• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti variabel bebas yaitu konsentrasi kunyit dan lama penyimpanan nasi kuning, juga variabel terikat yaitu daya tahan simpan nasi kuning. Pengamatan organoleptis dilakukan dengan mengamati, bau, konsistensi dan adanya pertumbuhan mikroba, yang dilakukan setiap 3 jam. Pengamatan mikrobiologi nasi kuning tanpa bumbu, nasi kuning dengan bumbu serta nasi putih (kontrol) dan daya hambat sari kunyit 1,8% dan 2,4% pada jamur hasil isolasi dari nasi kuning dilakukan dengan metode Angka Lempeng Total.

3.1. Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah kunyit, beras putih, serai, daun salam, daun jeruk purut, daun pandan, garam, media Potato Dextrose Agar (PDA), Pepton Dilution Fluid (PDF), aquadest, alkohol 70%.

3.2. Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, pipet ukur, pipet tetes, erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung, batang pengaduk, spatula, jarum ose, bunsen, papan miring, wajan, penyaring, timbangan elektronik, inkubator, autoklaf, oven, lemari pendingin, mikroskop.

3.3. Prosedur

3.3.1. Sterilisasi alat

Semua alat dicuci sampai bersih, alat-alat gelas disterilkan dengan pemanasan didalam oven pada suhu 170ºC selama 1 jam, sedangkan alat yang mempunyai

presisi disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit. Jarum ose disterilkan dengan dibakar pada nyala api bunsen sampai kawat membara.

3.3.2. Pembuatan media

3.3.2.1.Potato Dextrose Agar (PDA)

Sebanyak 39 gram serbuk PDA ditimbang, kemudian dilarutkan dalam aquadest sebanyak 1 liter, dipanaskan sampai mendidih untuk melarutkan semua serbuk PDA, disterilkan dalam otoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit (Difco, 1953).

3.3.2.2. Pembuatan Larutan Peptone Dilution Fluid (PDF)

Sebanyak 20 gram serbuk PDF ditimbang, kemudian dilarutkan dalam aquadest sebanyak 1 liter, dipanaskan sampai mendidih untuk melarutkan semua serbuk PDF, disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit (Difco, 1953).

3.3.3. Pembuatan Sari Kunyit

Kunyit segar dicuci dan ditimbang sebanyak 100 gram, diparut dan diperas kemudian dimasukkan kedalam labu tentukur 500 ml, dicukupkan dengan air sampai diperoleh volume 500 ml dan didapat konsentrasi sari kunyit 20% b/v.

3.3.3.1. Sari Kunyit 0,6%

Sebanyak 3 ml sari kunyit 20% b/v dipipet kedalam labu tentukur 100 ml kemudian dicukupkan dengan air sampai diperoleh volume 100 ml.

3.3.3.2. Sari Kunyit 1,2%

Sebanyak 6 ml sari kunyit 20% b/v dipipet kedalam labu tentukur 100 ml kemudian dicukupkan dengan air sampai diperoleh volume 100 ml.

3.3.3.3. Sari Kunyit 1,8%

Sebanyak 9 ml sari kunyit 20% b/v dipipet kedalam labu tentukur 100 ml kemudian dicukupkan dengan air sampai diperoleh volume 100 ml.

3.3.3.4. Sari Kunyit 2,4%

Sebanyak 12 ml sari kunyit 20% b/v dipipet kedalam labu tentukur 100 ml kemudian dicukupkan dengan air sampai diperoleh volume 100 ml.

3.3.3.5. Sari Kunyit 3%

Sebanyak 15 ml sari kunyit 20% b/v dipipet kedalam labu tentukur 100 ml kemudian dicukupkan dengan air sampai diperoleh volume 100 ml.

3.3.3.6. Sari Kunyit 3,6%

Sebanyak 18 ml sari kunyit 20% b/v dipipet kedalam labu tentukur 100 ml kemudian dicukupkan dengan air sampai diperoleh volume 100 ml.

3.3.4. Pembuatan Nasi Kuning dengan Konsentrasi Sari Kunyit 0,6% v/v, 1,2% v/v, 1,8% v/v, 2,4% v/v, 3% v/v dan 3,6% v/v

Beras sebanyak 100 gram dicuci lalu ditiriskan dan dimasukkan kedalam

Rice cooker, lalu ditambahkan sari kunyit dengan konsentrasi 0,6% v/v sebanyak 30 ml, ditambah bumbu dan 150 ml air. Masak hingga beras matang, angkat dan pindahkan kedalam wadah. Hal yang sama dilakukan pada nasi kuning dengan konsentrasi sari kunyit 1,2% v/v, 1,8% v/v, 2,4% v/v, 3% v/v dan 3,6% v/v. Kemudian diamati warna yang menarik secara visual yang melibatkan panelis sebanyak 30 orang.

