• Tidak ada hasil yang ditemukan

HDL (High Density Lipoprotein)

HDL (High Density Lipoprotein)merupakan lipoprotein yang mengandung Apo-A, yang memiliki efek anti-aterogenik, sehingga disebut kolesterol yang bersifat baik. Kadar HDL (High Density Lipoprotein) diperoleh dari hasil pengujian dengan menggunakan metode CHOD-PAP. Dari hasil penelitian diperoleh rataan kadar HDL (High Density Lipoprotein)darah itik peking seperti tertera pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan kadarHDL (High Density Lipoprotein) darah (mg/dl)itik peking selama8 minggu penelitian.

Perlakuan Ulangan Total Rataan±SD

1 2 3 4 5 T0 121 144,5 118 196,5 129 709 141,8±32,25tn T1 127 190 135,5 137 127,5 717 143,4±26,44tn T2 145,5 185 125,5 121,5 186 763,5 152,7±31,29tn T3 126,5 149 152 159,5 131,5 718,5 143,7±14,06tn Total 520 668,5 531 614,5 574 2908 581,6 Rataan 145,4

Keterangan : tn = tidak nyata (P>0,05)

Berdasarkan Tabel 4dapat diketahui bahwa rataan kadar HDL(High Density Lipoprotein) tertinggi terdapat pada T2 yaitu 152,7 mg/dl, diikuti oleh nilai rataan pada T3yaitu 143,7 mg/dl, diikuti oleh nilai rataan pada T1 yaitu 143,4 mg/dl, dan nilai rataan pada T0 yaitu 141,8 mg/dl. Tabel sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes) dalam ransum itik peking selama 8 minggu tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap peningkatan kadar HDL (High Density Lipoprotein) darah itik peking.Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Sutama (2005), yang menyatakanbahwa pemberian daun apu-apu sampai 30% dalam ransum

menurunkan LDL serum dan total kolesterol daging, di samping meningkatkan HDL serum.

Tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap kadarHDL (High Density Lipoprotein) darah itik peking pada perlakuan T0, T1, T2 dan T3 dipengaruhi oleh genetik, pakan yang diberikan dan kandungan nutrisi ransum yang hampir sama pada tiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusmanto (2008), yang menyatakan bahwa salah satu penentu kadar lemak dalam daging dan darah ternak adalah pakan, semakin tinggi kadar lemak pada produk asal hewani semakin besar kadar kolesterolnya. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Sofro (2000) melaporkan bahwa kolesterol dalam darah dipengaruhi oleh genetic, umur, dan pakan yang dikonsumsi.

Menurut Murray et al (2003), bahwa penurunan kadar kolesterol HDL darah dapat disebabkan oleh 1) aliran masuknya kolesterol dari lipoprotein yang potensial kolestrolnya rendah (LDL) menuju membran sel, 2) penggunaan HDL untuk sintesis senyawa steroid seperi hormon atau garam empedu di hati.High Density Lipoprotein (HDL) adalah satu lipoprotein yang berfungsi sebagai alat pengangkut kolesterol dari sel tepi menuju ke sel hati dan kelenjar tubuh lainnya.HDL berfungsi mentransport fosfolipida dan kolestrol ester dari jaringan perifer kembali ke hati untuk diubah kembali menjadi asam empedu. Kolesterol yang tidak diperlukan akan dikeluarkan bersama-sama dengan feses dan lebih kurangnya dalam bentuk hormon-hormon steroid netral (Pilliang, 1990).

LDL (Low Density Lipoprotein)

LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh darah. LDL sering disebut kolesterol jahat karena efeknya yang aterogenik (mudah melekat pada dinding pembuluh darah), sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Dari hasil penelitian diperoleh rataan kadar LDL(LowDensity Lipoprotein)darah itik peking seperti tertera pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan kadarLDL (LowDensity Lipoprotein)darah (mg/dl)itik peking selama 8 minggu penelitian.

