• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir). Persentase perkecambahan benih kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan musik klasik “Rivers Flows In You - Yiruma” dalam 48

jam disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase perkecambahan benih kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan musik klasik “Rivers Flows In You - Yiruma” dalam 48 jam.

Kode

Hasil pengamatan dalam 48 jam pada perkecambahan benih kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan L0 merupakan tanpa paparan suara (tanaman kontrol perlakuan musik klasik) sebesar 100%, L1 merupakan paparan suara musik klasik

“Rivers Flows In You-Yiruma” dengan jarak tanaman ke sumber suara 20 cm sebesar 95%, L2 merupakan paparan suara musik klasik “Rivers Flows In You-Yiruma” dengan jarak tanaman ke sumber suara 50 cm sebesar 100% dan L3 merupakan paparan suara musik klasik “Rivers Flows In You- Yiruma” dengan jarak tanaman ke sumber suara 80 cm sebesar 100%.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir). Persentase perkecambahan benih kangkung darat (Ipomoea

reptans poir) dengan paparan noise (kebisingan) dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber bunyi disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Persentase perkecambahan benih kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan Noise (Kebisingan) dalam 48 jam.

Kode

Sumber: Data diolah, 2021.

Hasil pengamatan dalam 48 jam pada perkecambahan benih kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan T0 merupakan tanpa paparan suara (tanaman kontrol perlakuan noise) sebesar 95%, T1 merupakan paparan suara noise dengan jarak tanaman ke sumber suara 20 cm sebesar 95%, T2 merupakan paparan suara noise dengan jarak tanaman ke sumber suara 50 cm sebesar 90% dan T3 merupakan paparan suara noise dengan jarak tanaman ke sumber suara 80 cm sebesar 90%.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir). Persentase perkecambahan benih kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan nature noise dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80

cm dari sumber bunyi disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Persentase perkecambahan benih kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan nature noise dalam 48 jam.

Kode Benih

Hasil pengamatan dalam 48 jam pada perkecambahan benih kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan P0 merupakan tanpa paparan suara (tanaman kontrol perlakuan nature noise) sebesar 95%, P1 merupakan paparan suara nature noise dengan jarak tanaman ke sumber suara 20 cm sebesar 95%, P2 merupakan paparan suara nature noise dengan jarak tanaman ke sumber suara 50 cm sebesar 90% dan P3 merupakan paparan suara nature noise dengan jarak tanaman ke sumber suara 80 cm sebesar 90%.

Pengamatan benih yang berhasil berkecambah diamati menggunakan pengamatan visual. Data jumlah benih yang tumbuh dibagi jumlah benih yang ditanam kemudian dikonversi ke satuan persen. Metode pengamatan perkecambahan ini mengacu pada penelitian Creath et al. (2004). Berdasarkan Tabel 1 kode L0 (kontrol), L2 (paparan suara musik klasik “Rivers Flows In You-Yiruma” dengan jarak tanaman ke sumber suara 50 cm) dan L3 (paparan suara musik klasik “Rivers Flows In You- Yiruma” dengan jarak tanaman ke sumber suara 80 cm) didapatkan hasil perkecambahan sebesar 100%, sedangkan pada perlakuan dengan paparan noise (kebisingan) nilai perkecambahan tertinggi terdapat pada kode T1 (paparan suara noise dengan jarak tanaman ke sumber suara 20 cm) dan T0 (tanaman kontrol perlakuan noise) sebesar 95%, nilai perkecambahan paparan noise (kebisingan) lebih rendah dibandingkan dengan nilai perkecambahan paparan suara musik klasik, selain nilai paparan suara musik klasik dan paparan noise (kebisingan) terdapat pula hasil dari perkecambahan benih kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan nature noise dengan nilai tertinggi terdapat pada kode P1 (paparan suara nature noise dengan jarak tanaman ke sumber suara 20 cm) dan P0 (tanaman kontrol perlakuan nature

noise) sebesar 95%. Nilai daya perkecambahan paparan suara musik klasik lebih tinggi dibandingkan dengan nilai daya perkecambahan paparan noise (kebisingan) dan nilai daya perkecambahan paparan nature noise, hal ini dikarenakan pemaparan musik klasik pada tanaman dapat meningkatkan daya berkecambah lebih baik dibandingkan dengan paparan noise dan nature noise. Hal ini sesuai dengan penelitian Creath et al.

