• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanenan

Stroberi mulai berbuah pada umur 4 – 5 bulan setelah tanam. Buah stroberi yang bisa dipanen ditandai dengan kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan, hingga kuning kemerahan. Pemanenan buah stroberi di Vin’s Berry Park dilakukan setiap dua hari pada pagi hari. Pemanenan dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan tangan dan tidak langsung menggunakan gunting. Pemanenan secara langsung biasanya dilakukan oleh karyawan Vin’s Berry Park. Pemanenan secara tidak langsung biasanya dilakukan oleh para pengunjung. Setiap pengunjung yang datang untuk memetik buah stroberi dikenakan biaya sebesar Rp. 70 000,- untuk 1 kg buah stroberi yang dipetik. Pengunjung yang datang untuk memetik stroberi mendapatkan satu buah gunting untuk memetik buah stroberi dan satu buah nampan untuk menampung buah yang telah dipetik serta satu orang karyawan yang bertugas memberi penjelasan tentang cara pemetikan buah stroberi. Buah yang telah dipetik selanjutnya ditimbang dan dikemas.

Vin’s Berry park sebagai tempat agrowisata petik stroberi seharusnya mampu menyediakan buah stroberi bagi para pengunjung yang datang, sedangkan persediaan buah stroberi yang ada saat ini sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh umur tanaman stroberi yang sudah melebihi umur produktif, yaitu dua tahun sehingga produksi buah stroberi semakin turun. Menurut Budiman dan Saraswati (2008) tanaman stroberi yang ditanam secara hidroponik mampu menghasilkan 0.75 kg buah stroberi per tanaman per satu musim tanam (dua tahun). Tanaman stroberi di Vin’s Berry Park saat ini hanya mampu menghasilkan 0.294 kg buah stroberi per tanaman per musim tanam. Faktor lain yang mempengaruhi produktivitas tanaman adalah pemeliharaan tanaman. Faktor pemeliharaan tanaman terkait dengan jumlah tenaga kerja. Tenaga kerja yang terbatas mengakibatkan pembagian kerja bertumpuk dan beberapa pekerjaan tidak diselesaikan tepat waktu.

Tanaman stroberi hasil penanaman ulang akan berbunga dua minggu setelah penanaman ulang. Bunga stroberi yang pertama muncul tersebut harus dibuang agar nutrisi yang diserap tanaman bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk pertumbuhan tanaman. Bunga tanaman stroberi baru bisa dipelihara menjadi buah ketika tanaman berumur empat bulan setelah penanaman ulang. Stroberi membutuhkan waktu sekitar 23 - 24 hari mulai dari berbunga, berbuah, dan bisa dipanen (Tabel 5). Menurut Sukumalanandana dan Verheij (1997) tanaman stroberi mampu berbunga sepanjang tahun di daerah tropis. Berdasarkan ketergantungan terhadap fotoperiodisme dalam pembentukan bunga, tanaman stroberi di Indonesia tergolong tanaman ever bearing, yaitu pembungaan tidak bergantung pada panjang hari dan dapat berbunga sepanjang tahun.

Tabel 5. Waktu Berbunga-Panen Stroberi GH No. Tan Contoh Waktu Berbunga-Berbuah (hari) Waktu Berbuah-Panen (hari) Total Waktu Berbunga-Panen (hari) A 8 8 16 24 B 1 8 15 23 C 11 9 14 23 D 22 9 15 24

Sumber : Hasil Pengamatan di Lapang, 2010

Keterangan : GH (greenhouse)

Pengaruh penanaman ulang terhadap produktivitas stroberi diamati berdasarkan beberapa peubah (Tabel 6). Tanaman stroberi pada greenhouse B mewakili tanaman yang telah ditanam ulang sedangkan tanaman stroberi pada greenhouse D mewakili tanaman yang belum ditanam ulang.

Hasil uji t menunjukkan bahwa penanaman ulang memberikan pengaruh terhadap persentase bunga gugur, bobot buah total/tanaman dan bobot/buah stroberi. Tanaman stroberi yang mengalami penanaman ulang memiliki persentase bunga gugur yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tidak ditanam ulang. Tanaman stroberi yang ditanam ulang juga menghasilkan bobot total/tanaman dan bobot/buah stroberi yang lebih besar daripada tanaman yang

tidak ditanam ulang. Hal ini menunjukkan bahwa penanaman ulang mampu memperbaiki produktivitas tanaman stroberi.

