• Tidak ada hasil yang ditemukan

TWA Sibolangit secara administratif berada di desa Sibolangit, kecamatan Sibolangit, kabupaten Deli Serdang. Lokasi ini dapat diakses dengan menggunakan angkutan umum dengan waktu tempuh sekitar satu hingga dua jam dari kota Medan. TWA yang berjarak sekitar 35-40 km dari Medan ini dapat diakses dengan mudah karena kondisi jalan yang baik dan juga angkutan umum yang melewati lokasi tersebut cukup banyak. Lokasi ini juga berada di tepi jalan Medan-Berastagi sehingga memudahkan pengunjung untuk menemukan lokasi.

TWA Sibolangit pada awal didirikan merupakan Kebun Raya sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Sibolangit didirikan pada masa pemerintahan Belanda pada tahun 1914 oleh J.A. Lorzing atas prakarsa Dr. J.A. Koningsberger, Direktur Kebun Raya Bogor saat itu (Sari dan Widodo, 2004). Menurut pengakuan orang tua di kalangan masyarakat setempat, kondisi Kebun Raya Sibolangit pada saat itu masih mendapat perhatian yang cukup dari masyarakat dan merupakan objek wisata yang banyak diminati oleh wisatawan. Namun, perubahan status kawasan dari Kebun Raya menjadi Taman Wisata Alam memberikan pengaruh besar terhadap peran dan kondisi TWA Sibolangit.

TWA Sibolangit memiliki tiga jalur tracking utama yaitu jalur Kayu Hujan, jalur Pinus dan juga jalur Duku. Khusus jalur Duku dan Kayu Hujan memiliki jalan masuk yang sama, namun akan bercabang setelah berjalan sekitar 20 meter dari pintu masuk jalur. Pada pintu masuk jalur tersebut ada sebuah papan interpretasi yang menunjukkan ketiga jalur tersebut (Gambar 4). Ketiga jalur tersebut kemudian akan bertemu pada satu titik yaitu pada shelter panorama

dimana pengunjung dapat menikmati pemandangan indah berupa bentangan alam hutan Sibolangit dan kota Medan.

Gambar 4. Papan interpretasi yang menunjukkan jalur track

Karakteristik Pengunjung Lokasi Wisata TWA Sibolangit

Kegiatan wawancara terhadap pengunjung dilakukan selama satu bulan di TWA Sibolangit dan pengunjung yang dijadikan sebagai responden adalah sebanyak 20 orang. Pengunjung yang diwawancarai adalah pengunjung yang datang ke TWA Sibolangit baik yang masuk menyusuri jalur track maupun mereka yang hanya sekedar singgah pada hari libur. Karakteristik pengunjung lokasi wisata TWA Sibolangit dapat dilihat pada Lampiran 1.

Pada umumnya pengunjung yang datang ke lokasi datang secara berkelompok baik bersama teman maupun keluarga, dan 80% diantaranya datang bersama dengan teman mereka dengan waktu kunjungan mereka hanya satu hari saja. Dari 20 orang responden, diketahui bahwa sebanyak 35% dari mereka datang ke TWA Sibolangit dengan tujuan untuk bisa menikmati suasana tenang dan nyaman yang ditawarkan oleh kawasan TWA Sibolangit dan hanya 5% diantaranya hanya sekedar untuk mengisi waktu luang. Gambar 5 berikut menunjukkan diagram tujuan kunjungan wisatawan ke lokasi TWA Sibolangit.

Gambar 5. Bagan menunjukkan tujuan kunjungan wisatawan

Kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung selama di lokasi pada umumnya adalah menikmati pemandangan alam yang ditawarkan oleh kawasan TWA Sibolangit dan 85% dari mereka mengakui bahwa mereka menikmati kunjungan mereka ke lokasi karena udara yang sejuk dan juga bebas dari kebisingan, sementara 15% diantaranya merasa tidak menyenangkan karena fasilitas yang kurang mendukung serta sarana dan prasarana yang kurang terawat.

