• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data produktivitas TBS (ton/ha), data jumlah janjang (janjang/ha) pada tahun 2017, 2018, 2019, curah hujan (mm/bulan) , hari hujan (hari/bulan), dan pupuk NPK, Mg pada tahun 2016, 2017,2018 dari PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge pada tanaman berumur 7, 10 dan 14 tahun dapat dilihat secara berturut-turut pada Tabel 1 – 3 ; Tabel 4-12.

Produktivitas TBS

Data produktivitas TBS (ton/ha) pada tahun 2017, 2018 dan 2019 dari kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge pada tanaman berumur 7, 10 dan 14 tahun dapat dilihat secara berturut-turut pada Tabel 1 – 3.

Berikut ini data produktivitas TBS (ton/ha) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge.

Tabel 1. Rataan produktivitas TBS (ton/ha) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Berikut ini data produktivitas TBS (ton/ha) pada tanaman berumur 10 tahunselama 3 tahun (2017-2019) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge.

Tabel 2. Rataan produktivitas TBS (ton/ha) pada tanaman berumur 10 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Bulan Tahun

Rataan 2017 2018 2019

Januari 1,16 1,56 2,02 1,58

Februari 1,13 1,49 1,90 1,51

Maret 1,16 1,55 2,06 1,59

April 1,04 1,59 2,00 1,54

Mei 1,01 1,92 2,20 1,71

Juni 1,16 1,66 1,90 1,57

Juli 1,40 1,79 2,18 1,79

Agustus 1,35 1,75 2,38 1,83

September 1,32 2,26 2,21 1,93

Oktober 1,23 2,06 2,19 1,83

November 1,23 2,07 2,03 1,78

Desember 1,42 2,36 2,22 2,00

Total 14,61 22,06 25,29

Berikut ini data produktivitas TBS (ton/ha) pada tanaman berumur 14 tahun selama 3 tahun (2017-2019) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge.

Tabel 3. Rataan produktivitas TBS (ton/ha) pada tanaman berumur 14 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Bulan Tahun

Rataan 2017 2018 2019

Januari 1,66 1,63 1,95 1,75

Februari 1,62 1,60 1,92 1,71

Maret 1,87 1,70 2,07 1,88

April 1,84 1,69 2,04 1,86

Mei 1,60 2,04 2,20 1,95

Juni 1,98 1,89 1,87 1,91

Juli 2,53 2,28 2,19 2,33

Agustus 2,60 2,11 2,39 2,37

September 2,55 2,77 2,21 2,51

Oktober 2,30 2,43 2,19 2,31

November 2,40 2,32 2,09 2,27

Desember 2,55 2,49 2,05 2,36

Total 25,5 24,95 25,17

Curah Hujan dan Hari Hujan

Data rataan curah hujan (mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7, 10 dan 14 tahun selama 3 tahun (2016-2018) PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge pada tanaman berumur 7, 10 dan 14 tahun dapat dilihat secara berturut-turut pada Tabel 4 – 9.

Berikut ini data curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2016-2018) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge.

Tabel 4. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3

Berikut ini data curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 10 tahun selama 3 tahun (2016-2018) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge.

Tabel 5. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 10 tahun selama 3 tahun (2016-2018).

Berikut ini data curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 14 tahun selama 3 tahun (2016-2018) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge.

Tabel 6. Rataan curah hujan (mm/bulan) pada tanaman berumur 14 tahun selama 3 tahun (2016-2018).

Bulan Tahun

Rataan

2016 2017 2018

Januari 169,00 327,00 332,00 276,00

Februari 287,00 235,00 231,00 251,00

Maret 287,00 335,00 234,00 285,33

April 149,00 215,00 124,00 162,67

Mei 363,00 317,00 134,00 271,33

Juni 173,00 208,00 136,00 172,33

Juli 380,00 234,00 223,00 279,00

Agustus 158,00 350,00 235,00 247,67

September 435,00 462,00 398,00 431,67

Oktober 243,00 575,00 440,00 419,33

November 366,00 597,00 414,00 459,00

Desember 267,00 298,00 354,00 306,33

Total 3277,00 4153,00 3255,00

Berikut ini data hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2016-2018) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge.

Tabel 7. Rataan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3

Berikut ini data hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 10 tahun selama 3 tahun (2016-2018) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge.

