• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum

Perkecambahan benih pada seluruh percobaan memiliki daya berkecambah 87 % hingga 100 %. Setiap satuan percobaan diusahakan mendapat pemberian air yang sama. Pada percobaan fase pertumbuhan dan persistensi setiap tanaman mendapat air rata-rata 4 mm per hari. Pada percobaan cawan ‘biolignoherbisida’

dan air diirigasikan sesuai kapasitas media tanam yang berupa lembaran kertas buram. Pada percobaan cawan ‘biolignoherbisida’ dan air diberikan hanya sekali pada saat tanam.

Serangan hama penyakit pada tanaman uji selama percobaan tidak terjadi. Hal ini terjadi terutama karena masa pertumbuhan tanaman uji singkat dan tidak ditanam dilapangan. Umur tanaman uji paling lama pada percobaan adalah 19 HST (hari setelah tanam). Kondisi lingkungan tanaman uji yang berada di teras bangunan sehingga sedikit adanya sumber hama dan penyakit. Benih uji percobaan bioasai dilakukan pada cawan tertutup.

Ketahanan Tanaman Uji pada Fase Pratumbuh

Bioherbisida diaplikasikan di permukaan tanah pada saat penanaman benih. Pengamatan diawali pada 6 HST (hari setelah tanam) menunjukkan ketahanan tanaman kacang tanah terhadap seluruh bioherbisida uji (Tabel 1). Tanaman yang diaplikasikan bioherbisida masing-masing menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman yang tidak berbeda. Berikutnya, pada pengamatan 17 HST pertumbuhan tinggi tanaman masing-masing bioherbisida tidak terpengaruh dibandingkan air (-) dan air (SO2) (Tabel 1). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi kacang tanah pada fase pratumbuh (Tabel 1).

Tabel 1 Tinggi tanaman kacang tanah pada aplikasi beberapa bahan baku ‘biolignoherbisida’ fase pratumbuh

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Perlakuan Tinggi tanaman kacang tanah (cm)

6 HST 8 HST 10 HST 12 HST 15 HST 17 MST Air (-) 0.09 1.05ab 3.34ab 6.52ab 9.91ab 10.67ab Cangkang Sawit 1.01 2.57ab 4.00ab 6.40abc 10.84ab 11.05ab Gambut 0.31 1.07ab 2.89ab 5.02bc 7.76b 8.29b Sekam 0.90 2.74a 4.73ab 6.57abc 9.43ab 9.87ab Air (SO2) 0.93 2.36ab 4.97ab 7.05abc 10.22ab 10.62ab Cangkang Sawit

+ SO2 0.21 0.62b 1.81b 3.35c 6.99b 7.45b

Gambut + SO2 0.33 1.60ab 3.11ab 5.30abc 8.46ab 9.05ab Sekam + SO2 0.87 2.02ab 5.08a 8.36a 12.61a 12.96a

9

Pada pengamatan awal 4 HST menunjukkan tinggi tanaman kedelai masing-masing bioherbisida tidak terpengaruh dibandingkan air (-) dan air (SO2) (Tabel 2). Selanjutnya hingga pengamatan pada 13 HST menunjukkan masing-masing bioherbisida tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman kedelai dibandingkan air (-) dan air (SO2) (Tabel 2). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi kedelai pada fase pratumbuh (Tabel 2).

Tabel 2 Tinggi tanaman kedelai pada aplikasi beberapa bahan baku ‘bioligno

-herbisida’ fase pratumbuh

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Pada 12 HST akhir pengamatan tinggi tanaman jagung menunjukkan pertumbuhan tanaman jagung tidak terpengaruh setelah aplikasi masing-masing bioherbisida (Tabel 3). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi jagung pada fase pratumbuh (Tabel 3). Karena itu, tanaman jagung memiliki ketahanan terhadap seluruh bioherbisida uji.

