• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berkembangnya zaman maka pertumbuhan perekonomian akan terlihat dari tahun ke tahun. Tren pertumbuhan ini dapat dilihat berdasarkan PDB Indonesia, tetapi untuk melihat pertumbuhan ekonomi dari tiap provinsi dan melihat perbandingan provinsi mana yang mengalami pertumbuhan ekonomi sangat tinggi ataupun provinsi mana yang mengalami pertumbuhan yang lambat bahkan turun pertumbuhannya maka digunakan indikator PDRB yang digunakan. Indikator pertumbuhan ini terjadi dari pengaruh indikator lainnya, seperti pendidikan, belanja pemerintah, kesejahteraan, kesehatan, investasi dan lain-lain (McMahon, 1998). Namun, perlu diketahui pertumbuhan ekonomi terjadi karena adanya peningkatan kualitas SDM. Oleh karena itu, untuk meningkatkan potensi SDM maka dukungan finansial yang dilakukan pemerintah harus sesuai target yang nantinya akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan penelitian ini bahwa terdapat variabel terikat yang mampu memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel 4.1 dari hasil estimasi mengenai variabel bebas dan variabel terikat, diantaranya:

Tabel 4.1. Hasil Model Fixed Effect dengan Uji Fixed Effect Robust

PDRB Riil Coef. St.Err. t-value p-value [95% Conf Interval] Sig

DAU IPM 0,006 0,058 0,10 0,921 -0,113 0,125

DAK 0,006 0,004 1,49 0,148 -0,002 0,014

Lama Sekolah 0,458 0,062 7,41 0,000 0,332 0,584 ***

Total TPT -0,004 0,004 -0,86 0,394 -0,012 0,005

Constant 28,481 1,132 25,16 0,000 26,173 30,790 ***

Mean dependent var 32,340 SD dependent var 1,080

R-squared 0,819 Number of obs 223,000

F-test 124,548 Prob > F 0,000

Akaike crit. (AIC) -706,687 Bayesian crit. (BIC) -693,058

*** p<0,01, ** p<0,05, * p<0,1

Berdasarkan dari Tabel 4.1 diatas bahwa terdapat hubungan yang dapat menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut interpretasi dari beberapa variabel, diantaranya: variabel penelitian ini dilihat dari variabel yang menjadi faktor penting yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi berasal dari dana perimbangan yang termasuk kedalam dana tranfer desa. Dana perimbangan dalam sektor pendidikan yang mampu memengaruhi PDRB bisa dijelaskan dari indikator ini, diantaranya DAU sektor IPM dan DAK, dikarenakan didalam DAU dan DAK memiliki aspek penunjang untuk anggaran pendidikan didalamnya. Anggaran tersebut merupakan investasi domestik dengan anggaran sebesar 17 persen yang telah ditentukan dari DAU celah fiskal. Ada penelitian yang dapat memperkuat asumsi hubungan antara dana perimbangan dengan pertumbuhan ekonomi yang dijelaskan melalui PDRB.