(2004) yang menyatakan bahwa bunyi musik klasik mempercepat daya perkecambahan. Pemaparan bunyi dapat merangsang aktivitas enzim pada kotiledon benih sehingga berkecambah lebih cepat, selain itu terjadi peningkatan vigor benih yang dapat meningkatkan daya berkecambah suatu tanaman (Mareza et al. 2009).

Energi yang merambat dan disertai oleh getaran bunyi sangat mempengaruhi berbagai proses yang berlangsung dalam sel benih tanaman. Penelitian yang telah dilakukan oleh Wang et al. (2003) menyatakan bahwa paparan bunyi dengan frekuensi 0.4 kHz pada level bunyi 106 dB meningkatkan indeks perkecambahan, aktifitas pertumbuhan akar dan penetrabilitas membran sel selain itu penerapan teknologi gelombang bunyi pada tanaman mampu mempercepat pertumbuhan bibit, memperbanyak dan memperpanjang akar bibit padi, serta memperbanyak anakan bibit padi pada proses persemaian (Suwardi et al. 2010). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa paparan musik klasik dapat meningkatkan daya perkecambahan benih tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir).

Tinggi Tanaman

Hasil pengamatan tinggi tanaman kangkung darat dengan paparan musik klasik

“Rivers Flows In You-Yiruma” dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber bunyi disajikan pada gambar 4.

0 5 10 15 20 25 30 35 40

L1 L2 L3 L0

Tinggi Tanaman (cm)

Perlakuan

Gambar 4. Grafik Tinggi Tanaman Kangkung Darat dengan Paparan Musik Klasik Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir), nilai tertinggi tinggi tanaman kangkung darat yaitu sebesar 34,18cm terdapat pada paparan suara musik klasik “Rivers Flows In You- Yiruma”

dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 20 cm (L1), sedangkan nilai tinggi tanaman paling rendah yaitu sebesar 26,44 cm terdapat pada paparan suara musik klasik “Rivers Flows In You-Yiruma” dengan jarak tanaman kesumber suara 80 cm (L3).

Pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan musik klasik “Rivers Flows In You - Yiruma” dengan jarak tanam

20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber bunyi dilakukan selama 30 hari setelah tanam, tinggi tanaman akan diukur mulai 2 hari sekali pada pukul 10.00-11.00 WIB, dimulai dari hari pertama sejak pemindahan bibit dari tray penyemaian atau 4 HST selanjutnya pada 6 HST, 8 HST, 10 HST, 12 HST, 14 HST, 16 HST, 18 HST, 20 HST, 22 HST, 24 HST, 26 HST, 28 HST, dan 30 HST disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kangkung dengan Paparan Musik Klasik

Hasil pengamatan selama 30 hari setelah tanam menghasilkan tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan musik klasik “Rivers Flows In You - Yiruma” yang selalu meningkat setiap harinya. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada paparan suara musik klasik “Rivers Flows In You- Yiruma” dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 20 cm (L1) sedangkan tinggi tanaman terrendah terdapat pada paparan suara musik klasik “Rivers Flows In You- Yiruma” dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 80 cm (L3).

Hasil pengamatan tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan noise (kebisingan) dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber bunyi disajikan pada Gambar 6.

0

Gambar 6. Grafik Tinggi Tanaman Kangkung dengan Paparan Noise (Kebisingan) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) nilai tertinggi tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) yaitu sebesar 22,60cm terdapat pada paparan noise (kebisingan) dengan jarak

tanaman ke sumber suara sebesar 50 cm (T2), sedangkan nilai tinggi tanaman paling rendah yaitu sebesar 15,33cm terdapat pada tanaman kontrol perlakuan noise (T0).

Nilai tertinggi tanaman pada perlakuan T2 berbeda jauh dengan perlakuan T0.

