• Tidak ada hasil yang ditemukan

didistribusikan. Setiap kotak styrofoam bisa m

h stroberi petani di Kampung Langkop biasa pasar tradisional dan pengecer) dan Bandung market). Buah stroberi yang afkir dibekukan ke han pembuatan selai, sirop dan dodol.

B A C

n dikelompokan. mpat grade, yaitu (5 - 9 g/buah) dan grade bervariasi, Rp. 15 000 untuk h stroberi dikemas setengah kilogram angkop

usun dalam kotak menampung 8 kg asanya dikirim ke g (restoran, hotel, n kemudian dikirim

Analisis Usahatani Stroberi

Analisis usahatani stroberi dihitung selama dua tahun, karena dalam sekali musim tanam, tanaman stroberi mampu berproduksi sampai umur dua tahun. Analisis usahatani stroberi dilakukan pada sistem penanaman secara hidroponik dan secara konvensional dengan populasi tanaman sebanyak 7 400 tanaman.

Analisis usahatani stroberi secara hidroponik merupakan hasil analisis usahatani dari Vin’s Berry Park dengan luas lahan 1 000 m2 dan populasi 7 400 polybag. Setiap polybag berisi satu tanaman. Populasi maksimal untuk tanaman stroberi yang ditanam secara hidroponik dengan luas lahan 1 000 m2 adalah 20 000 tanaman untuk empat buah greenhouse. Bibit stroberi pertama kali diimpor tahun 1999 dengan harga Rp. 7 500,-/bibit dan setiap dua tahun bibit diganti melalui perbanyakan menggunakan stolon. Bibit yang digunakan dalam analisis usahatani stroberi bukan bibit baru. Harga bibit yang digunakan adalah seperlima dari harga awal bibit karena bibit stroberi telah diganti sebanyak lima kali mulai dari impor pertama kali sehingga harga bibit menjadi Rp. 1500,-/bibit. Produksi tanaman yang digunakan merupakan hasil pengamatan penulis dari rata- rata produksi keempat greenhouse. Pemanenan selama magang dilakukan selama 2.5 bulan dengan asumsi tanaman yang berproduksi adalah 80 %.

Analisis usahatani stroberi secara konvensional merupakan hasil wawancara dengan salah satu petani di Kampung Langkop, yaitu Bapak Ian. Luas lahan yang digunakan adalah 700 m2 dengan jumlah populasi adalah 2 500 karung. Tiap karung berisi empat tanaman, sehingga total populasi 10 000 tanaman. Jarak tanam yang digunakan 40 cm x 60 cm. Populasi maksimal untuk tanaman stroberi yang ditanam secara konvensional dengan luas lahan 1 000 m2 adalah 3 571 karung, sehingga total populasi adalah 14 285 tanaman. Populasi tanaman yang digunakan dalam analisis usahatani adalah 7 400 tanaman. Harga awal bibit stroberi adalah Rp. 1 500,- dan setiap dua tahun bibit diganti melalui perbanyakan menggunakan stolon. Bibit stroberi sudah tiga kali diganti mulai dari pertama kali membeli bibit, sehingga harga bibit yang digunakan dalam analisis usahatani stroberi adalah sepertiga dari harga awal bibit stroberi. Harga bibit

stroberi yang digunakan adalah Rp. 500,-/bibit. Produksi buah per tanaman adalah 0.25 kg/tanaman/musim tanam dengan asumsi 80 % tanaman yang berproduksi.

Hasil analisis usahatani berdasarkan data yang diperoleh selama magang menunjukkan bahwa penanaman stroberi secara hidroponik di Vin’s Berry Park memberikan keuntungan sebesar Rp. 9 785 239,- (Lampiran 5). Produksi buah stroberi yang dihasilkan adalah 0.29 kg per tanaman per musim tanam. Produksi buah yang dihasilkan tergolong kecil. Hal ini diduga karena usia tanaman yang sudah tua sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas lebih dari separuh produksi normal. Menurut Budiman dan Saraswati (2008) tanaman stroberi yang ditanam secara hidroponik mampu menghasilkan 0.75 kg/buah stroberi selama satu musim tanam. Biaya produksi per tanaman untuk penanaman stroberi secara hidroponik adalah Rp. 6 163,-.

Vin’s Berry Park tidak menjual buah stroberi afkir dalam bentuk segar sehingga tidak diperhitungkan dalam analisis usahatani. Buah stroberi afkir yang dihasilkan mencapai 31 % per musim tanam. Stroberi afkir digunakan sebagai bahan baku produk olahan stroberi sehingga tetap menjadi sumber pendapatan Vin’s Berry Park.

Analisis usahatani menunjukkan bahwa penanaman stroberi secara konvensional memberikan keuntungan sebesar Rp. 4 271 100,- per musim tanam. Biaya produksi per tanaman untuk penanaman stroberi secara konvensional adalah Rp. 3 072,- (Lampiran 6). Produksi buah stroberi di Vin’s Berry Park dan di petani Langkop hampir sama, tetapi analisis usahatani stroberi Vin’s Berry Park lebih menguntungkan dibandingkan dengan analisis usahatani stroberi petani Langkop. Hal ini dikarenakan kualitas buah antara buah stroberi di Vin’s Berry Park dan petani Langkop berbeda sehingga harga buah stroberi Vin’s Berry Park lebih mahal dibandingkan dengan harga buah stroberi petani Langkop. Perbedaan sistem budidaya stroberi di Vin’s Berry Park dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Perbedaan Budidaya Stroberi di Vin’s Berry Park dan di Petani Langkop

Vin’s Berry Park Petani Langkop Sistem penanaman Hidroponik

(rak bertingkat)