Tabel 6. Hasil Uji-t Tanaman Stroberi pada GH dengan Umur Tanam Ulang yang Berbeda

Peubah yang Diamati GH B GH D

Umur tanaman 3 bulan 3 tahun

∑ Tanaman contoh 30 tanaman 30 tanaman

∑ Tanaman (Polybag) 2000 1600

∑ Bunga/tanaman 14.13 ± 3.56 12.80 ± 5.84

% Bunga gugur 60.02 ± 6.71* 65.07 ± 10.88*

∑ Buah panen/tanaman 3.23 ± 1.52 2.93 ± 1.29 Bobot buah total/tanaman (g/tan) 38.17 ± 18.89* 27.80 ± 15.68 * Bobot /buah (g/buah) 12.05 ± 3.20* 9.36 ± 3.72 *

Diameter (mm) 17.16 ± 3.97 16.01 ± 3.18

Sumber : Hasil Pengamatan di Lapang, 2010

Keterangan : angka-angka pada baris yang sama diikuti tanda * berbeda nyata pada uji t dengan

taraf 5 %. GH (greenhouse).

Penanaman ulang pada tanaman stroberi greenhouse A dan greenhouse C tidak berpengaruh terhadap jumlah bunga/tanaman, persentase bunga gugur, jumlah buah panen, bobot buah total, bobot/buah, dan diameter buah panen. Hasil ini ditunjukkan dari beberapa peubah yang diamati terhadap tanaman stroberi pada greenhouse A dan greenhouse C (Tabel 7).

Tabel 7. Hasil Uji-t Tanaman Stroberi pada GH dengan Umur Tanam Ulang yang Sama

Peubah yang Diamati GH A GH C

Umur tanaman 6 bulan 6 bulan

∑ Tanaman contoh 30 tanaman 30 tanaman

∑ Tanaman (Polybag) 1900 1900

∑ Bunga/tanaman 13.40 ± 3.5 12.57 ± 4.52

% Bunga gugur 64.14 ± 11.3 61.25 ± 6.16

∑ Buah panen/tanaman 2.83 ± 1.26 2.73 ± 1.38 Bobot buah total/tanaman (g/tan) 27.53 ± 13.22 29.30 ± 18.85 Bobot /buah (g/buah) 9.89 ± 2.97 10.25 ± 2.82

Diameter (mm) 16.01 ± 2.39 15.67 ± 2.82

Sumber : Hasil Pengamatan di Lapang, 2010

Keterangan : angka-angka pada baris yang sama diikuti tanda * berbeda nyata pada uji t dengan

Tanaman stroberi hasil penanaman ulang sudah bisa dipanen pada umur 3 – 4 bulan setelah penanaman ulang. Buah stroberi di Vin’s Berry Park dipanen saat buah telah berwarna merah karena buah akan langsung dikonsumsi. Hal ini berbeda dengan petani di Kampung Langkop yang menjual buah stroberi ke pasar untuk jangka waktu tertentu sehingga buah yang dipanen belum matang penuh. Menurut Olias et al. (2001) stroberi dapat dipanen pada tingkat kematangan yang berbeda bergantung pada waktu dan jarak ke pasar.

Pasca Panen

Penyortiran dan Grading/ Pengelompokkan Buah

Buah stroberi yang telah dipetik kemudian dipisahkan dengan buah yang busuk. Penyortiran dilakukan berdasarkan ukuran buah dan bobot buah. Terdapat empat kelas stroberi, yaitu super dengan bobot buah >23 g, medium besar (MB) dengan bobot buah 20 - 23 g, medium kecil (MK) dengan bobot buah 12 - 19 g, kecil dengan bobot buah 9 - 11 g dan afkir dengan bobot buah < 9 g (Gambar 13).

Gambar 13. Pengelompokan Buah Stroberi di Vin’s Berry Park

Hasil pengelompokan buah dari keempat greenhouse yang ada menunjukkan bahwa persentase buah berukuran MB paling kecil dibandingkan dengan ukuran buah yang lainnya. Persentase buah afkir paling banyak adalah pada tanaman greenhouse D yang berumur tiga tahun, yaitu 37.64 % dan persentase buah MK paling banyak terdapat pada greenhouse B yang berumur tiga bulan setelah penanaman ulang, yaitu sebesar 47.31 %. Persentase buah stroberi kecil paling banyak terdapat pada tanaman stroberi greenhouse A (Gambar 14).

