Data produktivitas TBS (ton/ha) pada tahun 2014,2015,2016, data curah hujan (mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) pada tahun 2014-2016 dari kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba pada tanaman berumur 7, 15 dan 19 tahun dapat dilihat secara berturut-turut pada Tabel 2 – 4 (Lampiran 1); Tabel 5-7 (Lampiran 5).
Produktivitas TBS (ton/ha)
Data produktivitas TBS (ton/ha) pada tahun 2014, 2015 dan 2016 dari kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba. Pada tanaman berumur 7, 15 dan 19 dapat dilihat pada Tabel 2, 3 dan 4 (lampiran1)
Tabel 2. Rataan produktivitas TBS pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016)
Februari 1,88921 1,33004 1,44125 1,5535
Maret 1,59051 1,55968 1,74126 1,630483
April 1,94771 1,88171 1,46726 1,76556
Mei 1,84382 2,52065 1,58998 1,984817
Juni 2,36177 2,40691 1,73168 2,166787
Juli 1,6898 3,01335 2,12575 2,2763
Agustus 2,66854 2,9824 2,0247 2,558547
September 2,09361 2,63362 2,84909 2,52544
Oktober 1,77383 2,36738 2,937 2,359403
November 1,74956 1,83218 2,20352 1,92842
Desember 1,72009 1,94293 2,78636 2,149793
Total 23,50815 26,00853 24,42968 24,6488
Tabel 2 dapat dilihat bahwa rataan produktivitas TBS tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun terdapat pada bulan Agustus sebesar 2,558547 ton/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,5535
ton/ha. Grafik perkembangan produktivitas TBS (ton/Ha) pada tahun 2014-2016 pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2013-2016) disajikan pada
Gambar 1.
Gambar 1. Grafik perkembangan produktivitas TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016)
Gambar 1 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 2,66854 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 1,59051 ton/ha. Pada tahun 2015, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Juli sebesar 3,01335 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,33004 ton/ha. Pada tahun 2016, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan oktober sebesar 2,937 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,44125 ton/ha.
Berikut ini data produktivitas TBS (ton/ha) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) di kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba.
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Produktivitas ton/ha
Bulan
2014 2015 2016
Tabel 3. Rataan produktivitas TBS pada tanaman berumur 15 tahun selama 3
Januari 1,9696 1,53849 1,81308 1,773723
Februari 1,99786 1,6038 1,96833 1,856663
Maret 1,93411 1,74434 1,84265 1,840367
April 2,58398 2,43555 2,28257 2,434033
Mei 2,29598 2,83737 2,46237 2,531907
Juni 2,88661 2,81861 2,00651 2,570577
Juli 2,42655 3,18144 2,06343 2,55714
Agustus 3,04289 3,22794 1,87816 2,71633
September 2,60827 2,74775 2,29959 2,55187
Oktober 2,15222 2,78392 2,62383 2,51999
November 2,10458 2,03067 2,41699 2,18408
Desember 2,11475 2,02241 2,6843 2,27382
Total 28,1174 28,97229 26,34181 27,8105
Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan produktivitas tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun terdapat pada bulan Agustus sebesar 2,71633 ton/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 1,773723 ton/ha.
Gambar 2 dibawah dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 3,04289 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,93411 ton/ha. Pada tahun 2015, total produktivitas TBS tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 3,22794 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 1,53849 ton/ha. Pada tahun 2016, total produktivitas TBS tertinggi terdapat pada bulan Desember sebesar 2,6843 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 1,81308 ton/ha.
Grafik perkembangan produktivitas (ton/ha) pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun selama 3 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Grafik perkembangan produktivitas pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun (2014-2016)
Berikut data rataan TBS (ton/ha) selama 3 tahun (2014-2016) dari kebun PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun.