Tabel 3 Tinggi tanaman jagung pada aplikasi beberapa bahan baku ‘bioligno

-herbisida’ fase pratumbuh

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Perlakuan Tinggi tanaman kedelai (cm)

4 HST 7 HST 10 HST 13 HST

Air (-) 1.88 8.80 15.91a 21.53a

Cangkang Sawit 2.62 9.11 15.98a 20.56ab

Gambut 2.83 9.71 15.90a 21.75a

Sekam 1.70 7.65 13.21b 18.64ab

Air (SO2) 2.71 9.10 15.16ab 19.14ab

Cangkang Sawit + SO2 2.82 9.11 14.65ab 19.51ab

Gambut + SO2 2.63 8.82 14.34ab 19.10ab

Sekam + SO2 2.15 7.73 12.97b 17.27b

Perlakuan Tinggi tanaman jagung (cm)

4 HST 6 HST 8 HST 10 HST 12 HST

Air (-) 1.76ab 10.29ab 21.05ab 29.46 33.26

Cangkang Sawit 2.62ab 11.46ab 21.26ab 30.79 34.99

Gambut 2.33ab 9.99ab 20.41ab 27.54 34.65

Sekam 1.95ab 10.14ab 18.93ab 26.76 31.83

Air (SO2) 3.48a 13.20a 25.03a 30.94 35.28

Cangkang Sawit + SO2

1.45b 8.69b 17.14b 24.84 33.04

Gambut + SO2 2.40ab 8.81b 16.71b 24.79 29.86

10

Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi padi pada fase pratumbuh (Tabel 4). Penelitian Arifin (2015) menunjukkan bioherbisida berbahan baku sekam padi 133 g l-1 + SO2 dan cangkang sawit 133 g l-1 + SO2 menghambat perkecambahan gulma padi F. miliacea. Pertumbuhan akar F. miliacea 11.3 mm dan 12.5 mm pada aplikasi sekam padi 133 g l-1 + SO2 dan cangkang sawit 133 g l-1 + SO2 terhadap kontrol 17.3 mm pada 3 MSA. Gulma terhambat pertumbuhannya dan padi yang memiliki ketahanan terhadap bioherbisida menjadi hasil efektif untuk tujuan pengendalian gulma pada masa penanaman padi.

Tabel 4 Tinggi tanaman padi pada aplikasi beberapa bahan baku ‘

bioligno-herbisida’ fase pratumbuh

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Ketahanan Tanaman Uji pada Fase Kecambah

Bioherbisida masing-masing diaplikasikan pada 3 HST ketika tanaman uji berupa kecambah. Pada konsentrasi tertentu senyawa alelokimia dapat menghambat dan mengurangi hasil pada proses-proses utama tumbuhan (Rice 1984). Pengamatan akhir dilakukan sekitar 2 MST untuk mengetahui pengaruh bioherbisida terhadap pertumbuhan tanaman uji sejak aplikasi bioherbisida.

Pengamatan tinggi tanaman kacang tanah pada 17 HST menunjukkan tidak terpengaruh terhadap masing-masing bioherbisida (Tabel 5). Bioherbisida berba-han baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi kacang tanah pada fase kecambah (Tabel 5). Jadi, tanaman kacang tanah memi-liki ketahanan terhadap seluruh bioherbisida uji.

Perlakuan Tinggi tanaman padi (cm)

4 HST 6 HST 8 HST 10 HST 12 HST 15 HST Air (-) 0.26a 1.89ab 5.13ab 8.81 12.02 13.68ab Cangkang Sawit 0.05b 2.09ab 6.30ab 9.00 11.88 13.51ab Gambut 0.05b 1.94ab 6.21ab 9.28 12.44 14.15ab

Sekam 0.00b 2.58a 7.35ab 10.10 12.56 15.44a

Air (SO2) 0.00b 2.00ab 5.91ab 9.43 12.58 14.65ab Cangkang Sawit

+ SO2 0.00b 1.34b 4.86b 8.16 11.80 13.08ab

Gambut + SO2 0.06b 1.81ab 5.78ab 8.71 11.01 12.12b Sekam + SO2 0.09ab 2.15ab 5.51a 9.04 11.89 13.41ab

11 Tabel 5 Tinggi tanaman kacang tanah pada aplikasi beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’ fase kecambah

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Tanaman kedelai pada 13 HST menunjukkan pertumbuhan yang tidak terpengaruh terhadap seluruh bioherbisida uji (Tabel 6). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi kedelai pada fase kecambah (Tabel 6). Oleh sebab itu, tanaman kedelai tahan terhadap aplikasi seluruh bioherbisida uji pada fase kecambah.