MK

afkir kecil

G

Buah stroberi dikemas dalam kota kilogram buah strobe kerusakan akibat ges dan kecil berbeda unt kecil. Kemasan styrof buah stroberi MK be (Gambar 15). Gambar 15. Kemasan S Buah Str 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 GH Ju m la h ( % )

Gambar 14. Pengelompokan Buah Stroberi Pengemasan

ri yang telah dikelompokkan berdasarkan kelas kotak Styrofoam berukuran 20 x 20 x 5 cm

oberi. Styrofoam diberi alas daun stroberi unt esekan. Bentuk kemasan styrofoam antara bua

untuk mempermudah membedakan antara st yrofoam untuk buah stroberi jus berbentuk per

berbentuk persegi dengan lengkungan di ke

an Stroberi: (a) Kemasan Buah Stroberi Kecil, ( h Stroberi Medium Kecil

GH A GH B GH C GH D MB (Mediu MK (Mediu Kecil Afkir a b lasnya selanjutnya untuk setengah untuk mengurangi buah stroberi MK stroberi MK dan persegi, sedangkan di kedua ujungnya l, (b) Kemasan ium Besar) ium Kecil) b

Buah stroberi terjual. Buah strober ruang. Buah stroberi bertahan sampai tiga dianggap afkir karena Haffner (2002) suhu kelembaban relatif 90 10 hari. Gambar 16. B T Buah stroberi bagian busuknya me mengalir. Buah strobe dan disimpan di dalam untuk jus dibungkus da Buah-buah str manisan (dried straw pada pengolahan has bahan baku pembuata stroberi dari petani K stroberi. Buah strobe

Penyimpanan

oberi yang telah dipanen dan dikemas tidak eri yang belum terjual disimpan di etalase oberi Vin’s Berry Park yang disimpan pada suhu

ga hari. Setelah tiga hari, buah stroberi yan na buah sudah tidak layak untuk dijual (Gamba uhu optimum untuk penyimpanan buah stroberi

90 – 95 %. Kondisi seperti ini buah stroberi da

. Buah Stroberi ; (a) Penyimpanan Satu Hari,(b) Tiga Hari

Pengolahan

eri yang afkir selanjutnya dibuang kelopakn enggunakan pisau kemudian dicuci bersih m oberi yang sudah dicuci kemudian dibungkus lam freezer. Khusus untuk buah stroberi yang kus dalam plastik-plastik kecil dengan berat 100 g

stroberi yang afkir biasanya diolah menjadi awberry) dan ice cream (Gambar 17). Kendal hasil stroberi adalah keterbatasan jumlah buah buatan produk olahan stroberi. Vin’s Berry Park

Kampung Langkop untuk menutupi kekuranga oberi yang dibeli dari petani di Kampung

a b

k selalu langsung e toko pada suhu suhu kamar bisa ang belum terjual bar 16). Menurut ri adalah 1 0C dan dapat bertahan 7 -

) Penyimpanan

knya dan dibuang h menggunakan air kus dengan plastik g akan digunakan 100 g.

di sari buah, selai, ndala yang dihadapi h stroberi sebagai ark membeli buah gan produksi buah pung Langkop sudah

dibuang kelopaknya d freezer.

Pembuatan pr Cafe yang terletak di stroberi tidak bisa dil saja yang bisa diikuti.

Gambar 17. Produk Heart, (c

Kampung Lan salah satu sentra pena pada 1 400 m dpl s adalah 20 0C. Sebagia Beberapa petani str membeli hasil panen s

Sistem penana cara konvensional. S

a dan sudah dicuci sehingga langsung bisa dis

produk hasil olahan stroberi dilakukan di Vin’ k di Jalan Patuha, Bandung. Proses pembuatan

dilihat secara langsung sehingga hanya proses kuti.

oduk Olahan Stroberi: (a) Selai Stroberi, (b) Ic c) Ice Cream Batang, (d) Manisan (dried Strobe

Observasi

angkop, Desa Alam Endah, Kecamatan Ranca enanaman stroberi. Lokasi Kampung Langkop sangat cocok untuk ditanami stroberi denga gian besar penduduk Kampung Langkop adalah stroberi juga berperan sebagai pengumpul

n stroberi para petani di sekitar Kampung Lang nanaman stroberi di Kampung Langkop, masi

. Stroberi ditanam menggunakan karung bera

a

c

disimpan di dalam

in’s Berry Garden tan produk olahan es pengemasannya

Ice Cream Sweet troberi)

ncabali merupakan kop yang terletak ngan suhu rata-rata lah petani stroberi. pul yang bertugas

ngkop.

sih menggunakan ras ukuran 50 kg

b

(Gambar 18). Masing digunakan adalah tan stroberi yang ditana ditanam adalah Soho, menanam stroberi Ear Kendala yan banyaknya buah strob penurunan produksi hujan mencapai 65 %

