• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Tinggi tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman 2 MSPT s/d 11 MSPT serta sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 1 s/d lampiran 20 yang menunjukkan

perlakuan konsentrasi GA3 dan frekuensi pemberian GA3 serta interaksi kedua

perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman tomat.

Tinggi tanaman tomat umur 11 MSPT pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi tanaman tomat umur 11 MSPT pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi GA3

Frekuensi

Rataan F1= 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 112.20 112.87 114.84 113.30 K1 = 150 ppm 114.57 122.66 129.31 122.18 K2 = 300 ppm 127.18 121.20 121.67 123.35 K3 = 450 ppm 123.57 130.33 133.18 129.03 Rataan 119.38 121.76 124.75

Tabel 1 menunjukkan tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan konsentrasi 450 ppm (K3) yaitu 129.03 cm yang berbeda

tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K0, K1 dan K2.

Tabel 1 juga menunjukkan tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan frekuensi 3 kali (F3) yaitu 124.75 cm yang berbeda

tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F1 dan F2.

Umur berbunga (hari)

Data pengamatan umur berbunga dan daftar sidik ragam disajikan dalam lampiran 21 s/d 22 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi GA3 berpengaruh

nyata sedangkan frekuensi pemberian GA3 dan interaksi kedua perlakuan

berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga.

Umur berbunga tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Umur berbunga (hari) tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Frekuensi

Rataan F1 = 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 33.33 34.00 35.00 34.11 ab K1 = 150 ppm 33.44 30.56 30.78 31.59 c K2 = 300 ppm 34.22 28.67 32.89 31.93 bc K3 = 450 ppm 33.89 34.78 35.89 34.85 a Rataan 33.72 32.00 33.64

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Tabel 2 menunjukkan tanaman tomat berbunga lebih awal diperoleh pada pemberian GA3 dengan konsentrasi 150 ppm (K1) yaitu 31.59 hari yang berbeda tidak nyata dengan K2 tetapi berbeda nyata dengan K0 dan K3.

Tabel 2 juga menunjukka n tanaman tomat berbunga lebih awal cenderung pada pemberian GA3 dengan frekuensi 2 kali (F2) yaitu 32.00 hari yang berbeda

Gambar 1. Hubungan umur berbunga tanaman tomat (hari) dengan konsentrasi pemberian GA3

Gambar 1 menunjukka n bahwa hubungan umur berbunga dengan konsentrasi pemberian GA3 adalah berbentuk kuadratik negatif dimana umur

berbunga tercepat diperoleh pada pemberian GA3 211.22 ppm yaitu 31.39 hari.

Jumlah bunga per tanaman

Data pengamatan jumlah bunga per tanaman pada umur 35 hari setelah pindah tanam dan sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 23 s/d 24 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi GA3 dan frekuensi pemberian GA3 serta

interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga per tanaman tomat.

Jumlah bunga per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah bunga per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Frekuensi

Rataan F1 = 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 18.00 16.33 18.78 17.70 K1 = 150 ppm 15.67 18.22 14.89 16.26 K2 = 300 ppm 11.22 17.00 10.44 12.89 K3 = 450 ppm 19.56 14.78 7.56 13.98 Rataan 16.11 16.58 12.92

Tabel 3 menunjukkan jumlah bunga per tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan konsentrasi 0 ppm (K0) yaitu

17.7 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K1, K2 dan K3.

Tabel 3 juga menunjukkan jumlah bunga per tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan frekuensi 2 kali (F2) yaitu 16.58

yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan F3 dan F1.

Jumlah tandan buah (Cluster)

Data pengamatan jumlah tandan buah (cluster) dan daftar sidik ragam disajikan dalam lampiran 25 s/d 26 yang menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 serta interaksi keduanya berpengaruh

tidak nyata terhadap jumlah tandan buah tanaman tomat.