Menurut pandangan pengunjung, hal-hal yang perlu dikembangkan di kawasan ini untuk menambah daya tarik wisata alamnya adalah dengan menambah dan memperbaiki fasilitas-fasilitas yang sudah ada. Ada juga pengunjung yang berpendapat bahwa penambahan kegiatan yang dapat dilakukan di kawasan juga perlu dilakukan, misalnya dengan membuat kegiatan outbond dan sejenisnya. Pelayanan juga merupakan hal yang penting dalam meningkatkan daya tariknya. Ketika pengunjung merasa dilayani dengan baik, mereka akan mempertimbangkan untuk kembali melakukan kunjungan ke lokasi pada waktu mendatang. Kegiatan promosi juga penting dilakukan agar semakin banyak khalayak ramai yang mengetahui keberadaan TWA Sibolangit dan berminat untuk mengunjunginya. Kegiatan promosi ini merupakan salah satu upaya strategi

30 35 10 10 10 5 Tujuan mengunjungi tempat wisata: menikmati pemandangan suasana tenang dan nyaman

alasan

pendidikan/penelitian menikmati keindahan flora-fauna

mengisi waktu luang Lainnya

pemasaran yang bisa dilakukan dalam pengembangan lokasi wisata TWA Sibolangit. Hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan menurut pengunjung dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan menurut pengunjung TWA Sibolangit

Penilaian Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam di TWA Sibolangit Pengamatan potensi objek dan daya tarik wisata alam dilakukan dengan pengamatan secara langsung di sepanjang jalur tracking di TWA Sibolangit. Objek yang dianggap berpotensi sebagai daya tarik dicatat dan diambil titik koordinatnya dengan menggunakan GPS.

Komponen yang dinilai dari TWA Sibolangit (lebih lengkap pada Lampiran 3) adalah daya tarik lokasi wisata tersebut, aksesibilitas untuk bisa mencapai lokasi, akomodasi yang ada di sekitar lokasi wisata (radius 15 km dari lokasi), dan juga sarana dan prasarana penunjang yang mendukung perkembangan lokasi wisata (radius 15 km dari lokasi). Penilaian terhadap komponen-komponen wisata alam di TWA Sibolangit dapat dilihat pada Tabel 6.

15

60 10

15

Yang perlu dikembangkan

penambahan jenis kegiatan yang dilakukan penambahan/perbaikan fasilitas peningkatan pelayanan pengunjung Lainnya

Tabel 6. Hasil penilaian objek dan daya tarik wisata alam di TWA Sibolangit No Kriteria Bobot Nilai* Skor** Skor

max***

Indeks (%)****

Ket

1 Daya tarik 6 155 930 1080 86,11 Layak

2 Aksesibilitas 5 105 525 600 87,5 Layak

3 Akomodasi 3 60 180 180 100 Layak

4 Sarana dan Prasarana 3 100 300 300 100 Layak

Tingkat kelayakan 93,40

*Hasil penilaian terhadap objek dan daya tarik wisata ** Perkalian antara bobot dengan nilai

*** Skor tertinggi untuk setiap kriteria

**** Indeks kelayakan: perbandingan skor dengan skor tertinggi dalam %

Dari hasil perhitungan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa TWA Sibolangit layak dikembangkan sebagai salah suatu objek daerah tujuan wisata dengan persentasi sebesar 93,40%. Untuk kriteria daya tarik kawasan ini sudah memiliki daya tarik yang bernilai tinggi sebesar 86,11%. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik TWA Sibolangit tersebut sangat berpotensi dan layak untuk dikembangkan. Demikian halnya dengan kriteria aksesibilitas yang memiliki nilai sebesar 87,5%. Untuk kriteria akomodasi TWA Sibolangit bahkan mencapai nilai 100% yang berarti sangat besar peluang pengembangannya karena ketersediaan akomodasi ada dalam jumlah yang banyak dan berada tidak jauh dari lokasi wisata. Untuk sarana dan prasarana penunjang yang ada di sekitar kawasan juga menjadikan lokasi ini layak dijadikan objek wisata alam dengan tingkat kelayakan sebesar 100%. Untuk prasarana penunjang sendiri seperti jaringan telepon, puskesmas, jaringan listrik, jaringan air minum, dan juga kantor pos sudah ada di desa sekitar lokasi wisata tersebut, demikian halnya dengan sarana penunjang seperti rumah makan, pasar, bank, toko cinderamata dan juga transportasi sudah sangat mendukung adanya kunjungan ke lokasi wisata.

