• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peta Satuan Lahan

Terdapat sepuluh satuan lahan pada lokasi penelitian yang memiliki luasan yang bervariasi, satuan lahan yang terluas adalah satuan lahan V seluas 1300,746 hektar (47,25%) dan yang terkecil adalah satuan lahan IV seluas 1,084 hektar (0,04%), perbandingan luasannya dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Luas masing-masing satuan lahan lokasi penelitian No Satuan lahan Luas Ha % 1 I 20,311 0,74 2 II 604,047 21,94 3 III 1,733 0,06 4 IV 1,084 0,04 5 V 1300,746 47,25 6 VI 35,45 1,29 7 VII 404,594 14,70 8 VIII 4,104 0,15 9 IX 378,577 13,75 10 X 2,087 0,08 Total 2752,733 100,00

Untuk peta satuan lahan lokasi penelitian dapat diihat pada Gambar 5 dan adapun penyusun atau pembentuk dari beberapa satuan lahan tersebut, yaitu: 1. I : Lereng agak curam (30-45%), tutupan lahan pertanian lahan kering

dan jenis tanah Andosol;podsolik coklat

2. II : Lereng agak miring (8-15%), tutupan lahan pertanian lahan kering dan jenis tanah Andosol;podsolik coklat

3. III : Lereng agak miring (8-15%), tutupan lahan sawah dan jenis tanah Andosol;podsolik coklat

4. IV : Lereng curam (45-65%), tutupan lahan pertanian lahan kering dan jenis tanah Andosol;podsolik coklat

5. V : Lereng datar (0-3%), tutupan lahan pertanian lahan kering dan jenis tanah Andosol;podsolik coklat

6. VI : Lereng datar (0-3%), tutupan lahan sawah dan jenis tanah Andosol;podsolik coklat

7. VII : Lereng landai (3-8%), tutupan lahan pertanian lahan kering dan jenis tanah Andosol;podsolik coklat

8. VIII : Lereng landai (3-8%), tutupan lahan sawah dan jenis tanah Andosol;podsolik coklat

9. IX : Lereng miring (15-30%), tutupan lahan pertanian lahan kering dan jenis tanah Andosol;podsolik coklat

10. X : Lereng miring (15-30%), tutupan lahan sawah dan jenis tanah Andosol;podsolik coklat

Karateristik Lahan

Karateristik lahan di lokasi penelitian memiliki variasi yang berbeda setiap satuan lahanya, walaupun ada beberapa karateristik yang memiliki kesamaan. Suhu udara di lokasi penelitian berkisar antara 19.46oC sampai 21.13o

Media perakaran pada lokasi penelitian yang terdiri dari tekstur, drainase dan kedalaman tanah dapat dilihat pada Tabel 12. Tekstur pada lokasi penelitian bervariasi mulai dari agak kasar sampai halus. Kedalam tanah juga bervariasi dari sangat dangkal hingga dalam. Drainase juga bervarisai mulai dari baik hingga terhambat. Daerah yang memiliki drainase terhambat berada pada daerah persawahan yang erat hubungannya dengan genangan.

C. Penurunan suhu tersebut berbanding terbalik dengan bertambahnya ketinggian. Semakin bertambah ketinggian maka suhu udara menunjukkan penurunan. Curah hujan pada lokasi penelitian sekitar 1863 mm/tahun dan rata-rata bulan kering berkisar 2 – 3 kali setahun. Kedua karateristik tersebut diperoleh dari data sekunder seperti yang terdapat pada Lampiran 8.

Retensi hara yang terdapat pada lokasi penelitian memiliki nilai yang bervariasi. pH tanah lokasi penelitian cenderung netral dan agak asam. KTK lokasi penelitian berkisar rendah hingga tinggi, sedangkan untuk kejenuhan basa cenderung rendah.