Universitas Pertamina - 19 Hasil dari variabel kedua yang didapatkan dari penelitian ini menyatakan DAU berpengaruh meningkatkan PDRB, tetapi nilai taraf nyata tidak signifikan nilai α = 0,921 dan koefisien sebesar 0,006, artinya ketika total DAU naik sebesar satu persen maka akan meningkatkan PDRB sebesar 0,006 persen, dengan asumsi ceteris paribus. DAU didalam sektor IPM ini mampu mendorong kemajuan pendidikan daerah dan alhasil DAU IPM ini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Desentralisasi fiskal yang dilakukan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah berhasil dalam proses pembangunan daerah. Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dapat dioptimalkan dalam mendapatkan hasil pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Hal ini juga berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat, mencerdaskan masyarakat dan mengurangi ketimpangan antar daerah provinsi khususnya. DAU IPM ini bertujuan untuk menambah fasilitas pendidikan, baik berupa fasilitas gedung sekolah, buka, pengajar dan beasiswa untuk masyarakat kalangan menengah kebawah. Pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan pembangunan manusia daerahnya masing-masing. Karena, dikhawatirkan ketika sumber daya alam dari daerah tersebut sudah habis di eksploitasi, sumber daya manusianya mampu mengembangkan potensi dari daerahnya, contohnya pengembangan renewable energy, industri kreatif, pariwisata dan potensi daerah yang dapat menambah devisa negara.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mafahir & Soelistiyo (2017) menjelaskan bahwa DAU mengalami hubungan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan mampu menstimulan PDRB dalam proses desentralilasi yang ada di Indonesia. Keberhasilan alokasi DAU dapat meningkatkan pertumbuhan PDRB serta memberikan dampak besar terhadap sektor pendidikan yang mampu menghasilkan pembangunan manusia untuk memberikan kontribusi dan memanfaatkan potensi tiap daerah. Terdapat penelitian lainnya yang menyatakan DAU dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi seperti contohnya pada penelitian yang dilakukan oleh (Chandra et al., 2017) mengatakan bahwa DAU dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Penggunaan DAU tersebut mampu menselaraskan otonomi daerah dalam program desentralisasi. Selanjutnya dana perimbangan tersebut mampu menurunkan ketimpangan pendapatan dan kemiskinan. Akan tetapi, terjadi jarak antar daerah yang terlihat besar. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan untuk memperhatikan penggunaan alokasi DAU tersebut dengan baik yang bertujuaan untuk meningkatkan potensi daerah di Indonesia dan tidak selalu bergantung terhadap pendanaan yang diberikan pemerintah pusat. Serta, penelitian ini menyarankan untuk pendataan ulang sektor yang berpotensial untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar sasaran target pendanaan tercapai dengan baik.

Lalu penelitian selanjutnya mengenai DAU yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Priyagus (2017) menjelaskan bahwa pertama DAU dapat meningkatkan belanja daerah, ketika DAU naik belanja daerah akan ikut naik. Kemudian, dari belanja daerah yang telah terpenuhi akan kebutuhannya berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menjelaskan bahwa terjadi efek domino dari dana perimbangan tersebut khususnya didalam DAU untuk pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini juga menyarankan pemerintah untuk melakukan pemeriksaan sektor mana yang berpotensi untuk dikembangkan agar target pembangunan tepat sasaran dan mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian.

Penelitian ketiga dilakukan oleh A.P. dan Nuraini (2017) mendapatkan hasil bahwa DAU itu berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, artinya ketika DAU naik sebesar satu satuan maka dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,762109 juta rupiah dengan asumsi ceteris paribus. Penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh dari kedua variabel yang terdiri dari DAU dan pendapatan asli daerah mempengaruhi variabel pertumbuhan

Universitas Pertamina - 20 ekonomi sebesar 89 persen dan sisanya 11 persen dipengaruhi variabel lainnya. Tetapi, dari analisis yang dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran kualitas pengelolaan DAU harus diperhatikan agar dapat mencapai tujuan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa DAU dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, jika sektor-sektor berpotensi seperti kesehatan, pendidikan, pertanian, infrastruktur mendapatkan bantuan dana untuk menunjang beberapa sektor tersebut. Kebutuhan akan sektor dapat dipenuhi maka ketimpangan antar daerah dapat dikurangi, kesejahteraan masyarakat akan berkurang, kemiskinan teratasi, kesehatan terjamin, sandang papan pangan dapat dipenuhi, lalu pertumbuhan ekonomi daerah dapat meningkat yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan perkapitanya juga.