Dari hasil penilaian yang sudah dilakukan terhadap kawasan wisata alam TWA Sibolangit, dapat diketahui bahwa lokasi tersebut sangat berpeluang untuk

dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata alam karena memberi penawaran yang baik dari kriteria yang telah dinilai yaitu daya tarik, aksesibilitas, akomodasi dan juga sarana dan prasarana penunjang kawasan wisata.

Daya Tarik

Adanya daya tarik yang ditawarkan suatu lokasi merupakan alasan utama pengunjung untuk datang ke lokasi tersebut untuk melakukan kegiatan wisata. TWA Sibolangit memiliki begitu banyak daya tarik yang cukup kuat untuk bisa menarik minat wisatawan. Daya tarik tersebut dapat berupa sumber daya alam yang menonjol misalnya flora ataupun fauna, gejala alam seperti batuan, kegiatan yang dapat dilakukan di lokasi wisata misalnya kegiatan berkemah, olahraga dan lain-lain, daya tarik berupa kebersihan, keamanan dan juga kenyamanan lokasi wisata. Setiap daya tarik tersebut memiliki nilai masing-masing dan nilai tersebut menunjukkan seberapa kuat suatu daya tarik bisa menarik minat pengunjung. Penilaian terhadap komponen daya tarik dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil penilaian terhadap komponen daya tarik di TWA Sibolangit

Unsur/Sub Unsur Bobot Nilai Skor Total*

Keunikan SDA 6 15 90

Banyaknya SDA yang menonjol 6 20 120

Kegiatan wisata alam yang dapat dinikmati 6 30 180

Kebersihan lokasi objek wisata 6 30 180

Keamanan kawasan 6 30 180

Kenyamanan 6 30 180

Skor Total 155 930

*Hasil kali antara bobot dengan nilai

Dari tabel dapat dilihat bahwa keunikan sumberdaya alam memiliki skor total terendah yaitu 90. Hal ini dikarenakan dari beberapa pilihan yang termasuk kategori keunikan sumberdaya alam, TWA Sibolangit hanya memiliki dua sub unsur yang terkandung di dalamnya yaitu flora dan fauna sehingga didapatkan

hasil yang bernilai 15. Sementara untuk banyaknya sumberdaya yang menonjol terdapat tiga sub unsur yang ditemui yaitu flora, fauna dan juga gejala alam sehingga diperoleh nilai sebesar 20. Untuk kegiatan wisata yang bisa dilakukan, kebersihan objek wisata, keamanan dan kenyamanan kawasan TWA Sibolangit mengandung sub unsur yang ada sehingga masing-masing unsur tersebut memiliki nilai sebesar 30. Berikut adalah penjelasan terhadap unsur dan sub unsur untuk kriteria daya tarik yang ditawarkan TWA Sibolangit.

1. Keunikan dan Banyaknya Sumber Daya Alam yang Menonjol

Keunikan dan sumber daya alam yang menonjol adalah merupakan salah satu komponen daya tarik yang tidak bisa dilepaskan dari berminat atau tidak berminatnya wisatawan untuk mengunjungi lokasi. Semakin banyak sumber daya alam yang menonjol dari suatu lokasi wisata dapat dipastikan akan semakin

banyak pengunjung yang datang mengunjungi lokasi wisata tersebut. Suwantoro (1997) menyatakan bahwa objek wisata alam adalah sumber daya alam

yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.

TWA Sibolangit kaya akan sumberdaya alam baik flora maupun fauna. Di sepanjang jalur tracking pengunjung dapat menemui berbagai macam flora dari berbagai ukuran mulai dari tumbuhan bawah, tumbuhan merambat, hasil hutan bukan kayu dan tumbuhan berkayu. Tumbuhan yang ada di TWA Sibolangit pada umumnya merupakan tumbuhan yang ditanam oleh manusia, namun tidak sedikit

yang merupakan tanaman asli TWA itu sendiri. Potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai penambah wawasan dan pengetahuan terkait dengan keanekaragaman flora di Indonesia. Sumber daya alam terkait flora di TWA Sibolangit dapat dilihat pada Lampiran 4.