Tabel 8. Rataan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 10 tahun selama 3 tahun (2016-2018)

Berikut ini data hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 14 tahun selama 3 tahun (2016-2018) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge

Tabel 9. Rataan hari hujan (hari/bulan) pada tanaman berumur 14 tahun selama 3 tahun (2016-2018)

Data rataan jumlah janjang (janjang/ha) pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7, 10 dan 14 tahun selama 3 tahun (2017-2019) PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge pada tanaman berumur 7, 10 dan 14 tahun dapat dilihat secara berturut-turut pada Tabel 10 – 12.

Berikut ini data jumlah janjang (janjang/ha) pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge.

Tabel 10. Rataan jumlah janjang (janjang/ha) pada tanaman berumur 7 tahun tahun selama 3 tahun (2017-2019) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge

Tabel 11. Rataan jumlah janjang (janjang/ha) pada tanaman berumur 10 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Berikut ini data jumlah janjang (janjang/ha) pada tanaman berumur 14 tahun selama 3 tahun (2017-2019) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge

Tabel 12. Rataan jumlah janjang (janjang/ha) pada tanaman berumur 14 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Bulan Tahun

Rataan 2017 2018 2019

Januari 72,38 73,35 87,34 77,69

Februari 69,41 73,19 85,59 76,06

Maret 78,97 76,87 92,06 82,63

April 76,47 75,99 90,38 80,95

Mei 68,55 90,82 97,55 85,64

Juni 84,73 83,45 82,70 83,63

Juli 109,22 100,73 96,34 102,10

Agustus 110,62 92,49 104,77 102,63

September 107,58 120,96 96,57 108,37

Oktober 98,23 105,18 95,99 99,80

November 102,30 99,94 93,14 98,46

Desember 109,18 106,87 90,56 102,20

Total 1087,64 1099,84 1112,99

Hubungan Curah Hujan, Hari Hujan, dan Jumlah Janjang terhadap Produktivitas pada Tanaman Kelapa Sawit berumur 7 Tahun

Data rataan produktivitas (ton/ha) dan jumlah janjang (janjang/ha) selama 3 tahun (2017-2019). Data curah hujan (mm/bulan) dan hari hujan (hari/bulan) selama 3 tahun (2016-2018) dari kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun.

Tabel 13. Rataan Produktivitas, Curah Hujan dan Hari Hujan,Jumlah Janjang pada tanaman berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Bulan Rataan

Produktivitas Curah Hujan Hari Hujan Jumlah Janjang ---ton/ha--- --mm/bulan-- --hari/bulan-- --janjang/ha--

Januari 1,76 279,20 9,00 178,55 dan total jumlah janjang (2017-2019) sebesar 2226,49 janjang. Rataan produktivitas tertinggi pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019) terdapat pada bulan September sebesar 2,21 ton/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,74 ton/ha. Rataan curah hujan tertinggi pada bulan Oktober sebesar 483,20 mm/bulan dan terendah pada bulan April sebesar 180,80 mm. Rataan hari hujan tertinggi pada bulan November sebanyak 18,33 hari/bulan dan terendah Mei sebanyak 8,33 hari/bulan. Rataan jumlah janjang tertinggi pada bulan Juli sebbanyak 206,94 janjang/ha dan terendah Oktober sebanyak 170,28 janjang/ha.

Analisis Data

Analisis produktivitas TBS 2017, 2018, dan 2019 di perkebunan Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi. Analisis regresi linear berganda untuk mengetahui apakah variabel curah hujan , hari hujan dan jumlah janjang akan memberikan pengaruh terhadap produktivitas TBS . Model yang digunakan untuk menganalisis produktivitas TBS adalah model analisis linear berganda. Analisis korelasi berguna untuk melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dengan veriabel terikat. Alat bantu dengan menggunakan SPSS.v.22 for windows.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Persyaratan uji normalitas adalah data berdistribusi normal. Data di analisis dengan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov pada taraf uji 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig > α 0,05) (lampiran 22).

Tabel 14 .Nilai signifikansi uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

a. Test distribusi normal b. Perhitungan data

c. Koreksi signifikasi Liliefors d. Batas bawah signifikasi nyata.

Uji normalitas (lampiran 16) digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Persyaratan uji normalitas adalah data berdistribusi normal. Data di analisis dengan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov pada taraf uji 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig > α 0,05). Untuk persamaan regresi pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun diperoleh nilai Kolmogorov-Sminov dan nilai signikansi yaitu 0,200 yang berarti data telah terdistribusi normal.