Variabel selanjutnya yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi ialah DAK. Variabel ini menjelaskan mengenai dana alokasi yang terdiri dari dua jenis yaitu fisik dan non fisik, aspek yang diambil dari DAK ini yaitu penggunaan pada sektor pendidikan untuk meningkatkan nilai dari pembangunan manusia dimana akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Berikut penjelasan dari dua jenis DAK yaitu dana fisik seperti dana pembangunan fasilitas pendidikan, sarana dan prasarana penunjang seperti infrastruktur untuk kelokasi pendidikan, transportasi desa, energi listrik dan guru atau tenaga pendidik. Sedangkan, DAK non fisik meliputi program beasiswa bidik misi, bantuan operasional sekolah, program Indonesia pintar, beasiswa jenjang pendidikan tinggi atau LPDP dan sebagainya. Semua aspek baik fisik ataupun non fisik bertujuan untuk meningkatkan nilai pendidikan di Indonesia agar menghasilkan sumber daya manusia berkualitas, terdidik dan terlatih. Penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara DAK dengan pertumbuhan ekonomi, dimana DAK dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan nilai sebesar α = 0,148 dengan koefisien 0,006, artinya ketika DAK naik satu persen maka akan meningkatkan PDRB sebesar 0,256 persen, dengan asumsi ceteris paribus. Variabel ini dapat menjelaskan bahwa transfer dana daerah untuk pendidikan mampu meningkatkan pembangunan manusia dana yang dapat menunjang keberhasilan pendidikan daerah berjalan sesuai target. Tujuan dari DAK sama dengan DAU, jika DAU terdapat sektor pendidikan sebesar 17 persen dari celah fiskal yang berupa DAU sektor Indeks Pembangunan Manusia, akan tetapi pembobotan DAK yang dilakukan pemerintah diberikan dengan membagi kedalam beberapa bagian yang sudah terkoordinir besaran yang harus disalurkan dan seiring bertambahnya tahun DAK tersebut dipecah menjadi beberapa bagian yang dimaksudkan agar sasaran alokasi tersebut tepat, contohnya DAK untuk sektor pendidikan. Pada tahun 2011 hingga 2013 sektor pendidikan hanya ada jenjang pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama saja, akan tetapi dari 2014 hingga 2019 terjadi pemekaran dalam alokasi anggaran yang ditetapkan, contohnya terdapat penambahan sektor pendidikan sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, hingga biaya olahraga dan fasilitas pendidikan lainnya. Tetapi, pada tahun 2011 hingga 2019 dana bantuan operasional sekolah dan beasiswa sejenisnya tidak dihapus, melainkan ditambah mengikuti jenjang pendidikan hingga beasiswa perguruan tinggi.

Berdasarkan pernyataan diatas terdapat beberapa penelitian yang mendukung variabel DAK terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Wardhana et al. (2010) bahwa DAK merupakan suatu komponen fiskal dimana tujuannya dapat menurunkan ketimpangan daerah dan meningkatkan pertumbuhan daerah melalui indikator lainnya seperti pendidikan, kesehatan dan menyeimbangkan keuangan daerah. Variabel DAK berperan penting dalam kemajuan daerah. Menurutnya pentingnya DAK yang merupakan faktor penunjang kemajuan suatu daerah mampu melebihi hasil perkiraan yang dilakukan. Memberikan prioritas kepada DAK, karena komponen yang dituju langsung kepada bagian dari suatu variabel penelitian. Contohnya ketika

Universitas Pertamina - 21 dikaitkan dengan pendidikan, ketika sarana dan prasarana pendidikan dapat dilengkapi mulai dari fasilitas gedung sekolah, listrik, air, buku pelajaran, penunjang kegiatan belajar mengajar, sekolah gratis, bantuan operasional, beasiswa, bahwa tenaga pendidik yang terdidik dan terlatih, akan memberikan dampak terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan nantinya. Jika dalam jangka pendek dampak kontribusi yang dihasilkan masih sangat minim, tetapi di jangka panjang dampaknya akan terlihat sangat besar hingga ke pertumbuhan ekonomi dan peningkatan PDRB serta mampu mengoptimalkan potensi daerah yang dapat dijadikan suatu devisa bagi pertumbuhan daerah. Terdapat penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh (Mafahir & Soelistiyo, 2017) menjelaskan bahwa DAK berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PDRB di Kabupaten dan Kota Nusa Tenggara Barat. Namun, didalam penelitian ini dijelaskan juga DAK di Nusa Tenggara Barat digunakan untuk mendanai kebutuhan khusus berdasarkan kriteria daerah serta untuk menunjang kebutuhan pelayanan masyarakat demi mencapai prioritas nasional.

