• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apu-apu (Pistia stratiotes)

Apu-apu (Pistia stratiotes) yaitu tanaman air yang dianggap gulma oleh sebagian besar petani. Produksi biomassa bahan kering tanaman apu-apu mencapai 16,1 ton BK/ha/tahun. Tanaman air apu-apu juga merupakan tanaman air yang disukai unggas dan ikan (Sutama, 2005).

Disadari bahwa kapu-kapu atau apu-apu (Pistia stratiotes) merupakan bahan baku pakan lokal dengan serat, nilai nutrien dan produksi biomassa bahan kering yang cukup tinggi yaitu 16,1 ton BK/ha/tahun (Reddy dan Debusk, 1985).

Tanaman ini, dapat berpotensi sebagai bahan penyusun pakan, karena berdasarkan berat kering mengandung BETN 37,0%, protein kasar 19,5%, kadar

abu 25,6%, lemak kasar 1,3% dan mengandung serat kasar 11,7% (Diler et al., 2007).

Menurut Adi (2008) mengemukakan bahwa tanaman kayu apu atau apu-apu memiliki batang, daunnya tungggal dengan roset akar yang bentuk solet

dengan ujung membulat dan pangkal runcing yang memiliki tepi berlekuk, memiliki panjang 2-10 cm dan lebar 2-6 cm serta pada pertulangan sejajar bewarna hijau kebiruan. Kandungan yang terdapat pada tanaman apu-apu ini yaitu flavonoid dan polifenol.

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman (Rajalakshmi dan S. Narasimhan, 1985). Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6 (White dan Y. Xing, 1951; Madhavi et al., 1985; Maslarova, 2001). Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin aromatik A, satu

cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan dasar pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya. Sistem penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar molekulnya (Cook dan S. Samman, 1996).

Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada sereal, sayur-sayuran dan buah, telah banyak dipublikasikan. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang disebut aglikon (Cuppett et al.,1954).

Flavonoid adalah substansi yang mengandung senyawa polifenolikyang berasal dari tumbuh-tumbuhan (herbal). Flavonoid merupakanantioksidan yang potensialuntuk menangkal radikal bebas.Fungsiflavonoid sebagai antioksidan yang kuat sehingga dimanfaatkan sebagaipencegah kanker maupun pengobatan kanker (Miryanti dkk., 2011).Mekanisme kerja flavonoid sebagai pencegah kanker yaitu antara laininaktivasi karsinogen, antiproliferasi, dan penghambatan siklus sel(Subroto, 2008).

Flavonoid mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat yangmerupakan pendonor hidrogen yang sangat baik. Flavonoid mempunyaiaktivitas antioksidan lebih baik daripada vitamin C (asam askorbat)vitamin E (tokoferol) yang merupakan antioksidan mayor dalam tubuh(Prakash dan Gupta, 2009). Kelompok hidroksil yang dimiliki flavonoidtidak muncul saat reaksi redoks kimia, tetapi

sangat berperan dalammendonorkan atau menerima hidrogen. Flavonoid juga berikatan denganlogam-logam seperti besi dan tembaga, kemudian menghambat pembentukan radikal bebas melalui katalis logam tersebut (besi dan tembaga). Peran-peran krusial yang dimiliki flavonoid ini menunjukkanbahwa flavonoid mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat (Prakash danGupta, 2009). Mekanisme kerja flavonoid ini dapat dilihat pada Gambar 1di bawah ini.

Gambar 1. Mekanisme kerja flavonoid menghambat pembentukan radikalbebas melalui katalis logam (Men+ adalah perubahan dari ion besi sepertiFe2+ dan Cu2+) (Prakash dan Gupta, 2009).

Tanaman air apu-apu diklasifikasikan sebagai berikut:Kingdom : Plantae, Divisi : Magnoliopita, Kelas : Lilioptida, Ordo : Arales, Famili : Araceae, Genus : Pistia, Spesies : Pistia stratiotes(Plantamor, 2008).