Berdasarkan hasil analisis varian (Anova) menunjukkan bahwa paparan noise (kebisingan) berpengaruh terhadap tinggi tanaman kangkung darat, yang dapat diketahui dari nilai F hitung ≥ F tabel (8,04 ≥ 3,23) (Lampiran 24). Nilai tinggi tanaman terdapat perbedaan yang signifikan sehingga dilanjutkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5% pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji DMRT Tinggi Tanaman dengan Paparan Noise (Kebisingan)

JARAK DMRT

PERLAKUAN RATAAN NOTASI

0.05 0.01 0.05 0.01

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata berdasarkan uji DMRT 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%

Pada tabel 4 berdasarkan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5%

dan 1% terlihat bahwa perlakuan dengan berbagai jarak tanaman ke sumber suara memberikan hasil yang berbeda pada tinggi tanaman kangkung darat. Perlakuan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 50 cm (T2) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan jarak tanaman ke sumber suara lainnya.

Pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) paparan noise (kebisingan) dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari

sumber bunyi dilakukan selama 30 hari setelah tanam, tinggi tanaman akan diukur mulai 2 hari sekali pada pukul 10.00-11.00 WIB, dimulai dari hari pertama sejak pemindahan bibit dari tray penyemaian atau 4 HST selanjutnya pada 6 HST, 8 HST, 10 HST, 12 HST, 14 HST, 16 HST, 18 HST, 20 HST, 22 HST, 24 HST, 26 HST, 28 HST, dan 30 HST disajikan pada gambar 7.

Gambar 7. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kangkung dengan Paparan Noise (Kebisingan)

Hasil pengamatan selama 30 hari setelah tanam menghasilkan tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan noise (kebisingan) yang selalu meningkat setiap harinya. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada paparan noise (kebisingan) dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 50 cm (T2) sedangkan tinggi tanaman terendah terdapat pada paparan noise (kebisingan) tanaman kontrol perlakuan noise (T0).

Hasil pengamatan tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan nature noise dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber bunyi disajikan pada gambar 8.

Gambar 8. Grafik Tinggi Tanaman Kangkung dengan Paparan Nature Noise Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) nilai tertinggi tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) yaitu sebesar 22,96 cm terdapat pada paparan nature noise dengan jarak tanaman

ke sumber suara sebesar 50 cm (P2), sedangkan nilai tinggi tanaman paling rendah yaitu sebesar 17,50 cm terdapat pada tanaman kontrol perlakuan nature noise (P0).

Nilai tertinggi tanaman pada perlakuan P2 berbeda jauh dengan perlakuan P0.

0 5 10 15 20 25

P1 P2 P3 P0

Tinggi Tanaman (Cm)

Perlakuan

Berdasarkan hasil analisis varian (Anova) menunjukkan bahwa paparan nature noise berpengaruh terhadap tinggi tanaman kangkung darat, yang dapat diketahui dari nilai F hitung ≥ F tabel (6,12 ≥ 3,23) (Lampiran 30). Nilai tinggi tanaman terdapat perbedaan yang signifikan sehingga dilanjutkan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5% dan 1 % pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji DMRT Tinggi Tanaman dengan Paparan Nature Noise

JARAK DMRT

PERLAKUAN RATAAN NOTASI

0.05 0.01 0.05 0.01

- - - P0 17.5 A A

2 2.777157942 3.826697617 P1 20.98 B AB

3 2.912403125 3.990659244 P2 22.96 Bc BCD

4 2.99669978 4.099040658 P3 21.28 Cd BC

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata berdasarkan uji DMRT 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%

Pada tabel 5 berdasarkan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5%

dan 1% terlihat bahwa perlakuan dengan berbagai jarak tanaman ke sumber suara memberikan hasil yang berbeda pada tinggi tanaman kangkung darat. Perlakuan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 50 cm (P2) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan jarak tanaman ke sumber suara lainnya.

Pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) paparan nature noise dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber

bunyi dilakukan selama 30 hari setelah tanam, tinggi tanaman akan diukur mulai 2 hari sekali pada pukul 10.00-11.00 WIB, dimulai dari hari pertama sejak pemindahan bibit dari tray penyemaian atau 4 HST selanjutnya pada 6 HST, 8 HST, 10 HST, 12 HST,

14 HST, 16 HST, 18 HST, 20 HST, 22 HST, 24 HST, 26 HST, 28 HST dan 30 HST disajikan pada gambar 9.

Gambar 9. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kangkung Darat dengan Paparan Nature Noise

Hasil pengamatan selama 30 hari setelah tanam menghasilkan tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan nature noise yang selalu meningkat setiap harinya. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada paparan nature noise dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 50 cm (P2) sedangkan tinggi tanaman terendah terdapat pada paparan nature noise tanaman kontrol perlakuan nature noise (P0).

Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang paling sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Hal ini dilakukan karena tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat sebagai parameter pengaruh lingkungan. Sitompul et al. (1995) menyatakan bahwa tinggi tanaman sensitif terhadap faktor lingkungan.

0,00

Hasil tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) menunjukkan bahwa paparan musik klasik “Rivers Flows In You-Yiruma” memberikan hasil yang lebih baik pada nilai tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dibandingkan dengan paparan noise (kebisingan) dan paparan nature noise. Tinggi tanaman yang diberikan perlakuan paparan musik klasik “Rivers Flows In You-Yiruma” lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi tanaman dengan perlakuan paparan noise (kebisingan) dan paparan nature noise, jika hal ini diduga musik klasik dapat menyebabkan meristem apikal pada bagian pucuk tanaman kangkung darat lebih aktif membelah sehingga tanaman kangkung darat akan lebih cepat bertambah tinggi. Hal ini karena frekuensi atau gelombang yang berasal dari musik klasik diduga dapat mengaktifkan gen tersebut. Frekuensi suara tertentu beresonansi dengan rongga stomata, sehingga meningkatkan penyerapan air. Gelombang suara yang berasal dari sumber suara menuju sitoplasma yang menyebabkan munculnya mikro-gelembung.

Selanjutnya mikro-gelembung ini akan beresonansi dengan suara dan mendorong dinding sel penjaga. Oleh karena itu tekanan turgor meningkat. Gelombang suara dapat menyebar melalui cairan sitoplasma dan merangsang pergerakan molekul seperti proses difusi (Collins & Fareman, 2001).

Namun berdasarkan analisis sidik ragam 5% dan 1% pada perlakuan paparan musik klasik jika dibandingkan dengan kontrolnya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Sedangkan untuk paparan Noise (Kebisingan) dan nature noise memberikan pengaruh sangat nyata diuji menggunakan analisis sidik ragam 5% dan 1% jika dibandingkan dengan kontrolnya.

Pertumbuhan tinggi tanaman disebabkan oleh frekuensi suara tertentu yang dapat mengaktifkan gen-gen tertentu dalam sel sehingga mempengaruhi pertumbuhan sel dan ekspresi sel. Ekspresi sel adalah suatu proses dimana kode informasi dalam gen diubah menjadi protein yang dioperasikan didalam sel (Doorne, 2000).

Jumlah Daun

Hasil pengamatan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan musik klasik “Rivers Flows In You-Yiruma” dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber bunyi disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10. Grafik Jumlah Daun Tanaman Kangkung Darat dengan Paparan Musik Klasik

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir), nilai tertinggi jumlah daun tanaman kangkung darat yaitu sebesar 11,5 terdapat pada paparan suara musik klasik “Rivers Flows In You- Yiruma”

dengan perlakuan kontrol (L0), sedangkan jumlah daun tanaman kangkung darat paling rendah yaitu sebesar 10,40 terdapat pada paparan suara musik klasik “Rivers Flows In You-Yiruma” dengan jarak tanaman kesumber suara 20 cm (L1).

9,5 10 10,5 11 11,5 12

L1 L2 L3 L0

Jumlah Daun

Perlakuan

Pengamatan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan musik klasik “Rivers Flows In You - Yiruma” dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber bunyi dilakukan selama 30 hari setelah tanam.

Jumlah helai daun/ tanaman, dimulai 2 hari sekali pada pukul 10.00-11.00 WIB, dimulai dari hari pertama sejak pemindahan bibit dari tray penyemaian atau 4 HST selanjutnya pada 6 HST, 8 HST, 10 HST, 12 HST, 14 HST, 16 HST, 18 HST, 20 HST, 22 HST, 24 HST, 26 HST, 28 HST dan 30 HST disajikan pada Gambar11.