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Metode pengujian yang yang digunakan ialah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika nilai ß signifikan maka

Unstandardized Residual

mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas dalam model. Berikut disajikan uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser pada model persamaan regresi linear berganda pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019) pada Tabel 15 (Lampiran 18).

Tabel 15. Nilai signifikansi pada uji heteroskedastisitas pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Umur Variabel Sig.

7 Tahun

Konstanta 0,930

Curah hujan 0,289

Hari hujan 0,235

Jumlah Janjang 0,293

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas di atas menunjukkan bahwa variabel curah hujan memiliki nilai signifikansi pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun yaitu sebesar 0,289 variabel hari hujan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,235 sedangkan variabel jumlah janjang memiliki nilai signifikansi sebesar 0,293. Variabel curah hujan, hari hujan, dan jumlah janjang memiliki nilai signifikansi di atas 0,01 dalam model ini sehingga memiliki sebaran varian yang sama (homogen). Dengan kata lain, tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model ini.

Model regresi yang memenuhi prasyarat adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai varian inflation factor (VIF) dan nilai Tolerance pada model regresi. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1. Berikut disajikan nilai VIF dan Tolerance model regresi linear berganda pada produktivitas TBS berumur 7 tahun selama 3 tahun

(2017-2019) di kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge pada Tabel 16 (Lampiran 12).

Tabel 16. Uji multikolinearitas nilai VIF dan Tolerance pada umur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Umur Variabel Tolerance VIF

7 Tahun

Curah Hujan

0,168 5,962

Hari Hujan

0,180 5,556

Jumlah Janjang

0,796 1,257

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas diperoleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 untuk ketiga variabel yang diuji dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam model persamaan regresi tersebut.

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson. Untuk model persamaan regresi pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun di atas, diperoleh nilai Durbin Watson (d) ialah 1,134 berdasarkan kriteria pada uji autokorelasi, jika d terletak antara -2 dan 2, maka tidak ada autokorelasi. Oleh karena itu, pada persamaan regresi pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun tidak ada autokorelasi. Dari keempat uji asumsi tersebut menyatakan bahwa persamaan regresi pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun telah memenuhi syarat (lampiran 20).

Tabel 17. Nilai Hitung Durbin Watson (d)

Umur Tanaman Nilai hitung Durbin Watson (d)

7 Tahun 1,134

10 Tahun 2,051

14 Tahun 2,448

Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk melihat kuat-lemahnya hubungan antara variable bebas dan terikat. Berikut disajikan inpretasi nilai R pada analisis korelasi pada Tabel 18.

Tabel 18. Interpretasi nilai R pada analisis korelasi

Nilai R Interprestasi

0,00 Tidak Ada Korelasi

0,01-0,20 Sangat lemah

0,21-0,40 Lemah

0,41-0,60 Agak lemah

0,61-0,80 Cukup

0,81-0,99 Kuat

1,00 Sangat Kuat

Berikut disajikan data analisis korelasi antara variabel produktivitas TBS, curah hujan, hari hujan, dan jumlah janjang pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019) pada Tabel 19 (Lampiran 13).

Tabel 19. Uji Analisis Korelasi pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Variabel Statistik Uji Variabel

Produktivitas Curah Hujan Hari Hujan Jumlah janjang

Produktivitas Korelasi 1 0,027 0,252 0,898**

Sig. 0,933 0,430 0,000

Curah Hujan Korelasi 0,027 1 0,889** -0,271

Sig. 0,933 0,000 0,395

Hari Hujan Korelasi 0,252 0,889** 1 -0,075

Sig. 0,430 0,000 0,817

Jumlah Janjang Korelasi 0,898** -0,271 -0,075 1

Sig. 0,000 0,395 0,817

Keterangan : ** = berbeda sangat nyata pada taraf uji 1%.