Gambar 2. Apu-apu (Pistia stratiotes)

Tabel 1. Kandungan nutrisi pada tepung daun apu-apu (Pistia stratiotes)

Nutrisi Kandungan

Energy Metabolis (Kkal/kg) 3584b

Protein Kasar (%) 17,35a

Lemak Kasar (%) 1,31a

Serat Kasar (%) 14,62b

Abu (%) 20,38b

Bahan Kering (%) 88,66a

Sumber :a Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak (2016)

bLaboratorium Loka Penelitian Kambing Putih Sei Putih (2016)

Sutama (2005) menunjukkan bahwa pemberian daun apu-apu sampai 30% dalam ransum menurunkan LDL serum dan total kolesterol daging, di samping meningkatkan HDL serum. Daun apu-apumemiliki kesamaan dengan Salvinia molesta pada kandungan serat kasar.

Di dunia kedokteran, senyawa sinamaldehid yang merupakan turunan dari senyawa fenol tersebut diketahui memiliki sifat anti-agregasi platelet dan sebagai vasodilator secara in vitro. Selain itu, senyawa antioksidan lain seperti tanin dan flavanoid juga diharapkan dapat menurunkan kolesterol dengan cara melindungi LDL dari proses oksidasi sehingga dapat mencegah aterosklerosis (Azima, 2004).

Potensi Tanaman Apu-apu (Pistia stratiotes) Sebagai Bahan Pakan Ternak

Kayu apu (Pistia stratiotes L.) merupakan salah satu jenis gulma air yang mempunyai potensi untuk dijadikan campuran pakan pada ransum itik. Kayu apu mengandung serat, nilai nutrien, dan produksi biomassa bahan kering yang cukup tinggi sebesar 16,1 ton BK/ha/tahun (Reddy dan Debusk, 1985).

Penggunaan kayuapu dapat meningkatkan serat dan menurunkan energi metabolis ransum. Kandungan serat ransum yang tinggi ini mampu menurunkan lemak sebesar 25g dalam 100g pada daging ayam kampung (Cahyono, 2001). Selain itu, herba kayu apu mengandung senyawa kimia penting yaitu flavonoid

yang dikenal sebagai senyawa anti-kolesterol (Depkes, 2009) dan proteinnya yang tinggi sebesar 16,7 % (Kasselman, 1995).

Itik Peking

Itik peking adalah itik yang berasal dari daerah China. Setelah mengalami perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking dapat dipelihara dilingkungan subtropis maupun tropis. Itik peking mudah beradaptasi dan keinginan untuk terbang kecil sekali. Umumnya dipelihara secara intensif dengan dilengkapi kolam yang dangkal (Murtidjo, 1996).

Dilihat dari warna bulu itik peking umumnya putih, tetapi ada juga yang berwarna krem dengan kaki dan paruh yang berwarna jingga. Matanya agak gelap dan berwarna kebiruan dengan posisi yang tenggelam karena bagian pipi relative lebih menonjol(Srigandono, 1998).

Itik peking merupakan tipe pedaging yang popular disebut green duck. Itik ini mempunyai kepala besar juga bundar, paruhnya lebar dan pendek, paruhnya berwarna kuning akan tetapi ada yang berwarna putih, leher gemuk pendek dan tegak,dada besar, bundar membusung, kaki pendek berwarnakekuning-kuningan, sayap pendek dan kuat, warna bulunya putih dan pada jantan ada jambul di kepala (Samosir, 1994).

Tujuan pokok pemeliharaan itik pedaging adalah untuk menghasilkan daging bagi konsumsi manusia.Itik pedaging adalah itik yang mampu tumbuh cepat dan dapat mengubah pakan secara efisien menjadi daging yang bernial gizi tinggi.Disamping itu itik pedaging harus memiliki konfirmasi dan struktur perdagingan yang baik (Srigandono, 1997).

Kebutuhan Nutrisi Itik Peking

Bahan pakan itik pedaging adalah bahan pakan yang memiliki unsur-unsur gizi seperti energi, mineral, protein, vitamin, karbohidrat dan air.Bahan pakan untuk itik biasanya jagung kuning, bungkil kedelai, tepung ikan dan pakan lainnya yang menjadi sumber energi.(Wahyu, 1992).