Tabel 4. Rataan produktivitas TBS pada tanaman berumur 19 tahun selama 3 tahun(2014-2016)
Bulan Tahun
Rataan
2014 2015 2016
---ton/ha---
Januari 1,93902 1,75961 1,70797 1,8022
Februari 1,76916 1,42511 1,8842 1,692823
Maret 1,95407 1,63562 1,99584 1,861843
April 2,52483 2,58518 2,49499 2,535
Mei 2,52533 2,54607 2,41455 2,495317
Juni 2,62502 2,58104 2,46512 2,55706
Juli 2,17836 3,20269 2,28721 2,556087
Agustus 3,15937 2,69056 2,04418 2,63137
September 2,30971 2,58286 2,29722 2,396597
Oktober 2,21344 2,41209 2,39518 2,340237
November 1,95576 2,33724 1,95053 2,081177
Desember 2,1547 2,14009 2,43591 2,243567
Total 27,30877 27,89816 26,3729 27,19328
0
Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan produktivitas TBS tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun terdapat pada bulan Agustus sebesar 2,63137 ton/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,692823 ton/ha.
Grafik perkembangan produktivitas (ton/ha) pada tanaman kelapa sawit berumur 16 tahun selama 3 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik perkembangan produktivitas TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun (2014-2016)
Gambar 3 di atas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Agustus Agustus sebesar 3,15937 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,76916 ton/ha. Pada tahun 2015, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Juli sebesar 3,20269 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,42511 ton/ha. Pada tahun 2016, total produktivitas TBS tertinggi terdapat pada bulan April sebesar 2,49499 ton/ha dan total terendah
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Produktivitas (ton/ha)
Bulan
2014 2015 2016
Curah Hujan dan Hari Hujan
Data rataan curah hujan (mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 7, 15 dan 19 tahun selama 3 tahun (2014-2016) PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba, (Lampiran 5).
Berikut ini data curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) di kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba.
Tabel 5. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016)
Bulan Tahun
Rataan
2014 2015 2016
--- mm/bulan ---
Januari 105 280,5 73 152,83
Februari 22 63,5 204 42,75
Maret 8 38 37 23,00
April 133 105,5 58 119,25
Mei 143 444,5 300 293,75
Juni 134 130 107 132,00
Juli 124 117 158 120,50
Agustus 357 259 92 308,00
September 128 232,5 242 180,25
Oktober 269 87,5 174 178,25
November 200 219 402 209,50
Desember 264 40 185 152,00
Total 1887 2017 2032
Tabel 5 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun terdapat pada bulan Agustussebesar 308 mm/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 23mm/bulan.
Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tahun pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2013-2016) disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik perkembangan curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016)
Gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 357 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 8mm/bulan. Pada tahun 2015, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Mei sebesar 444,5 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 38 mm/bulan. Pada tahun 2016, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 402 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 37 mm/bulan.
Berikut ini data curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 15 tahun selama 3 tahun (2014-2016) di kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba.
Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun terdapat pada bulan Mei sebesar 306,06 mm/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 32,00 mm/bulan.
1000 200300 400500 600700 800900 1000
Curah Hujan (mm/bulan)
Bulan
2016 2015 2014
Tabel 6. Rataan curah hujan pada tanaman berumur 15 tahun selama 3 tahun
Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun selama 3 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik perkembangan curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun (2014-2016 )
Gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Agustus
50,000,00
sebesar 364,33 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 44,33 mm/bulan. Pada tahun 2015, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Januari sebesar 294,00 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Desember sebesar 42,67 mm/bulan. Pada tahun 2016, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 329,00 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 6,00 mm/bulan.
Berikut data rataan curah hujan (mm/bulan) selama 3 tahun (2014-2016) dari kebun PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun.
Tabel 7. Rataan curah hujan pada tanaman berumur 19 tahun selama 3 tahun (2014-2016)
Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun terdapat pada bulan Mei sebesar 305,72 mm/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 33,67 mm/bulan.
Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun selama 3 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Grafik perkembangan curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun (2014-2016)
Gambar 6 di atas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 410,00 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 37,00 mm/bulan. Pada tahun 2015, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Mei sebesar 375,50 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Desember sebesar 43,50 mm/bulan. Pada tahun 2016, total produktivitas TBS tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 353,33 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 15,00 mm/bulan.