Selanjutnya variabel lama sekolah dimana berpengaruh meningkatkan PDRB secara signifikan yang ditunjukkan dengan koefisien 0,458 dan α = 0,000, artinya ketika lama sekolah meningkat sebesar satu tahun, maka akan meningkatkan PDRB sebesar 0,458 persen pertahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa ketika penduduk usia sekolah tersebut bersekolah dan mendapatkan ilmu dan pengetahuan serta wawasan, mereka melakukan proses pembangunan manusia dan mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Lama sekolah disini juga berarti penduduk usia sekolah tersebut menduduki sekolah untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan bertujuan untuk menggerakkan potensi daerahnya. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa pemerintah pusat menggalakan dana dalam bentuk dana perimbangan untuk meningkatkan pembangunan manusia tersebut dalam rangka mengoptimalkan potensi daerah dan ketika sumber daya alamnya sudah habis, masyarakat tersebut mampu mencari cara ataupun berpikir kritis dalam mengembangkan potensi daerah diluar dari sumber daya alam tersebut.

Variabel ini didukung oleh penelitian Handayani et al. (2016), dimana penelitian ini menjelaskan mengenai rata-rata lama sekolah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali yang menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah tersebut berpotensi meningkatkan PDRB secara signifikan. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa rata-rata lama sekolah tepat dalam meningkatkan PDRB melalui sektor pendidikan dan hasilnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh oleh seseorang maka akan menghasilkan PDRB yang meningkat dan juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani et al. (2016) tersebut dengan tolak ukur dari Provinsi Bali menandakan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan ditempuh, maka mereka akan berkontribusi semakin besar untuk Provinsi Bali tersebut dalam menumbuhkan perekonomian Provinsi Bali khususnya. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Kahar (2018) menjelaskan bahwa rata-rata lama sekolah dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi

Variabel terakhir yang menjadi objek penelitian yaitu tingkat pengangguran terbuka dimana variabel ini berpengaruh negatif dengan koefisien -0,004 dan α = 0,394, artinya ketika tingkat pengangguran terbuka meningkat sebesar satu persen, maka akan menurunkan PDRB sebesar -0.004 persen, dengan asumsi ceteris paribus. Hasil dari regresi ini menjelaskan bahwa semakin besar pengangguran daripada angkatan kerja yang memiliki pekerjaan yang ada di daerah, maka akan berakib0at terhadap penurunan PDRB serta pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pengangguran terjadi dikarenakan desentralisasi fiskal yang dilakukan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah tidak dilakukan secara optimal, pemerintah daerah tidak melihat kondisi potensi daerah tersebut serta melihat perkembangan masyarakatnya. Pemerintah daerah harus mampu bekerja sama

Universitas Pertamina - 22 dengan masyarakat didaerah tersebut dalam menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi pengangguran yang terjadi, pengangguran juga dapat menyebabkan ketimpangan antar daerah semakin besar.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Apau et al. (2019) menjelaskan mengenai hubungan antara tingkat pengangguran dengan pertumbuhan yang terjadi di China. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan jangka pendek dengan jangka panjang dengan menggunakan uji Model Autoregressive Distributed Lag (ARDL). Hubungan variabel antara jangka pendek dan jangka panjang dari variabel bebas (pertumbuhan ekonomi) dipengaruhi oleh variabel terikat (tingkat pengangguran), dimana hasil yang didapatkan ialah hubungan negatif. Faktor penyebab dari hubungan ini dikarenakan adanya faktor eksternal, contohnya pendidikan, pengangguran sering kali terjadi karena masyarakat tersebut tidak mampu bersaing didunia kerja dikarenakan wawasan dan pengetahuannya kurang dan kalah saing dengan masyarakat yang memiliki wawasan yang sangat besar. Namun, pengangguran tersebut bisa terjadi dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan dan potensi daerah yang dikembangkan juga sangat minim yang menyebabkan masyarakat tersebut menjadi pengangguran.