Tabel 2. Kebutuhan gizi itik peking pada berbagai umur*

Gizi Starter (0-2 minggu) Grower (2-7 minggu) Bibit Protein kasar (%) 22 16 15

Energi (kkal EM/kg) 2.900 3.000 2.900

Metionin (%) 0,40 0,30 0,27

Lisin (%) 0,90 0,65 0,60

Ca (%) 0,65 0,60 2,75

P tersedia (%) 0,40 0,30 –

Sumber : *NRC (1994)

Ransum untuk itik pada dasarnya sama seperti untuk anak ayam, kesamaannya terutama dalam penggunaan bahan pakan. Ransum itik umumnya diberikan agak basah, Air perlu ditambahkan kedalam ransum untuk membuat bahan ransum saling melekat, akan tetapi ransum tidak boleh begitu basah sehingga becek (Anggorodi, 1995).

Kadar Lemak Itik Peking

Itik Peking memiliki persentase lemak yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis itik yang lain yaitu 36,2%, kandungan lemak yang tinggi merupakan salah satu kendala bagi konsumen yang memiliki kadar kolesterol tinggi(Abdelsamie dan Farrel, 1985 dalam Srigandono, 2000).

Kesukaan sebagian konsumen akan daging itikmasih terbatas. Konsumen lebih banyak memilihdaging ayam, walaupun daging itik memiliki kandungan protein tinggi dan tidak berbeda jauhdengan ayam. Hal ini didukung oleh Junet al. (1996)dan Kimet al. (2006), menyatakan bahwa kadar proteindaging itik berkisar

antara 18,6–20,1% dankandungan lemak berkisar antara 2,7– 6,8%.MenurutSrigandono (1997) dan Kimet al. (2006) komposisiprotein daging itik tidak berbeda jauh biladibandingkan dengan daging ayam, yakni sebesar20,8% dan daging ayam sebesar 21,4–22,6%,sedangkan kandungan lemak itik dua kali lebih tinggidari daging ayam (8,2 vs 4,8%).

Salah satu penentu kadar lemak dalam daging dan darah ternak adalah pakan, semakin tinggi kadar lemak pada produk asal hewani semakin besar kadar kolesterolnya. Untuk menurunkan kadar kolesterol pada daging dan darah, diantaranya adalah serat kasar. Serat kasar dapat dijumpai pada tumbuhan

paku-pakuan akuatik yang mengapung di permukaan air yaitu Azolla microphylla.Azolla microphylla merupakan tanaman air yang memiliki

kandungan serat kasar yang cukup tinggi yaitu 13 %, lemak 7,5 %, gula terlarut 2,5% dan protein mencapai 31, 25% (Kusumanto, 2008).

Konsumsi serat kasar berhubungan dengan penurunan absorbsi kolesterol,fermentasi dan pelepasan asam empedu (Tensiska, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Fisher dan Griminger (1986) dan Huseini et al (1976) mendapatkan hasil bahwa serat kasar dapat menurunkan kadar kololesterol darah.

Kolesterol

Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005).

Kolesterol (C27H45OH) (Yun.:chole : empedu, stereos : padat) adalah zat alamiah dengan sifat fisik seperti lemak tetatpi berumus steroida, seperti senyawa alamiah lain (Melia, 2014).

Kolesterol memiliki peranan penting, yaitu fungsi kerja hormon, pelarut vitamin A, D, E, K, unsur pokok berbagai membran biologi dan mendukung pertumbuhan kecercadasan anak-anak. Disamping manfaatnya, kolesterol dikenal sebagai penyebab utama terjadinya pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah terutama jantung, akibat proses tersebut pada saluran pembuluh darah, khususnya pembuluh darah koroner bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan stroke (Dalimartha, 2002).