Berikut ini data hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) di kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba.
Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun terdapat pada bulan November sebesar 15,17 hari/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 3,50 hari/bulan.
Tabel 8. Rataan hari hujan pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun
Grafik perkembangan hari hujan (hari/bulan) pada tahun pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Grafik perkembangan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016)
Gambar 7 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan Agustus
0
sebesar 16 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret dan februari sebesar 2 hari/bulan. Pada tahun 2015, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 16,5 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Desember sebesar 5 hari/bulan. Pada tahun 2016, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 18 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 3 hari/bulan.
Berikut ini data hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 15 tahun selama 3 tahun (2014-2016) di kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba.
Tabel 9. Rataan hari hujan pada tanaman berumur 15 tahun selama 3 tahun (2014-2016)
Tabel 9 dapat dilihat bahwa rataan hari hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun terdapat pada bulan November sebesar 13,22 hari/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 4,39 hari/bulan.
Grafik perkembangan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun selama 3 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 10.
Gambar 8. Grafik perkembangan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun (2014-2016 )
Gambar 8 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 16,00 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 2,33hari/bulan. Pada tahun 2015, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 17,00 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Desember sebesar 4,00 hari/bulan. Pada tahun 2016, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 14,00 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 2,50 hari/bulan.
Berikut data rataan hari hujan (hari/bulan) selama 3 tahun (2014-2016) dari kebun PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun.
Tabel 11 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun terdapat pada bulan November sebesar 12,61 hari/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 4,06 hari/bulan.
0,00
Tabel 10. Rataan hari hujan pada tanaman berumur 19 tahun selama 3 tahun
Grafik perkembangan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun selama 3 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Grafik perkembangan curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun (2014-2016)
Gambar 9 di atas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 14,00 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar
0,00
2,00 hari/bulan. Pada tahun 2015, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 13,00 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 3,00 hari/bulan. Pada tahun 2016, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan September sebesar14,67 hari/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 2,67 hari/bulan.
Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produktivitas pada Tanaman Kelapa sawit berumur 7 Tahun
Data rataan produktivitas (ton/ha), curah hujan (mm/bulan), dan hari hujan (hari/bulan) selama 3 tahun (2014-2016) dari kebun PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun.
Tabel 11.Rataan Produktivitas, Curah Hujan dan Hari Hujan pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016)
Bulan Rataan
Produktivitas Curah Hujan Hari Hujan ---ton/ha--- --mm/bulan-- ---hari/bulan---
Januari 1,75 152,83 8,50
Tabel 11 dapat dilihat bahwa total produktivitas pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016) sebesar 24,66 ton, total curah hujan sebesar 1912,08 mm dan total hari hujan sebanyak 111,16 hari.
Grafik perkembangan produktivitas (ton/ha) dan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10. Grafik hubungan produktivitas dan curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016)
Gambar 10 diatas dapat diketahui bahwa rataan produktivitas tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) terdapat pada bulan Agustus sebesar 2,56 ton/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Februarisebesar 1,55 ton/ ha. Rataan curah hujan tertinggi pada bulan Agustus sebesar 308,00 mm/bulan dan terendah pada bulan Maret23,00 mm. Rataan hari hujan tertinggi pada bulan November sebanyak 15,17 hari/bulan dan terendah Maret sebanyak 3,50 hari/bulan.
Analisis Data
Analisis produktivitas TBS 2014, 2015, dan 2016 di perkebunan kelapa sawit PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Analisis regresi linear
0
berganda untuk mengetahui apakah variabel curah hujan dan hari hujan akan memberikan pengaruh terhadap produktivitas TBS . Model yang digunakan untuk menganalisis produktivitas TBS adalah model analisis linear berganda.Analisis korelasi berguna untuk melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dengan veriabel terikat. Alat bantu dengan menggunakan SPSS.v.22 for windows.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.
