• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi pengamatan berjumlah tiga lokasi, yaitu Arboretum Fahutan; CIFOR 1; dan CIFOR 2. Arboretum Fahutan merupakan hutan buatan dengan jenis tegakan campuran, sedangkan kedua lokasi lainnya memiliki jenis tegakan utama Pinus merkusii Jungh.et.de.Vr. (CIFOR 1) dan Hymenaea courbaril L. (CIFOR 2). Luas masing-masing petak pengamatan sekitar 0.1 Ha. Jenis tanaman pakis yang menjadi bahan pengamatan adalah Pleocnemia irregularis (C. Presl) Holttum, seperti yang diterangkan pada dokumen hasil identifikasi tanaman oleh Pusat Konservasi Tanaman Kebun Raya Bogor, LIPI (Lampiran 1).

Tipe curah hujan di Darmaga termasuk tipe A (Klasifikasi Schmidt dan Ferguson). Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3.552 mm dengan kelembaban nisbi rata-rata per tahun di atas 80% dan suhu rata-rata sepanjang tahun sebesar 25 o

C (Pratiwi, 2010). Kondisi ketiga lokasi pengamatan ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Kondisi Umum Lokasi Pengamatan di Arboretum Fahutan (a); CIFOR 1 (b); dan CIFOR 2 (c).

a b

Data statistik Badan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bogor menyatakan tanah di areal Kampus IPB Darmaga termasuk jenis latosol yang memiliki kedalaman efektif lebih dari 90 cm dengan tekstur sedang. Lahan penelitian berada pada ketinggian 223 m dpl dengan lahan yang datar (Pratiwi, 2010). Kondisi tanah tergolong sangat masam dengan kandungan C dan N organik yang rendah (berdasarkan tabel kriteria penilaian sifat kimia tanah pada Lampiran 5). Hasil analisis tanah di lokasi percobaan ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kondisi Tanah di Lokasi Hutan Penelitian Dramaga CIFOR 1 dan CIFOR 2

Parameter Satuan Kedalaman 0-10 cm Kedalaman 10-20 cm

Nilai Kriteria Nilai Kriteria

pH (H20) 4.2 sangat masam 4.3 sangat masam

C Organik g/kg 14.20 rendah 10.10 rendah

N Organik g/kg 1.10 rendah 1.00 rendah

Ca cmol(+)/kg 0.94 sangat rendah 1.08 sangat rendah Mg cmol(+)/kg 0.25 sangat rendah 0.38 sangat rendah K cmol(+)/kg 0.06 sangat rendah 0.07 sangat rendah Na cmol(+)/kg 0.04 sangat rendah 0.06 sangat rendah

CEC cmol(+)/kg 21.58 sedang 20.23 sedang

Sumber : Laporan Pemantauan Hujan Asam di Indonesia. PUSARPEDAL-KLH. 2007

Karakter Pertumbuhan Bibit Tanaman P. irregularis di Ketiga Lokasi. Laju Pertumbuhan

Tabel 5. Rata-rata Laju Pertumbuhan Bibit Tanaman P. irregularis di Ketiga Lokasi pada 1-7 Minggu.

Karakter Satuan

Laju Pertumbuhan

Uji F

Arboretum

Fahutan CIFOR 1 CIFOR 2

Tinggi tanaman cm minggu-1 0.36 0.33 0.16 tn Panjang frond cm minggu-1 0.30 0.52 0.27 tn Panjang stipe cm minggu-1 0.03 0.23 0.15 tn

Lebar daun cm minggu-1 0.15 0.16 0.06 tn

Jumlah daun helai minggu-1 0.29 0.20 0.13 tn

Laju pertumbuhan mingguan untuk karakter-karakter agronomis bibit P. irregularis di ketiga lokasi ditampilkan pada Tabel 5. Laju pertumbuhan P. irregularis pada stadia bibit relatif rendah. Berdasarkan hasil uji F, pengamatan selama 7 minggu menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata dari laju pertumbuhan bibit P. irregularis di ketiga lokasi.