Tabel 6 Tinggi tanaman kedelai pada aplikasi beberapa bahan baku ‘bioligno

-herbisida’ fase kecambah

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Tanaman jagung pada 12 HST tidak terpengaruh pertumbuhannya setelah aplikasi bioherbisida uji pada 3 HST (Tabel 7). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi jagung pada fase kecambah (Tabel 7). Jadi, tanaman jagung tahan terhadap aplikasi seluruh bioherbisida uji pada fase kecambah.

Perlakuan Tinggi tanaman kacang tanah (cm)

6 HST 8 HST 10 HST 12 HST 15 HST 17 HST

Air (-) 0.45 1.51ab 3.60 5.57ab 8.15 9.05

Cangkang Sawit 1.02 2.30ab 4.92 7.48ab 10.66 11.52

Gambut 0.30 2.08ab 4.95 8.00ab 9.70 10.00

Sekam 0.80 2.28ab 4.88 7.28ab 10.64 11.10

Air (SO2) 1.24 2.60ab 5.18 8.56a 11.88 12.00 Cangkang Sawit

+ SO2

1.48 2.78ab 2.78 7.00ab 11.58 11.70

Gambut + SO2 0.10 0.63b 1.87 4.23b 7.82 8.10

Sekam + SO2 1.48 3.74a 4.78 8.78a 11.88 12.10

Perlakuan Tinggi tanaman kedelai (cm)

4 HST 7 HST 10 HST 13 HST Air (-) 2.78 7.80 12.56 17.26 Cangkang Sawit 1.81 6.70 12.07 17.97 Gambut 2.21 7.57 12.30 17.43 Sekam 2.23 7.96 13.63 19.06 Air (SO2) 2.94 7.81 12.36 16.20 Cangkang Sawit + SO2 3.04 8.64 14.96 20.86 Gambut + SO2 2.51 8.08 14.26 19.44 Sekam + SO2 1.79 6.79 11.66 16.50

12

Tabel 7 Tinggi tanaman jagung pada aplikasi beberapa bahan baku ‘bioligno

-herbisida’ fase kecambah

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi padi pada fase kecambah (Tabel 8). Penelitian Arifin (2015) menunjukkan bioherbisida berbahan baku baku sekam padi 133 g l-1 + SO2 dan cangkang sawit 133 g l-1 + SO2 menyebabkan kerusakan daun gulma F. miliacea, L. octovalvis, dan L. chinensis. Jumlah daun rusak F. miliacea, L. octovalvis, dan L. chinensis pada aplikasi bioherbisida sekam padi 133 g l-1 + SO2 berturut-turut 3.7, 6.0, dan 3.3 helai dibandingkan kontrol tidak ada kerusakan daun. Aplikasi gulma dilakukan pada fase post emergence padi dan gulma berumur sekitar satu bulan.

Tabel 8 Tinggi tanaman padi pada aplikasi beberapa bahan baku ‘bioligno

-herbisida’ fase kecambah

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Ketahanan Tanaman Uji pada Fase 1 MST

Uji pada fase 1 MST bioherbisida diaplikasikan 7 HST ke masing-masing tanaman uji. Pengamatan tinggi tanaman kacang tanah menujukkan tanaman

Perlakuan Tinggi tanaman jagung (cm)

4 HST 6 HST 8 HST 10 HST 12 HST Air (-) 2.38ab 10.81ab 21.04ab 28.74abc 33.23ab Cangkang Sawit 2.75ab 10.99ab 23.86ab 30.09ab 34.39ab

Gambut 1.44bc 8.11bc 17.76bc 24.40bc 29.28b

Sekam 1.61bc 10.05ab 18.53abc 25.30bc 30.68b

Air (SO2) 3.56a 13.39a 25.56a 32.88a 39.03a Cangkang Sawit +

SO2

1.84bc 8.46bc 17.79bc 25.59bc 31.10b Gambut + SO2 0.87c 5.93c 14.97c 21.81c 27.77b Sekam + SO2 1.56bc 8.91bc 18.50abc 25.20bc 31.61b

