• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT BERUMUR 7, 15, DAN 19 TAHUN DI KEBUN AEK LOBA, PT SOCFIN INDONESIA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT BERUMUR 7, 15, DAN 19 TAHUN DI KEBUN AEK LOBA, PT SOCFIN INDONESIA SKRIPSI"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT BERUMUR 7, 15, DAN 19 TAHUN DI KEBUN

AEK LOBA, PT SOCFIN INDONESIA

SKRIPSI

OLEH :

ANDILAW RICO DOANI SIPAHUTAR / 130301133 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT BERUMUR 7, 15, DAN 19 TAHUN DI KEBUN

AEK LOBA, PT SOCFIN INDONESIA

SKRIPSI

OLEH :

ANDILAW RICO DOANI SIPAHUTAR / 130301133 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Penelitian : Pengaruh Curah Hujan Dan Hari Hujan Terhadap

Produktivitas Kelapa Sawit Berumur 7, 15, Dan 19 Tahun Di Kebun Aek Loba, PT Socfin Indonesia

Nama : Andilaw Rico Doani Sipahutar

NIM : 130301133

Program Studi : Agroteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ir. Irsal, M.P.

Ketua

Ir. Lisa Mawarni, M.P.

Anggota

Mengetahui, Ketua Program Studi

Dr. Ir. Sarifuddin, M.P.

(4)

ABSTRAK

ANDILAW RICO DOANI SIPAHUTAR : Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas Kelapa sawit Berumur 7, 15 dan 19 Tahun di Kebun Aek Loba PT. Socfin Indonesia dibimbing oleh Irsal dan Lisa Mawarni.

Hujan merupakan sumber air utama di perkebunan kelapa sawit dan faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produktivitas kelapa sawit berumur 7, 15 dan 19 tahun. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Aek Loba PT. Socfin Indonesia di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara, pada bulan Agustus 2017. Penelitian ini mengunakan data primer yang tersedia di administrasi kebun, meliputi data produksi TBS tahun 2014, 2015, dan 2016, data curah hujan dan data hari hujan bulanan tahun 2014, 2015 dan 2016.

Metode analisis yang digunakan ialah analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Model diuji kelayakannya dengan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, serta uji autokorelasi dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS.v.22 for windows. Dari uji asumsi klasik yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan persamaaan regresi linear berganda, disimpulkan bahwa persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit umur 7, 15, dan 19 tahun telah memenuhi syarat untuk dilanjutkan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan produktivitas TBS pada tanaman kelapa sawit pada umur 7, 15 dan 19 tahun.

Hasil analisis korelasi pada tanaman berumur 7 ,15,dan 19 tahun dengan analisis dua arah pada taraf uji 5 % menunjukkan variabel curah hujan dan hari hujan secara berturut turut terhadap produktivitas TBS. Pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun menunjukan korelasi yang cukup dengan nilai 0,602 dan 0,606.

Pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun menunjukan korelasi yang agak lemah yaitu 0,544; 0,477. Pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun menunjukan korelasi yang agak lemah dan lemah yaitu 0,494; 0,372.

Kata kunci : curah hujan, hari hujan, produktivitas TBS

(5)

ABSTRACT

ANDILAW RICO DOANI SIPAHUTAR: The Influence of rainfall and rain day on palm oilproductivity aged 7, 15, 19 years in Aek Loba Plantation PT.Socfin Indonesia, supervised by irsal and lisa mawarni.

Rain is the main source of water in oil palm plantations and a factor that greatly affects the growth and production of crops. The availability of water in oil palm plants is very large influence in the achievement of productivity and availability of water is also influenced by rainfall and rainy days. The amount of water that is inconsistent with the needs of oil palm can lead to the appearance of male flowers, abortion of flowers and low interest and fruits reserves. This research was to evaluate the effect of rainfall and rain day on the productivity of oil palm aged 7, 15 and 19 years..This research is done inaek Loba Plantation PT.SOCFIN INDONESIA. District Asahan Province of North Sumatera from July until october. This reasearch used primary data available in company administration.

Primary data for the purposes of data analysis includes FFB production in 2014, 2015, and 2016; rainfall data and rain day monthly in 2014, 2015, and 2016.

Analysis method used are double linier regression and correlation analysis. The model tested its feasibility with classical assumption test including normality test, heteroscedasticity test, multicolinearity test, and autocorrelation test using SPSS.v.22 for windows. From the classical assumption test conducted to determine the feasibility of equations of multiple linear regression, it is concluded that the regression equation in oil palm plant age 7, 15, and 19 years has been qualified to be followed by multiple linear regression analysis and correlation analysis. The result of regression analysis shows that rainfall and rainy day variables have no significant effect on increasing the productivity of FFB in oil palm crop at age 7, 15 and 19 years. The results of the analysis on plants aged 7, 15, and 19 years with two-way analysis at the 5% test level showed significantly rainfall and rainfall variables on FFB productivity. In 7 years old oil palm trees showed with enough value of 0.602 and 0.606. In 15-year-old oil palm trees showed a somewhat weaker of 0.544; 0.477. In 19-year-old oil palm trees showed a slightly weaker and weaker of 0.494; 0.372.

Keywords: rainfall, rain day, FFB productivity

.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Andilaw Rico Doani Sipahutar, lahir pada tanggal 4 Juni 1996 di Medan anak ke-lima dari lima bersaudara dari pasangan ayahanda Kasim Sipahutar S.Pd dan ibunda Saddiah Las Rohana Simanjuntak. Tahun 2010 Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Istiqlal Delitua dan diterima di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Pertanian program studi Agroteknologi, Medan tahun 2013 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif Himadita Nursery dan menjadi ketua umum saat ini, serta aktif menjadi anggota BKM Al-mukhlisin Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Periode 2014-2015.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bakrie Sumatera Plantation di Kabupaten Asahan

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Judul dari Skripsi ini adalah “Pengaruh Curah Hujan Dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 7, 15, Dan 19 Tahun Di Kebun Aek Loba, PT Socfin Indonesia ” sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua atas bantuan moril dan materil serta komisi pembimbing Ir. Irsal, M.P. selaku ketua dan Ir. Lisa Mawarni, M.P. selaku anggota yang telah membimbing penulis sejak pembuatan usulan penelitian sampai penyelesaian skripsi. Penulis juga berterima kasih kepada seluruh staf pengajar, pegawai dan seluruh teman di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian usulan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam hal penulisan skripsi ini belum sempurna. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang dapat membantu dalam membuat penulisan skripsi ini agar lebih sempurna.

Medan, Oktober 2017

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 5

Curah Hujan Hari Hujan ... 8

Umur Tanaman ... 10

Hubungan Curah Hujan, Hari Hujan dan Umur Tanaman Terhadap Produktivitas Kelapa Sawit ... 12

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

Metode Penelitian ... 16

Peubah Amatan ... 17

Produktivitas Tandan Buah Segar (ton/ha) ... 17

Curah Hujan (mm/bulan) ... 18

Hari Hujan (hari/bulan) ... 18

PELAKSANAAN PENELITIAN Studi Kepustakaan ... 19

Pengumpulan data ... 19

Pengolahan Data dan Analisis Data ... 19

Uji Asumsi klasik ... 20

Uji Normalitas ... 20

Uji Multikolinearitas ... 21

Uji Heterokedastisitas ... 21

Uji Autokorelasi ... 22

Pengujian Hipotesis ... 22

Penarikan Kesimpulan... 23 HASIL DAN PEMBAHASAN

(9)

Produktivitas TBS (ton/ha) ... 24

Curah Hujan dan Hari Hujan ... 29

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun ... 38

Analisis Data ... 39

Uji asumsi Klasik ... 40

Analisis Korelasi ... 43

Analisis Regresi Linear Berganda ... 44

Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun ... 47

Pengaruh Hari Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun ... 48

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun ... 49

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 15 Tahun ... 50

Analisis Data ... 51

Uji asumsi Klasik ... 52

Analisis Korelasi ... 55

Analisis Regresi Linear Berganda ... 56

Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 15 Tahun ... 59

Pengaruh Hari Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 15 Tahun ... 60