Tinggi Tanaman

Pengamatan terhadap karakter tinggi tanaman bibit P. irregularis selama 7 minggu ditambah pengamatan minggu ke-13 ditampilkan pada Tabel 6. Tinggi bibit P. irregularis di ketiga lokasi bertambah dengan laju 0.36 cm minggu-1 (Arboretum Fahutan), 0.33 cm minggu-1 (CIFOR 1), dan 0.16 cm minggu-1 (CIFOR 2) (Tabel 5).

Tabel 6. Rata-rata Tinggi Bibit (cm) P. irregularis di Ketiga Lokasi.

Lokasi Pengamatan Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 13

Arboretum Fahutan 24.28 24.24 25.57 25.46 25.28ab 25.65ab 26.41ab 28.80a

CIFOR 1 27.24 26.27 26.50 27.35 27.76a 29.12a 29.22a 31.72a

CIFOR 2 20.63 21.08 21.58 20.15 21.43b 21.74b 21.57b 21.77b

Uji F tn tn tn tn * * * **

Keterangan : tn tidak nyata, * nyata pada taraf 5%, ** sangat nyata pada taraf 1%. Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Hasil uji F terhadap karakter tinggi tanaman untuk bibit P. irregularis menunjukkan tidak terdapat perbedaan tinggi tanaman antara ketiga lokasi sampai minggu ke-4. Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara tinggi bibit P. irregularis di lokasi CIFOR 1 dengan CIFOR 2 pada minggu ke-5 sampai minggu ke-7. Pada minggu ke-13, perbedaan yang sangat nyata terlihat pada tinggi bibit P. irregularis di lokasi CIFOR 2, bibit di CIFOR 2 memiliki tinggi bibit terendah di antara lokasi lainnya. Bibit tanaman P. irregularis di lokasi Arboretum Fahutan tidak berbeda dengan kedua lokasi lainnya sepanjang masa pengamatan kecuali pada minggu ke-13. Hasil rekapitulasi uji F terhadap karakter tinggi bibit P. irregularis di ketiga lokasi dilampirkan pada Lampiran 6.

Panjang Daun

Pengamatan terhadap karakter panjang daun bibit P. irregularis selama 7 minggu ditambah pengamatan minggu ke-13 ditampilkan pada Tabel 7. Panjang daun bibit P. irregularis di ketiga lokasi bertambah dengan laju 0.30 cm minggu-1 (Arboretum Fahutan), 0.52 cm minggu-1 (CIFOR 1), dan 0.27 cm minggu-1 (CIFOR 2) (Tabel 5).

Tabel 7. Rata-rata Panjang Daun (cm) P. irregularis di Ketiga Lokasi.

Lokasi Pengamatan Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 13

Arboretum Fahutan 20.68 20.85 20.77 21.45 21.39 22.07ab 22.28 21.93b

CIFOR 1 20.95 21.77 22.43 22.26 22.11 23.91a 24.08 26.86a

CIFOR 2 17.26 17.84 18.37 17.35 18.86 17.89b 18.89 19.17b

Uji F tn tn tn tn tn * tn **

Keterangan : tn tidak nyata, * nyata pada taraf 5%, ** sangat nyata pada taraf 1%. Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Hasil uji F terhadap karakter panjang daun untuk bibit P. irregularis antara lokasi menunjukkan tidak terdapat perbedaan panjang daun selama masa pengamatan, kecuali pada minggu ke-6 dan minggu ke-13. Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan terdapat perbedaan panjang daun P. irregularis antara lokasi CIFOR 1 dan CIFOR 2 pada minggu ke-6, sedangkan pada minggu ke-13, perbedaan yang sangat nyata terlihat pada lokasi CIFOR 1. Bibit P. irregularis di CIFOR 1 memiliki panjang daun terpanjang di antara kedua lokasi lainnya. Hasil rekapitulasi uji F terhadap karakter panjang daun P. irregularis di ketiga lokasi dilampirkan pada Lampiran 6.