Gambar 11. Grafik Penambahan Jumlah Daun Tanaman Kangkung dengan Paparan Musik Klasik

Hasil pengamatan selama 30 hari setelah tanam menghasilkan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan musik klasik “Rivers Flows In You - Yiruma” yang selalu meningkat setiap harinya. Jumlah daun tanaman tertinggi terdapat pada paparan suara musik klasik “Rivers Flows In You-Yiruma”

dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 50 cm (L2) dan pada tanaman kontrol (L0) sedangkan tinggi tanaman terrendah terdapat pada paparan suara musik klasik

0

“Rivers Flows In You- Yiruma” dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 20 cm (L1).

Hasil pengamatan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan noise (kebisingan) dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber bunyi disajikan pada Gambar 12.

Gambar 12. Grafik Jumlah Daun Tanaman Kangkung Darat dengan Paparan Noise (Kebisingan).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) nilai tertinggi jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) yaitu sebesar 11,60 terdapat pada paparan noise (kebisingan) dengan

jarak tanaman ke sumber suara sebesar 50 cm (T2) dan paparan noise (kebisingan dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 80 cm (T3), sedangkan jumlah daun tanaman paling rendah yaitu sebesar 10,20 terdapat pada tanaman kontrol perlakuan noise (T0). Nilai tertinggi tanaman pada perlakuan T2 dan T3 tidak berbeda jauh dengan perlakuan T0.

Berdasarkan hasil analisis varian (Anova) menunjukkan bahwa paparan noise (kebisingan) berpengaruh terhadap jumlah daun tanaman kangkung darat, yang dapat diketahui dari nilai F hitung ≥ F tabel (4,44 ≥ 3,23) (Lampiran 41). Nilai jumlah daun

9,5 10 10,5 11 11,5 12

T1 T2 T3 T0

Jumlah Daun

Perlakuan

tanaman kangkung darat terdapat perbedaan yang signifikan sehingga dilanjutkan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5% pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji DMRT Jumlah Daun Tanaman dengan Paparan Noise (Kebisingan)

JARAK DMRT

PERLAKUAN RATAAN NOTASI

0.05 0.01 0.05 0.01

T0 10.2 a A

2 1.16112041 1.59992942 TI 10.4 ab AB

3 1.21766596 1.668481226 T2 11.8 cd BCD

4 1.25291011 1.713795131 T3 11.6 bc ABC

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata berdasarkan uji DMRT 5% dan sangat nyata pada taraf uji DMRT 1 %

Pada tabel 6 berdasarkan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5%

terlihat bahwa perlakuan dengan berbagai jarak tanaman ke sumber suara memberikan hasil yang berbeda pada jumlah daun tanaman kangkung darat. Perlakuan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 50 cm (T2) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap jumlah daun tanaman dibandingkan dengan perlakuan jarak tanaman ke sumber suara lainnya.

Pengamatan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan noise (kebisingan) dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber bunyi dilakukan selama 30 hari setelah tanam. Jumlah helai daun/ tanaman, dimulai 2 hari sekali pada pukul 10.00-11.00 WIB, dimulai dari hari pertama sejak pemindahan bibit dari tray penyemaian atau 4 HST selanjutnya pada 6 HST, 8 HST, 10 HST, 12 HST, 14 HST, 16 HST, 18 HST, 20 HST, 22 HST, 24 HST, 26 HST, 28 HST dan 30 HST disajikan pada Gambar 13.

Gambar 13. Grafik Penambahan Jumlah Daun Tanaman Kangkung Darat dengan Paparan Noise (Kebisingan)

Hasil pengamatan selama 30 hari setelah tanam menghasilkan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan noise (kebisingan) yang selalu meningkat setiap harinya. Jumlah daun tanaman kangkung darat tertinggi terdapat pada paparan noise (kebisingan) dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 50 cm (T2) sedangkan jumlah daun tanaman kangkung darat terrendah terdapat pada paparan noise (kebisingan) tanaman kontrol perlakuan noise (T0).

