• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN

FUZY NOVASARI. Karakterisasi dan Analisis Kandungan Nitrat Tanaman Pakis Sayur (Pleocnemia irregularis (C. Presl) Holttum) di Kecamatan Dramaga, Bogor. (Dibimbing oleh Herdhata Agusta dan Juang Gema Kartika).

Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi tanaman pakis sayur (Pleocnemia irregularis (C. Presl) Holttum), mempelajari perbedaan karakter morfologi dan karakter pertumbuhan tanaman antar lokasi, serta menganalisis kandungan nitrat pada jaringan tanaman pakis sayur. Penelitian dilakukan di tiga lokasi di kecamatan Dramaga (Arboretum Fahutan, CIFOR 1, CIFOR 2) selama bulan Oktober 2009 sampai Maret 2010.

Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor dengan lokasi sebagai faktor uji dan terdiri dari 10 ulangan untuk masing-masing lokasi. Data kualitatif dibandingkan secara sederhana antar lokasi. Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis dibawah program SAS 9.1.3 dengan menggunakan ANOVA (Uji F), dan dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) jika terdapat perbedaan yang nyata pada taraf 5%.

Hasil penelititan terhadap bibit Pleocnemia irregularis di tiga lokasi di Kecamatan Dramaga menunjukkan laju pertumbuhan bibit P. irregularis di ketiga lokasi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Karakterisasi terhadap karakter morfologi tanaman dewasa P. irregularis di ketiga lokasi menunjukkan Pleocnemia irregularis di lokasi CIFOR 2 memiliki ukuran terkecil untuk seluruh karakter morfologi di antara lokasi yang diuji. Hasil analisis kandungan nitrat (NO3-) pada fiddlehead P. irregularis di ketiga lokasi menunjukkan bahwa ketiga lokasi memiliki nilai di bawah Acceptable Daily Intake (ADI) untuk ion nitrat berdasarkan berat badan 60 kg dengan asumsi konsumsi harian 100g/hari. Bobot basah panen dan tinggi fiddlehead layak panen P. irregularis di lokasi CIFOR 2 memiliki nilai yang terendah di antara lokasi yang diuji, sedangkan persentase edible part di ketiga lokasi tidak berbeda. Rata-rata siklus panen P. irregularis di lokasi Arboretum Fahutan, CIFOR 1, dan CIFOR 2 berturut-turut adalah 4.13, 5.37, dan 6.27 minggu. Rata-rata siklus panen P. irregularis terpendek dimiliki oleh lokasi Arboretum Fahutan.

ABSTRACT

Characterization and Nitrate Content Analysis of Pleocnemia irregularis (C. Presl ) Holttum at Dramaga, Bogor.

Fuzy Novasari1, Herdhata Agusta2, Juang Gema Kartika2

1

Student of Agronomy and Horticulture, Agriculture Faculty of IPB 2

Lecture of Agronomy and Horticulture, Agriculture Faculty of IPB

The aimed of the study was to characterizing and learning the differences of Pleocnemia irregularis character in three different places at Dramaga and to analize nitrate content of edible part from Pleocnemia irregularis. The research was conducted from October 2009 to March 2010 at Arboretum of Forestry Faculty, Bogor Agricultural University (Arboretum Fahutan) as the first place and Dramaga Research Forest of Bogor Research Centre and Forest Concervacy for the second and third places (CIFOR 1 and CIFOR 2). The result showed that there are no differences of qualitative character among those three location. Based on quantitave character, P. irregularis at CIFOR 2 is the smallest than the other location. The nitrate content of edible part P. irregularis at all of tested locations are under the safe limit of Acceptable Daily Intake for human with 60 kg of body weight and 100 g per day consumption. The harvest intensity of Arboretum Fahutan are the fastest (4.13 week/ harvest) without differences in percentage of edible part among locations.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sayuran merupakan merupakan bagian dari diet manusia yang berfungsi sebagai sumber vitamin, karbohidrat, dan mineral yang tidak dapat disubstitusi dengan makanan pokok. Di beberapa daerah, ditemukan jenis sayuran asli daerah yang telah banyak diusahakan dan dikonsumsi sejak zaman dahulu, atau sayuran introduksi yang telah berkembang lama dan dikenal masyarakat di suatu daerah tertentu yang biasa didefinisikan sebagai sayuran indigenous (Putrasamedja, 2005).

Salah satu sayuran indigenous yang tumbuh liar di alam dan seringkali dimanfaatkan sebagai sayuran ialah pakis sayur. Banyak jenis pakis yang dikenal memiliki daun yang dapat dikonsumsi sebagai sayuran. Beberapa memiliki rasa yang sangat enak dan dijual sebagai makanan yang sangat lezat, terutama bagian daun mudanya yang masih menggulung (fiddleheads) (de Winter and Amoroso, 2003).

Jenis pakis yang paling umum untuk dikonsumsi sebagai sayuran di wilayah Asia Tenggara ialah „green fern’ atau Diplazium esculentum (Retz.) Swartz, „red fern‟ atau Stenochlaena palustris (Burm. f.) Bedd, Marsilea crenata, Nephrolepis hirsutula (G. Forst.) C. Presl, dan Pleocnemia irregularis (C. Presl) Holttum (de Winter and Amoroso, 2003). Jenis yang terakhir disebut merupakan jenis yang paling mudah ditemui di alam dan memiliki wilayah penyebaran yang luas. Pleocnemia juga merupakan jenis yang paling banyak dikenal serta dijual di pasar tradisional di daerah Jawa Barat selain Diplazium sp.

Daun pakis muda yang tumbuh secara liar telah dikonsumsi sebagai sayuran, namun potensi budidayanya hanya menerima sedikit perhatian (Mertzo, 1999). Pakis sayur yang dikonsumsi umumnya dapat ditemui di pasar dan diperoleh dari hasil panen di sekitar hutan. Tanaman ini belum dibudidayakan secara komersial sehingga ketersediaannya di pasar rendah dan tidak berkesinambungan. Tanaman pakis sayur yang merupakan salah satu plasma nutfah yang potensial sebagai salah satu sayuran indigenous Indonesia perlu diberdayakan dengan cara karakterisasi. Soemantri et. al., (2004) menyatakan

bahwa karakterisasi merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifat-sifat penting yang bernilai ekonomis, atau yang merupakan penciri dari varietas yang bersangkutan.

Dalam usaha pengembangan tanaman pakis sayur, keamanan pakis sayur sebagai bahan konsumsi juga patut menjadi perhatian. Sejumlah sayuran mengakumulasi nitrat pada level yang tinggi pada bagian tertentu dari jaringan tanaman. Menurut laporan Vermer et al. (1998), melalui aliran darah, nitrat bereaksi dengan hemoglobin untuk membentuk methehemoglobin yang menyebabkan transport oksigen terhambat. Methehemoglobinemia menjadi resiko kesehatan yang besar.

Secara teoritis terdapat kaitan antara cahaya dengan kandungan nitrat tanaman (Sirait, 2006). Terdapat kecenderungan peningkatan kandungan nitrat pada tanaman seiring peningkatan taraf naungan (Van Eysinga, 1984), karenanya perlu diwaspadai adanya kemungkinan terjadinya akumulasi nitrat dengan kadar yang tinggi pada jaringan tanaman pakis sayur yang biasa tumbuh pada kondisi naungan berat. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari karakter morfologi dan karakter pertumbuhan tanaman pakis sayur dari beberapa aksesi serta melakukan analisis terhadap kandungan nitrat yang terakumulasi pada jaringan tanaman tersebut sebagai informasi dalam pengembangan tanaman pakis sayur sebagai sayuran indigenous.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi tanaman pakis sayur (Pleocnemia irregularis (C. Presl) Holttum), mempelajari perbedaan karakter morfologi dan karakter pertumbuhan setiap tanaman antar aksesi, serta menganalisis kandungan nitrat pada jaringan tanaman pakis sayur.

Hipotesis

1. Terdapat perbedaan karakter morfologi antar aksesi tanaman pakis sayur. 2. Terdapat perbedaan potensi produksi antar aksesi.

3. Terdapat akumulasi kadar nitrat yang tinggi pada jaringan tanaman pakis sayur yang tumbuh pada kondisi naungan berat.

Dokumen terkait