• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data produktivitas kelapa sawit (kg/ha) pada tahun 2014, 2015, 2016, 2017 varietas PPKS, tahun 2014, 2015, 2016, 2017 varietas Socfindo, data curah hujan (mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) pada tahun 2013-2016 dari kebun PT.

Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir dapat dilihat secara berturut-turut pada tabel-tabel berikut.

Produktivitas Kelapa Sawit Varietas PPKS (kg/ha)

Data produktivitas kelapa sawit (kg/ha) pada tahun 2014, 2015, 2016, dan 2017 varietas PPKS dari kebun PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir dapat dilihat pada Tabel 2 (Lampiran 1).

Tabel 2. Rataan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS per tahun (2014-2017)

Bulan Tahun

Rataan

2014 2015 2016 2017

---kg/ha--- Januari 162.391 162.844 155.601 223.121 175.989 Februari 152.749 132.329 173.270 165.354 155.925 Maret 175.807 130.260 171.183 225.871 175.780 April 177.237 167.911 109.630 209.452 166.058

Mei 217.391 198.725 189.067 217.404 205.647

Juni 206.521 191.710 240.520 186.534 206.321 Juli 212.999 185.409 265.415 296.930 240.188 Agustus 199.637 265.473 297.136 323.146 271.348 September 228.496 276.146 342.758 316.398 290.950 Oktober 200.673 215.079 307.739 263.574 246.766 November 214.733 211.999 293.111 298.209 254.513 Desember 202.543 184.348 299.727 263.120 237.435 Total 2.351.177 2.322.234 2.845.158 2.989.113 2.626.920

Tabel 2 dapat dilihat bahwa rataan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 290.950 kg/ha dan rataan

perkembangan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS (kg/ha) pada tahun 2014-2017 disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik perkembangan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS per tahun (2014-2017).

Gambar 1 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 228.496 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 152. 749 kg/ha. Pada tahun 2015, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 276.146 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 130.260 kg/ha. Pada tahun 2016, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 342.758 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan Januari sebesar 155.601 kg/ha. Pada tahun 2017, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 323.146 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 165.354 kg/ha.

Curah Hujan dan Hari Hujan

Data rataan curah hujan (mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit selama 4 tahun (2013-2016) PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir, (Lampiran 3).

Berikut ini data curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit per tahun (2013-2016) PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir.

Tabel 3. Rataan curah hujan pada tanaman kelapa sawit per tahun (2013-2016)

Bulan Tahun mm/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 107 mm/bulan.

Grafik perkembangan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman kelapa sawit per tahun (2013-2016) disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik perkembangan curah hujan pada tanaman kelapa sawit per tahun (2013-2016).

Gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2013 pada tanaman kelapa sawit per tahun (2013-2016), total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Februari sebesar 392 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 67 mm/bulan. Pada tahun 2014, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 362 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 60 mm/bulan. Pada tahun 2015, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 350 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 77 mm/bulan. Pada tahun 2016, total curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Desember sebesar 547 mm/bulan dan total terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 61 mm/bulan.

Berikut ini data hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit per tahun (2013-2016) di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir (Lampiran 3).

Tabel 4. Rataan hari hujan pada tanaman kelapa sawit per tahun (2013-2016). hari/bulan dan rataan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 6 hari/bulan.

Grafik perkembangan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit per tahun (2013-2016) disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 dapat dilihat bahwa tahun 2013 pada tanaman kelapa sawit, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan Oktober sebesar 22 hari/bulan dan total hari hujan terendah terdapat pada bulan Maret dan Juni sebesar 6 hari/bulan. Pada tahun 2014, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November dan Desember sebesar 15 hari/bulan dan total hari hujan terendah terdapat pada bulan Februari, Maret, dan Juni sebesar 4 hari/bulan. Pada tahun 2015, total hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 17 hari/bulan dan total hari hujan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 6 hari/bulan. Pada tahun 2016, total

hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 20 hari/bulan dan total hari hujan terendah terdapat pada bulan Maret sebesar 3 hari/bulan.

Gambar 3. Grafik perkembangan hari hujan pada tanaman kelapa sawit per tahun (2013-2016).