Panjang Stipe

Pengamatan terhadap karakter panjang stipe bibit P. irregularis selama 7 minggu ditambah pengamatan minggu ke-13 ditampilkan pada Tabel 8. Panjang stipe bibit P. irregularis di ketiga lokasi bertambah dengan laju 0.03 cm minggu-1 (Arboretum Fahutan), 0.23 cm minggu-1 (CIFOR 1), dan 0.15 cm minggu-1 (CIFOR 2) (Tabel 5).

Tabel 8. Rata-rata Panjang Stipe (cm) P. irregularis di Ketiga Lokasi.

Lokasi Pengamatan Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 13

Arboretum Fahutan 12.49 13.14 13.48 15.13 12.32 12.72 12.67 12.57

CIFOR 1 10.43 10.52 10.88 10.44 11.39 11.75 11.78 12.38

CIFOR 2 9.15 9.55 9.76 9.58 9.99 9.80 10.04 9.89

Uji F tn tn tn tn tn tn tn tn

Keterangan : tn tidak berbeda nyata berdasarkan uji F pada taraf 5%

Rata-rata panjang stipe pada awal pengamatan hingga akhir tidak memiliki perubahan yang signifikan. Hal ini pun didukung oleh hasil uji F terhadap karakter panjang stipe bibit P. irregularis antar lokasi di Arboretum Fahutan, CIFOR 1, dan CIFOR 2 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata sepanjang masa pengamatan. Hasil rekapitulasi uji F terhadap karakter panjang stipeP. irregularis di ketiga lokasi dilampirkan pada Lampiran 6.

Lebar Daun

Pengamatan terhadap karakter lebar daun bibit P. irregularis selama 7 minggu ditambah pengamatan minggu ke-13 ditampilkan pada Tabel 9. Lebar daun bibit P. irregularis di ketiga lokasi bertambah dengan laju 0.15 cm minggu-1 (Arboretum Fahutan), 0.16 cm minggu-1 (CIFOR 1), dan 0.06 cm minggu-1 (CIFOR 2) (Tabel 5).

Tabel 9. Rata-rata Lebar Daun (cm) P. irregularis di Ketiga Lokasi.

Lokasi Pengamatan Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 13

Arboretum Fahutan 8.97b 9.44 9.93 9.46b 9.80b 9.98b 9.87b 11.04b

CIFOR 1 11.47a 11.64 11.82 11.84a 12.09a 12.78a 12.39a 13.36a

CIFOR 2 8.65b 8.61 8.64 8.82b 8.97b 8.30b 8.99b 9.30b

Uji F * tn tn * ** ** * **

Keterangan : tn tidak nyata, * nyata pada taraf 5%, ** sangat nyata pada taraf 1%. Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Hasil uji jarak berganda Duncan terhadap karakter lebar daun untuk bibit P. irregularis antar lokasi menunjukkan perbedaan yang nyata kecuali pada

minggu ke-2 dan ke-3. Perbedaan yang sangat nyata terlihat pada minggu ke- 5, 6, dan 13 pada lokasi CIFOR 1. Lebar daun bibit P. irregularis di lokasi CIFOR 1 tertinggi di antara lokasi uji lainnya sepanjang masa pengamatan, sedangkan lebar daun bibit P. irregularis di lokasi Arboretum Fahutan dan CIFOR 2 tidak berbeda. Hasil rekapitulasi uji F terhadap karakter lebar daun P. irregularis di ketiga lokasi dilampirkan pada Lampiran 6.

Jumlah Daun

Jumlah daun bibit P. irregularis di ketiga lokasi bertambah dengan laju 0.29 cm minggu-1 (Arboretum Fahutan), 0.20 cm minggu-1 (CIFOR 1), dan 0.13 cm minggu-1 (CIFOR 2) (Tabel 5). Hasil uji F terhadap karakter jumlah daun untuk bibit P. irregularis antara ketiga lokasi tidak menunjukkan hasil yang berbeda sepanjang masa pengamatan (Tabel 10). Hasil rekapitulasi uji F terhadap karakter jumlah daun P. irregularis di ketiga lokasi dilampirkan pada Lampiran 6.

Tabel 10. Rata-rata Jumlah Daun Bibit P. irregularis di Ketiga Lokasi.