Konvensional (karung) Varietas Earlibrite dan Festival California

Produksi/tanaman 0.29 kg/tanaman/tahun 0.25 kg/ tanaman/tahun Biaya produksi/tan Rp. 6 163,- Rp. 3 072,- Harga buah/kg MB = Rp. 60 000,- MK = Rp. 50 000,- Kecil = Rp. 40 000,- Grade A = Rp. 30 000,- Grade B = Rp. 20 000,- Grade C = Rp. 15 000,- Afkir = Rp 10 000,- Bobot buah MB : 20 - 23 g/buah

MK : 12 – 19 g/buah Kecil : 9 - 11 g/buah Afkir : < 9 g/buah Grade A :15 – 19 g/buah Grade B :10 – 14 g/buah Grade C : 5 – 9 g/buah Afkir : < 5 g/buah Penyimpanan Suhu kamar : 3 hari

Suhu 3 0C : 1 minggu

Suhu kamar : 1 hari Suhu 3 0C : 4 – 5 hari Penjualan Konsumsi segar Konsumsi segar dan bahan

baku produk olahan stroberi

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang telah memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tentang aspek produksi, aspek teknis, manajemen, serta pengelolaan tanaman stroberi pada kondisi yang sebenarnya.

Penanaman ulang pada tanaman stroberi greenhouse A dan greenhouse C tidak mempengaruhi jumlah bunga/tanaman, persentase bunga gugur, jumlah buah panen, bobot buah total/tanaman, bobot/buah, dan diameter buah stroberi. Penanaman ulang tanaman stroberi dapat meningkatkan produktivitas tanaman tapi masih jauh lebih kecil dengan produksi normalnya.

Produksi buah stroberi di Vin’s Berry Park adalah 0.29 kg/tanaman/musim tanam dan produksi buah petani Langkop adalah 0.25 kg/tanaman/musim tanam. Buah stroberi di Vin’s Berry park dapat disimpan selama tiga hari pada suhu kamar dan pada suhu 3 0C bisa bertahan sampai satu minggu. Buah stroberi petani di Langkop hanya bisa bertahan satu hari pada suhu kamar dan 4 – 5 hari pada suhu 3 0C.

Analisis usahatani stroberi di Vin’s Berry Park berdasarkan data yang diperoleh selama magang memperoleh keuntungan sebesar Rp. 9 785 239,- dengan luas lahan 1 000 m2 dan populasi tanaman 7 400 polybag, sedangkan

analisis usahatani di petani Langkop mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 4 271 100,- dengan luas lahan 700 m2 dan populasi 7 400 tanaman. Biaya

produksi usahatani stroberi secara hidroponik lebih besar daripada usahatani stroberi secara konvensional.

Saran

Penanaman ulang tanaman stroberi perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruhnya terhadap produksi buah stroberi. Vin’s Berry Park juga perlu melakukan penggantian tanaman stroberi dengan tanaman yang lebih layak agar tanaman stroberi bisa berproduksi maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Antunes, L.E.C., N.C. Ristow, A.C.R. Krowlow, S. Carpendo, and C.R. Junior. 2010. Yield and quality of strawberry cultivars. Hortic. Bras. 28:222- 226.

Ashari, S. 2006. Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. CV Andi Offset. Yogyakarta. 150hal.

Budiman, S. dan D. Saraswati. 2008. Berkebun Stroberi Secara Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta. 107 hal.

Cheeng, G.W. and P.J. Breend. 1991. Activity of phenylalanine ammonia-lyase (PAL) and concentration of anthocyanins and phenolic in developing strawberry fruits. HortScience 116:865-869.

Childers, N.F. 1973. Modern Fruit science. Somerset Press Inc. New Jersey. 960p.

De Souza, A.L., S.D. Scallon, M.I. Fernandez, and A.B. Chittara. 1999. Post harvest application of CaCl2 in Strawberry fruits (Fragaria anannassa

Dutch): evaluation of fruit quality and post harvest life. Ciênc. Agrotec. 23(04):841-848.

Haffner, K. 2002. Postharvest quality and processing of strawberries. J. Acta hort. 567:715-722.

Gunawan, L.W. 1996. Stroberi. Penebar Swadaya. Jakarta. 81hal.

Hernandez, P., E. Almenar, V.D. Valle, D. Valles, and R. Gavara. 2008. Effect of chitosan coating combined with postharvest calcium treatment on strawberry (Fragaria x ananassa) quality during refrigerated storage. Food Chemistry 110:428–435.

Ke, D., L. Zou, and A. Kader. 1994. Mode of oxygen and carbondioxide action on strawberry ester biosynthesis. HortScience 1199:71–975.

Manning, K. 1996. Soft fruits. p. 347–377. In G. B. Seymour, J.E. Taylor, and G.A.Tucker (Eds.). Biochemistry of fruit ripening. Chapman & Hall. London.

Olias, J.M., C. Sanz, and A.G. Perez. 2001. Postharvest Handling of Strawberries for Fresh Market. p. 209-227. In R. Dris, R. Nishakanen,

and S.M. Jain (Eds). Crop Management and Postharvest Handling of Horticultural Product. Science Publisher, inc. USA.

Paulis, A.O. 1990. Fungal diseases of strawberry. HortScience 25(08):885-888. Schwab, W. and T. Raab. 2004. Developmental changes during strawberry fruit

ripening ang phsico-chemical changes during postharvest storage. In R. Dris and S.M Jain (Eds.). Practices and Quality Assessment of Food Crops. Kluwer Academic Publishers. Netherland.

Sukumalanandana, C. and E.W.M Verheij. 1997. Fragaria x ananassa. In E.W.M Verheij and R.E. Coronel (Eds). Edible Fruits and Nuts. Prosea Plant Resources of South-East Asia. Bogor, Indonesia.

LAMPIRAN

L

Dokumen terkait