Kemudian, hasil penelitian dari variabel tingkat pengangguran ini juga didukung oleh penelitian Ademola dan Badiru (2016) mengenai dampak dari pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi di Nigeria, dimana penelitian ini menjelaskan bahwa pengangguran dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi, mereka merekomendasikan untuk meningkatkan produktivitas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan meningkatkan output dalam negeri. Adapun kebijakan lainnya yang direkomendasikan adalah teknik padat karya yang berlawanan dengan teknik padat modal, sebab Nigeria itu sendiri memiliki kelimpahan pekerja. Pemerintah Nigeria melakukan kebijakan untuk mengurangi barang impor dan melakukan barang produksi secara lokal untuk memperkerjakan pekerja yang berlimpah di Nigeria dalam upaya mengurangi pengangguran serta meningkatkan output dalam pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, terdapat penelitian yang dilakukan oleh Soylu (2018) menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini juga menyatakan bahwa hasil dari penelitiannya sesuai dengan hukum Okun, hubungan pengangguran dengan PDB riil adalah negatif, ketika pengangguran meningkat maka pertumbuhan ekonomi cenderung lambat hingga turun dan sebaliknya ketika pengangguran menurun maka pertumbuhan ekonomi meningkat sangat pesat.

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan bahwa dari hasil estimasi didalam uji regresi data panel didapatkan hasil Fixed Effect Model. Namun, terjadi gejala heteroskedastisitas, artinya untuk semua pengamatan setiap variabel bebas dinyatakan terjadinya ketidaksamaan varian dari error dari syarat asumsi klasik. Oleh karena itu, peneliti melakukan uji Fixed Effect Robust untuk menghilangkan gejala heteroskedastisitas dan mendapatkan hasil homoskedastisitas agar dapat memberikan kesamaan antar varian dari error dalam semua pengamatan variabel bebas (Gujarati, 2003).

Selanjutnya, dari hasil estimasi uji klasik dikatakan untuk menguji ada atau tidaknya gejala multikolienaritas atau gejala dimana terdapat hubungan korelasi antar dua variabel bebas. Peneliti menggunakan uji pairwise correlation untuk melihat hubungan antara dua variabel, baik itu variabel terikat maupun variabel bebas. Menurut Gujarati (2003) didalam uji pairwise correlation yang bisa dikatakan terlepas dari gejala multikolinearitas adalah ketika keadaan tidak melebihi 0,8. Berikut Tabel 4.2 untuk menunjukkan hasil dari uji pairwise correlation dalam melihat ada atau tidaknya gejala multikolinearitas.

Universitas Pertamina - 23 Tabel 4.2. Uji Multikolinearitas

PDRB Riil DAU IPM DAK Lama Sekolah Total TPT PDRB Riil 1,0000

DAU IPM 0,1279 1,0000

DAK 0,1702 0,5253 1,0000

Lama Sekolah 0,0193 -0,2098 0,0888 1,0000

Total TPT 0,3298 -0,2244 -0,0950 0,4033 1,0000 Berdasarkan hasil dari Tabel 4.2 uji pairwise correlation bahwa tidak terdapat variabel yang nilai multikolinearitasnya mendekati hasil 0,8, hal ini menandakan bahwa variabel-variabel tersebut tidak memiliki hubungan multikolinearitas yang mampu menyebabkan korelasi antara variabel tersebut. Contohnya, hubungan antara variabel DAK dan DAU IPM, dimana hasilnya berada diangka 0,5253, hal tersebut menandakan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan multikolinearitas, meskipun dari dua variabel tersebut merupakan bagian dari dana perimbangan didalam sektor pendidikan yang dialokasikan untuk daerah dalam desentralisasi fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Universitas Pertamina - 24

Dokumen terkait