Lereng lokasi penelitian berkisar antara datar hingga curam. Bahaya erosi lokasi penelitian berkisar berat hingga sangat ringan. Bahaya banjir juga terdapat di dua lokasi satuan lahan, sedangkan untuk batuan permukaan dan singkapan batuan terdapat di tiga satuan lahan. Karateristik lahan pada lokasi penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Karateristik lahan lokasi penelitian Karateristik Lahan

Satuan lahan

I II III IV V VI VII VIII IX X

Temperatur (tc)

Temperatur rata-rata (oC) 20,96 20,13 21,06 19,46 20,22 20,96 20,11 20,97 19,79 21,13

Ketersedian air (wa)

Curah hujan (mm/thn) 1863 1863 1863 1863 1863 1863 1863 1863 1863 1863

Bulan kering (< 75 mm) 2-< 3 2-< 3 2-< 3 2-< 3 2-< 3 2-< 3 2-< 3 2-< 3 2-< 3 2-< 3

Media perakaran (rc)

Tekstur tanah Liat Lempung

berliat

Lempung berliat

Lempung Lempung Lempung liat berdebu Lempung berpasir Lempung berliat Lempung Lempung berliat

Drainase Baik Baik Sedang Baik Baik Sangat

buruk Baik Sangat buruk Baik Baik Kedalama tanah (cm) 62 57.3 > 100 27 85.5 > 100 54.3 > 100 48 40 Retensi hara (nr) pH tanah 6,95 6,02 6,86 5,04 5,81 7,09 6,03 6,83 6,94 5,89 C-Organik (%) 0,44 1,07 0,82 3,57 2,33 1,34 0,96 2,88 0,93 3,31 KTK tanah (cmol) 21,75 23,13 21,13 21,63 32,00 20,25 9,38 22,25 24,38 18,90 Kejenuhan basa (%) 12,62 7,86 13,27 11,05 7,16 14,57 26,10 11,93 11,82 13,24 Penyiapan lahan (lp)

Batuan permukaan (%) tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada 16,2 tidak ada 6,7 tidak ada

Singkapan batuan (%) tidak ada tidak ada tidak ada 14,3 tidak ada tidak ada 24 tidak ada 2,2 tidak ada

Tingkat Bahaya Erosi(eh)

Bahaya erosi Berat Sangat

ringan Ringan Sangat berat Sangat ringan Sangat ringan Sangat ringan Sangat ringan Sedang Ringan Lereng (%) 32,4 7,5 8,7 46,6 0 5,2 4,6 5,2 19,4 14

Bahaya banjir(fh) tidak

pernah tidak pernah tidak pernah tidak pernah tidak pernah sangat sering tidak pernah sangat sering tidak pernah tidak pernah

Tabel 13. Rekapitulasi penilaian kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial Jenis Tanaman Kesesuaian Lahan Satuan Lahan

I II III IV V VI VII VIII IX X

Mahoni Aktual N-tc,eh N-tc,rc

S2-tc,wa,rc,eh N-tc,rc,eh N-tc N-tc,rc,fh N-tc,rc N-tc,rc,fh N-tc,rc N-rc Potensial N-tc N-tc,rc S2-tc,wa N-tc,rc N-tc N-tc,fh N-tc,rc N-tc,fh N-tc,rc N-rc

Pinus Aktual N-wa,eh N-wa N-wa

N-wa,rc,eh N-wa N-wa,rc,fh N-wa N-wa,rc,fh N-wa N-wa Potensial N-wa N-wa N-wa N-wa,rc N-wa N-wa,fh N-wa N-wa,fh N-wa N-wa Ekaliptus Aktual N-eh S3-rc

S2-wa,rc,eh

N-rc,eh S2-wa,rc N-rc,fh S3-rc,lp N-rc,fh S3-tc,rc,eh

S3-rc Potensial S3-rc,eh S3-rc S2-wa N-rc S2-wa,rc N-fh S3-rc,lp N-fh S3-tc,rc S3-rc Durian Aktual N-eh