Perlakuan Tinggi tanaman padi (cm)

4 HST 6 HST 8 HST 10 HST 12 HST 15 HST

Air (-) 0.19 2.19 6.02 9.18 11.90ab 13.30b

Cangkang Sawit 0.03 2.70 7.21 10.00 14.87a 17.31a

Gambut 0.23 1.95 5.85 8.65 11.10b 12.48b

Sekam 0.06 1.77 5.76 8.83 12.96ab 14.58ab

Air (SO2) 0.11 2.38 5.55 9.60 12.51ab 14.08ab Cangkang Sawit

+ SO2

0.06 2.36 6.65 9.12 12.22ab 13.40b Gambut + SO2 0.06 1.98 5.26 7.77 9.90b 11.26b Sekam + SO2 0.23 2.35 6.18 8.97 12.45ab 13.58b

13 pertumbuhan kacang tanah tidak terpengaruh akibat aplikasi herbisida 10 hari setelah aplikasi (Tabel 9). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi kacang tanah pada fase 1 MST (Tabel 9). Jadi, tanaman kacang tanah tahan terhadap seluruh bioherbisida pada aplikasi fase 1 MST.

Tabel 9 Tinggi tanaman kacang tanah pada aplikasi beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’ fase 1 MST

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Pengamatan tinggi tanaman kedelai 13 HST menununjukkan tanaman kedelai tidak terpengaruh terhadap aplikasi bioherbisida (Tabel 10). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi kedelai pada fase 1 MST (Tabel 10). Oleh sebab itu, tanaman kedelai memiliki ketahanan terhadap seluruh aplikasi bioherbisida.

Tabel 10 Tinggi tanaman kedelai pada aplikasi beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’ fase 1 MST

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Pertumbuhan tanaman jagung tidak terpengaruh terhadap aplikasi seluruh bioherbisida (Tabel 11). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut,

Perlakuan Tinggi tanaman kacang tanah (cm)

6 HST 8 HST 10 HST 12 HST 15 HST 17 HST

Air (-) 0.54ab 1.47 2.78 6.11 8.18ab 8.30ab

Cangkang Sawit 0.48ab 1.41 4.00 5.25 9.10ab 9.45ab

Gambut 0.70ab 2.48 4.98 8.41 11.58ab 11.75ab

Sekam 0.34ab 2.26 4.14 7.82 11.30ab 11.62ab

Air (SO2) 0.10b 1.16 3.00 5.26 9.04ab 9.28ab Cangkang Sawit

+ SO2

0.38ab 1.48 4.36 5.35 7.56b 7.70b Gambut + SO2 1.02a 2.82 5.68 8.32 12.74a 13.06a Sekam + SO2 0.00b 2.04 3.98 5.78 9.66ab 9.82ab

Perlakuan Tinggi tanaman kedelai (cm)

4 HST 7 HST 10 HST 13 HST

Air (-) 2.26 8.05 13.75ab 19.48ab

Cangkang Sawit 2.98 8.27 14.32a 19.48ab

Gambut 3.25 8.54 14.15a 19.98ab

Sekam 2.72 8.21 13.21ab 19.78ab

Air (SO2) 2.70 8.73 14.25a 20.12ab

Cangkang Sawit + SO2 2.35 7.26 11.95b 18.02ab

Gambut + SO2 3.34 8.80 14.72a 21.04a

14

sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi jagung pada fase 1 MST (Tabel 11). Karena itu, tanaman jagung memiliki ketahanan terhadap seluruh bioherbisida uji. Tabel 11 Tinggi tanaman jagung pada aplikasi beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’ fase 1 MST

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Pengamatan tinggi tanaman padi pada 15 HST menunjukkan pertumbuhan tanaman padi tidak terpengaruh terhadap aplikasi seluruh bioherbisida uji (Tabel 12). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi padi pada fase 1 MST (Tabel 12). Oleh sebab itu, tanaman padi memiliki ketahanan terhadap seluruh bioherbisida uji.