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 15 Tahun ... 61

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 19 Tahun ... 62

Analisis Data ... 63

Uji asumsi Klasik ... 64

Analisis Korelasi ... 67

Analisis Regresi Linear Berganda ... 68

Pengaruh Curah Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 19 Tahun ... 71

Pengaruh Hari Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 19 Tahun ... 72

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Produktivitas TBS Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 19 Tahun ... 73

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 74

Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

1. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ... 23 2. Rataan produktivitas Kelapa Sawit pada tanaman

Berumur 7 Tahun Selama 3 tahun (2014-2016) ... 24 3. Rataan produktivitas Kelapa Sawit pada tanaman

Berumur 15 Tahun Selama 3 tahun (2014-2016) ... 26 4. Rataan produktivitas Kelapa Sawit pada tanaman

Berumur 19 Tahun Selama 3 tahun (2014-2016) ... 27 5. Rataan curah hujan pada Tanaman Berumur 7 tahun

selama 3 Tahun (2014-2016) ... 29 6. Rataan curah hujan pada Tanaman Berumur 15 tahun

selama 3 Tahun (2014-2016) ... 31 7. Rataan curah hujan pada Tanaman Berumur 19 tahun

selama 3 Tahun (2014-2016) ... 32 8. Rataan hari hujan pada Tanaman Berumur 7 tahun

selama 3 Tahun (2014-2016) ... 34 9. Rataan hari hujan pada Tanaman Berumur 15 tahun

selama 3 Tahun (2014-2016) ... 35 10. Rataan hari hujan pada Tanaman Berumur 19 tahun

selama 3 Tahun (2014-2016) ... 37 11. Rataan produktivitas, curah hujan, hari hujan pada

Tanaman Berumur 7 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 38 12. Nilai signifikansi uji one-sample kolmogorov-smirnov test ... 40 13. Nilai signifikansi pada uji heterokedastisitas pada Tanaman

Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun selama 3 tahun (2014-2015) ... 41 14. Uji multikolinearitas nilai VIF dan tolerancepada umur 9 tahun

Selama 3 tahun (2014-2015) ... 42 15. Nilai hitung durbin watson (d) ... 43 16. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ... 43 17. Uji analisis korelasi pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun

(11)

selama 3 tahun (2014-2016) ... 44 18. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman

Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 44 19. Uji T-parsial curah hujan dan hari hujan pada Tanaman

Kelapa Sawit berumur 9 tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 45 20. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada Tanaman

Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 46 21. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada Tanaman

Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun (2014-2016) ... 46 22. Rataan produktivitas, curah hujan, hari hujan pada

Tanaman Berumur 15 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 50 23. Nilai signifikansi uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 52 24. Nilai signifikansi pada uji heterokedastisitas pada Tanaman

Kelapa Sawit Berumur 15 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 53 25. Uji multikolinearitas nilai VIF dan tolerancepada umur 15 tahun

selama 3 tahun (2014-2016) ... 54 26. Nilai hitung durbin watson (d) ... 55 27. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ... 55 28. Uji analisis korelasi pada Tanaman Kelapa Sawit

Berumur 15 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 55 29. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman

Kelapa Sawit Berumur 15 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 56 30. Uji T-parsial curah hujan dan hari hujan pada Tanaman

Kelapa Sawit berumur 13 tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 57 31. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada Tanaman

Kelapa Sawit Berumur 15 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 58 32. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada Tanaman

Kelapa Sawit Berumur 15 Tahun (2014-2016) ... 58 33. Rataan produktivitas, curah hujan, hari hujan pada

tanaman Berumur 19 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 62 34. Nilai signifikansi uji one-sample kolmogorov-smirnov test ... 64

(12)

35. Nilai signifikansi pada uji heterokedastisitas pada Tanaman

Kelapa Sawit Berumur 19 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 65 36. Uji multikolinearitas nilai VIF dan tolerancepada umur 19 tahun

selama 3 tahun (2014-2016) ... 66 37. Nilai hitung Durbin Watson (d) ... 67 38. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi ... 67 39. Uji analisis korelasi pada Tanaman Kelapa Sawit

Berumur 19 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 67 40. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman

Kelapa Sawit Berumur 19 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 68 41. Uji T-parsial curah hujan dan hari hujan pada Tanaman

Kelapa Sawit berumur 16 tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 69 42. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada Tanaman

Kelapa Sawit Berumur 19 Tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 70 43. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada Tanaman

Kelapa Sawit Berumur 19 Tahun (2014-2016) ... 71

(13)

DAFTAR GAMBAR 1. Grafik perkembangan produktivitas Kelapa Sawit pada

Tanaman Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun (2014-2016) ... 25 2. Grafik perkembangan produktivitas Kelapa Sawit pada

Tanaman Kelapa Sawit Berumur 15 Tahun (2014-2016) ... 27 3. Grafik perkembangan produktivitasKelapa Sawit pada

Tanaman Kelapa Sawit Berumur 19 Tahun (2014-2016) ... 28 4. Grafik perkembangan curah hujan pada Tanaman

Kelapa Sawit berumur 7 tahun (2014-2016) ... 30 5. Grafik perkembangan curah hujan pada Tanaman

Kelapa Sawit berumur 15 tahun (2014-2016) ... 31 6. Grafik perkembangan curah hujan pada Tanaman

Kelapa Sawit berumur 19 tahun (2014-2016) ... 33 7. Grafik perkembangan hari hujan pada Tanaman

Kelapa Sawit berumur 7 tahun (2014-2016) ... 34 8. Grafik perkembangan hari hujan pada Tanaman

Kelapa Sawit berumur 15 tahun (2014-2016) ... 36 9. Grafik perkembangan hari hujan pada Tanaman

Kelapa Sawit berumur 19 tahun (2014-2016) ... 37 10. Grafik hubungan produktivitas dan curah hujan

Pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 7 Tahun (2014-2016) ... 39 11. Grafik hubungan produktivitas dan curah hujan

pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 15 Tahun (2014-2016) ... 51 12. Grafik hubungan produktivitas dan curah hujan

pada Tanaman Kelapa Sawit Berumur 19 Tahun (2014-2016) ... 63

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Produktivitas TBS (ton/bulan) kebun Aek Loba pada

Tanaman berumur 7,15,dan 19 tahun selama 3 tahun ... 78 2. Data total dan rataan Produktivitas TBS pada tanaman berumur

7,15 dan 19 tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 78 3. Data curah hujan (mm/tahun) dan hari hujan (hari/bulan)

di kebun Aek Loba selama 3 tahun (2014-2016) ... 78 4. Data total dan rataan curah hujan (mm/tahun)

pada tahun (2014-2016) ... 79 5. Data Rataan Curah Hujan (mm/bulan) pada Tanaman Berumur

7, 15 dan 19 Tahun Selama 3 Tahun (2014-2016) ... 80 6. Klasifikasi Tipe Iklim Scmidth-Ferguson Di Kebun

PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba ... 80 7. Interpretasi nilai r pada analisis korelasi ... 80 8. Uji T parsial analisis linear berganda pada tanaman berumur

7,15 dan 19 tahun selama 3 tahun ... 80 9. Nilai t-tabel... 80 10. Sidik ragam analisis linear berganda pada tanaman berumur

7,15 dan 19 tahun selama 3 tahun (2014-2016) ... 82 11. Nilai F-tabel pada α = 5% ... 82 12. Nilai koefisien analisis linear berganda pada tanaman berumur

7,15 dan 19 tahun ... 83 13. Model pengujian analisis linear berganda pada tanaman

Berumur 7,15 dan 19 tahun ... 84 14. Uji analisis korelasi antar variabel pada tanaman berumur

7, 15 dan 19 tahun selama 3 Tahun (2014-2016) ... 84 15. Uji kolmogorov-Smirnov pada tanaman berumur7, 15 dan

19 tahun ... 84 16. Nilai uji heterokedastisitas signifikansi pada absolute residual

Pada tanaman berumur 7,15 dan 19 tahun ... 86 17. Uji autokorelasi pada tanaman berumur 7,15 dan 19 tahun ... 88

(15)

18. Tabel Durbin Watson α=5% ... 89 19. Uji Tabel Residual Analisis Linear Berganda pada tanaman

berumur 7, 15 dan 19 tahun... 89

(16)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Propinsi Sumatera Utara merupakan wilayah yang memiliki areal perkebunan yang luas dan potensial sebagai penghasil devisa bagi nasional dan pemerintah daerah setempat. Areal pengembangan perkebunan khususnya pada komoditas kelapa sawit meliputi areal pengembangan perkebunan rakyat (swadaya), perkebunan swasta asing (PBSA), perkebunan swasta negara (PBSN).