S3-tc,rc,nr S3-tc,nr N-tc,rc,eh S3-tc,nr N-rc,fh S3-tc,rc,lp N-rc,fh N-tc S3-tc,rc,nr Potensial S3-eh,tc S3-tc,rc S3-tc N-tc,rc S3-tc N-fh S3-tc,rc,lp N-fh N-tc S3-tc,rc Avokat Aktual N-eh S3-rc,nr S3-nr N-rc,eh S3-nr N-rc,fh S3-rc,lp N-rc,fh

S3-rc,nr,eh

S3-rc,nr Potensial S3-eh S3-rc S2-nr N-rc S2-rc,nr N-fh S3-rc,lp N-fh S3-rc S3-rc

Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan pada Mahoni (Switenia mahagoni)

Kelas kesesuaian lahan aktual Mahoni (Switenia mahagoni) pada lokasi penelitian sebagian besar tidak sesuai (N) seluas 2.751 hektar (99,93%) penilaian tersebut dapat dilihat pada Lampiran 9. Faktor penyebab tidak sesuainya tanaman Mahoni tersebut adalah suhu dan kedalaman tanah. Suhu pada lokasi penelitian sebagian besar lebih rendah dari 21oC sehingga tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh yang dibutuhkan oleh Mahoni. Selain itu kedalaman tanah yang didominasi sedang hingga dangkal berbanding terbalik dengan syarat tumbuh yang dibutuhkan. Selain kelas kesesuaian lahan N terdapat juga kelas kesesuaian lahan cukup sesuai (S2) pada lokasi penelitian. Kelas kesesuaian lahan tersebut hanya terdapat pada satuan lahan III yang luasanya hanya berkisar 1,733 hektar (0,06%). Peta kelas kesesuaian lahan aktual Mahoni dapat dilihat pada Gambar 4.

Kelas kesesuaian lahan potensial Mahoni (Switenia mahagoni) pada loakasi penelitian tidak berbeda dengan kelas kesesuaian lahan aktualnya. Penyebab tidak berubahnya kelas kesesuaian lahan potensial menjadi lebih baik dikarenakan yang menjadi faktor penghambat adalah temperatur rata-rata lokasi penelitian. Temperatur merupakan faktor pembatas utama yang menjadi faktor penghambat pada lokasi penelitian. Temperatur merupakan faktor penghambat yang bersifat permanen dikarenakan karateristik tersebut sangat sulit utuk diperbaiki.

Selain temperatur, kedalaman tanah dan bahaya banjir juga menjadi faktor penghambat permanen di loaksi penelitian. Pada beberapa satuan lahan terdapat lebih dari satu faktor penghambat yang mempengaruhi pertumbuhan Mahoni. Peta kelas kesesuain lahan potensial Mahoni dapat dilihat pada Gambar 5.

Kesesuaian lahan pada Pinus (Pinus merkusii)

Kesesuaian lahan aktual Pinus pada lokasi penelitian, tidak sesuai (N) pada seluruh satuan lahan. Penilaian kesesuain lahan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 10. Faktor penghambat utama penyebab tidak sesuainya lokasi penelitian untuk pertumbuhan Pinus adalah curah hujan. Curah hujan yang dibutuhkan cukup tinggi berkisar 2.000-3.000 mm/thn. Sedangkan curah hujan pada lokasi penelitian hanya sekitar 1.863 mm/thn dimana curah hujan sebesar tersebut tidak sesuai dengan karateristik lahan yang dibutuhkan Pinus. Lereng, genangan atau bahaya banjir juga tidak sesuai dengan syarat tumbuh tanaman Pinus pada beberapa satuan lahan. Peta kelas kesesuain lahan aktual Pinus dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Peta kelas kesesuaian lahan aktual Pinus (Pinus merkusii)

Kelas kesesuaian lahan potensial Pinus tidak berbeda dengan kelas kesesuaian lahan aktualnya yaitu tidak sesuai (N). Faktor penghambat permanen

yang menjadi penghambat utama yaitu, curah hujan. Curah hujan merupakan faktor pembatas permanen yang sulit untuk diperbaiki. Peniliaan kelas kesesuaian lahan potensial Pinus dapat dilihat pada Lampiran 10 dan peta kelas kesesuaian lahan potensialnya dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Peta kelas kesesuaian lahan potensial Pinus (Pinus merkusii)