Hasil analisis korelasi di atas pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun menunjukan bahwa koefisien produktivitas dan curah hujan memiliki keeratan yang lemah 0,027. Koefisien produktivitas dan hari hujan memiliki keeratan yang lemah yaitu 0,252. Koefisien produktivitas dan jumlah janjang memiliki keeratan yang kuat yaitu 0,898. Koefisien curah hujan dan hari hujan memiliki keeratan yang kuat yaitu 0,889. Koefisisen curah hujan dan jumlah janjang memiliki keeratan yang sangat lemah yaitu -0,271. Koefisisen hari hujan dan jumlah janjang memiliki keeratan yang lemah yaitu -0,075. Angka koefisien positif yang menunjukan bahwa jika curah hujan, hari hujan dan jumlah janjang meningkat maka produktivitas akan meningkat dan jika curah hujan, hari hujan dan jumlah janjang menurun maka produktivitas juga akan menurun. Maka memiliki kesimpulan bahwa koefisien curah hujan, hari hujan dan jumlah janjang

memiliki pengaruh yang kuat dalam pencapaian produktivitas TBS. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansi lebih kecil dari α 1% (Sig <α 0,01) (lampiiran 14).

Analisis Regresi Linear Berganda

Berikut disajikan nilai koefisien pada model persamaan regresi linear berganda pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun

(2017-2019) di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge pada Tabel 20 (Lampiran 10).

Tabel 20. Nilai koefisien persamaan regresi linear berganda pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

R Adjusted R Std. Error of the

Model R Square Square Estimate

1 0,953a 0,908 0,874 0,05715

Pada Tabel dapat diperoleh bahwa pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun nilai koefisien (R) sebesar 95,3 %, koefisien determinasi (R2) sebesar 90,8

%, dan koefisien determinasi terkoreksi (Adjusted R2) sebesar 87,4 %. Koefisien determinasi (R2) menandakan bahwa 90,8 % produktivitas TBS dapat dijelaskan oleh variasi variabel curah hujan, hari hujan dan jumlah janjang yang terjadi dan sisanya sebesar 9,2 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model.

Pengaruh curah hujan, hari hujan dan jumlah janjang terhadap produktivitas TBS pada tanaman berumur 7 tahun dapat dilihat dari uji T-parsial.

Berikut disajikan uji T-parsial pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019) pada Tabel 21 (Lampiran 12).

Tabel 21. Uji T-parsial curah hujan dan hari hujan dengan produktivitas pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Peubah disimpulkan bahwa t hitung berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95% (H0 terima). Dengan demikian, variabel curah hujan secara parsial berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan produktivitas TBS.

Hasil uji t-parsial di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi variabel hari hujan pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2016-2018) lebih besar dari 5% (Sig > α 0,05) yaitu 0,186 > 0,05, dan nilai t hitung < t tabel yaitu 1,447 < 2,201. Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95% (H0 terima). Dengan demikian, variabel hari hujan secara parsial berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan produktivitas TBS.

Hasil uji t-parsial di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi variabel jumah janjang pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019) lebih kecil dari 5% (Sig < α 0,05) yaitu 0,000 < 0,05, dan nilai t hitung > t tabel yaitu 7,596 > 2,201. Maka dapat disimpulkan bahwa t hitung berpengaruh nyata

pada taraf kepercayaan 95% (H0 tolak). Dengan demikian, variabel jumlah janjang secara parsial berpengaruh nyata dalam meningkatkan produktivitas TBS.

Berikut disajikan analisis sidik ragam untuk uji serempak pada persamaan regresi linear berganda variabel curah hujan, hari hujan dan jumlah janjang dengan produktivitas pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019) pada Tabel 22 (Lampiran 7).

Tabel 22. Sidik ragam persamaan regresi linear berganda pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Umur Tanaman Sumber keragaman F-hitung Sig.

7 Tahun Regresi 26,446 0,000n

Keterangan: n = berbeda nyata

Berdasarkan sidik ragam produktivitas di atas, pada tanaman kelapa sawit berumur 7 tahun selama 3 tahun (2017-2019), diperoleh F tabel sebesar 4,066 dimana nilai F-hitung > F-tabel yaitu 26,446 < 4,066 dan nilai signifikansi pada uji ini lebih kecil dari 5% (Sig α 0,05) yaitu 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa F hitung berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% (H0 tolak). Hal tersebut mengartikan bahwa variabel curah hujan, hari hujan dan jumlah janjang dalam model regresi secara simultan (bersama-sama) berpengaruh nyata terhadap produktivitas kelapa sawit berumur 7 tahun di PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Pasir Mandoge selama 3 tahun (2017-2019).

Berikut disajikan hasil model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun (2017-2019) pada Tabel 23 (Lampiran 12).

Tabel 23. Model pengujian analisis regresi linear berganda pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun (2017-2019)

Umur Variabel Koefisien regresi Sig.