Menurut Arifin (2001) bahwa potensi sub sektor perkebunan untuk dijadikan andalan ekspor di masa mendatang sangat besar. Prasyarat yang diperlukan hanyalah perbaikan dan penyempurnaan iklim usaha dan struktur pasar komoditas perkebunan dari sektor hulu sampai hilir (Kartika,2010). Semakin berkembangnya jenis-jenis industri hulu pabrik kelapa sawit maupun industry hilir oleokimia dan oleomakanan (oleochemical danoleofoods).hingga industri konversi minyak sawit sebagai bahan bakar biodiesel (Indarti, 2014). Selain itu, minyak sawit digunakan sebagai bahan dalam produk nonmakanan.termasuk produksi bahan bakar hayati, sabun, detergen dan surfaktan, kosmetik, obat-obatan ( Wold Growth, 2011).

Saat ini produksi minyak kelapa sawit sangat terkonsentrasi hanya di beberapa negara dan di tangan beberapa perusahaan besar saja. Malaysia dan Indonesia memproduksi sekitar 86 persen dari jumlah panen dunia.Berdasarkan tabel di atas.maka Malaysia dan Indonesia juga mendominasi perdagangan di pasar dunia. Kedua negara tersebut memasok sekitar 90 persen dari volume perdagangan internasional minyak kelapa sawit yang menjadi perhatian adalah pertumbuhan produksi dan pertumbuhan ekspor terbesar terjadi di Indonesia.(Voge dan Adams, 2014).

(17)

Kekeringan (deficit air dan dryspell) menyebabkan cekaman kekeringan pada tanaman kelapa sawit. Cekaman kekeringan pada tanaman kelapa sawit antara lain ditandai dengan munculnya daun tombak.banyak muncul bunga jantan, pelepah sengkleh, aborsi bunga, malformasitan dan serta cadangan bunga dan buah yang rendah. Pengaruh cekaman kekeringan (penurunan produktivitas) akan terjadi hingga 2 tahun setelah kekeringan (Darlan dkk, 2015).

Kerusakan tanaman akibat kekurangan air merupakan dampak El NiÑo yang umumnya terjadi sebaliknya kejadian lanina dapat menimbulkan kerusakan tanaman akibat kelebihan air atau banjir, disamping meningkatnya populasi hama dan penyakit tanaman dampak kekurangan air dan kelebihan air tersebut terhadap kerusakan tanaman umumnya lebih parah pada tanaman muda daripada tanaman dewasa, karena resistensi tanaman muda terhadap perubahan ketersediaan air dan cuaca umumnya lebih rendah (Irawan, 2006).

Kekeringan akibat kemarau panjang menyebabkan gagalnya produksi padi dalam skala yang sangat besar yaitu mencakup luasan 426.000 ha. Selain tanaman padi. komoditas pertanian non-pangan yang lain seperti kopi, coklat, karet dan kelapa sawit juga mengalami penurunan produksi yang nyata akibat adanya kemarau panjang. Suatu simulasi model yang dikembangkan oleh UK Meteorgical Office (FAO,1996 .Ariyanto, 2010).

Menurut Parlindungan dkk (2012) Jumlah curah hujan mempengaruhi berhasil atau tidaknya matang tandan. Data iklim perlu sekali diketahui dan dipelajari sebaikbaiknya karena keberhasilan beberapa jenis pekerjaan tergantung dari iklim. Pekerjaan tersebut misalnya pembakaran pada pembukaan hutan, penggunaan herbisida, pemeliharan parit dan jalan, pemanenan, ramalan produksi

(18)

dan lain. Dalam penelitian Parlindungan dkk (2012) Variasi jumlah curah hujan mempunyai hubugan positif terhadap produksi TBS kelapa sawit yang berarti bahwa ada kecenderungan setiap penambahan jumlah curah hujan satu persen akan meningkatkan produksi sebesar 1.833 persen.

Tujuan Penelitian

Untuk mengevaluasi pengaruh curah dan hari hujan terhadap produktivitas kelapa sawit berumur 7. 15 .dan 19 Tahun di kebun Aek Loba, PT Socfin Indonesia

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh nyata curah hujan dan hari hujan terhadap produktivitas kelapa sawit secara parsial maupun simultan (serempak) pada tanaman berumur 7, 15 dan 19 Tahun di Kebun Aek Loba PT Socfindo

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan.

(19)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Klasifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut : Kelas : angiospermaee ; Ordo : Palmales ; Family : Palmace ; Subfamily : palminae Genus : Elaeis ; Spesies : Elais guineensis Jacq dan ada beberapa spesies lain Elais melano coca, Elais odora (Risza, 2009).

Akar dari tanaman kelapa sawit adalah sistem akar serabut.Perakaran kelapa sawit tergolong dalam kategori sistem perakaran sumbu penebalan sekunder.yang mana karakteris tik dominan dari tanaman monokotil. Akar primer lepas setelah muncul dari benih dan seluruh sistem akar dialihkan kepada sistem perakaran sekunder (Kiswanto dkk, 2008).

Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 75cm.

Tinggi batang bertambah sekitar 25-60 cm per tahun (tergantung varietas). Umur ekonomis tanaman sangat dipengaruhi oleh pertambahan tinggi batang per tahun.

Semakin rendah pertambahan tinggi batang.semakin panjang umur ekonomis tanaman (Pahan, 2008).

Daun-daunnya merupakan daun majemuk, daun berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda, penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam, batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun (Melling, 2010).

Rangkaian bunga betina kelapa sawit disusun oleh sejumlah spikelet secara spiral pada rakila atau sumbu pembungaan. Sedangkan tiap spikelet disusun oleh 10-26 individu bunga .Rangkaian bunga tersebut dibungkus oleh dua lapis seludang.seludang bagian luar bertekstur kasar dan berwarna cokelat kusam

(20)

sedangkan bagian dalam mempunyai ciri agak tebal dan kaku. Biasanya rangkaian bunga muncul dari ketiak pelepah daun pada lingkaran keempat yaitu suatu kumpulan pelepah daun keempat dihitung dari lingkaran pelepah daun muda dari bagian atas tanaman (Kiswanto dkk, 2008).

Buah kelapa sawit tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicarp).daging buah (mesocarp) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, kulit biji (endocarp) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras.daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak.serta lembaga (embryo) (Sipayung, 2012).

Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah dan sering disebut noten atau nut yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman. Biji kelapa sawit terdiri atas cangkang, embryo dan inti atau endosperma. Embrio panjangnya 3 mm berdiameter 1,2 mm berbentuk silinderis seperti peluru dan memiliki dua bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning dan bagian lain agak berwarna kuning. Endosperma merupakan cadangan makanan bagi pertumbuhan embryo. Pada perkecambahan embrio berkembang dan akan keluar melalui lubang cangkang (germpore). Bagian pertama yang muncul adalah radikula (akar) dan menyusul plumula (batang) (Lubis. 2008) dalam (Zaenal, 2012).