3.3.5.Pembuatan Nasi Kuning dengan Bumbu pada Konsentrasi Sari Kunyit 1,8% v/v dan 2,4% v/v

Beras sebanyak 100 gram dicuci lalu ditiriskan dan dimasukkan kedalam Rice cooker, lalu ditambahkan sari kunyit dengan konsentrasi 1,8% v/v sebanyak 30 ml, ditambah bumbu dan 150 ml air. Masak hingga beras matang, angkat dan

pindahkan kedalam wadah. Hal yang sama dilakukan pada nasi kuning dengan konsentrasi sari kunyit 2,4% v/v.

3.3.6. Pembuatan Nasi Kuning Tanpa Bumbu dengan Konsentrasi Sari Kunyit 1,8% v/v dan 2,4% v/v

Beras sebanyak 100 gram dicuci lalu ditiriskan dan dimasukkan kedalam Rice cooker, lalu ditambahkan sari kunyit dengan konsentrasi 1,8% v/v sebanyak 30 ml dan ditambah 150 ml air. Masak hingga beras matang, angkat dan pindahkan kedalam wadah. Hal yang sama dilakukan pada nasi kuning dengan konsentrasi sari kunyit 2,4% v/v. Komposisi nasi kuning dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 20.

3.3.7. Pemeriksaan Organoleptis

Pemeriksaan organoleptis yaitu meliputi bau, konsistensi dan tumbuhnya jamur terhadap nasi kuning dilakukan dengan cara, untuk bentuk dan warna secara visual dan bau dengan cara mencium aroma nasi kuning (Ditjen POM, 1992) Pemeriksaan organoleptis dilakukan setiap 3 jam selama penyimpanan.

3.3.8. Pemeriksaa Angka Lempeng Total Nasi Kuning

Sampel sebanyak 1 gram ditimbang dengan cara aseptik kedalam kantong stomacher steril. Setelah itu ditambahkan 9 ml PDF, dan dihomogenkan dengan stomacher selama 30 detik sehingga diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-1. Disiapkan 5 tabung atau lebih yang masing-masing telah diisi dengan 9 ml PDF. Hasil dari homogenisasi pada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran 10- 1

dipipet sebanyak 1 ml kedalam tabung PDF pertama, dikocok homogen hingga diperoleh pengenceran 10-2. Dibuat pengenceran selanjutnya hingga 10-6. Dari setiap pengenceran dipipet 1 ml kedalam cawan petri dan dibuat triplo, kedalam setiap cawan dituangkan 15-20 ml media PDA. Cawan petri segera digoyang dan

diputar sedemikian rupa hingga suspensi tersebar merata. Untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer dibuat uji kontrol (blangko). Pada suatu cawan diisi 1 ml pengencer dan media agar, pada cawan yang lain diisi media. Setelah media memadat, cawan diinkubasi dengan suhu 22-25oC selama 24-48 jam dengan posisi dibalik. Setelah itu jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung (Ditjen POM, 2001).

3.3.9. Isolasi Jamur dari Nasi Kuning

Jamur diisolasi dari nasi kuning dan ditanam kedalam agar miring dengan menggunakan jarum ose, diinkubasi pada suhu 22ºC selama 48 jam (Lay, 1994).

3.3.10. Identifikasi Jamur

Jamur hasil isolasi diambil satu ose dan diletakkan pada kaca objek kemudian ditambahkan 1-2 tetes aquades kemudian ditutup dengan Cover Glass dan dilihat dibawah mikroskop (Lay, 1994).

3.3.11. Pengujian Daya Hambat Sari Kunyit Terhadap Penurunan Jumlah Jamur Hasil Isolasi Dari Nasi Kuning

3.3.11.1. Pengenceran Inokulum

Jamur hasil isolasi diambil 1 ose lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml PDF sehingga diperoleh pengenceran 10-1. Disiapkan 3 tabung reaksi yan telag berisi 10 ml PDF. Dari pengenceran 10-1 dipipet 1 ml, dimasukkan kedalam tabung yang pertama sehingga diperoleh pengenceran 10-2. Hal yang sama dilakukan sampai diperoleh pengenceran 10-4.

3.3.11.2. Pengujian Tanpa Penambahan Sari Kunyit

Pengenceran 10-4 dipipet 0,1 ml dan dimasukkan kedalam cawan petri. Lalu dituang media PDA kedalam cawan petri, diputar-putar sehingga suspensi

tercampur dengan baik dan diinkubasi dalam inkubator pada suhu 22ºC selama 48 jam dengan posisi terbalik. Jumlah koloni dihitung dengan Colony counter.

3.3.11.3. Pengujian Dengan Penambahan Sari Kunyit

Pengenceran 10-4 dipipet 0,1 ml dan dimasukkan kedalam cawan petri, lalu ditetesi 0,1 ml sari kunyit konsentrasi 1,8%. Kemudian dituang media PDA kedalam cawan petri, diputar-putar sehingga suspensi tercampur dengan baik dan diinkubasi dalam inkubator pada suhu 22ºC selama 48 jam dengan posisi terbalik. Jumlah koloni dihitung dengan Colony counter. Hal yang sama dilakukan dengan penambahan sari kunyit dengan konsentrasi 2,4%, pengujian dilakukan triplo (Ditjen POM, 2000).

Dokumen terkait