5.1

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan pengetahuan dalam melaksanakan suhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja

Puskesmas Helvetia tahun 2014

Pengetahuan bidan Frekuensi (N) Persentasi (%) Baik Cukup Kurang 17 13 5 48,5% 37,3% 14,2% Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 5.2 diatas diperoleh hasil kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal berdasarkan pengetahuan dimana mayoritas responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 17 responden (48,5%) . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 5.2

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuisioner pengetahuan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah

kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014

No Pertanyaan

n = 35 Pilihan Jawaban Benar Salah

F % F %

1 Ibu hamil harus ditimbang berat badannya 25 71,4 10 28,6

2 Penimbangan berat badan untuk mendeteksi……. 21 60 14 42,9

3 Pengukuran tekanan darah untuk mendeteksi….. 20 57,1 15 42,9

4 Pengukuran TFU untuk mencegah ruptur 24 68,5 11 31,5

5 Standar pengukuran TFU 24 68,5 11 31,5

6 Pengertian imunisasi TT 24 62,8 13 37,2

7 Ibu hamil dengan T5 tidak perlu diimunisasi lagi 26 74,2 9 25,8 8 Ibu hamil 5 bulan wajib mendapat imunisasi TT 26 74,2 9 25,8

9 Pemberian tablet zat besi 29 82,8 6 18,2

10 Pemberian tablet zat besi 90 tablet selama kehamilan 23 65,7 12 34,3 11 Hak dan kewajiban bidan menganjurkan tes PMS 26 74,2 9 25,8 12 Temu wicara hanya dilakukan pada trimester ke 3 19 54,2 16 45,8 Dari hasil penelitian distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuisioner pengetahuan bidan tentang standar asuhan minimal pelayanan antenatal didapatkan mayoritas responden menjawab benar pada pertanyaan nomor 9 yakni mengenai pemberian tablet zat besi yaitu sebanyak 29 responden (82,8%) dan mayoritas menjawab salah pada pertanyaan no 12 yakni tentang temu wicara sebanyak 16 responden (45,8%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan kepatuhan bidan dalam melaksanakan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja

Puskesmas Helvetia tahun 2014

Kepatuhan bidan Frekuensi (N) Persentasi (%) Patuh Cukup Patuh Tidak Patuh 10 13 12 28,5% 37,3% 34,2% Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 5.4 diatas diperoleh hasil kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimalpelayanan antenatal berdasarkan kepatuhan didapatlkan mayoritas responden memiliki kepatuhan dengan kategori cukup patuh sebanyak 13 responden (37,3%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 5.4

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuisioner kepatuhan bidan tentang asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja puskesmas

Helvetia tahun 2014 No Pertanyaan n = 35 Pilihan Jawaban Ya Tidak F % F %

1 Penimbangan berat dan tinggi badan dengan alat

terstandar 18 51,4 17 48,6

2 Pengukuran tekanan darah dengan alat terstandar 22 62,8 13 37,2

3 Penukuran TFU dengan pita centimeter 25

71,4 10 28,6

4 Pengukuran lila dengan pita lila 20 57,1 15 42,9

5 Pengukuran panggul luar dengan jangka panggul 13 37,2 22 62,8

6 Pemeriksaan denyut jantung janin dengan dopler 28 80 7 20

7 Pemberian imunisasi TT sebanyak 2x selama……. 27 77,1 8 22,9 8 Pemberian tablet zat besi sebanyak 90 tablet 33 94,2 2 5,8

9 Menganjurkan melakukan tes PMS 14 40 21 60

10 Pemberian konseling 17 48,6 18 51,4

Dari hasil penelitian distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuisioner kepatuhan bidan tentang standar asuhan minimal pelayanan antenatal didapatkan mayoritas responden menjawab ya pada pertanyaan nomor 8 yakni mengenai pemberian tablet zat besi yaitu sebanyak 33 responden (94,2%) dan mayoritas menjawab tidak pada pertanyaan no 5 yakni mengenai pengukuran jangka panggul sebanyak 22 responden (62,8%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5

B. PEMBAHASAN

Dari data hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan untuk menjawab penelitian tentang kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Helvetia tahun 2014.

1. Kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan

antenatal berdasarkan karakteristik bidan

Karakteristik bidan yang berupa lama bekerja dan pendidikan bisa berpengaruh secara langsung atau tidak langsung (secara langsung berpengaruh terhadap pengetahuan) namun bisa juga langsung berpengaruh terhadap praktik pemeriksaan kehamilan.

Lama bekerja mempunyai peranan penting dalam memperoleh pengetahuan karena semakin lama seseorang bekerja akan semakin memiliki pengalaman bekerja yang lebih banyak. Semakin banyak pengalaman seseorang maka akan semakin memiliki kompetensi yang lebih baik dalam memberikan pelayanan antenatal kepada ibu-ibu hamil.

Koentjaranningtrat berpendapat dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa dan sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru. Menurut konsep Amerika, pendidikan diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat. Kondisi tingkat pendidikan dapat menentukan tingkat partisipasi bidan di dalam berperan

serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi tingkat perhatian terhadap masalah kesehatan bidan

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa mendatang. Hasil belajar tersebut adalah keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Sebab pada gilirannya pembangunan pendidikan adalah arti lain dari upaya untuk pembangunan nasional, dimana dari pendidikan yang tinggi akan diperoleh suatu masyarakat yang mempunyai pengetahuan lebih luas untuk melaksanakan pembangunan pembangunan nasional.

Bagi sebagian dewasa muda, terutama mereka yang kurang mempunyai pengalaman kerja dan bahkan belum pernah bekerja sering mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang diembannya. Orang dewasa muda yang mempunyai cukup pengalaman kerja dapat memperoleh kepuasan lebih jauh sesuai dengan pekerjaan yang dipilih dibandingkan dengan mereka yang kurang mempunyai pengalaman. Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan dapat menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ida Rukmawati bahwa ada hubungan yang signifikan antara karakteristik bidan dengan tingkat kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar pelayanan

antenatal. Perhitungan analisis bivariat menghasilkan nilai koefisien korelasi Kendall’s tau sebesar 0,455 dengan nilai uji statistik Zhitung > Ztabel (3,534 >

1,96). Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik bidan di puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen tentang pelayanan ANC dengan praktek pemeriksaan kehamilan sesuai standar minimal 7 T, dimana kekuatan hubungannya termasuk sedang dengan arah positif.

2. Kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan antenatal berdasarkan pengetahuan bidan

Dari hasil distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan pengetahuan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal menunjukkan bahwa dari 35 responden lebih banyak memiliki pengetahuan baik tentang pemberian asuhan standar minimal yaitu sebanyak 17 orang (48,5%) . Namun masih ada yang memiliki pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 13 orang (37,3%), dan yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 5 orang (14,2%)

Pengetahuan terjadi melalui pengindraan manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia dieroleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang motivasi atau faktor pendorong bagi seseorang.

Penelitian ini menemukan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang bidan tentang antenatal care maka seorang bidan akan cenderung akan melaksanakan praktek kebidanan sesuai dengan standar minimal 7T. Pemenuhan asuhan standar minimal oleh bidan didasari oleh pengetahuan yang dia miliki. Hal ini terjadi karena memang pengetahuan memang merupakan salah satu aspek

psikis yang dapat menjadi motivasi atau faktor pendorong seseorang dalam melakukan sesuatu atau aktivitas.

Analisis ini sesuai dengan pendapat Soekanto (2001) bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi. Secara deskriptif cukup baiknya tingkat pengetahuan tentang pelayanan ANC juga sejalan dengan praktek pemeriksaan kehamilan para bidan yang sebagian besar sudah sesuai dengan standar minimal 7 T (73,33%).