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Varietas PPKS (2014-2017)

Data rataan produktivitas (kg/ha), curah hujan (mm/bulan), dan hari hujan (hari/bulan) dari kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Berangir, pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS.

Tabel 5 dapat dilihat bahwa total produktivitas pada tanaman kelapa sawit per tahun (2014-2017) sebesar 2.626.920 kg, total curah hujan per tahun (2013-2016) sebesar 2.818 mm dan total hari hujan sebanyak 132 hari.

Tabel 5. Rataan Produktivitas, Curah Hujan dan Hari Hujan pada tanaman Kelapa Sawit per tahun.

Bulan Rataan

Produktivitas Curah Hujan Hari Hujan ---kg/ha--- --mm/bulan-- --hari/bulan--

Januari 175.989 175 9

Februari 155.925 187 8

Maret 175.780 107 6

April 166.058 225 11

Mei 205.647 300 13

Juni 206.321 139 7

Juli 240.188 184 9

Agustus 271.348 210 11

September 290.950 234 12

Oktober 246.766 323 14

November 254.513 361 17

Desember 237.435 374 14

Total 2.626.920 2.818 132

Grafik perkembangan produktivitas (kg/ha), curah hujan (mm/bulan), dan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit per tahun (2014-2017) disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik hubungan produktivitas, curah hujan dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS per tahun (2014-2017).

Gambar 4 diatas dapat diketahui bahwa rataan produktivitas tertinggi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS per tahun (2014-2017) terdapat pada bulan September sebesar 290.950 kg/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 155.925 kg/ha. Rataan curah hujan tertinggi pada bulan Desember sebesar 374 mm/bulan dan terendah pada bulan Maret sebesar 107 mm/bulan. Rataan hari hujan tertinggi pada bulan November sebanyak 17 hari/bulan dan terendah pada bulan Maret sebanyak 6 hari/bulan.

Analisis Data

Analisis produktivitas TBS 2014, 2015, 2016, dan 2017 varietas PPKS di perkebunan kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi.

Analisis regresi linear berganda untuk mengetahui apakah variabel curah hujan dan hari hujan akan memberikan pengaruh terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS. Model yang digunakan untuk menganalisis produktivitas kelapa sawit adalah model analisis linear berganda. Analisis korelasi berguna untuk melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Alat bantu dengan menggunakan SPSS.v.22 for windows.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

Tabel 6. Nilai signifikansi uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 12

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 35.95423344

Most Extreme Differences Absolute .162

Positive .162

Negative -.080

Test Statistic .162

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Persyaratan uji normalitas adalah data berdistribusi normal.

Data di analisis dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov pada taraf uji 0,05.

Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig > α 0,05). Untuk persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov dan nilai signifikansi yaitu α = 0,200 yang berarti data berdistribusi normal.

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heterokedastisitas.

Metode pengujian yang digunakan ialah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika nilai β signifikan maka mengindikasikan terdapat heterokedastisitas dalam model.

Berikut disajikan uji heterokedastisitas menggunakan uji Glejser pada model persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai signifikansi pada uji heterokedastisitas pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017).

Model Variabel Sig.

1 Konstanta .386

Curah Hujan .296

Hari Hujan .597

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas di atas menunjukkan bahwa variabel curah hujan memiliki nilai signifikansi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun yaitu sebesar 0,296 sedangkan variabel hari hujan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,597. Variabel curah hujan dan hari hujan memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 dalam model ini sehingga memiliki sebaran varian yang sama (homogen). Dengan kata lain, tidak terdapat heterokedastisitas dalam model ini.

Model regresi yang memenuhi prasyarat adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1. Berikut disajikan nilai VIF dan Tolerance model regresi linear berganda pada produktivitas TBS varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir pada Tabel 8.

Tabel 8. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017).