Lokasi Pengamatan Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 13

Arboretum Fahutan 3.8 3.9 4.2 4.4 4.7 5.1 5.6 5.7

CIFOR 1 4.4 4.5 4.5 5.0 5.4 5.6 5.6 4.9

CIFOR 2 3.3 3.5 4.5 3.6 3.8 4.2 4.1 4.1

Uji F tn tn tn tn tn tn tn tn

Keterangan : tn tidak berbeda nyata berdasarkan uji F pada taraf 5%

Karakter Kuantitatif Morfologi Tanaman Dewasa Pleocnemia irregularis di Ketiga Lokasi.

Akar-Batang

Hasil karakterisasi terhadap akar-batang tanaman dewasa P. irregularis di lokasi Arboretum Fahutan, CIFOR 1, dan CIFOR 2 dan hasil uji jarak berganda Duncan antar pasangan lokasi ditampilkan pada Tabel 11. Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan, terdapat perbedaan yang sangat nyata antar lokasi untuk karakter tinggi akar-batang dan diameter akar-batang. Akar-batang P. irregularis

di CIFOR 2 memiliki diameter terkecil di antara keseluruhan lokasi, sedangkan antara kedua lokasi lainnya tidak berbeda. Arboretum Fahutan memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk karakter tinggi akar-batang antara lokasi yang diuji, sedangkan di lokasi CIFOR 1 dan CIFOR 2 tidak terdapat perbedaan yang nyata. Tidak ditemukan perbedaan yang nyata di antara ketiga lokasi untuk karakter panjang akar. Rekapitulasi hasil uji F terhadap karakter akar-batang tanaman dewasa Pleocnemia irregularis di ketiga lokasi ditampilkan pada Lampiran 7.

Frond (Blade dan Stipe)

Hasil karakterisasi terhadap frond (daun) tanaman dewasa P. irregularis di lokasi Arboretum Fahutan, CIFOR 1, dan CIFOR 2 dan hasil uji jarak berganda Duncan terhadap variabel-variabel kuantitatif karakter daun P. irregularis antara ketiga lokasi ditampilkan pada Tabel 11. Berdasarkan karakter panjang blade, lebar frond, diameter stipe, jumlah pinna, dan jumlah frond per tanaman, hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat nyata terhadap ukuran frond antara P. irregularis di ketiga lokasi. CIFOR 2 memiliki nilai rata-rata terendah untuk keseluruhan karakter uji, sedangkan P. irregularis di lokasi Arboretum Fahutan dan CIFOR 2 tidak memiliki perbedaan yang nyata. Hasil uji jarak berganda Duncan terhadap karakter panjang stipe dan panjang rachis menunjukkan perbedaan yang sangat nyata antar lokasi. Pleocnemia irregularis di lokasi CIFOR 1 memiliki nilai rata-rata tertinggi untuk kedua karakter tersebut, sedangkan nilai terendah dimiliki oleh P. irregularis di lokasi CIFOR 2. Rekapitulasi hasil uji F terhadap karakter frond tanaman dewasa Pleocnemia irregularis di ketiga lokasi ditampilkan pada Lampiran 7.

Tabel 11. Karakter Kuantitatif Morfologi Pleocnemia irregularis di Ketiga Lokasi.

Keterangan : Nilai yang dicetak tebal pada baris yang sama merupakan nilai terendah dan tertinggi yang ditemui di antara keseluruhan tanaman contoh.

tn tidak nyata, * nyata pada taraf 5%, ** sangat nyata pada taraf 1% pada uji F. Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Karakter Arboretum Fahutan CIFOR 1 CIFOR 2 Uji F Rataan