Syarat Tumbuh Iklim

Untuk dapat mencapai pertumbuhan yang optimum. kelapa sawit memerlukan persyaratantumbuh tanaman. diantaranya adalah lahan berada pada dataran rendah dengan ketinggian tempat<700 m dpl.. temperatur berkisar antara

(21)

20–35°C. dengan temperatur optimum 25–28°C. Curahhujan berkisar dari 1.250–

4.000 mm/tahun. tetapi yang optimum sekitar 1.700–2.500 mm/tahun.dengan distribusi merata sepanjang tahun dan bulan kering kurang dari 2 bulan.

(Khoon dkk, 2005).

Suhu berpengaruh pada produksi dan melalui pengaruhnya terhadap laju reaksi biokimia dan metabolisme dalam tubuh tanaman. Suhu 20°C merupakan batas minimal dan suhu 33°C merupakan suhu maksimum, bagi pertumbuhan vegetatif dan suhu rata-rata tahunan sebesar 22 – 23°C (Zaenal. 2012).

Curah hujan ideal untuk tanaman kelapa sawit berkisar 2 000 – 2 500 mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun. Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari. Temperatur optimum untuk tanaman kelapa sawit antara 22 – 23 oC. Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh karena tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang dibandingkan dengan tanaman lainnya (Zimmer, 2009).

Curah hujan yang optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 2.000 – 3.000 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari per tahun.

Hujan yang merata sepanjang tahun kurang baik karena pertumbuhan vegetatif akan lebih dominan daripada pertumbuhan generatif. Sehingga bunga/buah yang terbentuk relatif lebih sedikit. Sebaliknya, curah hujan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan timbulnya masalah terutama sulitnya upaya peningkatan kualitas jalan pembukaan lahan, pemeliharaan, pemupukan dan pencegahan erosi (Barkhah, 2012).

(22)

Tanah

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dan dibudidayakan di lahan (tanah) mineral dan gambut. Sifat fisik tanah mineral yang sesuai adalah yang memiliki solum diatas 80 cm dengan tekstur tanah ringan.komposisi pasir 20 – 60%, debu 10 – 40% dan liat 20 – 50%, perkembangan struktur tanah baik, konsistensi gembur sampai agak teguh dan permiabilitas sedang. Sifat kimia tanah mineral yang sesuai antara lain adalah tanah yang memiliki tingkat kemasaman (pH) 4 – 6,5 (Sarief, 1986).

Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0- 5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase (beririgasi) baik dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan

padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 150

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik dibanyak jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromofik kelabu, regosol, andosol, organosol dan alluvial. Hal yang penting bagi tanaman kelapa sawit adalah tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim hujan (drainase baik).

Di lahan-lahan yang permukaan air tanahnya tinggi atau tergenang, akar akan busuk. Selain itu pertumbuhan batang dan daunnya tidak mengindikasikan produksi buah baik. Kesuburan tanah bukan merupakan syarat mutlak bagi perkebunan kelapa sawit (Zaenal, 2012).

(Kiswanto dkk, 2008).

(23)

Sifat fisik tanah yang baik untuk pertumbuhan kelapa sawit yaitu solum cukup dalam (> 80 cm) dan tidak berbatu agar perkembangan akar tidak terganggu.tekstur ringan dan yang terbaik memiliki pasir 20 – 60 %.debu 10 – 40

%.dan liat 20 – 50 %.struktur tanah baik.konsistensi gembur sampai agak teguh, permeabilitas sedang, drainase baik dan permukaan air tanah cukup dalam. Tanah yang berdrainase jelek dengan permukaan tanah yang dangkal sebaiknya

dihindari. Pada tanah yang berdrainase jelek sebaiknya dibuat saluran drainase (Setyamidjaja, 2006. Barkhah, 2012).

Derajat keasaman (pH) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4,0 – 6,0, tetapi pH optimumnya berada antara 5,0 – 5,6. Tanah ber-pH rendah dapat ditingkatkan 6 dengan cara pengapuran. Tanah tersebut biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut (Havlin dkk, 1999).

Curah hujan dan hari hujan

Hujan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman karet baik secara langsung dalam hal pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman yang bervariasi menurut fase perkembangan tanaman, kondisi iklim dan tanah, maupun secara tidak langsung melalui pengaruh terhadap kelembaban udara dan tanah serta radiasi matahari. ketiga faktor lingkungan fisik tersebut erat kaitannya dengan penyerapan air dan hara serta penyakit tanaman (Fauzi, 2008).

Kebutuhan air yang sangat tinggi dan pentingnya air. Tumbuhan memerlukan sumber air yang tetap untuk tumbuh dan berkembang, setiap kali air menjadi pembatas.pertumbuhan berkurang dan biasanya berkurang pula hasil panen tanaman budidaya, jumlah pengurangan hasil panen ini biasanya

(24)

dipengaruhi oleh genotip, kehebatan kekurangan air, dan tingkat perkembangan (Gardnerdkk, 1991 .Dalimunte, 2004).

Curah hujan adalah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama jangka waktu tertentu.diukur dalam satuan tinggi kolom di atas permukaan horizontal, apabila tidak terjadi penghilangan - penghilangan oleh proses penguapan, pengaliran dan peresapan ke dalam tanah, curah hujan dinyatakan dalam tinggi air (mm) diukur dengan penakar hujan dengan luas moncong 100 cm2, satu hari hujan adalah periode 24 jam terkumpulnya curah hujan setinggi 0.5 mm atau lebih dan curah hujan dengan tinggi kurang dari ketentuan tersebut, hari hujan dianggap nol tetapi curah hujan tetap diperhitungkan (Siregar dkk, 2006).

Curah hujan merupakan faktor iklim yang selalu berubah-ubah dan sulit diramalkan, setiap daerah memiliki pola curah hujan yang berbeda sehingga baik jumlah curah hujan sepanjang tahun berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya. ketersediaan air merupakan faktor utama yang membatasi tingkat produksi tanaman, kekurangan air akan berpengaruh negatif terhadap produksi TBS sampai dengan dua tahun ke depannya, penurunan produksi tahun pertama berkisar antara 6-10% dari produksi normal per 100 mm defisit air dan tahun kedua berkisar antara 2-5% dariproduksi normal per 100 mm defisit air. besarnya pengaruh defisit air terhadap produksi dipengaruhi banyak faktor diantaranya umur tanaman, tingkat produksi saat terjadi kekeringan, fisiologis tanaman dan sebagainya. Pengaruh negatif umumnya dimulai 6 bulan setelah terjadi defisit air.misalnya aborsi janjang (Prihutami, 2011).

Curah hujan rendah juga menyebabkan cekaman kekeringan sehingga dalam mempertahankan kandungan air, terjadi penutupan stomata pada siang hari

(25)

yang pada akhirnya berpengaruh pula pada fotosintesis dan transpirasi yang mengakibatkan terjadinya aborsi bunga betina dan menunda pembukaan daun muda (pupus) atau dengan kata lain terjadi pengurangan bunga betina, penurunan produksi pada musim kering juga disebabkan gugurnya tandan bunga yang telah mekar dan berpengaruh terhadap pembentukan jenis kelamin bunga (Manalu, 2008).

Hujan merupakan sumber air utama di perkebunan kelapa sawit. Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah 2.500–3.000 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun, tidak terdapat bulan kering berkepanjangan dengan curah hujan di bawah 120 mm dan tidak terdapat bulan basah dengan hari hujan lebih dari 20 hari (Hadi, 2004).