Kolesterol memiliki 2 gugus metil yang terikat pada rantai C-13 dan C-10 dengan ikatan 5 ikatan rangkap. Rantai cabang hidrokarbon terikat pada atom C-17, sedangkan gugus hidroksil terdapat pada atom C-3. Koleterol memiliki fungsi alkohol dan juga membentuk ester dengan asam lemak (ester sterol), sehingga termasuk ke dalam senyawa yang paling hidrofobik di antara semua lipid di dalam tubuh (Wijaya et al., 2013).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kolesterol darah adalah kandungan seratkasar ransum karena serat kasar akan mengikat asam empedu di saluran pencernaankemudian dikeluarkan bersama dengan feses. Kondisi ini akan mengurangi lemak yang terserap ke dalam tubuh serta menurunkan sintesis asam empedu dari kolestrol.Akibatnya kolestrol total dalam tubuh akan berkurang. Asam empedu disintesa darikolestrol dan berperan sebagai agen pengemulsi yang mempersiapkan triasilgliserolransum sebelum dihidrolisis enzim lipase pankreas dalam proses pencernaan(McDonald et al., 2002).

Gambar 3. Struktur Kimia Kolesterol

Transpor Kolesterol

Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk digunakan dan disimpan. Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), ester kolesterol (36%) dan asam lemak bebas (4%). Lipid diangkut didalam plasma sebagai lipoprotein (Gambar 3). Empat kelompok utama lipoprotein penting yaitu : kilomikron, VLDL, LDL dan HDL. Kilomikron mengangkut lipid yang dihasilkan dari pencernaan dan penyerapan, VLDL mengangkut triasilgliserol dari hati, LDL menyalurkan kolesterol ke jaringan, dan HDL membawa kolesterol ke jaringan dan mengembalikannya ke hati untuk diekskresikan dalam proses yang dikenal sebagai transpor kolesterol terbalik (reverse cholesterol transport) (Murray et al. 2003).

Lipoprotein

Kolesterol bersifat tidak larut di dalam air sehingga memerlukan suatu alat transportasi agar bisa beredar dalam darah, yaitu apoprotein yang merupakan salah satu jenis protein. Kolesterol membentuk kompleksitas dengan apoprotein

dan membentuk ikatan yang disebut sebagai lipoprotein yang merupakan jenis lipid plasma yang bersifat hidrofobik (Wijaya et al., 2013).

Berdasarkan ikatan lipoprotein, kolesterol terbagi menjadi dua golongan utama. High Density Lipoprotein (HDL) adalah jenis kolesterol yang bersifat baik yang berfungsi membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan mengirimkannya ke pembuluh darah perifer lalu diekskresikan dari dalam tubuh lewat empedu, dengan demikian penimbunan kolesterol di perifer dapat berkurang. Low Density Lipoprotein (LDL) adalah jenis kolesterol yang bersifat jahat yang menyebar kepembuluh darah dan jaringan tubuh karena efeknya yang arterogenik (mudah melekat pada dinding pembuluh darah) sehingga menyebabkan penumpukan lemak dan penyempitan darah (Anwar, 2014).

HDL(High Density Lipoprotein)

HDL(High Density Lipoprotein)merupakan lipoprotein yang mengandung Apo-A, yang memiliki efek anti-aterogenik, sehingga disebut kolesterol yang bersifat baik. Fungsi utamanya adalah membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan mengirimkannya ke pembuluh darah untuk kemudian diesterifikasi menjadi kolesterol ester. Kolesterol ester mengalami perpindahan dari HDL ke VLDL sehingga kolesterol dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam empedu(Lichtentein dan Jones, 2001).

Menurut Murray et al. (1996) High Density Lipoprotein sering disebut kolesterol “baik” karena merupakan lipoprotein yang mengangkut lipid dari perifer menuju ke hepar. Molekul HDL yang relatif kecil dibanding lipoprotein lain, HDL dapat melewati sel endotel vaskular dan masuk ke dalam intima untuk mengangkut kembali kolesterol yang terkumpul dalam makrofag, disamping itu

HDL juga mempunyai sifat antioksidan sehingga dapat mencegah terjadinya oksidasi LDL.