Bunga bangkai merupakan salah satu flora yang paling menonjol dari TWA Sibolangit. Flora ini tumbuh pada jalur Pinus dan juga jalur utama Duku dan Kayu Hujan. Pada jalur utama, ditemukan satu tunas bunga bangkai setinggi sekitar dua meter dan pada jalur Pinus ditemukan beberapa tunas dengan ukuran yang lebih kecil. Bunga bangkai yang terdapat di TWA Sibolangit merupakan jenis Amorphophallus titanum. Bunga bangkai ini terakhir kali ditemukan mekar pada tahun 2005. Sebelum tahun 2005, bunga ini mekar setiap hampir empat tahun sekali. Tidak dapat diketahui pasti apa penyebab bunga bangkai ini sudah tidak pernah mekar lagi sejak tahun 2005 tersebut. Gambar peta terkait dengan potensi wisata di TWA Sibolangit dapat dilihat pada Gambar 7.

Selain kaya akan jenis flora, TWA Sibolangit juga menyimpan kekayaan berupa satwa liar yang hidup di dalamnya. Satwa yang ditemukan di TWA Sibolangit pada saat melakukan pengamatan adalah dari jenis primata dan juga beberapa jenis burung. Jenis-jenis fauna yang dapat ditemukan di jalur track di TWA Sibolangit dapat dilihat pada Lampiran 6.

2. Kegiatan Wisata Alam yang Dapat Dilakukan

Kawasan TWA Sibolangit menawarkan berbagai macam kegiatan yang bisa kita lakukan berkaitan dengan kegiatan wisata alam. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, kegiatan-kegiatan tersebut adalah berupa

kegiatan untuk menikmati keindahan alam, melihat flora dan fauna, tracking, penelitian dan pendidikan, berkemah dan kegiatan olahraga.

a. Menikmati Keindahan Alam

Kegiatan ini bisa dilakukan pada shelter yang berada pada pertengahan jalur track. Shelter ini berada pada koordinat 30 20' 08,2''LU dan 980 35’ 18,6’’ BT. Dari shelter ini pengunjung dapat menikmati pemandangan bentangan hutan alam Sibolangit, pemandangan Desa Sembahe, dan ketika hari cerah pengunjung juga dapat menikmati pemandangan kota Medan. Shelter dan juga pemandangan tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

a b

c

Gambar 8. Shelter (a), pemandangan desa Sembahe (b), pemandangan bentang hutan alam Sibolangit (c)

b. Melihat Flora dan Fauna

TWA Sibolangit kaya akan sumber daya alam yang beranekaragam jenis terutama untuk jenis floranya. Mulai dari tumbuhan bawah, tumbuhan menjalar, tanaman kayu hingga tanaman non kayu. Dengan berjalan di sepanjang jalur track, pengunjung dapat menikmati keindahan alam sambil belajar mengenai flora yang mungkin tidak bisa ditemukan di sembarang tempat. Banyaknya flora yang tumbuh di TWA Sibolangit ini juga membuat lokasi ini sangat nyaman dan sejuk. Daftar flora yang bisa dinikmati di sepanjang jalur tracking bisa dilihat pada Lampiran. Fauna yang mungkin bisa ditemui di kawasan ini adalah kedih atau sejenis monyet yang memiliki bulu berwarna hitam pada tubuhnya dan sedikit warna putih pada bagian wajah dan kepalanya. Masyarakat setempat menyebut monyet ini dengan nama kulikap. Fauna ini akan ditemukan jika pengunjung melakukan kegiatan track di pagi hari. Fauna lain yang banyak ditemukan adalah jenis burung. Jika beruntung, pengunjung dapat melihat secara langsung burung yang ada di TWA, namun bisa juga menikmatinya melalui suara-suara yang dihasilkan oleh masing-masing burung tersebut.

c. Tracking

Terdapat tiga jalur track utama di TWA Sibolangit, yaitu jalur Kayu Hujan, jalur Duku, dan jalur Pinus. Penamaan ini sesuai dengan tumbuhan yang menonjol pada masing-masing jalur. Pada jalur Kayu Hujan, terdapat kayu hujan yang sangat besar. Sementara pada jalur Pinus terdapat kumpulan pohon pinus yang berada di sebelah kanan jalur saat kita menyusurinya. Jalur track yang disediakan merupakan jalan setapak namun sudah diberi batako pada jalur Kayu Hujan dan juga jalur Duku, sementara jalur Pinus masih merupakan jalan setapak.