Gambar 18 Hasil panen pe umumnya dijual ke untuk membeli strobe diberi harga Rp. 8 000 Sistem yang kedua yang bagus dan Rp. 2 00

ing-masing karung berisi empat tanaman. Me anah dan pupuk kandang dengan perbandingan nam adalah stroberi California. Varietas lai

, Holand, dan Shantung. Saat ini para petani s arlibrite.

ang dihadapi para petani di Kampung L troberi yang busuk saat musim hujan. Hal ini oduksi buah stroberi. Penurunan produksi buah strobe

65 %.

18. Sistem Penanaman Stroberi di Petani Lang n petani stroberi yang ada di daerah Kampung ke pengumpul. Sistem harga yang digunakan ol

oberi dari petani ada dua. Sistem pertama adal 8 000,-/kg untuk semua buah stroberi (besar, k

a stroberi diberi harga Rp. 10 000,-/kg untuk p. 2 000,-/kg untuk buah stroberi yang busuk.

edia tanam yang an 7 : 3. Varietas lain yang pernah ni sedang mencoba

Langkop adalah ini mengakibatkan troberi saat musim

ngkop

ung Langkop pada n oleh pengumpul alah buah stroberi , kecil dan busuk). untuk buah stroberi

Buah strober Pengelompokkan bua grade A (15 - 19 g/bua afkir (< 5 g/buah) (G yaitu Rp. 30 000 unt grade C dan Rp. 10 menggunakan plastik m yang telah diberi alas ka

Gambar 19 Buah strober styrofoam untuk didi buah stroberi. Buah Sukabumi, Bogor (pa toko kue dan supermar ke pabrik untuk bahan p

oberi yang dibeli dari petani disortir dan buah stroberi yang digunakan terdiri dari empa

/buah), grade B (10 - 14 g/buah), grade C (5 (Gambar 19). Harga untuk masing-masing gr untuk grade A, Rp. 20 000 untuk grade B, Rp.

10 000 untuk buah stroberi afkir. Buah s ik mika berukuran seperempat kilogram dan se as karton.

19. Pengelompokan Buah Stroberi di Petani Lan eri yang telah dikemas kemudian disusun didistribusikan. Setiap kotak styrofoam bisa m

h stroberi petani di Kampung Langkop biasa pasar tradisional dan pengecer) dan Bandung market). Buah stroberi yang afkir dibekukan ke han pembuatan selai, sirop dan dodol.

B A C

n dikelompokan. mpat grade, yaitu (5 - 9 g/buah) dan grade bervariasi, Rp. 15 000 untuk h stroberi dikemas setengah kilogram angkop

usun dalam kotak menampung 8 kg asanya dikirim ke g (restoran, hotel, n kemudian dikirim

Analisis Usahatani Stroberi

Analisis usahatani stroberi dihitung selama dua tahun, karena dalam sekali musim tanam, tanaman stroberi mampu berproduksi sampai umur dua tahun. Analisis usahatani stroberi dilakukan pada sistem penanaman secara hidroponik dan secara konvensional dengan populasi tanaman sebanyak 7 400 tanaman.

Analisis usahatani stroberi secara hidroponik merupakan hasil analisis usahatani dari Vin’s Berry Park dengan luas lahan 1 000 m2 dan populasi 7 400 polybag. Setiap polybag berisi satu tanaman. Populasi maksimal untuk tanaman stroberi yang ditanam secara hidroponik dengan luas lahan 1 000 m2 adalah 20 000 tanaman untuk empat buah greenhouse. Bibit stroberi pertama kali diimpor tahun 1999 dengan harga Rp. 7 500,-/bibit dan setiap dua tahun bibit diganti melalui perbanyakan menggunakan stolon. Bibit yang digunakan dalam analisis usahatani stroberi bukan bibit baru. Harga bibit yang digunakan adalah seperlima dari harga awal bibit karena bibit stroberi telah diganti sebanyak lima kali mulai dari impor pertama kali sehingga harga bibit menjadi Rp. 1500,-/bibit. Produksi tanaman yang digunakan merupakan hasil pengamatan penulis dari rata-rata produksi keempat greenhouse. Pemanenan selama magang dilakukan selama 2.5 bulan dengan asumsi tanaman yang berproduksi adalah 80 %.