Hasil pengamatan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan nature noise dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber bunyi disajikan pada Gambar 14.

0

Gambar 14. Grafik Jumlah Daun Tanaman Kangkung dengan Paparan Nature Noise Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) nilai tertinggi jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) yaitu sebesar 10,80 terdapat pada paparan nature noise dengan jarak

tanaman ke sumber suara sebesar 50 cm (P2), sedangkan jumlah daun tanaman kangkung darat paling rendah yaitu sebesar 10,60 terdapat pada tanaman kontrol perlakuan nature noise (P0) dan paparan nature noise dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 20 cm (P1). Nilai tertinggi jumlah daun tanaman kangkung darat pada perlakuan P2 tidak berbeda jauh dengan perlakuan P0 dan P1.

Pengamatan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan nature noise dengan jarak tanam 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dari sumber bunyi dilakukan selama 30 hari setelah tanam. Jumlah helai daun/ tanaman, dimulai 2 hari sekali pada pukul 10.00-11.00 WIB, dimulai dari hari pertama sejak pemindahan bibit dari tray penyemaian atau 4 HST selanjutnya pada 6 HST, 8 HST, 10 HST, 12 HST, 14 HST, 16 HST, 18 HST, 20 HST, 22 HST, 24 HST, 26 HST, 28 HST dan 30 HST disajikan pada gambar 15..

10,5 10,55 10,6 10,65 10,7 10,75 10,8 10,85

P1 P2 P3 P0

Jumlah Daun

Perlakuan

Gambar 15. Grafik Penambahan Jumlah Daun Tanaman Kangkung Darat dengan Paparan Nature Noise

Hasil pengamatan selama 30 hari setelah tanam menghasilkan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dengan paparan nature noise yang selalu meningkat setiap harinya. Jumlah daun tanaman tertinggi terdapat pada paparan nature noise dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 50 cm (P2) sedangkan tinggi tanaman terendah terdapat pada paparan nature noise tanaman kontrol perlakuan nature noise (P0) dan paparan nature noise dengan jarak tanaman ke sumber suara sebesar 20 cm (P1).

Hasil penelitian jumlah daun menunjukkan bahwa paparan musik klasik

“Rivers Flows In You-Yiruma” memberikan hasil yang lebih baik pada penambahan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dibandingkan dengan paparan noise (kebisingan) dan paparan nature noise. Namun jika perlakuan musik klasik dan nature noise dibandingkan dengan tanaman kontrolnya secara statistik menggunakan uji anova 5% daan 1% perlakuan paparan musik klasik dan nature noise dari dari jarak antara sumber bunyi dan tanaman 20 cm, 50 cm, dan 80 cm tidak

memberi pengaruh nyata pada jumlah daun. Sedangkan untuk perlakuan noise dari jarak antara sumber bunyi dan tanaman 20 cm, 50 cm, dan 80 cm dibandingkan tanaman kontrolnya memberi pengaruh nyata melalui analisis sidik ragam 5%. Hal ini sesuai dengan pernyatan Prasetyo (2014) yang mengatakan bahwa paparan suara dengan berbagai jenis dapat memicu bukaan stomata menjadi lebih lebar, sehingga dapat meningkatkan panjang tanaman, lebar daun dan produktivitas tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)

Gelombang suara yang berasal dari musik klasik “Rivers Flows In You-Yiruma”

dapat merangsang stomata tetap terbuka sehingga pertumbuhan tanaman kangkung darat dapat terjadi dengan cepat, hal ini sesuai dengan Purwadaria (2002) yang menyatakan bahwa getaran atau gelombang suara yang digunakan pada tanaman merupakan sistem penyuburan melalui daun yaitu dengan memberikan getaran pada

dapat merangsang stomata tetap terbuka sehingga pertumbuhan tanaman kangkung darat dapat terjadi dengan cepat, hal ini sesuai dengan Purwadaria (2002) yang menyatakan bahwa getaran atau gelombang suara yang digunakan pada tanaman merupakan sistem penyuburan melalui daun yaitu dengan memberikan getaran pada

Dokumen terkait