Total

Rataan Kisaran Rataan Kisaran Rataan Kisaran

Panjang Akar (cm) 37.58 24.50-50.60 38.69 19.30-67.70 36.98 25.00-60.30 tn 38.14 Tinggi Akar-Batang (cm) 14.97a 9.00-24.00 11.72b 8.00-17.00 10.44b 8.00-14.50 ** 12.22 Diameter Akar-Batang (mm) 4.400a 3.095-5.455 3.912a 2.445-4.785 3.111b 2.015-3.605 ** 3.81 Diameter Stipe (mm) 0.596a 0.502-0.705 0.572a 0.335-0.725 0.388b 0.325- 0.465 ** 0.52 Panjang Stipe (cm) 32.31b 22.00-44.60 45.40a 39.00-61.00 24.99c 17.00-37.00 ** 34.65 Panjang Rachis (cm) 7.65b 6.00-8.70 9.20a 7.50-13.20 5.91c 4.50-7.20 ** 7.62 Panjang Blade (cm) 64.11a 50.60-81.30 70.37a 45.00-85.80 47.70b 30.00-57.50 ** 60.81 Lebar Fornd(cm) 35.74a 22.10-46.30 36.47a 29.30-47.50 28.76b 25.60-33.90 ** 33.74 Jumlah Pinna /Frond 16.60a 13.00-21.00 16.11a 7.00-25.00 12.00b 11.00-15.00 * 14.50 Jumlah Frond /Tanaman 6.33a 4.00-8.00 7.00a 5.00-10.00 4.78b 3.00-7.00 ** 5.96

Jumlah Sporofil 0.75 0.00-2.00 0.75 0.00-2.00 - - - -

Bobot Basah Total (g) 304.65a 118.81-481.21 284.47a 79.51-418.60 118.56b 80.45-164.05 ** 235.89 Bobot Kering Total (g) 94.06a 31.68-145.30 62.86b 41.15-85.11 40.35c 31.55-48.44 ** 65.76 Kadar Air Total (%) 69.10 60.79-73.69 73.42 48.25-86.68 65.29 58.72-70.97 tn 69.27 Bobot Basah/Bobot Kering 3.29b 2.55-3.80 4. 47a 1.93-7.51 2.92b 2.42-3.44 ** 3.56

Bobot Basah Total, Bobot Kering Total, dan Kadar Air Total

Hasil karakterisasi dan uji jarak berganda Duncan terhadap karakter bobot basah total, bobot kering total, kadar air total, bobot basah per bobot kering, dan rasio tajuk-akar tanaman dewasa P. irregularis antar pasangan lokasi ditampilkan pada Tabel 11. Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan, ditemukan perbedaan yang sangat nyata untuk seluruh karakter, kecuali karakter kadar air total yang memiliki nilai rata-rata yang tidak berbeda antar ketiga lokasi uji. CIFOR 2 memiliki nilai terendah untuk karakter bobot basah total, sedangkan antar kedua lokasi lainnya tidak berbeda. Perbedaan yang sangat nyata antara ketiga lokasi uji terlihat pada karakter bobot kering total tanaman. Nilai tertinggi dimiliki oleh Arboretum Fahutan, sedangkan nilai rata-rata terendah dimiliki oleh CIFOR 2. Bobot basah per bobot kering serta rasio tajuk-akar P. irregularis di lokasi CIFOR 1 merupakan yang tertinggi di antara ketiga lokasi uji, sedangkan kedua lokasi lainnya tidak memiliki perbedaan yang nyata. Rekapitulasi hasil uji F terhadap karakter-karakter tersebut ditampilkan pada Lampiran 7.

Karakter Kualitatif

Pleoicnemia irregularis merupakan jenis tumbuhan paku sejati yang Tumbuh di tanah (terrestrial). Berdasarkan bentuknya, P. irregularis masuk pada kategori tumbuhan tidak berkayu atau terna (herbaceous). Sedangkan berdasarkan umurnya, digolongkan sebagai tanaman tahunan (perennial). Keragaan tanaman dewasa P. irregularis ditampilkan pada Gambar 6a. Rekapitulasi karakter kualitatif morfologi P. irregularis di ketiga lokasi pengamatan ditampilkan pada Tabel 12.

Fitografi Batang dan Akar

Bentuk batang yang ditemukan pada P. irregularis yang tumbuh alami di Arboretum Fahutan, CIFOR 1, dan CIFOR 2 ialah tegak (erect). Bagian atas batang padat ditutupi oleh petiole (stipe) dan sisik (scale) yang tipis berwarna cokelat kemerahan, sedangkan bagian bawah dipenuhi oleh akar serabut berwarna cokelat kehitaman. Bagian ujung batang memproduksi fiddlehead yang akan

tumbuh menjadi daun, sedangkan ke arah bawah memproduksi akar. Karena fungsinya yang penting inilah bagian ujungnya ditutupi dengan padat oleh sisik.