Namun kondisi jalur track ini kurang diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sampah-sampah daun pohon yang berjatuhan di sepanjang jalur dan tidak dibersihkan.

d. Penelitian dan Pendidikan

TWA Sibolangit kaya akan sumber daya alam hayati yang berpotensi dijadikan sebagai sumber pengetahuan akan keanekaragaman hayati Indonesia. Para pelajar dan mahasiswa dapat melakukan penelitian terkait flora, fauna maupun kondisi tanah di kawasan TWA. Kawasan ini juga berpotensi untuk dijadikan salah satu sarana pendidikan konservasi bagi para pelajar.

e. Berkemah

Lokasi ini cukup nyaman untuk dijadikan sebagai lokasi untuk berkemah. Selain lokasinya yang nyaman dan asri, juga tidak jauh dari jalan dan juga pemukiman penduduk. Terdapat tiga titik koordinat pada jalur track yang dapat dijadikan sebagai lokasi untuk berkemah yaitu pada titik 30 20' 07,0'' LU dan 980 34’ 84,5’’ BT, 30 19' 99,2'' LU dan 980 35’ 05,5’’ BT serta 30 19' 99,9'' LU dan 980 35’ 04,3’’ BT. Salah satu camping ground yang ada di TWA Sibolangit dapat dilihat pada Gambar 9. Selain lokasi berkemah yang ada di jalur track, terdapat juga camping ground yang berada dekat dengan guest house yang berada di dekat gerbang masuk TWA Sibolangit.

3. Kebersihan Lokasi Objek Wisata

Sarana untuk menjaga kebersihan lokasi TWA Sibolangit sudah disediakan oleh pihak pengelola berupa tempat sampah yang dibuat di jalur track. Terdapat dua tempat sampah yang disediakan yaitu pada jalur Pinus satu buah dan pada shelter panorama satu buah. Kondisi tempat sampah sebenarnya baik dan masih utuh, namun tidak dibersihkan dari semak-semak yang tumbuh dan akhirnya menjalar ke dalam bak sampah. Adanya tempat sampah yang disediakan oleh pihak pengelola tidak menjamin lokasi bebas dari sampah. Di jalur track masih ditemukan banyak sampah berserakan yang tidak dibuang pada tempat yang telah disediakan. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya kesadaran dari pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya.

Selain sampah, hal lain yang mengganggu kebersihan lokasi wisata tersebut adalah adanya coret-coretan pada shelter yang disediakan oleh pihak pengelolan di jalur tracking. Pada beberapa shelter terdapat tulisan-tulisan pada dinding, tiang hingga atap shelter. Hal ini tentunya akan mengurangi nilai kebersihan lokasi TWA Sibolangit sebagai salah satu objek tujuan wisata.

Kawasan TWA Sibolangit juga bebas dari pengaruh industri karena memang tidak ada industri besar yang terdapat di sekitar kawasan tersebut. Meskipun TWA Sibolangit berada dekat dengan jalan raya, namun kawasan tersebut tidak terlalu dipengaruhi olehnya. TWA Sibolangit berada dekat dengan pemukiman penduduk yaitu penduduk desa Sibolangit dan juga penduduk desa Sembahe, namun lokasi tersebut tidak dipengaruhi oleh pemukiman penduduk tersebut. Hal ini dikarenakan masyarakat juga tidak begitu tertarik untuk masuk ke

dalam kawasan TWA Sibolangit dengan alasan tidak ada manfaat langsung yang diterima oleh mereka jika mereka melakukan kunjungan.

4. Keamanan Kawasan

Ketika mengunjungi suatu lokasi wisata, tentunya pengunjung mengharapkan keamanan selama berada di kawasan. Ketika pengunjung merasa lokasi wisata aman, maka pengunjung akan betah di lokasi dan akan ada kemungkinan untuk kembali lagi mengunjungi lokasi. Suatu kawasan wisata dikatakan aman ketika tidak ada perambahan ataupun penebangan liar dan pencurian di dalam kawasan, tidak adanya longsor, tidak adanya kepercayaan yang mengganggu serta penyakit menular.

Setelah dilakukan penilaian, kawasan TWA Sibolangit termasuk dalam kategori aman dari segala ancaman seperti arus berbahaya, penyakit berbahaya dan juga kepercayaan-kepercayaan yang mengganggu. Mayoritas masyarakat sekitar kawasan juga sudah menyadari arti penting suatu kawasan hutan bagi kehidupan mereka sehingga di kawasan TWA Sibolangit sangat jarang ditemukan perambahan dan penebangan liar serta pencurian. Namun, kawasan TWA Sibolangit sangat rawan terhadap longsor. Terlebih pada saat musim penghujan. Biasanya ketika hujan deras, maka besar kemungkinan akan terjadi longsor di TWA Sibolangit dan itu akan menyebabkan tertutupnya akses ke arah Berastagi. Namun, pada dasarnya bahaya longsor ini tidak akan mengganggu kegiatan di TWA Sibolangit, hanya saja akses akan menjadi lebih sulit.

5. Kenyamanan Kawasan

Rasa nyaman yang ditawarkan lokasi wisata akan menambah minat wisatawan untuk datang kembali ke lokasi tersebut. Rasa nyaman ini dapat terbentuk dari kebersihan dan keasrian lokasi wisata, lokasi wisata yang bebas dari kebisingan dan juga bau, pelayanan selama berwisata yang diterima oleh wisatawan juga sarana dan prasarana yang disediakan oleh pihak pengelola wisata di lokasi.

Kawasan TWA Sibolangit merupakan lokasi yang nyaman dengan udara yang asri dan sejuk, bebas dari kebisingan dan tidak lalu lintas yang mengganggu selama pengunjung berada di lokasi. Namun, kebersihan lokasi masih kurang diperhatikan. Di sepanjang jalur tracking masih ditemukan sampah yang tidak berada pada tempatnya padahal tempat sampah sudah ada disediakan.

Untuk pelayanan yang diberikan oleh pihak pengelola sudah baik. Ketika pengunjung tiba di lokasi akan ada petugas yang datang dan menawarkan bantuan apabila pengunjung membutuhkan guide untuk melakukan penyusuran jalur track. Sarana dan prasarana yang ada di dalam TWA Sibolangit dapat dikatakan sudah memenuhi syarat sebagai objek wisata. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pusat informasi dan juga aula, sebuah kantor yang juga dapat dijadikan sebagai guest house apabila pengunjung ingin menginap di lokasi. Selain itu, di sepanjang jalur track juga sudah terdapat tempat duduk juga shelter sebagai tempat untuk beristirahat saat melakukan kegiatan tracking, dan terdapat juga beberapa tempat sampah. Namun, beberapa dari sarana dan prasarana tersebut telah rusak karena kurang mendapat perhatian dari pihak pengelola TWA Sibolangit. Gambar untuk sarana dan prasarana yang ada di TWA Sibolangitdapat dilihat pada Gambar 10.

a b

c d e

Gambar 10. Pusat informasi dan aula (a); kantor atau guset hosue (b); salah satu papan interpretasi di jalur track (c); tempat duduk di jalur track (d); shelter yang bisa ditemukan di jalur track (e)

Aksesibilitas

Perjalanan dari Medan ke kawasan TWA Sibolangit dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu jam dengan menggunakan angkutan umum yang menuju ke Berastagi dengan ongkos perjalanan sebesar Rp. 8.000,-. Tipe jalan menuju kawasan adalah jalan aspal dengan lebar lebih dari tiga meter. Kondisi jalannya yang baik dengan jarak sekitar 15 km dari kota Medan membuat akses ke kawasan ini tidak begitu sulit. Penilaian untuk aksesibilitas menuju kawasan TWA Sibolangit dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil penilaian terhadap aksesibilitas menuju kawasan TWA Sibolangit

No Unsur/Sub Unsur Bobot Nilai Skor Total*

1 Kondisi jalan 5 30 150

2 Jarak dari kota 5 15 75

3 Tipe jalan 5 30 150

4 Waktu tempuh dari kota 5 30 150

*Hasil kali antara bobot dengan nilai

MacKinnon et al. (1990), menyatakan bahwa dua diantara beberapa faktor yang membuat suatu kawasan menarik bagi pengunjung adalah letaknya yang dekat, cukup dekat atau jauh dengan bandar udara internasional atau pusat wisata utama atau pusat kota dan juga perjalanan ke kawasan tersebut apakah mudah dan nyaman, perlu sedikit usaha, sulit atau berbahaya. Aksesibilitas menuju kawasan

Dokumen terkait