Jumlah tandan buah tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah tandan buah (cluster) tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Frekuensi

Rataan F1 = 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 5.33 6.33 5.22 5.62 K1 = 150 ppm 5.55 6.11 4.88 5.51 K2 = 300 ppm 4.33 5.44 3.55 4.44 K3 = 450 ppm 5.22 6.22 4.55 5.33 Rataan 5.10 6.02 4.55

Tabel 4 menunjukka n jumlah tandan buah tomat terbanyak cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan konsentrasi 0 ppm (K0) yaitu 5.62 yang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K1, K2 dan K3.

Tabel 4 juga menunjukkan jumlah tandan buah tomat terbanyak cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan frekuensi 2 kali (F2) yaitu 6.02 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F1 dan F3.

Jumlah buah per tanaman

Data pengamatan jumlah buah per tanaman dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 27 s/d 28 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi pemberian GA3 berpengaruh tidak nyata sedangkan perlakuan frekuensi pemberian GA3 berpengaruh nyata, dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh

tidak nyata terhadap jumlah buah per tanaman tomat.

Jumlah buah per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah buah per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Frekuensi

Rataan F1 = 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 15.22 29.66 16.11 20.33 K1 = 150 ppm 23.33 26.77 16.22 22.11 K2 = 300 ppm 13.11 21.22 12.33 15.55 K3 = 450 ppm 20.55 23.66 10.55 18.25 Rataan 18.05 ab 25.33 a 13.80 b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Tabel 5 menunjukkan jumlah buah per tanaman tomat terbanyak cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan konsentrasi 150 ppm (K1) yaitu

22.11 yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K0, K2 dan K3.

Tabel 5 juga menunjukkan jumlah buah per tanaman terbanyak pada frekuensi pemberian GA3 2 kali (F2) yaitu 25.33 yang berbeda tidak nyata dengan

Gambar 2. Hubungan antara jumlah buah per tanaman tomat terhadap frekuensi pemberian GA3

Gambar 2 menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah buah per tanaman dengan frekuensi pemberian GA3 berbentuk kuadratik dimana jumlah buah per tanaman terbanyak diperoleh pada frekuensi pemberian GA3 = 1.886 yaitu 25.44

buah.

Berat buah per tanaman (kg)

Data pengamatan berat buah per tanaman dan daftar sidik ragam disajikan dalam lampiran 29 s/d 30 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi GA3 berpengaruh tidak nyata sedangkan frekuensi pemberian GA3 berpengaruh nyata.

Kombinasi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah per tanaman tomat.

Berat buah per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Berat buah per tanaman tomat (kg) pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Frekuensi

Rataan F1 = 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 0.49 0.75 0.41 0.55 K1 = 150 ppm 0.72 0.82 0.46 0.67 K2 = 300 ppm 0.37 0.65 0.34 0.45 K3 = 450 ppm 0.60 0.64 0.47 0.57 Rataan 0.55 ab 0.72 a 0.42 b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Tabel 6 menunjukkan berat buah per tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan konsentrasi 150 ppm (K1) yaitu 0.67 kg

Tabel 6 juga menunjukkan bahwa pada frekuensi pemberian GA3 berat

buah per tanaman tertinggi pada frekuensi pemberian 2 kali (F2) yaitu 0.72 kg

yang berbeda tidak nyata dengan F1 tetapi berbeda nyata dengan F3.

Gambar 3. Hubungan berat buah per tanaman dengan frekuensi pemberian GA3

Gambar 3 menunjukka n hubungan berat buah per tanaman dengan frekuensi pemberian GA3 berbentuk kuadratik dimana berat buah tertinggi

diperoleh pada pemberian GA3 1.869 yaitu 0.724 kg. Rata-rata berat buah (g)

Data pengamatan rata-rata berat buah (g) dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 31 s/d 32 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap

Rata-rata berat buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata berat buah tomat (g) pada berbagai konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Frekuensi

Rataan F1 = 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 31.49 26.01 26.84 28.11 K1 = 150 ppm 32.23 31.20 28.67 30.70 K2 = 300 ppm 28.67 27.45 23.41 26.51 K3 = 450 ppm 29.06 28.27 23.95 27.09 Rataan 30.36 28.23 25.71

Tabel 7 menunjukkan rata-rata berat buah tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan konsentrasi 150 ppm (K1) yaitu 30.7 g

yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K0, K2 dan K3.