Tabel 12 Tinggi tanaman padi pada aplikasi beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’ fase 1 MST

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Uji Persistensi ‘Biolignoherbisida’ 2 MSA di Media Tanam

Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh

Perlakuan Tinggi tanaman jagung (cm)

4 HST 6 HST 8 HST 10 HST 12 HST

Air (-) 3.94ab 13.57 25.80 32.41 34.88

Cangkang Sawit 2.51c 10.67 21.17 28.33 34.13

Gambut 3.08bc 11.81 22.67 29.41 32.22

Sekam 3.57abc 12.85 22.88 31.40 36.91

Air (SO2) 3.53abc 13.01 25.01 33.00 36.04 Cangkang Sawit +

SO2

4.01ab 13.75 22.77 28.30 32.51 Gambut + SO2 2.76bc 11.93 23.57 29.53 33.63

Sekam + SO2 4.71a 12.68 23.85 29.30 31.76

Perlakuan Tinggi tanaman padi (cm)

4 HST 6 HST 8 HST 10 HST 12 HST 15 HST

Air (-) 0.00 0.95 3.94 6.81b 8.90b 10.74b

Cangkang Sawit 0.07 1.52 4.85 8.15ab 11.61a 13.37ab

Gambut 0.00 1.68 5.42 8.50ab 11.70a 12.72ab

Sekam 0.06 1.83 5.10 8.58ab 12.75a 14.66a

Air (SO2) 0.03 1.81 4.86 8.30ab 11.35a 13.21ab Cangkang Sawit

+ SO2

0.00 1.54 5.41 8.24ab 13.24a 14.12a Gambut + SO2 0.05 2.00 5.81 9.41a 12.90a 14.77a Sekam + SO2 0.00 1.63 5.88 9.28a 12.55a 14.25a

15 terhadap tinggi padi pada uji persistensi 2 MSA (Tabel 13). Bioherbisida berbahan baku sekam pada konsentrasi 10 % (b/v) berpengaruh terhadap tinggi padi pada uji persistensi 2 MSA (Tabel 13). Media tanam yang mengandung residu bioherbisida berbahan baku sekam menyebabkan tanaman padi terhambat pertumbuhannya dibandingkan kontrol.

Tabel 13 Tinggi tanaman padi pada uji persistensi 2 MSA beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Pengamatan tinggi tanaman kacang hijau menunjukkan tidak adanya pengaruh bioherbisida uji terhadap pertumbuhan (Tabel 14). Oleh sebab itu, bioherbisida uji tidak meninggalkan residu. Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2

pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi kacang hijau pada uji persistensi 2 MSA (Tabel 14).

Tabel 14 Tinggi tanaman kacang hijau pada uji persistensi 2 MSA beberapa bahan baku ‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Pengamatan tinggi tanaman jagung menunjukkan tidak adanya pengaruh seluruh bioherbisida uji. Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut,

Perlakuan Tinggi tanaman padi (cm)

7 HST 10 HST 13 HST 16 HST 19 HST

Air (-) 5.22 10.02ab 14.20ab 19.25abc 23.90a

Cangkang Sawit 5.30 10.87ab 13.35ab 17.10abc 18.85abc

Gambut 6.15 11.80a 16.02a 20.80a 22.57ab

Sekam 5.20 9.10b 12.12ab 13.65c 14.37c

Air (SO2) 5.97 10.77ab 15.47a 20.97a 22.97ab Cangkang Sawit +

SO2 5.10 9.10b 10.95b 14.72bc 17.32bc

Gambut + SO2 4.70 9.10b 12.42ab 17.00abc 19.47abc Sekam + SO2 5.65 10.50ab 14.32ab 19.52ab 22.02ab

Perlakuan Tinggi tanaman kacang hijau (cm)

4 HST 7 HST 10 HST 13 HST 16 HST 19 HST

Air (-) 4.25 17.17ab 20.72 22.07 22.65 22.90 Cangkang Sawit 2.80 17.03ab 21.43 21.70 23.10 23.33

Gambut 3.00 14.60b 19.47 20.85 21.45 21.82

Sekam 3.33 16.13ab 19.76 21.00 21.80 22.06

Air (SO2) 4.30 16.63ab 20.16 20.66 22.16 22.53 Cangkang Sawit +

SO2 3.65 17.50a 21.15 22.20 23.40 23.55

Gambut + SO2 4.16 16.73ab 20.36 21.50 21.86 22.13 Sekam + SO2 2.66 16.93ab 21.33 22.53 23.16 23.83

16

sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi jagung pada uji persistensi 2 MSA (Tabel 15). Karena itu, seluruh bioherbisida uji tidak meninggalkan residu setelah 2 MSA.