Analisis usahatani stroberi secara konvensional merupakan hasil wawancara dengan salah satu petani di Kampung Langkop, yaitu Bapak Ian. Luas lahan yang digunakan adalah 700 m2 dengan jumlah populasi adalah 2 500 karung. Tiap karung berisi empat tanaman, sehingga total populasi 10 000 tanaman. Jarak tanam yang digunakan 40 cm x 60 cm. Populasi maksimal untuk tanaman stroberi yang ditanam secara konvensional dengan luas lahan 1 000 m2 adalah 3 571 karung, sehingga total populasi adalah 14 285 tanaman. Populasi tanaman yang digunakan dalam analisis usahatani adalah 7 400 tanaman. Harga awal bibit stroberi adalah Rp. 1 500,- dan setiap dua tahun bibit diganti melalui perbanyakan menggunakan stolon. Bibit stroberi sudah tiga kali diganti mulai dari pertama kali membeli bibit, sehingga harga bibit yang digunakan dalam analisis usahatani stroberi adalah sepertiga dari harga awal bibit stroberi. Harga bibit

stroberi yang digunakan adalah Rp. 500,-/bibit. Produksi buah per tanaman adalah 0.25 kg/tanaman/musim tanam dengan asumsi 80 % tanaman yang berproduksi.

Hasil analisis usahatani berdasarkan data yang diperoleh selama magang menunjukkan bahwa penanaman stroberi secara hidroponik di Vin’s Berry Park memberikan keuntungan sebesar Rp. 9 785 239,- (Lampiran 5). Produksi buah stroberi yang dihasilkan adalah 0.29 kg per tanaman per musim tanam. Produksi buah yang dihasilkan tergolong kecil. Hal ini diduga karena usia tanaman yang sudah tua sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas lebih dari separuh produksi normal. Menurut Budiman dan Saraswati (2008) tanaman stroberi yang ditanam secara hidroponik mampu menghasilkan 0.75 kg/buah stroberi selama satu musim tanam. Biaya produksi per tanaman untuk penanaman stroberi secara hidroponik adalah Rp. 6 163,-.

Vin’s Berry Park tidak menjual buah stroberi afkir dalam bentuk segar sehingga tidak diperhitungkan dalam analisis usahatani. Buah stroberi afkir yang dihasilkan mencapai 31 % per musim tanam. Stroberi afkir digunakan sebagai bahan baku produk olahan stroberi sehingga tetap menjadi sumber pendapatan Vin’s Berry Park.

Analisis usahatani menunjukkan bahwa penanaman stroberi secara konvensional memberikan keuntungan sebesar Rp. 4 271 100,- per musim tanam. Biaya produksi per tanaman untuk penanaman stroberi secara konvensional adalah Rp. 3 072,- (Lampiran 6). Produksi buah stroberi di Vin’s Berry Park dan di petani Langkop hampir sama, tetapi analisis usahatani stroberi Vin’s Berry Park lebih menguntungkan dibandingkan dengan analisis usahatani stroberi petani Langkop. Hal ini dikarenakan kualitas buah antara buah stroberi di Vin’s Berry Park dan petani Langkop berbeda sehingga harga buah stroberi Vin’s Berry Park lebih mahal dibandingkan dengan harga buah stroberi petani Langkop. Perbedaan sistem budidaya stroberi di Vin’s Berry Park dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Perbedaan Budidaya Stroberi di Vin’s Berry Park dan di Petani Langkop

Vin’s Berry Park Petani Langkop Sistem penanaman Hidroponik

(rak bertingkat)

Konvensional (karung) Varietas Earlibrite dan Festival California

Produksi/tanaman 0.29 kg/tanaman/tahun 0.25 kg/ tanaman/tahun Biaya produksi/tan Rp. 6 163,- Rp. 3 072,- Harga buah/kg MB = Rp. 60 000,- MK = Rp. 50 000,- Kecil = Rp. 40 000,- Grade A = Rp. 30 000,- Grade B = Rp. 20 000,- Grade C = Rp. 15 000,- Afkir = Rp 10 000,- Bobot buah MB : 20 - 23 g/buah

MK : 12 – 19 g/buah Kecil : 9 - 11 g/buah Afkir : < 9 g/buah Grade A :15 – 19 g/buah Grade B :10 – 14 g/buah Grade C : 5 – 9 g/buah Afkir : < 5 g/buah Penyimpanan Suhu kamar : 3 hari

Suhu 3 0C : 1 minggu

Suhu kamar : 1 hari Suhu 3 0C : 4 – 5 hari Penjualan Konsumsi segar Konsumsi segar dan bahan

baku produk olahan stroberi

Dokumen terkait