Tabel 7 juga menunjukkan rata-rata berat buah tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan frekuensi 1 kali (F1) yaitu 30.36 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F2 dan F3.

Diameter buah (cm)

Data pengamatan diameter buah dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 33 s/d 34 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 serta interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah.

Diameter buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Diameter buah (cm) buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Frekuensi

Rataan F1 = 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 2.99 2.95 2.91 2.95 K1 = 150 ppm 3.09 3.06 2.91 3.02 K2 = 300 ppm 2.88 2.66 2.57 2.70 K3 = 450 ppm 3.04 2.91 2.73 2.89 Rataan 3.00 2.89 2.78

Tabel 8 menunjukkan diameter buah tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan konsentrasi 150 ppm (K1) yaitu 3.02 cm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K0, K2 dan K3.

Tabel 8 juga menunjukkan diameter buah tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan frekuensi 1 kali (F1) yaitu 3.00 cm yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F2 dan F3.

Jumlah biji per buah

Data pengamatan jumlah biji per buah dan daftar sidik ragam disajikan dalam lampiran 35 s/d 36 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi GA3

berpengaruh nyata sedangkan perlakuan frekuensi pemberian GA3 dan kombinasi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah biji tomat.

Jumlah biji per buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah biji per buah tomat pada berbagai konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Frekuensi

Rataan F1= 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 57.57 62.48 57.95 59.33 a K1 = 150 ppm 51.09 50.89 46.73 49.57 ab K2 = 300 ppm 46.98 43.08 39.31 43.12 b K3 = 450 ppm 53.52 47.25 39.63 46.80 ab Rataan 52.29 50.93 45.91

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Tabel 9 menunjukkan bahwa pada konsentrasi pemberian GA3 jumlah biji per buah tomat tertinggi pada konsentrasi 0 ppm (K0) yaitu 59.33 yang berbeda tidak nyata dengan K1 dan K3 tetapi berbeda nyata dengan K2.

Tabel 9 juga menunjukkan jumlah biji per buah tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan frekuensi 1 kali (F1) yaitu 52.29

yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F2 dan F3.

Gambar 4 menunjukkan bahwa hubungan jumlah biji per buah dengan konsentrasi pemberian GA3 adalah berbentuk kuardratik negatif dimana jumah biji

buah tomat terendah diperoleh pada pemberian GA3 pada konsentrasi 323 ppm

yaitu 43.06.

Umur tanaman (hari)

Data pengamatan umur tanaman dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 37 s/d 38 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 serta interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap

umur tanaman.

Umur tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Umur tanaman tomat (hari) pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Tabel 10 menunjukkan umur tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan konsentrasi 150 ppm (K1) yaitu 134.89 hari yang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K0, K2 dan K3.

Tabel 10 juga menunjukkan umur tanaman tomat tertinggi cenderung diperoleh pada pemberian GA3 dengan frekuensi 2 kali (F2) yaitu 134.75 hari

yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu F1 dan F3.