Tabel 15 Tinggi tanaman jagung pada uji persistensi 2 MSA beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Pengamatan tinggi tanaman kedelai pada 19 HST menunjukkan tidak adanya pengaruh seluruh bioherbisida uji terhadap pertumbuhan. Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi jagung pada uji persistensi 2 MSA (Tabel 16). Oleh sebab itu, seluruh bioherbisida uji tidak meninggalkan residu yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai.

Tabel 16 Tinggi tanaman kedelai pada uji persistensi 2 MSA beberapa bahan baku ‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Perlakuan Tinggi tanaman jagung (cm)

4 HST 7 HST 10 HST 13 HST 16 HST

Air (-) 2.80a 21.25a 34.17 38.80 39.32ab

Cangkang Sawit 1.70ab 16.80ab 29.42 33.15 34.20ab

Gambut 1.97ab 17.82ab 30.37 36.25 36.70ab

Sekam 2.33ab 19.16ab 34.30 38.93 39.20ab

Air (SO2) 0.60b 21.60b 29.57 37.15 42.37a

Cangkang Sawit +

SO2 2.70a 21.53a 33.80 39.16 40.43ab

Gambut + SO2 2.26ab 18.43ab 31.10 31.66 31.73b Sekam + SO2 1.80ab 18.83ab 32.50 37.46 38.43ab

Perlakuan Tinggi tanaman kedelai (cm)

4 HST 7 HST 10 HST 13 HST 16 HST 19 HST Air (-) 6.27 21.12 28.72 31.35 32.52 33.02 Cangkang Sawit 4.90 18.25 23.75 25.95 27.10 28.20 Gambut 4.42 18.95 27.55 30.30 31.40 31.52 Sekam 5.60 18.25 24.65 27.05 27.80 28.10 Air (SO2) 5.00 19.50 26.60 28.93 30.03 30.13 Cangkang Sawit + SO2 5.53 19.03 29.73 31.80 32.33 32.83 Gambut + SO2 5.10 17.25 25.75 28.65 30.35 31.15 Sekam + SO2 5.40 21.73 30.93 34.26 35.16 35.30

17 Uji Persistensi ‘Biolignoherbisida’ 4 MSA di Media Tanam

Bioherbisida uji diaplikasikan pada permukaan media tanam. Selanjutnya, 4 MSA dilakukan penanaman tanaman pangan. Pengamatan akhir tanaman padi pada 16 HST menunjukkan seluruh bioherbisida uji tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi (Tabel 17). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2

pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi padi pada uji persistensi 4 MSA (Tabel 17). Karena itu, seluruh bioherbisida uji tidak meninggalkan residu.

Tabel 17 Tinggi tanaman padi pada uji persistensi 4 MSA beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Pengamatan tinggi tanaman kacang hijau pada 16 HST menunjukkan tidak adanya pengaruh bioherbisida uji terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Tabel 18). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi kacang hijau pada uji persistensi 4 MSA (Tabel 18). Jadi, seluruh bioherbisida uji tidak meninggalkan residu setelah 4 MSA.