Tabel 12 .Nilai signifikansi uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Produktivitas
Deviation 0.33223 72.91182 2.90703 0.28602910 Most Extreme
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.200c,0d 0.200c,d 0.200c,d 0.200c,d a. Tes distribusi normal
b. Perhitungan data
c. Koreksi signifikasi Liliefors d. Batas bawah signifikasi nyata.
Uji normalitas (lampiran 15) digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Persyaratan uji normalitas adalah data berdistribusi normal. Data di analisis dengan uji One Sample Kolmogrov-Sminov pada taraf uji 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig > α 0,05). Untuk persamaan regresi pada tanaman
kelapa sawit berumur 7 tahun diperoleh nilai Kolmogorov-Sminov dan nilai signikansi yaitu 0,200 yang berarti data telah terdistribusi normal.
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Metode pengujian yang yang digunakan ialah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika nilai ß signifikan maka meng0indikasikan terdapat heteroskedastisitas dalam model. Berikut disajikan uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser pada model persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) pada Tabel 13 (Lampiran 16).
Tabel 13. Nilai signifikansi pada uji heteroskedastisitas pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016)
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas di atas menunjukkan bahwa variabel curah hujan memiliki nilai signifikansi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun yaitu sebesar 0,888 sedangkan variabel hari hujan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,443. Variabel curah hujan dan hari hujan memiliki nilai signifikansi di atas 0,01 dalam model ini sehingga memiliki sebaran varian yang sama (homogen). Dengan kata lain, tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model ini.
Umur Variabel Sig.
7 Tahun
Konstanta 0,273
Curah hujan 0,888
Hari hujan 0,443
Model regresi yang memenuhi prasyarat adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang
baik ialah tidak terjadi multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance> 0,1. Berikut disajikan nilai VIF dan Tolerance model regresi linear berganda pada produktivitas TBS berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) di kebun PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba pada Tabel 14
(Lampiran 13).
Tabel 14. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance pada umur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016)
Umur Variabel Tolerance VIF
7 tahun Curah hujan 0,324 3,090
Hari hujan 0,324 3,090
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas diperoleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 untuk kedua variabel yang diuji dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam model persamaan regresi tersebut.
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson. Untuk model persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun di atas, diperoleh nilai Durbin Watson (d) ialah 1,260 berdasarkan kriteria pada uji autokorelasi, jika d terletak antara -2 dan 2, maka tidak ada autokorelasi. Oleh karena itu, pada persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun tidak ada autokorelasi.Dari keempat uji
asumsi tersebut menyatakan bahwa persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit berumur 9 tahun telah memenuhi syarat.(lampiran 17
Tabel 15. Nilai Hitung Durbin Watson (d)
Umur Tanaman Nilai hitung Durbin Watson (d)
7 Tahun 1,260
15 Tahun 1,053
19 Tahun 1,042
Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara variable bebas dan terikat. Berikut disajikan inpretasi nilai R pada analisis korelasi pada Tabel 16
Tabel 16. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi
Nilai R Interprestasi 0,00 Tidak Ada Korelasi
0,01-0,20 Sangat lemah
0,21-0,40 Lemah
0,41-0,60 Agak lemah
0,61-0,80 Cukup
0,81-0,99 Kuat
1,00 Sangat Kuat
Berikut disajikan data analisis korelasi antara variabel produktivitas TBS, curah hujan, dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) pada Tabel 19 (Lampiran 14).
Hasil analisis korelasi di bawah pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun menunjukan bahwa koefisien curah hujan dan hari hujan memiliki keeratan yang kuat yaitu 0,822. Koefisien produktivitas dan hari hujan memiliki keeratan yang cukup yaitu 0,606. variabel produktivitas dan curah hujan memiliki keeratan yang cukup yaitu 0,602. Angka koefisien positif yang menunjukan bahwa jika
curah hujan dan hari hujan meningkat maka produktivitas akan meningkat dan jika curah hujan dan hari hujan menurun maka produktivitas juga akan menurun.
Maka memiliki kesimpulan bahwa koefisien curah hujan dan hari hujan memiliki pengaruh yang cukup dalam pencapaian produktivitas TBS. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansi lebih kecil dari α 1% (Sig <α 0,01) (lampiiran 14).