Kesesuaian lahan pada Ekaliptus (Eucalyptus grandis)

Kesesuaian lahan aktual Ekaliptus (Eucalyptus grandis) berada antara cukup sesuai (S2), sesuai marjinal (S3) hingga tidak sesuai (N) yang didominasi oleh sesuai marjinal (S3) seluas 1.389,306 hektar (50,47%) dilanjutkan oleh cukup sesuai (S2) seluas 1.302,479 hektar (47,32%) dan tidak sesuai (N) seluas 60,948 hektar (2,21%). Perbandingan luasan tersebut dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Luasan kelas kesesuaian aktual Ekaliptus (Eucalyptus grandis)

No Kesesuaian Lahan Luas

Ha %

1 S2 1.302,479 47,32

2 S3 1.389,306 50,47

3 N 60,948 2,21

Jumlah 2.752,733 100

Satuan lahan yang memiliki kelas kesesuaian lahan cukup sesuai (S2) terdiri dari dua satuan lahan. Karateristik lahan yang menjadi faktor pembatas yang terdapat pada kedua satuan lahan adalah jumlah bulan kering. Jumlah bulan kering pada lokasi penelitian berkisar >2-< 3 dalam setahun. Selain hal tersebut, terdapat juga beberapa faktor penghambat yang berkombinasi dengan jumlah bulan kering seperti drainase, bahaya erosi, dll.

Selain kelas kesesuaian lahan cukup sesuai (S2) terdapat juga kelas kesesuaian lahan sesuai marjinal (S3) dan tidak sesuai (N). Faktor penghambat utama pada kesesuaian lahan sesuai marjinal adalah kedalaman tanah. Selain kedalaman tanah, juga terdapat temperatur, batuan permukaan dan singkapan batuan sebagai faktor penghambat. Sedangkan untuk satuan lahan yang memiliki kesesuian lahan tidak sesuai (N) faktor penghambat utama yang terdapat pada satuan lahan tersebut adalah lereng dan drainase. Penilaian kelas kesesuaian lahan Ekaliptus pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 11. Peta kelas kesesuaian lahan aktual Ekaliptus pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 8.

Kelas kesesuaian lahan potensial Ekaliptus mengalami perubahan dalam luasan dibandingkan dengan aktualnya. Perbedaan luasan tersebut terjadi pada kelas kesesuaian lahan tidak sesuai (N) dan sesuai marjinal (S3). Perbandingan luasanya dapat dilihat pada Tabel 15.

Gambar 8. Peta kelas kesesuaian lahan aktual Ekaliptus (Eucalyptus grandis) Tabel 15. Luas kelas kesesuaian lahan potensial Ekaliptus (Eucalyptus grandis)

No Kesesuaian Lahan Luas

Ha %

1 S2 1302,479 47,32

2 S3 1409,616 51,21

3 N 40,638 1,47

Jumlah 2.752,733 100

Perbedaan luasan antara kelas kesesuaian lahan tidak sesuai (N) dengan sesuai marjinal (S3) disebabkan meningkatnya kelas kesesuaian lahan pada salah satu satuan lahan yaitu satuan lahan I. Peningkatan kelas kesesuaian lahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 13 dan peta kelas kesesuaian lahan potensialnya dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Peta kelas kesesuaian lahan potensial Ekaliptus (Eucalyptus grandis)

Kesesuaian lahan pada Durian (Durio zibethinus)

Kelas kesesuaian lahan Durian pada lokasi penelitian terdiri dari sesuai marjinal (S3) dan tidak sesuai (N). Sesuai marjinal (S3) mendominasi lokasi penelitian dengan luas 2313,208 hektar (84,03%) dan tidak sesuai seluas 439,525 hektar (15,97%). Tabel perbandingan kedua kelas kesesuain lahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Luasan kelas kesesuaian lahan aktual Durian (Durio zibethinus) No Kesesuaian Lahan Luas Ha % 1 S3 2313,208 84,03 2 N 439,525 15,97 Jumlah 2.752,733 100