Tabel 18 Tinggi tanaman kacang hijau pada uji persistensi 4 MSA beberapa bahan baku ‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Perlakuan Tinggi tanaman padi (cm)

7 HST 10 HST 13 HST 16 HST Air (-) 2.40 8.27 12.10 14.77 Cangkang Sawit 1.86 8.93 12.36 16.46 Gambut 1.62 7.00 12.12 18.15 Sekam 0.72 6.57 9.47 13.95 Air (SO2) 2.00 8.45 13.45 20.07 Cangkang Sawit + SO2 1.17 7.17 10.40 16.95 Gambut + SO2 0.87 6.25 9.40 14.10 Sekam + SO2 2.20 8.37 12.57 17.32

Perlakuan Tinggi tanaman kacang hijau (cm)

4 HST 7 HST 10 HST 13 HST 16 HST

Air (-) 0.72 5.30bc 10.05 12.27 13.57

Cangkang Sawit 1.22 7.07abc 13.97 16.47 18.17

Gambut 1.22 8.77abc 15.50 17.30 18.02

Sekam 1.20 10.96abc 16.60 18.23 18.93

Air (SO2) 0.67 9.75ab 16.45 18.67 19.77

Cangkang Sawit + SO2

0.56 8.13abc 14.43 15.86 16.90

Gambut + SO2 0.93 8.56abc 15.36 17.40 18.50

18

Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi jagung pada uji persistensi 4 MSA (Tabel 19). Tabel 19 Tinggi tanaman jagung pada uji persistensi 4 MSA beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Pengamatan tinggi tanaman kedelai pada 16 HST menunjukkan seluruh bioherbisida uji tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai (Tabel 20). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi kedelai pada uji persistensi 4 MSA (Tabel 20). Karena itu, seluruh bioherbisida uji tidak meninggalkan residu setelah 4 MSA. Tabel 20 Tinggi tanaman kedelai pada uji persistensi 4 MSA beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Perlakuan Tinggi tanaman jagung (cm)

4 HST 7 HST 10 HST 13 HST 16 HST

Air (-) 1.46ab 15.43 33.33abc 39.73 41.16

Cangkang Sawit 1.75ab 13.67 31.52c 39.07 40.55

Gambut 1.87ab 15.75 37.27a 42.42 43.45

Sekam 2.90a 16.65 33.82abc 40.25 41.75

Air (SO2) 1.85ab 15.07 34.40abc 40.35 41.70 Cangkang Sawit +

SO2 1.10b 13.25 31.07c 38.40 39.10

Gambut + SO2 1.47ab 15.40 32.30bc 38.27 39.50

Sekam + SO2 2.60ab 16.92 36.42ab 41.72 42.35

Perlakuan Tinggi tanaman kedelai (cm)

4 HST 7 HST 10 HST 13 HST 16 HST

Air (-) 2.97 12.42ab 23.15a 28.67a 30.62a

Cangkang Sawit 3.55 14.32a 23.15a 26.32a 28.15a

Gambut 3.93 14.60a 23.20a 25.23ab 26.03ab

Sekam 2.42 13.37ab 23.62a 27.57a 29.15a

Air (SO2) 2.52 12.77ab 21.92a 24.87ab 26.17ab Cangkang Sawit +

SO2 3.53 14.56a 24.76a 28.90a 30.33a

Gambut + SO2 1.40 6.60b 14.67ab 17.25ab 18.15ab

19 Uji Persistensi ‘Biolignoherbisida’ 8 MSA di Media Tanam

Bioherbisida uji diaplikasikan ke permukaan media tanam pada 14 HST. Selanjutnya, tanaman uji tumbuh di media tanam setelah 8 MSA. Pengamatan tinggi tanaman padi pada 14 HST menunjukkan seluruh bioherbisida uji tidak mempengaruhi pertumbuhan tanman padi (Tabel 21).. Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi padi pada uji persistensi 8 MSA (Tabel 21). Oleh sebab itu, seluruh bioherbisida uji tidak meninggalkan residu setelah 8 MSA.

Tabel 21 Tinggi tanaman padi pada uji persistensi 8 MSA beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Pengamatan tanaman kacang hijau pada 17 HST menunjukkan seluruh bioherbisida uji tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau. Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi kacang hijau pada uji persistensi 8 MSA (Tabel 22). Jadi, seluruh bioherbisida uji tidak meninggalkan residu setelah 8 MSA.