Perlakua n Ulangan Total Rataan±SD 1 2 3 4 5 T0 19,5 36,46 106,42 19,2 28,12 209,7 41,94±36,74a T1 14,47 20,6 12,94 17,52 20,16 85,69 17,14±3,39ab T2 11,98 10,84 10,64 2,35 9,18 44,99 8,99±13,96b T3 12,7 8,66 12,83 4,87 8,73 47,79 9,56±14,70b Total 58,65 76,56 142,83 43,94 66,19 388,17 77,63 Rataan 19,41

Keterangan : Superskrip berbeda pada garis yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata pada uji Duncan (P<0,05).

Berdasarkan Tabel 5dapat diketahui bahwa rataan kadar LDL(LowDensity Lipoprotein) tertinggi terdapat pada T0 yaitu 41,94 mg/dl, diikuti oleh nilai rataan pada T1yaitu 17,14 mg/dl, diikuti oleh nilai rataan pada T3 yaitu 9,56 mg/dl, dan nilai rataan pada T2 yaitu 8,99 mg/dl. Tabel sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes) dalam ransum itik peking selama 8 minggu memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap penurunan kadar LDL (LowDensity Lipoprotein) darah itik peking. Berdasarkan hasil uji Duncan pada tingkat signifikan 5% untuk keefektifannya sebagai penurun kadar LDL (Low Density Lipopeotein) darah, perlakuan yang paling baik adalah T3, yaitu ransum itik dengan tepung apu-apu 15%.

Penurunan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) darah ditentukan dari pakan yang dikonsumsi, kecepatan proses biosintesa kolesterol didalam darah dan keturunan (genetic) ternak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Montgomery et al(1993), yang menyatakan bahwa jenis makanan yang dikonsumsi oleh manusia atau hewan dapat mempengaruhi kadar LDL darah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hirawati (2014), yang menyatakan bahwa kandungan kolesterol didalam darah sebesar 5% berasal dari kolesterol yang terdapat dalam bahan pakan dan 80% berasal dari kolesterol yang disentesa oleh hati. Oleh karena itu tinggi dan rendahnya kolesterol dalam tubuh dipengaruhi oleh kecepatan biosintesis kolesterol didalam tubuh.Hal ini juga sesuai denganpernyataan Murray et al(1995), yang menyatakan bahwa kolesterol yang terdapat pada LDL dalam darah juga dipengaruhi oleh keturunan dan kandungan asam lemak dalam pakan yang dikonsumsi.

Pemberian tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes) dalam ransum yang memiliki kandungan serat kasar 14,62%dapat menurunkan kadar LDL(LowDensity Lipoprotein) darah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cahyono (2001), yang menyatakan bahwa penggunaan kayuapu dapat meningkatkan serat dan menurunkan energi metabolis ransum dan sejalan dengan pernyataan McDonald et al (2002), yang menyebutkan bahwasalah satu faktor yang mempengaruhi kolesterol darah adalah kandungan seratkasar ransum karena serat kasar akan mengikat asam empedu di saluran pencernaankemudian dikeluarkan bersama dengan feses.

Kandungan flavonoid dalam apu-apu (Pistia stratiotes) juga dapat menurunkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah itik peking, hal

ini dikarenakan flavonoid merupakan senyawa anti-kolesterol dan antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Depkes (2009), yang menyatakan bahwa herba kayu apu mengandung senyawa kimia penting yaitu flavonoid yang dikenal sebagai senyawa anti-kolesterol. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Miryanti dkk (2011), yang menyatakan bahwa flavonoid adalah substansi yang mengandung senyawa polifenolik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (herbal). Flavonoid merupakan antioksidan yang potensial untuk menangkal radikal bebas. Fungsi flavonoid sebagai antioksidan yang kuat sehingga dimanfaatkan sebagai pencegah kanker maupun pengobatan kanker. Hal ini juga sesuai dengan pernyataanPrakash dan Gupta (2009), yang menyatakan bahwaflavonoid juga berikatan dengan logam-logam seperti besi dan tembaga, kemudian menghambat pembentukan radikal bebas melalui katalis logam tersebut (besi dan tembaga). Peran-peran krusial yang dimiliki flavonoid ini menunjukkanbahwa flavonoid mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat.