Suhu rata-rata pada lokasi penelitian relatif rendah jika dibandingkan dengan persyaratan tumbuh yang dibutuhkan oleh Durian. Karateristik lahan yang dibutuhkan oleh Durian dapat dilihat pada Lampiran 4. Suhu udara tersebut menjadi faktor penghambat utama pada lokasi penelitian walaupun terdapat

beberapa karateristik lahan lainya yang menjadi faktor penghambat yang berkombinasi dengan suhu udara. Penilaian kesesuaian lahan untuk Durian dapat dilihat pada Lampiran 12, sedangkan untuk peta kesesuaian lahanya dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Peta kelas kesesuaian lahan aktual Durian (Durio zibethinusi) Kelas kesesuaian lahan potensial Durian mengalami perbedaan dalam luasanya antara tidak sesuai (N) dan sesuai marjinal (S3). Perbedaan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kelas kesesuaian lahan N menjadi S3 pada satuan lahan I. Pengingkatan kelas kesesuain lahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 13. Perbaikan yang dilakukan pada satuan lahan I adalah melakukan penanaman sejajar kontur dan pembuatan teras, sehingga faktor penghambat bahaya erosi dapat diminimalisir. Peta kelas kesesuaian lahan potensial Durian dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Peta kelas kesesuaian lahan potensial Durian (Durio zibethinusi)

Kelas kesesuaian lahan Avokat (Parsea americana)

Kesesuaian lahan Avokat pada lokasi penelitian terdiri dari dua kelas kesesuaian lahan yaitu sesuai marjinal (S3) dan tidak sesuai (N) Perbandingan luasanya dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Perbandingan luasan kelas kesesuaian Avokat (Parsea americana)

No Kesesuaian Lahan Luas

Ha %

1 S3 2691,785 97,79

2 N 60,948 2,21

Jumlah 2.752,733 100

Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa kelas kesesuaian lahan sesuai marjinal (S3) mendominasi di lokasi penelitian untuk kesesuaian lahan Avokat. Karateristik lahan yang dibutuhkan oleh Avokat dapat dilihat pada Lampiran 4.

Analisis yang dilakukan pada setiap satuan lahan lokasi penelitian menunjukkan varisai antara satu satuan lahan dengan yang lainya. Pada setiap satuan lahan terdapat karateristik lahan yang menjadi faktor pembatas. Faktor

pembatas pada lokasi penelitian yang memiliki kesesuain lahan tidak sesuai (N) untuk Avokat adalah lereng, bahaya erosi, bahaya banjir, drainase dan kedalaman tanah. Faktor pembatas pada kelas kesesuaian lahan sesuai marjinal (S3) adalah kedalaman tanh, bahaya erosi dan potensi mekanikasi. Penilaian kesesuaian lahan lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 13 dan untuk peta kesesuaian lahan aktual dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Peta kelas kesesuaian lahan aktual Avokat (Parsea americana) Kesesuaian lahan potensial Avokat memiliki luasan yang berbeda dengan kesesuaian lahan aktualnya (Tabel 18). Perbedaan ini disebabkan adanya peningkatan kelas kesesuaian lahan pada beberapa satuan lahan setelah dilakukanya perbaikan. Setelah dilakukanya perbaikan pada setiap karateristik lahan yang bersifat tidak permanen pada setiap satuan lahan maka kesesuaian lahan potensial Avokat menjadi 3 yaitu S2, S3 dan N. Penilaian kelas kesesuaian

lahan potensial serta perbaikan yang dilakukan dapat dilihat pada Lamiran 13 dan peta kelas kesesuaian lahan potensial Avokat dapat dilihat pada Gambar 13.

Tabel 18. Luas kelas kesesuaian lahan potensial Avokat (Parsea americana)

No Kesesuaian Lahan Luas

Ha %

1 S2 1302,479 47,32

2 S3 1409,616 51,21

3 N 40,638 1,47

Jumlah 2.752,733 100

Dokumen terkait