Tabel 22 Tinggi tanaman kacang hijau pada uji persistensi 8 MSA beberapa bahan baku ‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Perlakuan Tinggi tanaman padi (cm)

6 HST 8 HST 11 HST 14 HST Air (-) 2.57 6.25 11.85 16.67 Cangkang Sawit 2.60 6.57 12.05 16.82 Gambut 2.00 5.45 10.62 14.60 Sekam 2.00 5.57 10.80 16.50 Air (SO2) 2.55 6.42 11.65 17.82 Cangkang Sawit + SO2 3.00 7.35 13.62 19.05 Gambut + SO2 2.62 6.50 12.80 17.15 Sekam + SO2 1.85 5.37 11.92 16.27

Perlakuan Tinggi tanaman kacang hijau (cm)

6 HST 8 HST 11 HST 14 HST 17 HST Air (-) 8.96 12.13 13.97 17.50 18.30 Cangkang Sawit 7.40 11.50 14.37 15.90 17.02 Gambut 8.85 12.70 15.00 16.35 16.87 Sekam 8.42 12.65 15.55 15.55 16.10 Air (SO2) 7.75 11.87 14.10 15.55 16.10 Cangkang Sawit + SO2 8.67 12.45 14.80 17.62 18.15 Gambut + SO2 6.95 10.90 13.95 16.80 17.92 Sekam + SO2 7.22 11.07 14.12 16.87 17.32

20

Pengamatan tinggi tanaman jagung pada 17 HST menunjukkan seluruh bioherbisida uji tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Tabel 23). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman jagung pada uji persistensi 8 MSA (Tabel 23). Karena itu, seluruh bioherbisida uji tidak meninggalkan residu setelah 8 MSA.

Tabel 23 Tinggi tanaman jagung pada uji persistensi 8 MSA beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Pengamatan tanaman kedelai menunjukkan seluruh bioherbisida uji tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai (Tabel 24). Bioherbisida berbahan baku cangkang sawit, gambut, sekam, cangkang sawit + SO2, gambut + SO2, dan sekam + SO2 pada konsentrasi 10 % (b/v) tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman kedelai pada uji persistensi 8 MSA (Tabel 24). Oleh sebab itu, seluruh bioherbisida uji tidak meninggalkan residu.

Tabel 24 Tinggi tanaman kedelai pada uji persistensi 8 MSA beberapa bahan baku

‘biolignoherbisida’

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan taraf uji 5% (DMRT)

Perlakuan Tinggi tanaman jagung (cm)

6 HST 8 HST 11 HST 14 HST 17 HST

Air (-) 7.87 15.92ab 22.52b 29.85b 32.32c

Cangkang Sawit 8.66 16.73ab 25.06b 31.50b 35.66bc

Gambut 9.95 20.17a 32.30a 38.60a 46.67a

Sekam 7.87 15.80ab 24.37b 31.85b 35.50bc

Air (SO2) 7.70 17.22ab 25.65ab 33.25ab 37.37bc Cangkang Sawit +

SO2 9.52 18.90ab 28.20ab 33.72ab 38.62bc

Gambut + SO2 9.07 18.52ab 26.70ab 33.35ab 39.20b Sekam + SO2 6.92 14.92b 25.67ab 32.40ab 39.72b

Perlakuan Tinggi tanaman kedelai (cm)

6 HST 8 HST 11 HST 14 HST 17 HST Air (-) 5.67 8.67 14.05 18.20 20.22 Cangkang Sawit 6.30 10.95 19.12 23.45 26.37 Gambut 6.27 10.32 14.75 18.25 20.67 Sekam 5.87 9.72 16.42 21.20 23.82 Air (SO2) 6.60 11.17 19.82 24.27 26.92 Cangkang Sawit + SO2 7.30 12.85 18.25 23.25 25.75 Gambut + SO2 6.10 10.12 16.52 20.97 23.37 Sekam + SO2 6.90 11.25 17.35 21.62 24.25

21

Ketahanan Tanaman Uji pada Bioasai

Bioasai merupakan metode langsung untuk menentukan keamanan pertumbuhan tanaman utama saat terpapar herbisida yang tidak diketahui atau sejarah lahan tidak diketahui pernah terkena herbisida. Bioasai dapat mendeteksi jika herbisida atau residu bahan kimia terkandung dalam tanah pada konsentrasi

Dokumen terkait