Variabel Tolerance VIF

Curah Hujan .415 2.411

Hari Hujan .415 2.411

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas diatas diperoleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 untuk kedua variabel yang diuji dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam model persamaan

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson. Untuk model persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun di atas, diperoleh nilai Durbin Watson (d) ialah 0,927 berdasarkan kriteria pada uji autokorelasi, jika d (0,927) terletak antara dU (1,579) dan 4-dU (2,421), maka tidak terjadi autokorelasi; jika nilai d (0,927) lebih kecil dari dL (0,812) atau nilai d (0,927) lebih besar dari 4-dL (3,188), maka terjadi autokorelasi; jika nilai d (0,927) terletak antara dL (0,812) dan dU (1,579) atau nilai d (0,927) terletak antara 4-dU (2,421) dan 4-dL (3,188) maka tidak dapat disimpulkan. Dalam model regresi di atas maka nilai d terletak antara dL dan dU, artinya tidak dapat disimpulkan. Dari keempat uji asumsi klasik tersebut menyatakan bahwa persamaan regresi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) telah memenuhi syarat.

Tabel 9. Nilai Hitung Durbin Watson (d)

Model Durbin-Watson

1 0.927

Analisis Regresi Linear Berganda

Berikut disajikan nilai koefisien pada model persamaan regresi linier berganda pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017).

Model Koefisien

R R2 Adjusted R Square

1 .630a .397 .263

Pada tabel dapat diperoleh bahwa pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) nilai koefisien (R) sebesar 63,0%, koefisien determinasi (R2) sebesar 39,7%, dan koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted R2) sebesar 26,3%. Koefisien determinasi (R2) menandakan bahwa 39,7%

produktivitas kelapa sawit varietas PPKS dapat dijelaskan oleh variasi variabel curah hujan dan hari hujan yang terjadi dan sisanya sebesar 60,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) dapat dilihat dari uji t-parsial. Berikut disajikan uji t-parsial pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) pada tabel 11.

Tabel 11. Uji t-parsial pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017)

Peubah 4 tahun

t-hitung Sig.

Curah Hujan 1.109 .296tn

Hari Hujan 0.548 .597tn

Keterangan: tn = berpengaruh tidak nyata

Hasil uji t-parsial di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi variabel curah hujan pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) lebih besar dari 5% (Sig > α 0,05) yaitu 0,296 > 0,05, dan nilai t hitung < t tabel yaitu -1,109 < 2,18. Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95% (H0 terima). Dengan demikian, variabel curah hujan secara parsial berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit

Hasil uji t-parsial menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel hari hujan pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) lebih besar dari 5% (Sig > α 0,05) yaitu 0,296 > 0,05, dan nilai t hitung < t tabel yaitu 0,548 < 2,262. Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95% (H0 terima). Dengan demikian, variabel hari hujan secara parsial berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS.

Berikut disajikan analisis sidik ragam untuk uji serempak pada persamaan regresi linear berganda variabel curah hujan dan hari hujan dengan produktivitas pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) pada tabel 12.

Tabel 12. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017).

Produktivitas Sumber

Keterangan: tn = berbeda tidak nyata

Berdasarkan sidik ragam produktivitas di atas, pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017), diperoleh nilai F-hitung < F-tabel yaitu 2,966 < 4,26 dan nilai signifikansi pada uji ini lebih besar dari 5% (Sig α 0,05) yaitu 0,102 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa F hitung berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95% (H0 terima). Hal tersebut mengartikan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan dalam model regresi secara simultan (bersama-sama) berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit

varietas PPKS di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir selama 4 tahun (2014-2017).

Berikut disajikan hasil model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) pada Tabel 13.

Tabel 13. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017).

Produktivitas Variabel Koefisien regresi

4 Tahun

Konstanta 71,486

Curah Hujan 5,609

Hari Hujan 18,935

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibentuk persamaan regresi yang dihasilkan oleh variabel curah hujan dan hari hujan dalam memprediksi produktivitas kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun berikut ini:

Ŷ= 71,486 + 5,609(curah hujan) + 18,935(hari hujan) + €

Model persamaan selama 4 tahun dapat diartikan bahwa setiap peningkatan curah hujan sebesar satu satuan maka akan meningkatkan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS sebesar 5,609 satuan dan setiap peningkatan hari hujan sebesar satu satuan maka akan meningkatkan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS sebesar 18,935 satuan.

Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara variabel bebas dan terikat. Berikut disajikan inpretasi nilai R pada analisis korelasi pada Tabel 14.