Frekuensi

Rataan F1 = 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 132.33 135.44 131.67 133.15 K1 = 150 ppm 134.89 135.67 134.11 134.89 K2 = 300 ppm 135.44 132.00 132.56 133.33 K3 = 450 ppm 135.22 135.89 133.22 134.78 Rataan 134.47 134.75 132.89

Kadar vitamin A (mg/100 g)

Data pengamatan kadar vitamin A buah tomat dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 39 s/d 40 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi GA3

berpengaruh nyata dan frekuensi pemberian GA3 berpengaruh tidak nyata serta

interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap kadar vitamin A tomat. Kadar vitamin A buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Kadar vitamin A buah tomat (mg/100 g) pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Frekuensi

Rataan F1 = 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 5.2536 c 3.5534 d 1.8532 f 3.5534 K1 = 150 ppm 5.2536 c 8.6540 a 7.8039 b 7.2371 K2 = 300 ppm 1.0031 g 1.8532 f 0.1530 h 1.0031 K3 = 450 ppm 2.1933 e 3.5534 d 1.0031 g 2.2499 Rataan 3.4259 4.4035 2.7033

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.

Tabel 11 menunjukkan pada frekuensi pemberian GA3 1 kali (F1), kadar

vitamin A buah tomat tertinggi diperoleh 5.2536 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA3 0 ppm (K0) dan 150 ppm (K1) yang berbeda nyata dengan K2 dan K3.

Tabel 11 menunjukkan pada frekuensi pemberian GA3 2 kali (F2), kadar

vitamin A buah tomat tertinggi diperoleh 8.6540 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA3 150 ppm (K1) yang berbeda nyata dengan K0, K2 dan K3.

Tabel 11 juga menunjukkan pada frekuensi pemberian GA3 3 kali (F3),

kadar vitamin A buah tomat tertinggi diperoleh 7.8039 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA3 150 ppm (K1) yang berbeda nyata dengan K0, K2 dan K3.

Hubungan kadar vitamin A buah tomat dengan perlakuan konsentrasi dan

frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada gambar

5.

Gambar 5. Hubungan kadar vitamin A buah tomat (mg/100 g) dengan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Dari gambar 5 dapat dilihat hubungan kadar vitamin A buah tomat dengan perlakuan konsentrasi K0 (0 ppm), K1 (150 ppm), K2 (300 ppm), K3 (450 ppm)

dan frekuensi pemberian GA3 sebesar F1 (1 kali), F2 (2 kali), F3 (3 kali).

Kadar vitamin C (hari)

Data pengamatan kadar vitamin C buah tomat dan daftar sidik ragam disajikan pada lampiran 41 s/d 42 yang menunjukkan perlakuan konsentrasi dan

frekuensi pemberian GA3 serta interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyata

terhadap kadar vitamin C.

Kadar vitamin C buah tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Kadar vitamin C buah tomat (mg/100 g) berbagai perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Frekuensi

Rataan F1 = 1 kali F2 = 2 kali F3 = 3 kali

Konsentrasi K0 = 0 ppm 26.40 k 35.20 j 52.80 i 38.13 K1 = 150 ppm 61.60 h 64.60 g 70.40 f 65.53 K2 = 300 ppm 70.40 f 79.20 e 88.00 d 79.20 K3 = 450 ppm 105.60 c 114.40 b 123.20 a 114.40 Rataan 66.00 73.35 83.60

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Tabel 12 menunjukkan pada frekuensi pemberian GA3 1 kali (F1), kadar

vitamin C buah tomat tertinggi diperoleh 105.6 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA3 450 ppm (K3) yang berbeda nyata dengan K0, K1 dan K2.

Tabel 12 menunjukkan pada frekuensi pemberian GA3 2 kali (F2), kadar

vitamin C buah tomat tertinggi diperoleh 114.4 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA3 450 ppm (K3) yang berbeda nyata dengan K0, K1 dan K2.

Tabel 12 juga menunjukkan pada frekuensi pemberian GA3 3 kali (F3),

kadar vitamin C buah tomat tertinggi diperoleh 123.2 mg/100 g yaitu pada konsentrasi GA3 450 ppm (K3) yang berbeda nyata dengan K0, K1 dan K2.

Hubungan kadar vitamin C dengan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 6. Hubungan kadar vitamin C buah tomat (mg/100 g) dengan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Dari gambar 6 dapat dilihat hubungan kadar vitamin A dengan perlakuan konsentrasi K0 (0 ppm), K1 (150 ppm), K2 (300 ppm), K3 (450 ppm) dan frekuensi pemberian GA3 sebesar F1 (1 Kali), F2 (2 Kali), F3 (3 Kali).