Pola curah hujan tahunan mempengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit, curah hujan yang tinggi dapat menghambat kegiatan panen karena rusaknya sarana transportasi dan kesulitan pemanen dalam pengumpulan berondolan karena bercampur dengan tanah. Curah hujan yang tinggi mendorong peningkatan pembentukan bunga, tetapi menghambat terjadinya penyerbukan karena serbuk sari hilang terbawa aliran air dan serangga penyerbuk tidak keluar dari sarangnya dan juga kegagalan matang tandan pada bunga yang telah mengalami anthesis. Proses pematangan buah dipengaruhi keadaan curah hujan, bila curah hujan tinggi buah kelapa sawit cepat memberondol (PPKS, 2006).

Umur Tanaman

Tinggi rendahnya produktivitas tanaman kelapa sawit di suatu kebun dipengaruhi oleh komposisi umur tanaman yang ada di kebun tersebut. Semakin luas komposisi umur tanaman remaja dan tanaman tua.semakin rendah pula

(26)

produktivitas per hektarnya. Komposisi umur tanaman berubah setiap tahunnya sehingga juga berpengaruh terhadap pencapaian produksi per hektar per tahunnya (Risza, 2009).

Umur tanaman berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman kelapa sawit. Peran umur tanaman jika ditinjau dari pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa sawit yaitu berpengaruh dalam pembentukan pelepah yakni jumlah pelepah.panjang pelepah.dan jumlah anak daun. Tanaman yang berumur tua jumlah pelepah dan anak daun yang dihasilkan lebih banyak.Pelepah yang terbentuk juga lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih muda. Ini berkolerasi positif terhadap ketersediaan makanan bagi tanaman karena pelepah berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Peran umur tanaman jika ditinjau dari pertumbuhan generatif yakni berpengaruh terhadap organ reproduksi tanaman yaitu dalam proses pembentukan dan perkembangan buah. Kelapa sawit yang memiliki komposisi umur tanam muda akan memiliki jumlah janjang yang lebih banyak tetapi berat janjang yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang memiliki komposisi umur tanaman yang lebih tua. Kondisi ini berpengaruh pada BJR kebun yang berpengaruh terhadap pencapaian produksi TBS yang diharapkan (Prihutami, 2011).

Drajat (2004) dalam penelitiannya mengatakan bahwa umur tanaman mempengaruhi kualitas rendemen TBS. yang pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap harga TBS. Kualitas rendemen TBS dikatakan tinggi ketika tanaman berumur pada selang waktu 7 hingga 22 tahun.sehingga perkiraan harga TBS lebih tinggi. Tetapi kualitas rendemen TBS masih rendah pada selang umur

(27)

tanaman 3 sampai 6 tahun dan 23 sampai 25 tahun.sehingga perkiraan harga TBS lebih rendah.

Tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit akan meningkat secara tajam dari umur 3–7 tahun (periode tanaman muda. young), mencapai tingkat produksi maksimal pada umur sekitar 15 tahun (periode tanaman remaja. prime) dan mulai menurun secara gradual pada periode tanaman tua sampai saat menjelang peremajaan (replanting) (Pahan, 2008). Lubis (1992) menyatakan bahwa produktivitas maksimal tanaman kelapa sawit dapat dicapai ketika tanaman berumur 7 –11 tahun.

Tanaman kelapa sawit dengan umur produktif atau umur ekonomis (< 25 tahun) mencapai produksi optimum dengan jumlah TBS yang dihasikan banyak dan berat janjang yang dihasilkan juga cukup tinggi sehingga berpengaruh kepada pencapaian produksi TBS per hektarnya yang tinggi pula. Tanaman yang melebihi dari umur ekonomisnya mengharuskan untuk segera dilakukan peremajaan.yaitu dengan mengganti tanaman kelapa sawit yang sudah tua dengan tanaman yang baru agar kestabilan produksi TBS suatu kebun tetap terjaga (Prihutami, 2011).

Menurut Sunarko (2007) jumlah bunga betina pada tanaman muda lebih banyak sehingga buah yang dihasilkan lebih banyak.tetapi bobot yang dihasilkan hanya mencapai kurang 10-15 kg. Kondisi seperti ini menyebabkan produktivitas tanaman rendah. Tanaman tua memiliki bobot tandan lebih berat dibandingkan tanaman muda. Berat janjang Rata-Rata (BJR) akan sama untuk setiap tahunnya saat tanaman berumur lebih dari 10 tahun.

Sunarko (2007) membagi penagaruh umur tanaman kelapa sawit terhadap berat janjang rata-rata (BJR). Antara lain, umur 3 tahun memiliki BJR 3-4 kg;

(28)

umur 4 tahun memiliki BJR 4-5 kg; umur 5 tahun memiliki BJR 6-7 kg; umur 6-7 tahun memiliki BJR 8-9 kg; 8-9 tahun memiliki BJR 10-11 kg; umur 10 tahun memiliki BJR > 12 kg

Hubungan Curah Hujan, Hari Hujan dan Umur Tanaman Terhadap Produktivitas Kelapa Sawit

Berdasarkan penelitian Yunita (2010) yang menyatakan bahwa penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit kebun Sei Lala PT Tunggal Perkasa Plantations Indragiri Hulu Riau.dipengaruhi oleh curah hujan. Produktivitas tanaman kelapa sawit terbesar diperoleh saat curah hujan terbesar pula (curah hujan > 100 mm/bulan).Akan tetapi pada curah hujan 60–100 mm/bulan produktivitas tanaman kelapa sawit yang dihasilkan lebih kecil daripada produktivitas tanaman pada curah hujan < 60 mm/bulan.

Berdasarkan penelitian Pasaribu dkk, (2012) di perkebunan kelapa sawit di PPKS sub unit Kalianta Kabun Riau.besar kecilnya curah hujan sangat mempengaruhi nilai lolosan tajuk dan aliran batang serta intersepsi yang terjadi setiap bulannya. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa lolosan tajuk pada tegakan kelapa sawit cukup tinggi di wilayah ini. Pada bulan Desember 2009 nilai lolosan tajuk mencapai 353.9 mm. Tingginya nilai lolosan tajuk pada bulan ini dikarenakan oleh tingginya curah hujan pada bulan tersebut. Sebaliknya pada bulan Juni 2011 memiliki curah hujan yang rendah sehingga perolehan nilai olosan tajuk pada bulan ini hanya sebesar 2.2 mm. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah di atas 2000 mm dan merata sepanjang tahun. Hujan yang tidak turun selama 3 bulan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan turun (anak daun atau janur tidak dapat memecah). Hujan yang lama tidak turun juga banyak berpengaruh

(29)

terhadap produksi buah.karena buah yang sudah cukup umur tidak mau masak (brondol) sampai hujan turun.

Berdasarkan penelitian Prihutami (2011) di Sungai Bahaur Estate Kalimantan Tengah.yang menyatakan bahwa umur tanaman memiliki peranan yang sangat penting terhadap produksi TBS kelapa sawit. Hasil analisis menunjukkan umur tanaman 7-11 tahun memberikan pengaruh terbaik terhadap produksi TBS. Tanaman kelapa sawit pada umur 7-11 tahun dapat mencapai produksi optimum dengan jumlah TBS yang dihasikan banyak dan berat janjang yang dihasilkan juga cukup tinggi sehingga berpengaruh kepada pencapaian produksi TBS per hektarnya yang tinggi pula.

Produksi tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh besarnya curah hujan yang terjadi. Besarnya curah hujan yang terjadi pada saat ini akan mempengaruhi besarnya produksi tanaman kelapa sawit pada beberapa waktu ke depan karena berhubungan dengan proses pembungaan dan pematangan buah pada tanaman kelapa sawit. Faktor curah hujan terhadap produksi TBS berpengaruh dalam hal penyerapan unsur hara oleh akar.membantu perkembangan bunga betina.membantu kemasakan buah menjadi lebih sempurna dan berpengaruh terhadap berat janjang (Manalu, 2008).