Kolesterol HDL bersifat protektif, berfungsi membawa kelebihankolesterol ke hati untuk diproses dan diekskresikan bersama cairan empedu(Barter, 2005). Rendahnya kadar HDL dalam darah dihubungkan denganpeningkatan resiko penyakit jantung koroner (PJK) karena kadar HDL yangrendah akan memacu munculnya proses atherogenik (pembentukan plak didinding pembuluh darah arteri) (Pinzon & Asanti, 2010). Studi epidemiologismenunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 mg/dL kadar kolesterol HDLmenurunkan risiko PJK 2% pada laki-laki dan 3% pada perempuan dan haltersebut tidak dipengaruhi oleh kolesterol LDL (Kostner, 2002).

LDL(Low Density Lipoprotein)

LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh darah. LDL sering disebut kolesterol yang bersifat jahat karena efeknya yang aterogenik (mudah melekat pada dinding pembuluh darah), sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Kadar LDL dalam darah sangat tergantung dari lemak yang dikonsumsi, semakin banyak lemak yang dikonsumsi, semakin menumpuk pula LDL, karena LDL merupakan lemak jenuh yang tidak mudah larut (Lichtentein dan Jones, 2001).

Sofro (2000) melaporkan bahwa kolesterol dalam darah dipengaruhi oleh genetic, umur, dan pakan yang dikonsumsi. Jenis makanan yang dikonsumsi oleh manusia atau hewan dapat mempengaruhi kadar LDL darah(Montgomery et al.,

1993). Kolesterol yang terdapat pada LDL dalam darah juga dipengaruhi oleh keturunan dan kandungan asam lemak dalam pakan yang dikonsumsi (Murray et al., 1995).

Dewasa ini kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin tinggi. Masyarakat membutuhkan bahan pangan asal hewani khususnya unggas dengan kandungan rendah lemak seperti kolesterol. Sacher et al., (2004) mengemukakan bahwa kolesterol terdapat di dalam darah bersama dengan trigliserida, fosfolipid dan apoprotein membentuk lipoprotein. Lipoprotein di dalam darah, yaitu kilomikron, Very Low Density Lipoprotein(VLDL), Low Density Lipoprotein(LDL) dan High Density Lipoprotein(HDL).

Pemecahan lemak pakan akan menjadi asam lemak, monogliserida, fosfat, kolesterol bebas dan bahan penyusun lain dari lemak yang terbentuk dari proses pencernaan kemudian diserap ke dalam sel mukosa intestin, bersama-sama dengan protein kemudian diseksresikan dalam bentuk kilomikron. Mukosa intestin juga membentuk beberapa lipoprotein berkepadatan atau berat jenis sangat rendah (VLDL) dan berkepadatan tinggi (HDL). VLDL memasuki darah dikonversikan menjadi LDL dengan jalan menghilangkan trigliserida dan protein dengan bantuan lipase protein (Linder, 1992).

Flavonoid merupakan antioksidan dalam darah, yang berfungsi menurunkan kadar kolestrol darah yang didasari oleh cara kerja flavonoid sebagai senyawa antioksidan yang menahan vitamin E dan betacarotene pada partikel LDL sehingga mengurangi oksidasi dariLDL (Soeharto, 2004; Andriani, 2007). Cara kerja flavonoid mengurangi oksidasi dari LDL dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah ini :

Atherosclorosis

Gambar 4. Mekanisme Kerja Flavonoid Mengurangi Oksidasi LDL (Low Density Lipoprotein) (Rodella dan Ravero, 2013).

Biosintesa Kolesterol Dalam Tubuh Itik

Deposisi kolesterol dalam darah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain genetik, nutrien, obat-obatan dan bakteri. Secara genetik, itik memiliki kemampuan fisiologis yang lebih tinggi untuk mensintesis kolesterol dan trigeliserida didalam tubuh (Wijaya et al., 2013).