Pembahasan

Peningkatan mutu dan hasil tanaman tomat dengan perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Dari hasil pengamatan, perlakuan konsentrasi pemberian GA3 berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per buah dan umur berbunga tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan buah, jumlah buah per tanaman, rata-rata berat buah, diameter buah, berat buah per tanaman, dan umur tanaman.

Dari hasil pengamatan frekuensi pemberian GAp3 berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah biji per buah, jumlah tandan buah, rata-rata berat buah, diameter buah dan umur tanaman.

Dari hasil analisis data secara statistik terlihat bahwa perlakuan konsentrasi GA3 berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman,

jumlah bunga dan jumlah tandan buah. Jumlah tandan buah dan jumlah bunga tertinggi pada pemberian GA3 sebanyak 0 ppm sedangkan tinggi tanaman

tertinggi pada pemberian konsentrasi GA3 sebanyak 450 ppm. Hal ini disebabkan

GA3 yang diberikan secara eksogen mendorong pembelahan sel sehingga ruas

batang memanjang, tetapi pembentukan tandan buah dan jumlah bunga tidak dipengaruhi. Hal ini sesuai dengan literatur Weaver (1972) GA3 dapatmenstimulir

perpanjangan sel karena GA3 menghidrolisa pati yang akan mendukung

terbentuknya amylase. Sebagai akibat dari proses tersebut, maka konsentrasi gula meningkat, yang mengakibatkan tekanan osmotik didalam sel tersebut menjadi

naik sehingga ada kecenderungan sel tersebut bekembang dan menambah tinggi tanaman.

Dari hasil analisis data secara statistik terlihat bahwa pemberian konsentrasi GA3 berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per buah dimana

tertinggi pada konsentrasi 0 ppm dan terendah pada konsentrasi 300 ppm. Pemberian konsentrasi GA3 sebanyak 300 ppm berperan dalam mengendalikan

pertumbuhan buah khususnya pertumbuhan biji. Pemberian GA3 sebanyak 300

ppm dapat menurunkan jumlah biji buah tomat. Gibberellin terdapat pada semua organ tanaman, tetapi konsentrasinya tidak konstan di dalam tanaman. Tingkat tertinggi ditemukan di dalam biji, dengan tingkat luar biasa terdapat pada endosperma cair dari beberapa biji. Dengan adanya penyemprotan gibberelin dari luar (secara eksogen) maka biji tidak lagi berkembang karena pertumbuhan atau perbesaran buah disokong dari luar. Hal ini sesuai dengan literatur Wilkins (1989) yang menyatakan bahwa setelah fertilisasi, sintesis gibberellin terjadi pada endosperm dan embrio. Gibberellin ini sebaliknya diperlukan untuk pertumbuhan buah berlangsung.

Dari hasil analisis data secara statistik terlihat bahwa pemberian konsentrasi GA3 berpengaruh nyata terhadap umur berbunga dimana umur

berbunga tertinggi pada konsentrasi 450 ppm dan terendah konsentrasi sebanyak 150 ppm. Hal ini disebabkan gibberellin berperan dalam merangsang pembungaan. Tinggi rendahnya kandungan hormon GA3 pada tanaman akan

menentukan bagaimana tanaman tersebut tumbuh pada fase vegetatif dan berbunga pada fase generatif. Hal ini sesuai dengan literatur Wattimena (1985)

yang menyatakan bahwa gibberellin dapat mengganti pengaruh suhu dingin pada tanaman-tanaman dan dapat mendorong terjadinya pembungaan.