Tingkat pengetahuan sangat dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam memberikan asuhan minimal pada antenatal. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ida Rukmawati dimana perhitungan analisis bivariat menghasilkan nilai koefisien korelasi Kendall’s tau sebesar 0,455 dengan nilai uji statistik Zhitung > Ztabel (3,534 > 1,96). Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik bidan di puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen tentang pelayanan ANC dengan praktek pemeriksaan kehamilan sesuai standar minimal 7 T, dimana kekuatan hubungannya termasuk sedang dengan arah positif. Penelitian ini menemukan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan tentang pelayanan ANC maka seorang bidan cenderung akan melaksanakan praktek pemeriksaan kehamilan yang sesuai dengan standar minimal 7 T. Pemenuhan standar minimal 7 T oleh bidan didasari oleh pengetahuan yang dia miliki. Hal ini terjadi karena memang pengetahuan merupakan salah satu aspek psikis yang dapat menjadi motivasi atau faktor pendorong seseorang melakukan suatu perilaku atau aktifitas. Dengan

mengasumsikan profesionalitas maka seorang bidan didasari dengan pengetahuan yang dia miliki tentu akan berusaha untuk melaksanakan tugasnya paling tidak menurut aturan yang dia tahu.

Hal ini juga didukung oleh penelitian Ida Rumawati yang berjudul hubungan antar tingkat pengetahuan bidan dengan praktek pemeriksaan kehamilan sesuai standar minimal 7T di Puskesmas Sioarjo. Dimana dari peneltian ersebut didapatkan kekuatan atau keeratan hubungan antara tingkat pngetahuan tentang pelayanan ANC dengan praktek pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar minimal 7T adalah baik.

3. Kepatuhan bidan dalam memberikan asuhan standar minimal pelayanan

antenatal berdasarkan tingkat kepatuhan.

Dari hasil distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan kepatuhan bidan tentang pemberian asuhan standar minimal, menunjukkan bahwa dari 35 responden lebih banyak memiliki kepatuhan cukup sebanyak 13 orang (37,3%). Namun masih ada yang memiliki kepatuhan kurang sebanyak 12 orang (34,2%) dan yang patuh sebanyak 10 orang (28,5%)

Tingkat kepatuhan adalah pengukuran pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Perhitungan tingkat kepatuhan dapat dikontrol bahwa pelaksanan program telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan standart.

Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam melaksanakan asuhan standar minimal 7T. Hal ini sesuai dengan analisis

Lawrence Green (Notoatmojo, 2003) bahwa perilaku (khususnya dalam bidang kesehatan) ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor-faktor predisposisi (disposing factors), faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors). Kepatuhan sendiri termasuk faktor-faktor predisposisi. Penelitian ini juga menemukan bahwa kekuatan atau keeratan hubungan antara tingkat kepatuhan tentang pelayanan ANC dengan praktek pemeriksaan kehamilan sesuai standar minimal 7 T termasuk sedang. Hal ini berarti bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi seorang tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan antenatal, seperti pengetahuan yang termasuk ke dalam faktor predisposisi. Tingkat pengetahuan tentang pelayanan ANC bukan satu satunya faktor yang mempengaruhi praktek pemeriksaan kehamilan sesuai standar minimal 7 T. Masih cukup besar proporsi pengaruh dari faktor lain. Karakteristik bidan yang berupa umur, pendidikan, dan pengalaman (masa kerja) bisa berpengaruh secara tidak langsung (secara langsung berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan) namun bisa juga berpengaruh langsung terhadap praktek pemeriksaan kehamilan. Disamping itu ada juga beberapa faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap praktek pemeriksaan kehamilan antara lain keadaan sarana prasarana (misalnya ketersediaan dan kelengkapan alat) dan kondisi tertentu saat pemeriksaan kehamilan dilakukan.

BAB VI

Dokumen terkait