Ngili (2009) melaporkan bahwa biosintesis kolesteol diregulasi oleh umpan balik (feed back) kolesterol dan trigliserida pakan yang dikonsumsi, bila konsumsi pakan kaya lemak maka kolesterol intrasel menurun dalam hati dengan menurunkan aktivitas HMG KoA reduktase sehingga biosintesis kolesterol ditekan. Sebaliknya, pakan rendah lemak akan menstimulasi biosintesis kolesterol. LDL berperan dalam pengiriman kolesterol dari hati keseluruh jaringan

FLAVONOIDS

Blood Pressure

Platelet reactivity and Aggregation Anti-Oxidants

Oxidative stress Inflammation Endhotelialdysfunction LDL Oxidation

tubuh.Martin et al. (1992) mengatakan bahwa Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan lipoprotein yang paling berperan dalam pengangkutan kolesterol.

Hirawati (2014) menyatakan bahwa, kandungan kolesterol didalam darah sebesar 5% berasal dari kolesterol yang terdapat dalam bahan pakan dan 80% berasal dari kolesterol yang disentesa oleh hati. Oleh karena itu tinggi dan rendahnya kolesterol dalam tubuh dipengaruhi oleh kecepatan biosintesis kolesterol didalam tubuh.

Armstrong (1995) menyatakan bahwa secara garis besar, biosintesa kolesterol terjadi melibatkan sintesa-sintesa mevalonat, isoprotein dan skulen. Pada sintesa mevalonat, hasil sintesis dan kondensasi acetyl-CoA dikatalisis oleh

hydroxymethylglutary-CoA dan menghasilkan mevalonat. Mevalonat digunakan untuk sintesa dan isomeriasi isopentenyl pyrophosphate

dandimethylallylphyrophosphate yang berkondensasi untuk membentuk geranyl pyrophosphate yang kemudian ditransfer ke isopentenyl pyrophospate untuk mensintesis farnesyl pyrophosphate yang kemudian oleh sintase presqualence direduksi menjadi molekul squalence simestris yang selanjutnya diubah menjadi suatu konfigurasi steroidal tetrasiklik yang menghasilkan lanosterol sampai terbentuk cholesterol.

(a)

(b)

Gambar 5. Proses-proses yang terjadi dalam biosintesa kolesterol; (a) HMG-COA sampai terbentuk farnesyl-pyrophosphate, (b) farnesyl-prophosphate sampai terbentuk kolesterol (Ottaway and Apps, 1984).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Itikpeking merupakan salah satu jenis unggasyang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, karena produk yang dihasilkan itik berupa daging menjadi salah satu preferensi bagi produk unggas yang lezat dan gurih. Akan tetapi tingginya kadar lemak dan kolesterol di dalam produk itik menjadi faktor pembatas yang membuat masyarakat tidak dianjurkan untuk mengkonsumsinya terlalu banyak. Adriani et al. (2011)mengemukakan bahwa total kolesterol pada darah itik 213, 23 mg/dl denganLow Density Lipoprotein (LDL) 54,53 mg/dl dan High Density Lipoprotein (HDL) 61,99 mg/dl. Ariyani (2006) menyebutkan bahwa kadar total kolesterol darah itik adalah 243-257 mg/dl,dimana menurut Saidin (2000) angka ini telah jauh melebihi batas anjuran kadar kolesterol bahan makanan yang dapat dikonsumsi, yaitu maksimal 200 mg/dl.

Itik Peking memiliki persentase lemak yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis itik yang lain yaitu 36,2%, kandungan lemak yang tinggi merupakan

salah satu kendala bagi konsumen yang memiliki kadar kolesterol tinggi (Abdelsamie dan Farrel, 1985 dalam Srigandono, 2000).Kadar kolesterol yang

tinggi dalam darah dapat menyebabkan penyakit seperti serangan jantung dan penyempitan pembuluh darah (Soeharto, 2002).