Dari hasil analisis data secara statistik terlihat jumlah buah per tanaman dan berat buah per tanaman tertinggi cenderung pada pemberian konsentrasi GA3

150 ppm (K1) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K0, K2

dan K3. Dengan frekuensi pemberian GA3 sebanyak 2 kali dapat meningkatkan

jumlah buah dan berat buah per tanaman yang berbeda tidak nyata dengan F1

tetapi berbeda nyata dengan F3. Setiap pemberian GA3 memberikan pengaruh

yang berbeda. Pemberian GA3 tertinggi pada frekuensi 2 kali karena pemberian

GA3 pada waktu aplikasi 25 hari dan 32 hari setelah pindah tanam, tanaman tomat

dalam pembentukan buah, sehingga aplikasi GA3 efektif dapat mengatur

pertumbuhan dan perkembangan buah. Hal ini sesuai dengan literatur Wilkins (1989) yang menyatakan setelah fertilisasi, sintesis gibberellin terjadi pada endosperma dan embrio. Gibberellin ini sebaliknya diperlukan untuk memungkinkan pertumbuhan buah berlangsung.

Dari hasil analisis data secara statistik terlihat rata-rata berat buah dan diameter buah tertinggi cenderung pada pemberian konsentrasi GA3 150 ppm (K1)

yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K0, K2 dan K3. Hal ini

karena peranan gibberellin untuk pengendalian pertumbuhan buah. Dalam literatur Gardner, dkk (1991) penggunaan GA3 pada anggur dengan perlakuan GA3 sebesar

200 ppm pada waktu gugurnya kalipta (daun pelindung bunga) menghasilkan anggur yang lebih besar dan kualitas rasa yang meningkat.

Dari hasil analisis data secara statistik terlihat umur tanaman tertinggi cenderung diperoleh pada konsentrasi GA3 150 ppm (K1) yang berbeda tidak

nyata dengan perlakuan lainnya yaitu K0, K2 dan K3. Pemberian GA3 yang tidak

nyata pada umur tanaman diduga dikarenakan lebih dominan sifat genetik tanaman daripada perlakuan dan lingkungan tempat tumbuh tanaman.

Peningkatan mutu dan hasil tanaman tomat dengan perlakuan interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3

Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 berpengaruh nyata terhadap

kadar vitamin A dan kadar vitamin C tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan buah, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat rata-rata buah, diameter buah, jumlah biji per buah, dan umur tanaman. Faktor dalam dan faktor luar sangat mempengaruhi keefektifan aplikasi zat pengatur tumbuh dan mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Interaksi pemberian konsentrasi dan frekuensi GA3 nyata meningkatkan

kadar vitamin C dan vitamin A. Hal ini disebabkan pemberian GA3 mempunyai

pengaruh dalam mengurangi laju perkembangan, pemasakan, pematangan dan penuaaan buah. Hal ini sesuai dengan penelitian Coggins dan Hield (1962) yaitu pengaruh pemberian GA pada jeruk adalah terhambatnya khlorofil, peningkatan ketebalan kulit, penundaan penimbunan-penimbunan karotenoid-karotenoid pada jeruk manis dan peningkatan asam askorbat (vitamin C).

Interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian GA3 berpengaruh

tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan buah, jumlah buah per tanaman, berat rata-rata buah, diameter buah, jumlah biji per buah, berat buah per tanaman, umur berbunga, dan umur

tanaman. Hal ini diduga karena faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi aplikasi GA3. Laju serapan zat pengatur tumbuh oleh tanaman tergantung pada

beberapa faktor, antara lain : spesies tanaman yang bersangkutan, organ tanaman yang diberi perlakuan, sifat kimia dan solubilitas dari zat pengatur tumbuh yang bersangkutan, pelarut yang digunakan, dan kondisi lingkungan, terutama suhu dan kelembaban. Faktor – faktor lingkungan akan ikut berperan. Secara umum, kondisi lingkungan yang menghambat translokasi air, unsur hara, atau senyawa organik lainnya juga akan menghambat pergerakan zat pengatur tumbuh dalam tubuh tanaman.

Dokumen terkait