Hubungan curah hujan.hari hujan dan produksi ini hanya berlangsung pada saat tanaman kelapa sawit mengalami proses penyerbukan. Apabila pada saat tanaman kelapa sawit mengalami proses penyerbukan. jumlah hari hujan yang tinggi dapat mempengaruhi penyerbukan pada tahun ke depannya karena bunga pada penyerbukan tersebut tidak menjadi buah yang menyebabkan bakal buah gugur (Purba, 2006).

(30)

Berdasarkan penelitian Simanjuntak (2013) di PT. PP London Sumatra Indonesia.Tbk kebun Begerpang Estate. Provinsi Sumatera Utara.yang menyatakan bahwa curah hujan dan hari hujan berpengaruh signifikan terhadap produksi TBS pada tanaman berumur 5tahun. Hal ini diduga disebabkan oleh produksi TBS dipengaruhi oleh besarnya curah hujan yang terjadi. Besarnya curah hujan yang terjadi pada saat ini akan mempengaruhi besarnya produksi tanaman kelapasawitpada beberapa waktu ke depan karena berhubungan dengan proses pembungaan dan pematangan buah pada tanaman kelapa sawit. Peningkatan curah hujan yang merata setiap tahun dapat menaikkan produksi karena buah merah semakin cepat memberondol dan mendorong pembentukan bunga selanjutnya.

Tanda-tanda tanaman kelapa sawit yang mengalami cekaman kekeringan adalah pertumbuhan vegetative tanaman terganggu meliputi pupus daun muda tidak membuka dan membentuk tombak.pelepah daun tua sengkleh dan mengering. Cekaman kekeringan sebagai dampak El Niño dapat menyebabkan penurunan produktivitas kelapa sawit.Hal ini dikarenakan terganggunya perkembangan bunga.mulai dari inisiasi perbedaan bunga sampai pematangan buah. Penurunan produktivitas terjadi sampai 2-3 tahun setelah kekeringan.besarnya penurunan produktivitas tergantung pada cekaman kekeringan yang terjadi (Siregar, 2015).

(31)

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT.Socfin Indonesia Kebun Aek Loba, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara mulai bulan Juli sampai dengan Oktober 2017

Metode Penelitian

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif (descriptive analysis). Data dikumpulkan, disusun dan di analisis dengan mengunakan analisis linier regresi berganda dan korelasi. Alat bantu yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah SPSS.v.22 (Statistical Package of Social Science) for windows.

Teknik analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh fungsional antar variabel terikat dan variabel bebas.dan analisis korelasi berguna untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara variabel bebas dan terikat serta hubungan antar variabel komponen produktivitas. Variabel tidak bebas adalah varibel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas dan dinotasikan dengan Y. Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah produktivitas TBS kelapa sawi, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel tidak bebas dan dinotasikan dengan X. Variabel bebas pada penelitian ini adalah curah hujan dan hari hujan bulanan. Pengaruh fungsional variabel curah hujan dan hari hujan bulanan terhadap produktivitas TBS yang dianalisa dengan fungsi matematis sebagai berikut :

Y = 𝑎𝑎 + 𝑏𝑏1𝑋𝑋1+ 𝑏𝑏2𝑋𝑋2+ ε

(32)

Keterangan :

Y : produktivitas TBS

a : intersep dan garis pada sumbu Y b : koefisien regresi linier

𝑋𝑋1 : curah hujan bulanan 𝑋𝑋2 : hari hujan bulanan ε : error

Peubah Amatan

Peubah amatan yang diamati adalah data sekunder dari PT. Socfin Indonesia. Kebun Aek Loba, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara

Produktivitas Tandan Buah Segar ( ton/ha )

Data produktivitas tandan buah segar (ton/bulan) yang digunakan berdasarkan data produktivitas kelapa sawit bulanan selama 3 tahun yaitu tahun 2014, 2015, 2016. Data produktivitas berdasarkan umur tanaman 7. 15. 19 tahun di lapangan yaitu pada tahun tanam 2007, 2008, 2009 (umur 7 tahun); tahun tanam 1999, 2000, 2001 (umur 15 tahun); tahun tanam 1995, 1996, 1997 (umur 5 tahun). Data produktivitas kelapa sawit dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan analisis korelasi.

Produktivitas kelapa sawit ditentukan oleh beberapa komponen.

Komponen tersebut memberikan pengaruh terhadap produktivitas yang dihasilkan kebun. Berdasarkan ketersediaan data di kebun, maka data komponen yang digunakan yaitu data komponen jumlah janjang, berat janjang rata-rata (BJR), jumlah pokok produktif. Komponen produktivitas ini dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi.

(33)

Curah Hujan (mm/bulan)

Data curah hujan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengukuran curah hujan bulanan selama 3 tahun yakni 2014, 2015, 2016. Data diperoleh dari PT. Socfin Indonesia. Kebun Aek Loba, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara.

Hari Hujan (Hari/bulan)

Data hari hujan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang di dapatkan dengan cara menjumlahkan hari dimana turunnya hujan setiap bulannya selama tiga tahun yakni 2014, 2015, 2016. Data diperoleh dari PT. Socfin Indonesia. Kebun Aek Loba, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara.

(34)

PELAKSANAAN PENELITIAN Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan menelusuri dan mempelajari studi pustaka yang berkaitan dengan curah hujan, hari hujan, umur tanaman dan produktivitas kelapa sawit.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer yang digunakan untuk kebutuhan penelitian dan di dapat kan dari studi kepustakaan di kantor. Data primer untuk analisis disesuaikan dengan kelengkapan data pada administrasi kebun. Data primer untuk laporan umum meliputi keadaan umum perusahaan, letak geografis, keadaan tanah dan iklim, luas tata guna kebun, keadaan produktivitas dan produktivitas tanaman.

Data primer untuk keperluan analisis ini diambil data bulanan selama 3 tahun yakni pada tahun 2014, 2015, 2016 meliputi data curah hujan, data hari hujan, data produktivitas berdasarkan umur tahun tanam di lapangan.

Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Regresi linear berganda berguna untuk menghitung besarnya pengaruh hubungan dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas. Analisis korelasi berguna untuk melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dan terikat. Pengolahan data dibantu dengan software SPSS.v.22 for windows.

Analisis data bersifat deskriptif dengan menggunakan bantuan statistik untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis data

(35)

dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan data. Data yang telah diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan bulanan yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit dan hubungan kedua variabel bebas dan terikat pada tanaman berumur 7, 15 dan 19 tahun berdasarkan data yang diperoleh dari administrasi kebun.

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, untuk menguji hipotesis digunakan Uji–T (parsial), Uji–F (serempak) dan R2. Uji hipotesis menggunakan uji dua arah dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan model persamaan berikut ini:

Y = a + b1x1 + b2x2 + Ɛ

Model yang digunakan dalam membuat suatu persamaan regresi linier berganda ini, dapat terjadi beberapa keadaan yang dapat menyebabkan estimasi koefisien regresi tidak lagi menjadi penduga koefisien tak bias terbaik, sehingga diperlukan beberapa asumsi mendasar yang perlu diperhatikan dengan melakukan uji asumsi klasik.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik berguna untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak.Kelayakan model regresi dapat terlihat dari data yang dihasilkan terdistribusi normal, dan tidak terdapat multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dalam model yang digunakan.

Jika keseluruhan syarat tersebut terpenuhi berarti model analisis telah layak digunakan.

(36)

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel tidak bebas dan variabel bebas memiliki data yang terdistribusi normal atau tidak.Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai ekstrim yang nantinya dapat mengganggu hasil data penelitian.Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji one sample Kolmogorov – Sminov dengan menggunakan taraf signifikan 0.05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikan dan nilai uji one sample Kolmogorov – Sminov lebih besar dari 5%

atau 0.05.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas atau biasa disebut homoskedastisitas.Metode pengujian yang digunakan adalah uji Glejser.Uji glejser dilakukan dalam meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya.Jika nilai β signifikan maka mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas dalam model.

Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan

(37)

nilai tolerance pada model regresi.Model regresi yang baik ialah yang terjadi multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson.Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika d lebih kecil dari -2 maka diindikasikan terdapat autokorelasi positif.

2. Jika d terletak antara -2 sampai 2, maka diindikasikan tidak ada autokorelasi.

3. Jika d lebih besar dari 2, maka diindikasikan adanya autokorelasi negatif.

(Qudratullah, 2012).

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, untuk menguji hipotesis digunakan analisis regresi linear berganda (dilihat dari signifikan Uji-T (parsial), Uji-F (serempak) dan R2) dan korelasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada hasil analisis yang dilakukan apakah diterima atau ditolak.Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji dua arah dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%. Nilai koefisien determinasi (R2

Hipotesis yang diajukan dalam analisis ini ialah:

) digunakan untuk melihat besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap nilai variabel terikat.Hasil perhitungan dari persamaan regresi linear berganda diuji pengaruh masing-masing variabel bebas secara individu menggunakan uji-T.

(38)

H0: bi = 0 H1: bi ≠ 0,

bi = koefisien regresi variabel ke-i

Pengambilan keputusan untuk melihat apakah hipotesis (H0) diterima atau ditolak.H0 ditolak membuktikan bahwa variabel bebas yang digunakan berpengaruh nyata terhadap produktivitas TBS

Tabel 1. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi

Nilai R Interprestasi 0,00 Tidak Ada Korelasi

0,01-0,20 Sangat lemah

0,21-0,40 Lemah

0,41-0,60 Agak lemah

0,61-0,80 Cukup

0,81-0,99 Kuat

1,00 Sangat Kuat

Sumber: Husain dan Setiadi, 1995 Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan untuk meringkas pengolahan data yang telah dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.Kesimpulan dapat menjelaskan kebenaran dari hipotesis yang telah dibuat apakah diterima atau ditolak.

(39)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data produktivitas TBS (ton/ha) pada tahun 2014,2015,2016, data curah hujan (mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) pada tahun 2014-2016 dari kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba pada tanaman berumur 7, 15 dan 19 tahun dapat dilihat secara berturut-turut pada Tabel 2 – 4 (Lampiran 1); Tabel 5-7 (Lampiran 5).

Produktivitas TBS (ton/ha)

Data produktivitas TBS (ton/ha) pada tahun 2014, 2015 dan 2016 dari kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba. Pada tanaman berumur 7, 15 dan 19 dapat dilihat pada Tabel 2, 3 dan 4 (lampiran1)

Tabel 2. Rataan produktivitas TBS pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016)

Bulan Tahun

Rataan

2014 2015 2016

---ton/ha---

Januari 2,1797 1,53768 1,53183 1,749737

Februari 1,88921 1,33004 1,44125 1,5535

Maret 1,59051 1,55968 1,74126 1,630483

April 1,94771 1,88171 1,46726 1,76556

Mei 1,84382 2,52065 1,58998 1,984817

Juni 2,36177 2,40691 1,73168 2,166787

Juli 1,6898 3,01335 2,12575 2,2763

Agustus 2,66854 2,9824 2,0247 2,558547

September 2,09361 2,63362 2,84909 2,52544

Oktober 1,77383 2,36738 2,937 2,359403

November 1,74956 1,83218 2,20352 1,92842

Desember 1,72009 1,94293 2,78636 2,149793

Total 23,50815 26,00853 24,42968 24,6488

Tabel 2 dapat dilihat bahwa rataan produktivitas TBS tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun terdapat pada bulan Agustus sebesar 2,558547 ton/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,5535

(40)

ton/ha. Grafik perkembangan produktivitas TBS (ton/Ha) pada tahun 2014-2016 pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2013-2016) disajikan pada

Gambar 1.

Gambar 1. Grafik perkembangan produktivitas TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016)

Gambar 1 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 2,66854 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 1,59051 ton/ha. Pada tahun 2015, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Juli sebesar 3,01335 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,33004 ton/ha. Pada tahun 2016, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan oktober sebesar 2,937 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,44125 ton/ha.

Berikut ini data produktivitas TBS (ton/ha) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) di kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba.

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Produktivitas ton/ha

Bulan

2014 2015 2016

(41)

Tabel 3. Rataan produktivitas TBS pada tanaman berumur 15 tahun selama 3 tahun (2014-2016)

Bulan Tahun

Rataan

2014 2015 2016

---ton/ha---

Januari 1,9696 1,53849 1,81308 1,773723

Februari 1,99786 1,6038 1,96833 1,856663

Maret 1,93411 1,74434 1,84265 1,840367

April 2,58398 2,43555 2,28257 2,434033

Mei 2,29598 2,83737 2,46237 2,531907

Juni 2,88661 2,81861 2,00651 2,570577

Juli 2,42655 3,18144 2,06343 2,55714

Agustus 3,04289 3,22794 1,87816 2,71633

September 2,60827 2,74775 2,29959 2,55187

Oktober 2,15222 2,78392 2,62383 2,51999

November 2,10458 2,03067 2,41699 2,18408

Desember 2,11475 2,02241 2,6843 2,27382

Total 28,1174 28,97229 26,34181 27,8105

Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan produktivitas tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun terdapat pada bulan Agustus sebesar 2,71633 ton/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 1,773723 ton/ha.

Gambar 2 dibawah dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 3,04289 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,93411 ton/ha. Pada tahun 2015, total produktivitas TBS tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 3,22794 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 1,53849 ton/ha. Pada tahun 2016, total produktivitas TBS tertinggi terdapat pada bulan Desember sebesar 2,6843 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 1,81308 ton/ha.

Grafik perkembangan produktivitas (ton/ha) pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun selama 3 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 2.

(42)

Gambar 2. Grafik perkembangan produktivitas pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun (2014-2016)

Berikut data rataan TBS (ton/ha) selama 3 tahun (2014-2016) dari kebun PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun.

Tabel 4. Rataan produktivitas TBS pada tanaman berumur 19 tahun selama 3 tahun(2014-2016)

Bulan Tahun

Rataan

2014 2015 2016

---ton/ha---

Januari 1,93902 1,75961 1,70797 1,8022

Februari 1,76916 1,42511 1,8842 1,692823

Maret 1,95407 1,63562 1,99584 1,861843

April 2,52483 2,58518 2,49499 2,535

Mei 2,52533 2,54607 2,41455 2,495317

Juni 2,62502 2,58104 2,46512 2,55706

Juli 2,17836 3,20269 2,28721 2,556087

Agustus 3,15937 2,69056 2,04418 2,63137

September 2,30971 2,58286 2,29722 2,396597

Oktober 2,21344 2,41209 2,39518 2,340237

November 1,95576 2,33724 1,95053 2,081177

Desember 2,1547 2,14009 2,43591 2,243567

Total 27,30877 27,89816 26,3729 27,19328

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Produktivitas (ton/ha)

Bulan

2014 2015 2016

(43)

Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan produktivitas TBS tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun terdapat pada bulan Agustus sebesar 2,63137 ton/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,692823 ton/ha.

Grafik perkembangan produktivitas (ton/ha) pada tanaman kelapa sawit berumur 16 tahun selama 3 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik perkembangan produktivitas TBS pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun (2014-2016)

Gambar 3 di atas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Agustus Agustus sebesar 3,15937 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,76916 ton/ha. Pada tahun 2015, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Juli sebesar 3,20269 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,42511 ton/ha. Pada tahun 2016, total produktivitas TBS tertinggi terdapat pada bulan April sebesar 2,49499 ton/ha dan total terendah

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Produktivitas (ton/ha)

Bulan

2014 2015 2016

(44)

Curah Hujan dan Hari Hujan

Data rataan curah hujan (mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 7, 15 dan 19 tahun selama 3 tahun (2014-2016) PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba, (Lampiran 5).