Rataan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) darah itik peking yang diberi tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes) cenderung menurun dibandingkan tanpa tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes). Hal ini dikarenakan kemampuan serat dalam tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes) dapat mengikat asam empedu yang merupakan hasil utama biosintesa kolesterol dan membuangnya sebagai massa feses serta mengurangi kadar LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Goodman (2000) bahwa jumlah kolesterol dalam sel ditentukan oleh interaksi 4 faktor, yakni laju pembuatan kolesterol oleh hati dari asetat, laju kolesterol diperoleh dari makanan, laju kolesterol yang diubah

ke asam empedu dan dibuang melalui usus halus serta laju asam empedu yang diserap kembali dan diubah menjadi kolesterol.

Kemampuan serat dalam tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes) untuk menurunkan kadar kolesterol darah berkaitan dengan sifat daya ikatnya terhadap bahan organik termasuk asam empedu. Asam empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak menjadi asam lemak yang dapat diserap oleh tubuh, dengan diikatnya asam empedu oleh serat maka jumlah asam empedu bebas akan berkurang dan memacu dibentuknya asam emepdu baru dari kolesterol yang ada di dalam darah sehingga konsentrasi kolesterol dalam darah akan menurun.

Kemampuan flavonoid dalam tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes) untuk menurunkan kadar kolesterol darah berkaitan dengan senyawa antioksidan yang dapat mengahambat oksidasi LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah. Flavonoid berfungsi menurunkan kadar kolesterol darah yang dapat mengurangi kadar LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soeharto (2004) danAndriani (2007) bahwa flavonoid merupakan antioksidan dalam darah, yang berfungsi menurunkan kadar kolesterol darah yang didasari oleh cara kerja flavonoid sebagai antioksidan yang menahan vitamin E dan betacarotene pada partikel LDL (Low Density Lipoprotein) sehingga mengurangi oksidasi LDL (Low Density Lipoprotein).

Penurunan LDL(Low Density Lipoprotein)disebabkan oleh konsumsi serat yang meningkat dan berperan mengikat lemak terutama kolesterol, sehingga

penyerapan kolesterol berkurang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bidura et al(1996), yang menyatakan bahwa semakin tinggi pemberian serat kasar

denganmeningkatnya laju alir ransum. Sebagai akibatnya, kolesterol dari pakan akan dikeluarkan karena gerak peristaltik usus, sedangkan garam empedu akan diserap untuk diedarkan kembali ke dalam darah sebagai kolesterol. Penurunan itu terjadi karena kolesterol yang masuk ke hati rendah, sehingga VLDL rendah, akibatnya LDL(Low Density Lipoprotein) juga rendah.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Rekapitulasi pemanfaatan tepung daunapu-apu (Pistia stratiotes) dalam ransum terhadap kadarHDL(High Density Lipoprotein) dan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) darah Itik Peking dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi kadarHDL (High Density Lipoprotein) dan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) (mg/dl) darah itik peking

Perlakuan

Rataan Parameter Hdl (High density lipoprotein)

mg/dl

Ldl (Low density lipoprotein) mg/dl

T0 141,8tn 41,94a

T1 143,4tn 17,14ab

T2 152,7tn 8,99b

T3 143,7tn 9,56b

Keterangan :tn = tidak nyata (P>0,05)

Superskrip berbeda pada garis yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata pada uji Duncan (P<0,05).

Rekapitulasi hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semua perlakuan pemanfaatan tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes) dalam ransum tidak memberi pengaruh nyata terhadap kenaikan kadarHDL (High Density Lipoprotein) dan berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar LDL (Low Density Lipoprotein). Pada parameter LDL (Low Density Lipoprotein) rataan tertinggi terdapat pada perlakuan T0 (ransum tanpa tepung apu-apu) yaitu 41,94 mg/dl dan rataan terendah terdapat pada perlakuan T2 (ransum dengan tepung apu-apu 10%) yaitu 8,99 mg/dl.

Dokumen terkait