Konstanta -0,531 0,398

7 Tahun Curah hujan -0,060 0,851

Hari hujan 0,572 0,186

Jumlah Janjang 0,011 0,000

Keterangan: tn = tidak berbeda nyata

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibentuk persamaan regresi yang dihasilkan oleh variabel curah hujan, hari hujan dan jumlah janjang dalam memprediksi produktivitas TBS pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun berikut ini:

Ŷ= -0,531 - 0,060 curah hujan + 0,572 hari hujan + 0,011 jumlah janjang + ɛ Model persamaan untuk umur 7 tahun dapat diartikan bahwa berkurangnya 0,060 satuan curah hujan akan mengurangi 0,060 produktivitas kelapa sawit, bertambahnya 0,572 satuan hari hujan akan bertambah 0,572 produktivitas kelapa sawit dan bertambahnya 0,011 satuan janjang kelapa sawit akan bertambah 0,011 produktivitas kelapa sawit

Pengaruh Curah Hujan terhadap Produktivitas TBS pada Tanaman Kelapa sawit berumur 7 Tahun

Hadi (2004) curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman Kelapa Sawit adalah 2.500 – 3.000 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun serta tidak terdapat 7 bulan kering berkepanjangan dengan curah hujan di bawah 120 mm dan tidak terdapat bulan basah dengan hujan lebih dari 20 hari.

Hasil analisa regresi menunjukan bahwa curah hujan secara statistic berpengaruh nyata terhadap produktivitas TBS berumur 7 tahun di kebun Pasir

Mandoge. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dapat mempengaruhi optimalnya produktivitas TBS dan curah hujan yang terjadi pada kebun Pasir Mandoge memiliki curah hujan sebesar 3553,00 mm/tahun. Tipe iklim di kebun Pasir mandoge yaitu tipe iklim A artinya lahan sangat basah (dapat dilihat pada lampiran 2), meskipun curah hujan relatif tinggi tetapi lebih banyak terjadi sore hingga malam dan perawanan kurang, maka intensitas matahari bisa cukup untuk mendukung fotosintesa yang tinggi hal ini sesuai literatur Barkhah (2012) menyatakan bahwa hujan yang merata sepanjang tahun kurang baik karena pertumbuhan vegetatif akan lebih dominan daripada pertumbuhan generatif.

Sehingga bunga/buah yang terbentuk relatif lebih sedikit.

Pengaruh Hari Hujan terhadap Produktivitas TBS pada Tanaman Kelapa Sawit berumur 7 Tahun

Hasil analisa regresi menunjukan bahwa hari hujan secara statistik berpengaruh nyata terhadap produktivitas TBS berumur 7 tahun di kebun Pasir Mandoge. Hal ini dapat disebabkan oleh hari hujan yang terjadi di kebun Pasir Mandoge memiliki hari hujan sebesar 135,6 hari per tahun, menurut Barkhah (2012) hari hujan yang dibutuhkan oleh tanaman Kelapa Sawit jumlahnya tidak lebih dari 180 hari per tahun. Hujan yang merata sepanjang tahun kurang baik karena pertumbuhan vegetatif akan lebih dominan daripada pertumbuhan generatif. Hari hujan yang terjadi di kebun Pasir Mandoge masih dalam batas optimal dalam memenuhi kebutuhan Kelapa Sawit sehingga pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun hari hujan yang terjadi tidak mempengaruhi kebun Pasir Mandoge dalam pencapaian produktivitas Kelapa Sawit.

Pengaruh Jumlah Janjang terhadap Produktivitas TBS pada Tanaman Kelapa Sawit berumur 7 Tahun

Hasil analisa regresi menunjukan bahwa jumlah janjang secara statistik berpengaruh nyata terhadap produktivitas TBS berumur 7 tahun di kebun Pasir Mandoge. Hal ini dapat disebabkan oleh jumlah janjang yang terjadi di kebun Pasir Mandoge memiliki jumlah janjang sebesar 2226,5 janjang per tahun menurut Prihutami (2011) terdapat hubungan yang signifikan antara komponen jumlah bunga betina per pohon dengan jumlah janjang per pohon. Produksi TBS tidak terlepas dari komponen-komponen produksi yang mempengaruhinya sehingga pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun jumlah janjang mempengaruhi kebun Pasir Mandoge dalam pencapaian produktivitas Kelapa Sawit.