Sacher et al. (2004) mengemukakan bahwa kolesterol terdapat di dalam darah bersama dengan trigliserida, fosfolipid, dan apoprotein membentuk lipoprotein. Lipoprotein di dalam darah, yaitu kilomikron, Very Low Density Lipoprotein(VLDL), Low Density Lipoprotein (LDL), dan High Density Lipoprotein(HDL). Kadar kolesterol dapat di pengaruhi oleh pakan yang

dikonsumsi dan genetik. Oleh karena itu, perlu upaya menjadikan produk ternak yang rendah kolesterol.

Konsumsi bahan makanan yang mengandung kadar kolesterol tinggi dapat menyebabkan gejala pankreatis, pembesaran hati dan peningkatan konsentrasi Very Low Density Lipoprotein(VLDL), sehingga meningkatkan resiko arterisklerosis yang menyebabkan berbagai penyakit seperti jantung koroner bahkan kematian. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya yang dapat mengurangi kadar kolesterol di dalam tubuh itik.

Untuk mengendalikan kadar total kolesterol pada tubuh itik diperlukan suatu molekul yang bermuatan positif yang dapat berikatan dengan muatan negatif pada asam-asam empedu sehingga menjadi statis. Jika semakin banyak asam empedu yang diikat, produksi asam empedu dari kolesterol yang disimpan di dalam hati juga akan menjadi lebih cepat prosesnya. Asam-asam empedu yang berhasil diikat tidak dapat diserap oleh saluran pencernaan sehingga akan terbuang sebagai massa feses. Apabila semakin banyak kolesterol yang berhasil diubah menjadi asam empedu, maka cadangan kolesterol yang tersimpan di dalam tubuh juga akan berkurang.

Tanaman apu-apu yang biasa disebut orang sunda kayambang dengan memiliki bahasa latinya yaitu Pistia stratiotes L. Biasanya tanaman ini hidup ditempat perairan air tawar dengan ukuran sekitar 5cm-10cm. Tanaman apu-apu berbentuk sedikit membulat warna hijau dan akarnya berwarna putih sedikit kotor. Tanaman ini sama sekali tak butuh perawatan, cukup diletakkan di permukaan air, maka tanaman ini akan memproduksi anakan.

Kandungan yang terdapat dalam tumbuhan apu-apu yaitu : Polifenol memiliki kegunaan utama sebagai anti oksidan alami. Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga mencegah proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh.Flavonoid juga sama memiliki kandungan anti oksidan yang sangat baik, sebagai obat anti inflamasi, sebagai antibiotik, sebagai antivirus. Tanin merupakan salah satu zat anti nutrisi, tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer dan membentuk antiseptik untuk melindungi kulit yang ada dibawahnya, dimana regenerasi dari jaringan baru berlangsung.

Pemanfaatan tanaman apu-apu atau kayu apung (Pistia stratiotes) ini terutama sebagai tanaman hias pada kolam. Selain itu, tumbuhan ini juga dimanfaatkan oleh para peternak sebagai pakan dan pupuk oleh petani. Selain itu menurut pakar ikan lele dengan penelitian sederhana ternyata apu-apu dapat menyerap sisa-sisa makanan yang tidak termakan.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin meneliti pemanfatan tanaman apu-apu (Pistia stratiotes) untuk diberikan dalam ransum dengan berbagai tingkat pemberian dan pengaruhnya terhadapkadarHDL (High Density Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein) darah itikpeking.

TujuanPenelitian

Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatantepungApu-apu(Pistiastratiotes) dalam ransumterhadap kadar HDL (High Density Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein) darah itikpeking.

Hipotesis Penelitian

Pemberian Apu-apu (Pistia stratiotes) sebagai bahan penyusun ransum itik peking dapat meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) dan menurunkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein)darahitik peking.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi peneliti serta peternak itik peking dan masyarakat pada umumnya, sehubungan dengan pemanfaatan tepung apu-apu (Pistiastratiotes) dalam ransum untuk meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) dan menurunkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) darah itik peking.

ABSTRAK

NIDIA DIAN PERTIWI HASIBUAN, 2016 :Pemanfaatan Tepung Daun

Apu-Apu (Pistia stratiotes) dalam RansumTerhadap Kadar HDL (High Density

Dokumen terkait