Berikut ini data curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) di kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba.

Tabel 5. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016)

Bulan Tahun

Rataan

2014 2015 2016

--- mm/bulan ---

Januari 105 280,5 73 152,83

Februari 22 63,5 204 42,75

Maret 8 38 37 23,00

April 133 105,5 58 119,25

Mei 143 444,5 300 293,75

Juni 134 130 107 132,00

Juli 124 117 158 120,50

Agustus 357 259 92 308,00

September 128 232,5 242 180,25

Oktober 269 87,5 174 178,25

November 200 219 402 209,50

Desember 264 40 185 152,00

Total 1887 2017 2032

Tabel 5 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun terdapat pada bulan Agustussebesar 308 mm/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 23mm/bulan.

Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tahun pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2013-2016) disajikan pada Gambar 4.

(45)

Gambar 4. Grafik perkembangan curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016)

Gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 357 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 8mm/bulan. Pada tahun 2015, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Mei sebesar 444,5 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 38 mm/bulan. Pada tahun 2016, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 402 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 37 mm/bulan.

Berikut ini data curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 15 tahun selama 3 tahun (2014-2016) di kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba.

Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun terdapat pada bulan Mei sebesar 306,06 mm/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 32,00 mm/bulan.

1000 200300 400500 600700 800900 1000

Curah Hujan (mm/bulan)

Bulan

2016 2015 2014

(46)

Tabel 6. Rataan curah hujan pada tanaman berumur 15 tahun selama 3 tahun (2014-2016)

Bulan Tahun

Rataan

2014 2015 2016

--- mm/bulan ---

Januari 88,67 294,00 55,00 145,89

Februari 49,67 82,33 248,00 126,67

Maret 44,33 45,67 6,00 32,00

April 122,00 139,33 25,00 95,44

Mei 152,33 459,33 306,50 306,06

Juni 162,67 125,33 136,50 141,50

Juli 136,33 112,00 160,00 136,11

Agustus 364,33 289,00 115,50 256,28

September 151,00 215,67 329,00 231,89

Oktober 290,33 86,67 206,00 194,33

November 209,67 218,67 262,50 230,28

Desember 234,00 42,67 258,50 178,39

Total 2005,33 2110,67 2108,50

Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun selama 3 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Grafik perkembangan curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun (2014-2016 )

Gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 15 tahun, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Agustus

50,000,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 450,00 500,00

Curah Hujan (mm/bulan)

Bulan

2014 2015 2016

(47)

sebesar 364,33 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 44,33 mm/bulan. Pada tahun 2015, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Januari sebesar 294,00 ton/ha dan total terendah terdapat pada bulan Desember sebesar 42,67 mm/bulan. Pada tahun 2016, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 329,00 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 6,00 mm/bulan.

Berikut data rataan curah hujan (mm/bulan) selama 3 tahun (2014-2016) dari kebun PT. Socfin Indonesia Kebun Aek Loba pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun.

Tabel 7. Rataan curah hujan pada tanaman berumur 19 tahun selama 3 tahun (2014-2016)

Bulan Tahun

Rataan

2014 2015 2016

--- mm/bulan ---

Januari 113,00 292,50 62,33 155,94

Februari 43,00 69,00 225,67 112,56

Maret 37,00 49,00 15,00 33,67

April 176,50 117,00 36,33 109,94

Mei 231,00 375,50 310,67 305,72

Juni 250,50 149,00 160,00 186,50

Juli 78,00 151,00 173,33 134,11

Agustus 410,00 185,50 106,00 233,83

September 131,50 187,00 353,33 223,94

Oktober 356,00 148,50 206,33 236,94

November 194,00 183,50 262,33 213,28

Desember 219,50 43,50 266,33 176,44

Total 2240,00 1951,00 2177,67

Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun terdapat pada bulan Mei sebesar 305,72 mm/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 33,67 mm/bulan.

Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun selama 3 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 6.

(48)

Gambar 6. Grafik perkembangan curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun (2014-2016)

Gambar 6 di atas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 19 tahun, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 410,00 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 37,00 mm/bulan. Pada tahun 2015, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Mei sebesar 375,50 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Desember sebesar 43,50 mm/bulan. Pada tahun 2016, total produktivitas TBS tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 353,33 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 15,00 mm/bulan.

Berikut ini data hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014-2016) di kebun PT. Socfin Indonesia kebun Aek Loba.

Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan curah hujan tertinggi pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun terdapat pada bulan November sebesar 15,17 hari/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 3,50 hari/bulan.

0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00 450,00

Curah hujan (mm/bulan)

Bulan

2014 2015 2016

(49)

Tabel 8. Rataan hari hujan pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2014- 2016)

Bulan Tahun

Rataan

2014 2015 2016

--- hari/bulan ---

Januari 8 10,5 7 8,50

Februari 2 4,5 8 4,83

Maret 2 5,5 3 3,50

April 7 8,5 4 6,50

Mei 9 13 12 11,33

Juni 7 6,5 7 6,83

Juli 5 7 9 7,00

Agustus 16 12 10 12,67

September 9 13,5 14 12,17

Oktober 15 8 14 12,33

November 11 16,5 18 15,17

Desember 14 5 12 10,33

Total 105 110,5 118

Grafik perkembangan hari hujan (hari/bulan) pada tahun pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016) disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik perkembangan hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun (2014-2016)

Gambar 7 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan Agustus

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Hari Hujan (Hari/bulan)

Bulan

2014 2015 2016

Gambar

Gambar 2. Grafik perkembangan produktivitas pada tanaman kelapa sawit  berumur 15 tahun (2014-2016)
Tabel  4  dapat dilihat bahwa rataan produktivitas TBS   tertinggi pada  tanaman  kelapa sawit  berumur 19  tahun terdapat pada bulan  Agustus  sebesar  2,63137 ton/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,692823  ton/ha
Gambar 4. Grafik perkembangan curah hujan pada tanaman kelapa sawit berumur  7 tahun (2014-2016)
Tabel 6. Rataan curah hujan  pada tanaman berumur 15  tahun selama  3 tahun  (2014-2016)  Bulan  Tahun  Rataan  2014  2015  2016  ------------------------------- mm/bulan ------------------------------  Januari  88,67  294,00  55,00  145,89  Februari  49,6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menunjuk Berita Acara Penjelasan ( Aanwijzing ) Nomor: BA-17/ULPD/WII.8/2017 tanggal 2 Mei 2017, dengan ini diumumkan bahwa telah diunggah Adendum Dokumen pekerjaan

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pelelangan Pekerjaan Pengadaan Mebel (Peralatan Fasilitas Perkantoran) Pada

Negara di kawasan Asia Tenggara yang dikenal sebagai lumbung padi adalah negara ….. Negara ini sering mengalami konflik menjadi salah satu negara termiskin di Asia,

Pekerjaan : Pengadaan Amplop Dinas, Blanko Surat Dinas, Map Dinas, Buku Agenda, dan Kertas HVS Tahun Anggaran

Dari 117 (seratus tujuh belas) peserta lelang yang mendaftar dan mengunduh Dokumen Pengadaan, 110 (seratus sepuluh) peserta tidak mengisi tabel kualifikasi dan

Those research questions arewhat kind of the functions of speech applied by the English teacher in classroom interaction at SMK Negeri 3 Banjarmasin, andwhat are

Dan juga perancangan di perusahaan, biasanya dari kabel jaringannya sudah diberi kode namun masih banyak juga kabel jaringan dari client lain yang masih blank atau tidak diberi

Untuk menghasilkan gambar tersebut diperlukan sebuah algoritma rekonstruksi, di dalam algoritma tersebut terdapat perhitungan matematika yaitu transformasi Fourier yang digunakan