Pengaruh Curah Hujan, Hari Hujan dan Jumlah Janjang terhadap Produktivitas TBS pada Tanaman Kelapa Sawit berumur 7 Tahun

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun , curah hujan, hari hujan, dan jumlah janjang secara simultan berpengaruh nyata terhadap produktivitas TBS. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya faktor tanaman dan faktor budidaya tanaman Kelapa Sawit. Hal ini sesuai literatur Prihutami (2011) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komponen jumlah bunga betina per pohon dengan jumlah janjang per pohon dalam meningkatkan produktivitas Kelapa Sawit. di kebun Pasir Mandoge.

Hasil analisis korelasi pada tanaman Kelapa Sawit berumur 7 tahun menunjukan bahwa koefisien produktivitas dan curah hujan memiliki keeratan yang lemah 0,027. Koefisien produktivitas dan hari hujan memiliki keeratan yang

lemah yaitu 0,252. Koefisien produktivitas dan jumlah janjang memiliki keeratan yang kuat yaitu 0,898. Koefisien curah hujan dan hari hujan memiliki keeratan yang kuat yaitu 0,889. Koefisisen curah hujan dan jumlah janjang memiliki keeratan yang sangat lemah yaitu -0,271. Koefisisen hari hujan dan jumlah janjang memiliki keeratan yang lemah yaitu -0,075. Angka koefisien positif yang menunjukan bahwa jika curah hujan, hari hujan dan jumlah janjang meningkat maka produktivitas akan meningkat dan jika curah hujan, hari hujan dan jumlah janjang menurun maka produktivitas juga akan menurun. Maka memiliki kesimpulan bahwa koefisien curah hujan, hari hujan dan jumlah janjang memiliki pengaruh yang kuat dalam pencapaian produktivitas TBS.

Hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien regresi curah hujan memiliki tanda negatif sebesar - 0,060. Hal tersebut mengartikan bahwa tanda negatif artinya dikurangi curah hujan sebesar 0,060 satuan masih tetap berproduksi. Nilai koefisien regresi hari hujan memiliki tanda positif sebesar 0,572. Hal tersebut mengartikan bahwa tanda positif artinya ditambahpun hari hujan sebesar 0,572 satuan masih bagus produksinya. Nilai koefisien regresi jumlah janjang memiliki tanda positif sebesar 0,011. Hal tersebut mengartikan bahwa tanda positif artinya ditambahpun jumlah janjang sebesar 0,011 satuan masih bagus produksinya.

Hubungan Curah Hujan, Hari Hujan, dan Jumlah Janjang terhadap Produktivitas pada Tanaman Kelapa Sawit berumur 10 Tahun

Data rataan produktivitas (ton/ha), curah hujan (mm/bulan), hari hujan (hari/bulan) dan jumlah janjang (janjang/ha) selama 3 tahun (2017-2019) dari kebun PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Pasir Mandoge pada tanaman Kelapa Sawit berumur 10 tahun.

Tabel 24.Rataan Produktivitas, Curah Hujan dan Hari Hujan pada tanaman berumur 10 tahun selama 3 tahun (2017-2019)

Bulan Rataan

Produktivitas Curah Hujan Hari Hujan Jumlah Janjang ---ton/ha--- --mm/bulan-- --hari/bulan-- -- janjang/ha --

Januari 1,58 260,07 9,30 119,42 Kelapa Sawit berumur 10 tahun (2017-2019) sebesar 20,65 ton, total curah hujan sebesar 3170,87 mm, total hari hujan sebanyak 126,07 hari dan total jumlah janjang sebesar 1471,80 janjang. Rataan produktivitas tertinggi pada tanaman Kelapa Sawit berumur 10 tahun selama 3 tahun (2017-2019) terdapat pada bulan Desember sebesar 2 ton/ha dan rataan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 1,51 ton/ ha. Rataan curah hujan tertinggi pada bulan September sebesar 381,03 mm/bulan dan terendah pada bulan April sebesar 137,33 mm. Rataan hari hujan tertinggi pada bulan November sebanyak 14,80 hari/bulan dan terendah Juni sebanyak 7,27 hari/bulan. Rataan jumlah janjang tertinggi pada bulan Desember sebesar 138,42 janjang/ha dan terendah pada bulan Maret sebesar 107,33 janjang/ha.

Analisis Data

Analisis Data

Dokumen terkait