Tabel 14. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi

Nilai R Interpretasi

Berikut disajikan data analisis korelasi antara produktivitas, curah hujan, dan hari hujan pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) pada tabel 15.

Tabel 15. Uji Analisis Korelasi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017).

Statistik Uji Variabel

Curah Hujan Hari Hujan Produktivitas R

Keterangan: ** = sangat berbeda nyata pada taraf uji 1%

tn = berbeda tidak nyata

Analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan memiliki keeratan yang cukup yaitu 0,792. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi lebih kecil dari 1% (Sig < α 0,01). Analisis korelasi pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan produktivitas memiliki keeratan yang agak lemah yaitu 0,587. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi lebih besar dari 5% (sig > α 0,05). Analisis korelasi pada

tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) menunjukkan bahwa variabel hari hujan dan produktivitas memiliki keeratan yang agak lemah yaitu 0,514. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi lebih besar dari 5% (sig > α 0,05).

Pengaruh Curah Hujan (mm) Terhadap Produktivitas Kelapa Sawit Varietas PPKS Selama 4 Tahun (2014-2017)

Menurut Barkhah (2012) curah hujan optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 2.000-3.000 mm per tahun. Hujan yang merata sepanjang tahun kurang baik karena pertumbuhan vegetative akan lebih dominan daripada pertumbuhan generatif. Sehingga bunga/buah yang terbentuk relatif lebih sedikit.

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien regresi curah hujan pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) memiliki tanda positif sebesar 5,609 satuan. Hal tersebut mengartikan bahwa setiap kenaikan satu milimeter curah hujan per bulan meningkatkan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS sebesar 5,609 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun, pengaruh curah hujan secara parsial berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi lebih besar dari 5% (Sig > 0,05) yaitu 0,296 > 0,05 dan nilai t hitung < t tabel yaitu 1,109 < 2,18.

Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa curah hujan secara statistik berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) di kebun Berangir. Hal ini disebabkan oleh cukupnya kebutuhan air dapat mempengaruhi optimalnya produktivitas kelapa sawit

sedangkan curah hujan yang terjadi pada kebun Berangir memiliki curah hujan 2.818 mm/tahun sehingga dalam memenuhi kebutuhan air pada perkebunan kelapa sawit dapat tercapai dan menyebabkan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS berpengaruh tidak nyata menurut Barkhah (2012) curah hujan yang optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 2.000-3.000 mm per tahun. Hujan yang merata sepanjang tahun kurang baik karena pertumbuhan vegetatif akan lebih dominan daripada pertumbuhan generatif. Sehingga secara statistik menunjukkan pengaruh tidak nyata pada α 5%. Karena kebutuhan air kelapa sawit terpenuhi sehingga tidak mempengaruhi dalam pencapaian produktivitas kelapa sawit varietas PPKS.

Pengaruh Hari Hujan terhadap Produktivitas Kelapa Sawit Varietas PPKS Selama 4 Tahun (2014-2017)

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien regresi hari hujan pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) memiliki tanda positif sebesar 18,935 satuan. Hal tersebut mengartikan bahwa setiap kenaikan satu hari hujan per bulan meningkatkan produktivitas kelapa sawit varietas PPKS sebesar 18,935 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun, pengaruh hari hujan secara parsial berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi lebih besar dari α 5% (0,597 > 0,05) dan nilai t hitung < t tabel yaitu 0,548 < 2,18.

Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa hari hujan secara statistik berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017) di Kebun Berangir. Hal ini dapat disebabkan oleh

hari hujan yang terjadi di kebun Berangir dimana memiliki hari hujan sebesar 132 hari dimana menurut Barkhah (2012) hari hujan yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit jumlahnya tidak lebih dari 180 hari per tahun. Hujan yang merata sepanjang tahun kurang baik karena pertumbuhan vegetatif akan lebih dominan daripada pertumbuhan generatif. Sehingga secara statistik menunjukkan pengaruh tidak nyata pada α 5%. Karena hari hujan yang terjadi di kebun Berangir masih dalam batas optimal dalam memenuhi kebutuhan kelapa sawit sehingga pada tanaman kelapa sawit tidak mempengaruhi kebun Berangir dalam pencapaian produktivitas kelapa sawit varietas PPKS.

Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produktivitas Kelapa Sawit Varietas PPKS Selama 4 Tahun (2014-2017)

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pada tanaman kelapa sawit varietas PPKS selama 4 tahun (2014-2017), diperoleh f hitung sebesar 2,966 lebih kecil dari nilai f tabel sebesar 4,26 dan nilai signifikansi pada uji f lebih besar dari α 5% (0,102 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa curah hujan dan hari hujan secara simultan berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas kelapa sawit varietas PPKS di kebun Berangir. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya faktor lain yang mendukung produksi tanaman seperti faktor iklim lain, bentuk wilayah, kondisi tanah, bahan tanam, dan teknik budidaya menurut PPKS (2006).

Umur tanaman, jumlah populasi tanaman per hektar, sistem pengawetan tanah, sistem penyerbukan, sistem koordinasi panen-angkut-olah, sistem pengamanan produksi, serta sistem premi panen juga berpengaruh terhadap produktivitas kelapa sawit menurut Risza (2009).

Produktivitas Kelapa Sawit Varietas Socfindo (kg/ha)

Data produktivitas kelapa sawit (kg/ha) pada tahun 2014, 2015, 2016, dan 2017 varietas Socfindo dari kebun PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Berangir dapat dilihat pada Tabel 16. Januari 124.702 125.135 114.511 167.472 132.955 Februari 111.570 104.939 127.391 149.101 123.250 Maret 131.248 116.050 134.357 199.982 145.409 April 113.604 143.935 101.797 191.496 137.708 Mei 144.571 178.267 148.875 199.065 167.695 Juni 140.473 143.421 173.058 147.039 150.998 Juli 148.699 163.454 165.900 207.342 171.349 Agustus 156.822 205.081 217.633 215.909 198.861 September 169.096 198.617 251.814 206.790 206.579 Oktober 151.886 162.264 236.612 197.949 187.178 November 162.106 149.089 226.488 211.712 187.349 Desember 142.557 130.647 257.075 186.726 179.251 Total 1.697.334 1.820.898 2.155.511 2.280.583 1.988.582

Tabel 16 dapat dilihat bahwa rataan produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 206.579 kg/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 123.250 kg/ha. Grafik perkembangan produktivitas kelapa sawit varietas Socfindo (kg/ha) pada tahun 2014-2017 disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 dibawah dapat dilihat bahwa tahun 2014 pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan September sebesar 169.096 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari

sebesar 111.570 kg/ha. Pada tahun 2015, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 205.081 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 104.939 kg/ha. Pada tahun 2016, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Desember sebesar 257.075 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan April sebesar 101.797 kg/ha. Pada tahun 2017, total produktivitas tertinggi terdapat pada bulan Agustus sebesar 215.909 kg/ha dan total terendah terdapat pada bulan Juni sebesar 147.039 kg/ha.

Gambar 5. Grafik perkembangan produktivitas kelapa sawit pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017)

Hubungan Curah Hujan dan Hari Hujan terhadap Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017)

Data rataan produktivitas (kg/ha), curah hujan (mm/bulan), dan hari hujan (hari/bulan) dari kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Berangir, pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun.

Tabel 17 dapat dilihat bahwa total produktivit as pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) sebesar 1.988.582 kg, total curah

hujan selama 4 tahun (2013-2016) sebesar 2.818 mm dan total hari hujan sebanyak 132 hari.

Tabel 17. Rataan Produktivitas, Curah Hujan dan Hari Hujan pada tanaman Kelapa Sawit varietas Socfindo selama 4 tahun.

Bulan Rataan

Produktivitas Curah Hujan Hari Hujan ---kg/ha--- --mm/bulan-- --hari/bulan--

Grafik perkembangan produktivitas (kg/ha), curah hujan (mm/bulan), dan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) disajikan pada Gambar 6.

Grafik perkembangan produktivitas (kg/ha), curah hujan (mm/bulan), dan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman kelapa sawit varietas Socfindo selama 4 tahun (2014-2017) disajikan pada Gambar 6.

Dokumen terkait