Gambar 6. Keragaan P. irregularis (a); Bentuk Akar-Batang P. irregularis (b); Ilustrasi Susunan Stipe pada Batang (c); Bentuk Stipe P. irregularis (d).

Stipe tersusun berseling pada batang. Batang akan semakin tinggi seiring dengan pertambahan stipe, seperti diilustrasikan pada Gambar 6c. Makin tinggi batang menunjukkan makin tua umur dari tumbuhan pakis tersebut. Tinggi dan besar batang P. irregularis di ketiga lokasi yang beragam menunjukkan bahwa umur tumbuhan pakis di ketiga lokasi tersebut tidaklah sama.

Akar P. irregularis yang ditemukan di ketiga lokasi tumbuh dari batang. Akarnya halus, berserabut dan memiliki percabangan tertier yang padat. Warnanya cokelat gelap dan akar-akarnya yang besar ditutupi oleh bulu-bulu halus kemerahan. Akarnya tumbuh dekat dengan permukaan tanah.

a

c d

Fitografi Stipe

Stipe tumbuh tegak berseling pada batang. Bentuknya persegi dan berwarna gelap pada bagian dasar. Secara umum, warna stipe yang ditemukan pada keseluruhan sampel di ketiga lokasi adalah hijau, namun juga ditemukan variasi terutama pada bagian dasar stipe yang umumnya berwarna cokelat gelap bahkan cokelat kemerahan. Variasi ini ditemui pada 1 tanaman sampel di lokasi Arboretum Fahutan, 5 tanaman di lokasi CIFOR 1, dan 1 tanaman di CIFOR 2. Pada masa hidup, warna stipe hijau dan akan berubah pucat jika mengering. Variasi warna ini diduga dipengaruhi oleh umur tanaman. Pada bagian dasar, stipe padat dipenuhi oleh sisik tipis yang berwarna cokelat kemerahan.

Fitografi Daun

Keseluruhan daun pakis disebut frond, terdiri atas stipe (tangkai daun) dan blade (helai daun). Daunnya (blade) tersusun atas sejumlah anak daun (pinna) yang terletak berhadapan pada tangkai daunnya. Makin ke ujung, ukuran pinna makin mengecil dan pangkal-pangkalnya menyatu. Ujung daunnya membentuk seperti mata anak panah.

Pinna yang paling bawah berukuran sangat besar dan memiliki variasi bentuk membentuk anak pinna atau disebut pinnules. Kehadiran pinnules pada pasangan pinna terbawah ini membuat helai daun berbentuk seperti sayap kupu-kupu. Bentuk daun seperti ini disebut bipinnatifid.

Ditemukan dua variasi bentuk tepi daun P. irregularis di lokasi Arboretum Fahutan, yaitu crenate dan lobed. Jenis tepi daun crenate bergelombang dengan lekukan dangkal, sedangkan jenis tepi daun lobed bergelombang dengan lekukan yang dalam. P. irregularis dengan tepi daun lobed ditemukan lebih banyak jumlahnya (7 tanaman) daripada bentuk crenate (3 tanaman) dari keseluruhan sampel. Sedangkan bentuk tepi daun P. irregularis yang ditemukan di CIFOR 1 dan CIFOR 2 keseluruhannya lobed.

Bagian ujung-ujung helai daun (blade maupun pinna) P. irregularis yang ditemukan di ketiga lokasi bentuknya meruncing (acuminate). Sedangkan bagian pangkalnya bentuknya asimetris (oblique), salah satu bagian sisinya lebih pendek

dari sisi yang lain. Bentuk-bentuk ujung dan pangkal daun seperti ini ditemui pada semua sampel tanaman (Gambar 7).

Gambar 7. Fitografi Bagian Daun P. irregularis di Ketiga Lokasi. Tepi Daun Crenate (a); Lobed di Arboretum Fahutan (b); CIFOR 1 (c); CIFOR 2 (d); Bentuk Ujung Daun Acuminate (e), Bentuk Pangkal Daun Oblique (f).

Gambar 8. Karakter Daun P. irregularis di Ketiga Lokasi. Tipe Pertulangan Daun dan Warna Permukaan Daun Bagian Atas (Kiri) dan Bawah (Tengah); Permukaan Daun Gundul Dilihat di Bawah Mikroskop (Kanan).

Pleocnemia irregularis yang ditemui di ketiga lokasi memiliki tipe pertulangan daun (venasi) utama yang sederhana dan menjala (areolate) di antara venasinya. Permukaan daun P. irregularis bagian atas berwarna hijau terang,

f e d c b a f

sedangkan permukaan bawahnya berwarna hijau kecoklatan. P. irregularis memiliki permukaan daun yang gundul atau glabrous. Karakter venasi, warna daun, serta permukaan daun seperti ini ditemui pada sampel P. irregularis di ketiga lokasi (Gambar 8).

Fitografi Organ Generatif

Tanaman pakis bereproduksi secara generatif menggunakan spora. Spora diproduksi dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan kotak spora disebut sorus. Pola penyebaran sorus menjadi karakter spesifik bagi beragam jenis pakis. P. irregularis memiliki sorus yang membulat dan terletak pada permukaan bawah daun. Sorus muncul sepanjang urat-urat daun yang halus di antara venasi utama, menyebar tidak teratur, rapat, dan berukuran kecil (Gambar 9).

Hanya tanaman sampel P. irregularis di lokasi Arboretum Fahutan dan CIFOR 1 yang memiliki daun fertil (sporofil). Sedangkan tanaman P. irregularis di lokasi CIFOR 2 belum memasuki fase generatif. Keberadaan spora pada daun tanaman P. irregularis yang sudah memasuki fase generatif tidak selalu tersedia sepanjang tahun. Diduga kemunculan spora ini dipengaruhi oleh kondisi iklim. Pengamatan terhadap karakter spora pada P. irregularis di lokasi Arboretum Fahutan dan CIFOR 1 diamati pada akhir bulan Maret dan awal bulan April 2010.

Gambar 9. Karakter Penyebaran Sorus pada Daun P. irregularis. Penyebaran Sorus Dilihat dari Permukaan Bawah Daun (Kiri); Letak Sorus pada Venasi Daun Dilihat dari Permukaan Atas Daun (Kanan).

Sorus yang berisi spora yang belum matang biasanya berwarna hijau, sedangkan yang sudah matang berwarna cokelat kehitaman (Gambar 10a dan b). Sorus yang sudah menyebarkan sporanya berwarna cokelat terang. Kotak spora P.

irregularis yang ditemukan pada sampel di lokasi Arboretum Fahutan dan CIFOR 1 tidak memiliki indusia. Indusia merupakan selaput yang menutupi sorus dan melindungi kotak spora.

Gambar 10. Karakter Organ Generatif P. irregularis. Sorus dengan Kotak Spora yang Belum Matang (a); Sorus dengan Kotak Spora Matang dan Siap Berpencar (b); Potongan Melintang Daun Bersorus di Bawah Mikroskop (c); Bentuk Kotak Spora dengan Posisi Annulus Vertikal (d); dan Bentuk Spora Monolate (e).

Kotak sporanya memiliki annulus dengan posisi vertikal (Gambar 10d). Annulus adalah cincin berwarna gelap yang mengitari kotak spora dan berfungsi seperti pelontar spora yang akan membuat spora berpencar jika cincin annulus pecah (Hoshizaki dan Moran, 2001). Sistem kerja annulus ini, seperti yang diuraikan oleh Sudarnadi dan Zakaria (1984) dipengaruhi oleh kadar air kotak

a b

e c

spora. Dengan kasat mata, spora yang matang terlihat seperti debu-debu halus kecoklatan. Di bawah mikroskop, terlihat spora P. irregularis berbentuk seperti kacang-kacangan. Bentuk seperti ini disebut monolate. Sporanya berwarna cokelat. Menurut Hoshizaki dan Moran (2001), spora berwarna selain warna hijau biasanya memiliki viabilitas yang baik selama beberapa tahun, namun memiliki waktu germinasi yang lebih lambat.

Tabel 12. Rekapitulasi Karakter Kualitatif Tanaman Dewasa Pleocnemia irregularis di Ketiga Lokasi.

Karakter Arboretum

Fahutan CIFOR 1 CIFOR 2

Percabangan Akar tertier tertier tertier

Warna Akar cokelat gelap cokelat gelap cokelat gelap

Bentuk Stipe persegi persegi persegi

Warna Stipe hijau tua

kekuningan

hijau tua kekuningan

hijau tua kekuningan

Arah Tumbuh erect erect erect

Rambut - - -

Sisik + + +

Tipe Daun bipinnate bipinnate bipinnate

Bentuk Daun pinnatifid, pinnatifid, pinnatifid,

pangkal menyatu pangkal menyatu pangkal menyatu

Pangkal Daun oblique oblique oblique

Ujung Daun acuminate acuminate acuminate

Tepi Daun lobed, crenate lobed lobed

Pertulangan Daun menjala menjala menjala

Permukaan Daun gundul gundul gundul

Kedudukan pinna berhadapan berhadapan berhadapan

Warna Daun Bagian

Atas hijau hijau hijau

Warna Daun Bagian

Bawah hijau kekuningan hijau kekuningan hijau kekuningan

Kedudukan sorus membulat membulat membulat

indusia - - -

posisi anulus vertikal vertikal vertikal

bentuk spora monolate monolate monolate

Analisis Kandungan Nitrat (NO3-) pada Bagian yang Dapat Dikonsumsi (edible part) dari P. irregularis di Ketiga Lokasi.

Rata-rata kandungan nitrat dari bagian yang dapat dikonsumsi (edible part) P. irregularis di ketiga lokasi ditampilkan pada Gambar 11. Jumlah sampel yang diuji pada tiap pengujian beragam bergantung pada ketersediaan bahan uji di lapang karena kemunculan fiddlehead (edible part) untuk P. irregularis di masing-masing lokasi tidak serempak. Dilakukan empat kali pengujian dengan rentang waktu antar pengujian satu minggu.

Gambar 11. Rata-rata Kandungan Nitrat pada Edible part P. irregularis di Ketiga Lokasi. Angka yang Diikuti Huruf yang Sama Menunjukkan Tidak Berbeda Nyata Berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada Taraf 5 %.

Berdasarkan hasil uji jarak berganda Duncan antar lokasi yang diamati menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata kandungan nitrat pada edible part P. irregularis di ketiga lokasi. Kandungan tertinggi dimiliki oleh edible part di lokasi CIFOR 2, sedangkan yang terendah di lokasi CIFOR 1. Menurut Lorenz (1978), derajat akumulasi nitrat pada sejumlah sayuran utamanya berkaitan dengan jenis tanaman, bagian tanaman, umur tanaman, dan jumlah nitrat yang terkandung dalam media. Tanaman P. irregularis di lokasi CIFOR 2 berada pada fase vegetatif sedangkan di kedua lokasi lainnya sudah memasuki fase generatif. Perbedaan umur/fase tanaman di ketiga lokasi ini diduga mempengaruhi nilai NO3- yang terkandung pada sampel uji.

51.65ab 38.08a 56.81b 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 Arboretum Fahutan CIFOR 1 CIFOR 2 R ata -ra ta N O 3 -(m g 10 0 -1 g) Lokasi Uji

Selain karena faktor dari tanaman tersebut, variasi kandungan nitrat pada edible part P. Irregularis di ketiga lokasi uji juga diduga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Seperti yang dikemukakan oleh Maynard (1978), komponen lingkungan mempengaruhi penyerapan nitrat oleh tanaman, asimilasi nitrat, atau pertumbuhan tanaman yang dapat mempengaruhi fluktuasi konsentrasi nitrat pada seluruh bagian tanaman. Cahaya merupakan faktor lingkungan yang paling berpengaruh. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Lorenz (1978),

Dokumen terkait