Tabel 17. Uji Analisis Korelasi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016)
Variabel Statistik Uji Variabel
Produktivitas Curah Hujan Hari Hujan
Produktivitas Korelasi 1 0,602* 0,606*
Sig. 0,038 0,037
Curah Hujan Korelasi 0,602* 1 0,822**
Sig. 0,038 0,001
Hari Hujan Korelasi 0,606* 0,822** 1
Sig. 0,037 0,001
Keterangan : ** = berbeda nyata pada taraf uji 1%.
* = berbeda nyata pada taraf uji 5%.
Analisis Regresi Linear Berganda
Berikut disajikan nilai koefisien pada model persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) di PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba pada Tabel 18 (Lampiran 12).
Tabel 18. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016)
Pada Tabel dapat diperoleh bahwa pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun nilai koefisien (R) sebesar 63,3%, koefisien determinasi (R2) sebesar 40,1%, dan koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted R2) sebesar 26,8%. Koefisien
Model R
determinasi (R2
Pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produktivitas TBS pada tanaman berumur 7 tahun dapat dilihat dari uji T-parsial. Berikut disajikan uji Tparsial pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014 -2016) pada Tabel 19 (Lampiran 8).
) menandakan bahwa 40,1% produktivitas TBS dapat dijelaskan oleh variasi variabel curah hujan dan hari hujan yang terjadi dan sisanya sebesar 59,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model.
Tabel 19. Uji T-parsial curah hujan dan hari hujan dengan produktivitas pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016)
Peubah 7 tahun
t-hitung Sig.
Curah hujan 0,705 0,498tn
Hari hujan 0,757 0,469tn
Keterangan: tn = tidak berbeda nyata
Hasil uji T-parsial di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun lebih besar dari α 5% (Sig > α 0,05), maka dapat dikatakan t-hitung berpegaruh tidak nyata pada taraf kepercayaan 95% dengan nilai t-tabel sebesar 2,262. Dapat dikatakan bahwa curah hujan secara parsial berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas TBS dengan nilai t-hitung (0,705)
< t-tabel (2,262) dan nilai signifikansi (0,498) > 0,05 serta dapat dikatakan bahwa hari hujan secara parsial berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas TBS dengan nilai t-hitung (0,757) < t-tabel (2,262) dan nilai signifikansi (0,469)
> 0,05.
Berikut disajikan analisis sidik ragam untuk uji serempak pada persamaan regresi linear berganda variabel curah hujan dan hari hujan dengan produktivitas pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) pada Tabel 20 (Lampiran 10).
Tabel 20. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016)
Umur Tanaman Sumber keragaman F-hitung Sig.
7 Tahun Regresi 3,010 0,100tn
Keterangan: tn = tidak berbeda nyata
Berdasarkan sidik ragam produktivitas di atas, pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun di tahun 2014-2016, diperoleh nilai F-hitung sebesar 3,010 lebih kecil dari nilai F-tabel sebesar 4,26 (Lampiran 11) F-hitung < F-tabel dan nilai signifikansi pada uji ini adalah 0,100 > 0,05 Nilai signifikansi pada uji F lebih besar dari α 5% (Sig > α 0,05), dikatakan bahwa curah hujan dan hari hujan secara bersama-sama berpengaruh tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%.
Berikut disajikan hasil model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016) pada Tabel 21 (Lampiran 13).
Tabel 21. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016)
Umur Variabel Koefisien regresi Sig.
7 Tahun
Konstanta 1,549 0,000
Curah hujan 0,001 0,498
Hari hujan
tn
0,033 0,469 tn
Keterangan: tn = tidak berbeda nyata
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibentuk persamaan regresi yang dihasilkan oleh variabel curah hujan dan hari hujan dalam memprediksi produktivitas TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun berikut ini:
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibentuk persamaan regresi yang dihasilkan oleh variabel curah hujan dan hari hujan dalam memprediksi produktivitas TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun berikut ini: