• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proyek Pembangunan Waduk Jatigede terletak di daerah Jalan Raya Bendungan Jatigede Km 15, Desa Cijeungjing, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Pada pembangunannya pekerjaan waduk Jatigede ini meliputi beberapa bagian penting, antara lain inti bendungan (main dam), bangunan pelimpah (spillway) dan terowongan pengelak (diversion tunnel) serta saluran-saluran lain yang berfungsi sebagai saluran-saluran irigasi. Spillway merupakan bangunan pelengkap utama pada sebuah waduk yang berfungsi untuk mengalirkan atau melimpahkan kelebihan air pada saat terjadi banjir besar apabila elevasi muka air di waduk sudah melebihi elevasi rencana muka air maksimum. Pada umumnya posisi bangunan spillway ini dibuat di ujung bendungan yaitu terjepit diantara tebing batuan asli dan urugan bendungan, namun pada waduk Jatigede spillway dibuat ditengah bendungan karena setelah dilakukan studi secara mendalam diputuskan bahwa kondisi geologi dibagian tepi bendungan tidak cukup baik untuk pondasi spillway, sehingga kedua sisi bangunan spillway bersandar pada urugan bendungan tidak bersandar pada tebing batuan asli. Posisi tersebut berada dalam satu garis dengan terowongan pengambilan air irigasi dan terowongan pengelak yang dibuat dibawahnya.

Pelaksanaan pekerjaan bangunan pelimpah di proyek pembangunan waduk Jatigede ini telah dimulai sejak bulan Desember 2008, kegiatannya meliputi pekerjaan finishing galian plunge pool, concreting struktur, pengecoran mass concrete berikut semua kelengkapan dan pemasangan alat instrumentasi di bawah pondasi crest spillway. Pekerjaan diiawali dengan kegiatan pengukuran setting out untuk menetapkan batas-batas galian dengan gambar desain, kemudian pekerjaan galian dimulai yang meliputi galian common (tanah) pada bagian permukaan dengan kedalaman bervariasi dengan galian rock (batu) pada bagian yang lebih dalam. Dalam pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah Jatigede, pada bagiannya terdapat juga pembangunan jembatan yang berada persis diatas bangunan pelimpah. Jembatan pada bangunan pelimpah ini berfungsi sebaga jalan penghubung antara dam kiri dan dam kanan bednungan. Selain itu, fungsi yang tidak kalah penting dari jembatan ini adalah sebagai tumpuan atau alas karena nantinya di atas bangunan pelimpah dan jembatan tersebut akan dibangun bangunan utama yaitu banguna pengontrol. Bangunan pengontrol ini berfungsi salah satunya untuk mengontrol keempat pintu air di spillway. Selain itu pada bangunan pengontrol juga akan terdapat bangunan diesel generator. Pembangunan jembatan ini terletak di atas bangunan pelimpah, denah rencana erection girder ini disajikan pada Lampiran 1.

Manajemen Kontruksi (MK) adalah lembaga yang bekerja dalam proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Dipohusodo, 2006). Jadwal proses pekerjaan erection girder ini ditampilkan dalam bentuk barchart (bagan batang). Jadwal pekerjaan menjelaskan beberapa informasi yaitu pekerjaan yang dilakukan dan durasi pekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan erction girder spillway disajikan pada Lampiran 2.

26

Pada umumnya pekerjaan konstruksi pada proyek pembangunan bangunan pelimpah Waduk Jatigede dibagi ke dalam 4 tahap, di antaranya pekerjaan persiapan, sub struktur, struktur, dan super struktur. Pekerjaan persiapan terdiri dari mobilisasi peralatan dan personil sesuai lokasi, pembangunan direksi kit, gudang, stockyard, laboratorium, pagar kerja dan banner, mengamati eksisting, serta menyusun traffic management. Pekerjaan sub-struktur terdiri dari pekerjaan bored pile. Pekerjaan struktur terdiri dari pekerjaan pile cap, pier, dan pier head. Sedangkan pekerjaan super struktur terdiri dari pekerjaan parapet, slab, dan box girder. Namun pada penelitian ini difokuskan kepada pekerjaan super struktur. Tabel 6. Jenis-Jenis Pekerjaan Persiapan

No Pekerjaan Keterangan

1 Mobilisasi Peralatan dan Personil

2 Pembangunan Direksi Kit

3 Stockyard

4 Pagar Kerja dan Banner

Tabel 7. Jenis-Jenis Pekerjaan Sub-struktur (Tahapan Pekerjaan Bored Pile)

No Pekerjaan Keterangan

1 Surveying dan Soil Investigation 2 Preboring 3 Install Casing 4 Drilling 5 Instal Rebar 6 Pengecoran 7 Uninstall Casing

28

Tabel Lanjutan

No Pekerjaan Keterangan

8 Pemotongan Kepala Tiang

Pekerjaan Erection Girder

Erection merupakan proses pemasangan segmen precast atau girder yang dimulai dari remove hingga remove alat kembali dan dinyatakan dalam satuan waktu (Sunggono, 1995). Perbandingan metode pelaksanaan dengan menggunakan lancher dan crawler crane pada saat erection girder menjelaskan konsep teori dasar yang berhubungan dengan analisa dilapangan karena kondisi existing yang cukup sulit dan diperlukan metode pelaksanaan yang ditinjau agar produktivitas waktu dan biaya bisa didapat dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan alat yang lebih besar kemampuan yang lebih baik, namun biaya yang akan dikeluarkan cukup besar dan alat tersebut belum siap sedia pada waktu itu. Pada metode pelaksanaan ini launcher girder dipilih sebagai metode yang digunakan tetapi perlu analisa perbandingan dengan metode erection lainnya disini dipilih metode pembandingnya adalah crawler crane sehingga mendapatkan metode yang paling cocok sesuai dengan lokasi, biaya, waktu, cara operasi, mutu, dan resiko yang paling optimal.

Launcher adalah salah satu dampak positif dari kemajuan teknologi dibidang kontruksi jembatan. Dalam metode kontruksi ini, struktur atas jembatan (span pertama) dirangkai terlebih dahulu pada salah satu sisi abutmen jembatan kemudian didorong dari abutmen ke pierhead pertama. Kemudian pada bagian span kedua dirangkai kembali hingga selesai kemudian didorong kembali hingga span pertama bertumpu pada pier head kedua dan span kedua bertumpu pada pier head yang pertama. Launcher Girder bukan metode erection yang paling murah dalam pembangunan jembatan karena launcher girder membutuhkan banyak analisis, keahlian dan alat khusus dalam melaksanakannya. Namun launcher girder menjadi metode yang mungkin atau harus digunakan jika akses pelaksanaannya sulit atau tidak boleh merusak lingkungan bila menggunakan metode konvensional. Ketika dilakukan dalam pembangunan jembatan, launcher girder memberikan beberapa keuntungan baik bagi owner maupun kontraktor. Beberapa keuntungan tersebut adalah sebagai berikut: memberikan sedikit dampak buruk bagi lingkungan, hanya memerlukan sedikit area dalam pengerjaannya, tidak menutup akses jalan masyarakat yang berada dibawah tempat pelaksanaan erection, launcher girder dapat digunakan untuk membangun jembatan diberbagai kontur yang sulit, area yang terbatas dan atau karena keterbatasan akses ( Ruditya, S. 2004). Contoh yang termasuk dalam karakteristik adalah lembah yang curam, sungai yang dalam atau selat, lereng yang curam dan keadaan tanah yang buruk sehingga sulit untuk akses mobilisasi, adanya

lingkungan yang dilindungi di bawah jembatan. Pada kenyataanya banyak macam variasi dari konstruksi girder launcher yang digunakan, namun secara umum cara kerjanya memiliki dan bergeser pada pier selanjutnya dengan bertumpu pada kaki yang berdiri pier untuk menahan beban girder yang akan dipasang pada bentang yang dikehendaki. Pada saat girder launcher berpindah menuju pier selanjutnya, maka yang akan digunakan sebagai penyeimbangnya adalah girder yang akan dipasang nantinya setelah alat tersebut berada di posisi bentang yang direncanakan.

Gambar 21. ( a ) & ( b ) Macam – Macam Contoh Alat Girder Launcher. ( Sumber : Libby.,James R.,op.cit. )

Urutan kerja pada pemakaian metode girder launcher adalah sebagai berikut : launcher yang sudah dirakit dihubungkan dengan girder yang berfungsi sebagai pemberat. Kemudian launcher dan girder dipindahkan menuju bentang yang direncanakan. Lalu launcher sudah pada posisi untuk erection. Selanjutnya girder dihubungkan pada ujung penggantung launcher. Lalu girder sudah terangkat oleh launcher. Dan girder telah ditempatkan (Libby, james R., 1984).

Erection Girder Metode Crawler Crane

Dalam proses atau pekerjaan erection menggunakan metode crawler crane digunakan beberapa alat. Keburtuhan alat dalam metode ini disajikan pada tabel di bawah ini

Tabel 8 Kebutuhan Crane Erection Girder

Nama Jumlah

Mobile Crane 110

ton 4 buah

Traiiler 1 buah

Boogie 1 buah

Sedangkan untuk mobile crane mempunyai spesifikasi sendiri, yang dijelaskan sebagai berikut

30

Tabel 9 Spesifikasi Mobile Crane

Spesifikasi Moblie Crane

Merk/Type Kobelco

Model CKE 1100

Kapasitas Angkat Maksimum 110 Ton Kemampuan Jangkauan Boom

Length 15,2 m

Kecepatan Swing (Maksimum) 1223,04 m/detik Kecepatan Angkat (v) 57 m/menit

Dalam pelaksanaan erection girder ini digunakan 4 alat crane yaitu crane 110 ton untuk service dan untuk erection ditempat , dan trailler dan boogie sebagai mobilitas girder menuju tempat erection dari stock yard. Perhitungan waktu peleksanaan alat dihitung berdasarkan banyaknya volume material dan material yang akan diangkat. Bahan yang akan diangkat adalah girder jembatan dengan beban maksimal adalah 30,7 ton. Waktu pengangkatan oleh crawler crane dihitung berdasarkan jarak tempuh dan frekuensi alat melakukan pulang pergi dan waktu untuk bongkar muat, dimana waktu tersebut tergantung berdasarkan waktu hoisting dan swing. Adapun contoh perhitungan waktu pengangkatan material atau girder untuk pekerjaan erection girder untuk bentang 13,96 m.

Kecepatan hoisting = 57 m / menit, kemudian kecepatan swing = 1223,04 m/menit dengan asumsi faktor waktu kerja efektif dalam kondisi baik dengan nilai efisiensi kerja 0,83 dan faktor – faktor keterampilan kerja operator dan crew rata – rata baik dengan efisiensi kerja adalah 0,75, yang mempengaruhi produksi dari alat mobile crane tersebut dalam melakukan pekerjaannya, maka :

Kecepatan hoisting = 57 m / menit x 0,83 x 0,75 = 35,48 m/menit Kecepatan swing = 1223,04 m/menit x 0,83 x 0,75 = 761,3424 m/menit Tinggi bangunan pelimpah pada sendiri adalah 265 m. Adapun contoh perhitungan waktu pengangkatan erection girder oleh mobile crane untuk ZONA A, ZONA B, ZONA C,dimana posisi mobile crane diletakkan pada 3 posisi.

Gambar 22 Alur Erection Girder Paralel

Untuk tahap 1 dilakukan dari zona 1 dengan menggunakan 2 buah crane service dan 2 buah crane erection dengan urutan yang bisa dilihat pada gambar 23

Gambar 23 Layout Erectipn Girder

Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t1) = 12 menit Pengangkatan (t2) = = = 4,67 menit Pengangkutan / swing (t3) = = = 0,511 menit Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit Pengelasan (t5) = 10 menit

Swing kembali (t6) = 0,22 menit Fixed time (t7) = 0,5 menit

Waktu total pengangkatan : tT = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 = 42,901 menit Waktu total pengangkatan girder didapat dari waktu pengangkatan. Sehingga, perhitungan didapatkan waktu total pengangkatan girder pada bentang 13,96 m adalah 42,901 menit. Sehingga dari total waktu siklus tersebut kita dapat menentukan jumlah siklus dalam 1 jam (N), yaitu:

N =

=

= 1,4

Asumsi faktor waktu kerja efektif dalam kondisi baik dengan waktu kerja efektif 50 menit per jam dimana nilai efisiensi kerja tersebut adalah 0,83 dan faktor ketrampilan operator dan crew rata-rata baik dengan efisiensi kerja 0,75 maka dapat ditentukan produksi per jam dari crane adalah sebagai berikut :

Q = q x N x Ek

= 1 x 1,4 x (0,75 x 0,83) = 0,87 buah/jam

Setelah produksi per jam dari crane (Q) telah diketahui, maka jika dalam 1 hari jam kerja selama 9 jam (karena mengingat kendala medan serta pekerja), maka perhitungan durasi sebagai berikut:

Total Durasi = = 2,71 hari

32

Dengan cara yang sama untuk bentang 14, 36 di dapat total durasi sebagai berikut :

Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t1) = 12 menit Pengangkatan (t2) = = = 4,67 menit Pengangkutan / swing (t3) = = = 0,512 menit Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit Pengelasan (t5) = 10 menit

Swing kembali (t6) = 0,22 menit Fixed time (t7) = 0,5 menit

Waktu total pengangkatan : tT = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 = 42,902 menit N = = = 1,4 Q = q x N x Ek = 1 x 1,4 x (0,75 x 0,83) = 0,87 buah/jam Total Durasi = = 1,3 hari

Sehingga total durasi untuk tahap dua adalah sebesar 1,3 hari + 2,71 hari = 4,09 hari atau 5 hari.

Untuk tahap 2 dilakukan dari zona 2 dengan menggunakan 2 buah crane service dan 2 buah crane erection dengan urutan yang bisa dilihat pada gambar 24

Gambar 24 Layout Erection Girder Zona 2

Sama seperti tahap satu, pada tahap dua ini terdapat dua jenis girder yang mempunyai perbedaan bentang yaitu girder dengan bentang 13,96 dan girder dengan bentang 14,36. Untuk mendapatkan total durasi, dilakukan perhitUngan sebagai berikut :

Untuk bentang 13,96 m

Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t1) = 12 menit

Pengangkatan (t2) = = = 4,67 menit Pengangkutan / swing (t3) = = = 0,511 menit Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit Pengelasan (t5) = 10 menit

Swing kembali (t6) = 0,22 menit Fixed time (t7) = 0,5 menit

Waktu total pengangkatan : tT = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 = 42,901 menit N = = = 1,4 Q = q x N x Ek = 1 x 1,4 x (0,75 x 0,83) = 0,87 buah/jam Total Durasi = = 2,71 hari

Sedangkan untuk bentang 14, 36 di dapat total durasi sebagai berikut :

Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t1) = 12 menit Pengangkatan (t2) = = = 4,67 menit Pengangkutan / swing (t3) = = = 0,512 menit Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit Pengelasan (t5) = 10 menit

Swing kembali (t6) = 0,22 menit Fixed time (t7) = 0,5 menit

Waktu total pengangkatan : tT = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 = 42,902 menit N = = = 1,4 Q = q x N x Ek = 1 x 1,4 x (0,75 x 0,83)

34

= 0,87 buah/jam Total Durasi =

= 1,3 hari

Sehingga total durasi untuk tahap dua adalah sebesar 1,3 hari + 2,71 hari = 4,09 hari atau 5 hari.

Untuk tahap 3 dilakukan dari zona 3 dengan menggunakan 2 buah crane service dan 2 buah crane erection dengan urutan yang bisa dilihat pada gambar 25

Gambar 25 Layout Erection Girder Zona 3

Pada tahap ini, sama seperti tahap sebelumnya terdapat dua jenis girder yang mempunyai perbedaan bentang yaitu girder dengan bentang 13,96 dan girder dengan bentang 14,36. Tetapi ada perbedaan pada zona ini, pada zona ini erection juga dilakukan untuk jembatan penghubung antara control room dengan control room utama. Pada jembatan ini digunakan girder yang berbeda dengan girder sebelumnya, girder yang digunakan adalah girder yang mempunyai bentang 12,96 m. Untuk mendapatkan total durasi, dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Untuk bentang 13,96 m

Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t1) = 12 menit Pengangkatan (t2) = = = 4,67 menit Pengangkutan / swing (t3) = = = 0,511 menit Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit Pengelasan (t5) = 10 menit

Swing kembali (t6) = 0,22 menit Fixed time (t7) = 0,5 menit

Waktu total pengangkatan : tT = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 = 42,901 menit N = = = 1,4 Q = q x N x Ek = 1 x 1,4 x (0,75 x 0,83)

= 0,87 buah/jam Total Durasi =

= 2,71 hari

Sedangkan untuk bentang 14, 36 di dapat total durasi sebagai berikut :

Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t1) = 12 menit Pengangkatan (t2) = = = 4,67 menit Pengangkutan / swing (t3) = = = 0,512 menit Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit Pengelasan (t5) = 10 menit

Swing kembali (t6) = 0,22 menit Fixed time (t7) = 0,5 menit

Waktu total pengangkatan : tT = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 = 42,902 menit N = = = 1,4 Q = q x N x Ek = 1 x 1,4 x (0,75 x 0,83) = 0,87 buah/jam Total Durasi = = 1,3 hari

Kemudian untuk bentang 12,96 di dapat total durasi sebagai berikut :

Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t1) = 12 menit Pengangkatan (t2) = = = 4,67 menit Pengangkutan / swing (t3) = = = 0,511 menit Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit Pengelasan (t5) = 10 menit

Swing kembali (t6) = 0,22 menit Fixed time (t7) = 0,5 menit

Waktu total pengangkatan : tT = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 = 42,9 menit

36 N = = = 1,4 Q = q x N x Ek = 1 x 1,4 x (0,75 x 0,83) = 0,87 buah/jam Total Durasi = = 0,57 hari Sehingga total durasi untuk tahap dua adalah sebesar 1,3 hari + 2,71 hari + 0,57 hari = 4,58 hari atau 5 hari. Untuk tahap 4 dilakukan dari zona 3 dengan menggunakan 2 buah crane service dan 2 buah crane erection. Sama seperti tahap satu, pada tahap dua ini terdapat dua jenis girder yang mempunyai perbedaan bentang yaitu girder dengan bentang 13,96 dan girder dengan bentang 14,36. Untuk mendapatkan total durasi, dilakukan perhitungan sebagai berikut : Untuk bentang 13,96 m Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t1) = 12 menit Pengangkatan (t2) = = = 4,67 menit Pengangkutan / swing (t3) = = = 0,511 menit Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit Pengelasan (t5) = 10 menit Swing kembali (t6) = 0,22 menit Fixed time (t7) = 0,5 menit Waktu total pengangkatan : tT = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 = 42,901 menit N = = = 1,4 Q = q x N x Ek = 1 x 1,4 x (0,75 x 0,83) = 0,87 buah/jam Total Durasi = = 3,71 hari Sedangkan untuk bentang 14, 36 di dapat total durasi sebagai berikut : Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t1) = 12 menit Pengangkatan (t2) =

= = 4,67 menit Pengangkutan / swing (t3) = = = 0,512 menit Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit Pengelasan (t5) = 10 menit

Swing kembali (t6) = 0,22 menit Fixed time (t7) = 0,5 menit

Waktu total pengangkatan : tT = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 = 42,902 menit N = = = 1,4 Q = q x N x Ek = 1 x 1,4 x (0,75 x 0,83) = 0,87 buah/jam Total Durasi = = 1,3 hari

Sehingga total durasi untuk tahap dua adalah sebesar 1,3 hari + 3,71 hari = 5,09 hari atau 6 hari. Sehingga pada meotode crawler crane total durasi atau waktu yang dibutuhkan untuk proses erection girder dengan empat zona tersebut adalah sebagai berikut:

Tahap 1 = 5 hari Tahap 2 = 5 hari Tahap 3 = 5 hari Tahap 4 = 6 hari

Sehingga total waktu yang diperlukan adalah 21 hari. Proses ini hanya meliputi pekerjaan erection dan tidak meliputi pekerjaan stressing, pembesian, dan cor.

Selain menganalisis efektifiitas dari aspek waktu atau total durasi, analisis ini juga melihat atau mempertimbangkan aspek biaya. Untuk metode ini digunakan metode konvensional menggunakan crawler crane dan rincian biaya dapat dilihat pada tabel 10

Tabel 10 Rincian Biaya Erection Girder dengan Metode Crawler Crane

No Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Crawler Crane 110 ton jam 1824 150.000 273.600.000

Mobiliasai dan Demobilisasi

Peralatan rit truck 6 1.500.000 9.000.000

Mobilisasi dan Demobilisasi

Tenaga Kerja trip 4 2.400.000 9.600.000

Biaya Naik Turun kg 33212 300 9.963.600

Crawler Crane hari 21 20.800.000 436.800.000

Trailler / Boogie hari 21 2.000.000 42.000.000

Tenaga Kerja hari 21 4.000.000 84.000.000

864.963.600 Deskripsi 1 Mobilisasi dan Demobilisasi 2 Erection Girder Total

38

Total biaya yang dikeluarkan unuk metoce crawler crane dengan total durasi 21 hari kerja adalah sebsar Rp.864.963.600. Jika dilihat dari biaya per hari untuk metode crawler crane di dapat total biaya sebesar Rp.41.188.7500.

Selain dari kedua aspek di atas terdapat beberapa aspek lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan pemilihan metode erectioin girder dari kedua metode yang dibandingkan. Aspek yang tidak kalah penting adalah aspek mutu. Aspek mutu ini didasarkan pada kepresisian yang dicapai oleh kedua metode yang dibandingkan tersebut. Pada metode crawler crane ini kepresisian penempatan girder pada bearing pad didasarkan hanya pada perkiraan operator dan tenaga kerja pelaksana pengangkatan girder pada bearing pad sesuai as rencana. Karena metode ini menggunakan banyak tenaga manusia termasuk untuk mengoperasikan alat crane maka mutu (kepresisian) sangatlah dipengaruhi oleh ketelitian dan kesalahan manusia yang terjadi. Semakin banyak kesalahan manusia atau ketidaktelitian operator maka akan mengakibatkan pekerjaan terganggu atau memakan waktu yang relatif lama sehingga didaptkan mutu yang kurang baik.

Hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan kedua metode tersebut salah satunya adalah cara operasi. Cara pengoperasian dan kemudahan dalam pengoperasian alat akan banyak menujuang aspek yang ingin dicapai dalam suatu proyek, misalnya mutu, waktu, dan biaya. Oleh karena itu, cara operasi sangat penting untuk ikut diperhitungkan. Hal yang diperhitungkan dalam cara operasi diantaranya adalah mobilisasi ke proyek, tumpuan, stabilisasi alat, dan pergerakan alat. Pada metode crawler crane ini mobilisasi dilakukan dengan menggunakan trailler truck. Crawler crane diangkat secara kesuluruhan tanpa harus dirakit kembali, tetapi hal ini akan menjadi masalah apabila medan yang ditempuh tidak stabil. Crawler crane bertumpu pada roda crawlernya, oleh karena itu arus sangat diperhatikan perletakan crawler crane itu sendiri agar stabil (tidak goyang atauu bergerak). Karena tumpuan utama crawler crane adalah rodanya sendiri maka cara menstabilkan alatnya tergantung dari ukuran roda crawler crane itu sendiri. Ukuran roda crane akan membantu proses stabilisasi alat. Semakin besar roda maka akan lebih stabil crawler crane itu sendiri. Tapi ukuran (besar) ban crawler crane juga berhubungan dengan kemudahan penempatan alat. Semakin besar ukuran roda crawler crane maka akan semakin susah atau memerlukan tempat yang lebih luas sebagai tempat atau lantai kerjanya. Pada metode crawler crane mempunyai crane yang dapat berputar 3600.

Pada setiap metode mempunyai resiko masing-masing yang dapat terjadi pada setiap tahapannya, begitu juga dengan metode crawler crane. Pemindahan girder dari stok area ke atas bogie truck menggunakan 2 unit mobile crane mempunyai beberapa resiko, diantaranya tali seling putus, kekompakan operator yang tidak pas atau kurang kompak, girder patah saat diangkat, dan girder roboh atau terguling karena tidak seimbang pada saat penempatannya. Sedangkan pada proses pemindahan girder ke atas titik tumpuan yang direncanakan mempunyai resiko diantaranya kerusakan pada alat, operator crane yang kurang kompak, dan angin yang kencang.

ErectionGirder Metode Launcher Girder

Pada pekerjan erection girder dengan mengguakan metode launcher girder ini mempunyai total durasi yaitu sekitar 27 hari. Pekerjaan erection girder ini

dimulai pada minggu kedua bulan Juni 2014 dan berakhir pada minngu pertama bulan Juli 2014, waktu pelaksanaan ini sesuai dengan jadwal atau waktu yang telah direncanakan. Proses pekerjaan bulan Juni –Juli 2014 ini hanya meliputi proses atau pekerjaan erection, pekerjaan-pekerjaan di luar itu seperti pembuatan precast, persiapan lokasi, pondasi launcher, stressing¸dan pengecoran dilakukan diluar kurun waktu tersebut. Jika dibandingkan dengan metode sebelumnya yaitu metode crawler crane waktu yang diperlukan pada metode launcher girder relatif lebih lama dengan selisih 6 hari. Biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan erection girder dengan menggunakan metode launcher girder disajikan dalam tabel 11 Tabel 11 Rincian Biaya Erection Girder dengan Metode Launcher Girder

Pada rincian biaya pekerjaan erection girder dengan menggunakan metode launcher girder total biaya untuk semua balok dan 4 zona yang terdapat pada jembatan bangunan pelimpah (Spillway) Waduk Jatigede yaitu sekitar Rp. 754.536.000 atau dengan kata lain Rp. 27.945.900 per hari. Jika dibandingkan dengan metode sebelumnya yaitu metode crawler crane maka biaya yang diperlukan untuk metode launcher girder lebih murah. Hal ini terjadi karena pada metode launcher girder hanya dibutuhkan 2 crane untuk service, selain itu, alat launcher yang digunakansebagai pengganti dua buah crane harga sewanya relatif lebih murah. Dan yang tidak kalah penting pada metode launcher girder ini diperlukan tenaga kerja yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan metode crawler crane karena alat launcher bekerja secara mekanis (hidrolik), bukan dioperasikan menggunakan tenaga operator.

Kepresisisan sebagai salah satu parameter mutu yang dicapai pada metode launcher girder jika dibandingkan dengan metode crawler crane. Hal ini karena penurunan girder dari launcher untuk diletakan pada bearing pad sesuai as rencana dilakukan secara mekanis sehingga kepresisisannya bisa lebih akurat. Pada metode launcher girder mobilisasi alat ke proyek dilakukan dengan truck, kondisi launcher pada saat mobilisasi alat launcher masih dalam kondisi tercecer dan harus dirakit kembali sebelum dapat digunakan. Bila dibandingkan dengan crawler crane yang mobilisasi alat ke proyeknya dilakukan secara utuh, mobilisasi alat launcher ini lebih mudah dilakukan karena berupa komponen komponen yang lebih kecil. Tumpuan laucher adalah pier jembatan itu sendiri, hal ini lebih stabil dibandingkan metode crawler crane yang tumpuannya adalah

Dokumen terkait