• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Situasional Wilayah Studi Letak Geografis dan Administrasi

Kabupaten Batanghari terletak pada posisi 1o15’ Lintang Selatan sampai 202’ Lintang Selatan dan 102030’ Bujur Timur sampai 104030 Bujur Timur (Gambar 7). Kabupaten Batanghari berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Barat di sebelah utara, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Soralugun dan Provinsi Sumatera Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo. Tabel 9 menunjukkan wilayah administrasi Kabupaten Batanghari terdiri dari delapan kecamatan dengan 113 kelurahan/desa (Tabel 10).

Kondsi Fisik Wilayah dan Pola Ruang

Kabupaten Batanghari secara topografis terdiri dari wilayah dataran rendah dan dilalui aliran Sungai Batanghari. Berdasarkan elevasi atau ketinggian wilayah 0-10 meter di atas permukaan laut mencakup 11,8%, ketinggian diantara 11-100 meter mencakup 83,70%, dan ketinggian 101-500 meter mencakup 4,5%. Suhu rata-rata per bulan wilayah Kabupaten Batanghari 26,50 C, dengan suhu tertinggi 32,70 C dan suhu terendah 23,10 C. Nilai ata-rata kelembaban udara sebesar 86,3% dan rata-rata curah hujan per tahun 179,3 mm (SKK Migas 2012).

Sebagaimana kabupaten lainnya di Provinsi Jambi, kabupaten Batanghari memiliki kawasan hutan yang luas yaitu 215.936 ha, Cagar Alam Durian Luncuk (41,37 ha), Taman Nasional Bukit Dua Belas (43.331,89 ha), Tahura Senami

19 Sridadi (15.830 ha), dan Taman Wisata Alam Bukit Sari (315 ha). Sedangkan peruntukan luas perkebunan sebesar 180.173 ha.

Gambar 7 Peta Administrasi Kabupaten Batanghari Tabel 10. Wilayah administrasi dan jumlah penduduk

No. Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Penduduk

Laki Perempuan Total

1 Kec. Mersam 16 21044 20014 41058

2 Kec. Muara Bulian 20 39472 37473 76945

3 Kec. Pemayung 18 22409 21695 44104

4 Kec. Bathin XXIV 16 19759 18728 38487

5 Kec. Bajubang 9 27022 24764 51786

6 Kec. Tembesi 13 20404 19661 40065

7 Kec. Maro Sebo Ilir 7 9981 9355 19336

8 Kec. Marosebo Ulu 14 24077 23190 47267

Total 113 184168 174880 359048

Sumber data: Batanghari Dalam Angka 2015

Kependudukan dan PDRB

Aspek kependudukan dapat dilihat dari pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk merupakan indeks perbandingan jumlah penduduk pasa suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor migrasi penduduk yaitu perpindahan keluar dan masuk (Hidayat 2014). Data jumlah penduduk Kabupaten Batanghari pada tahun 2000 sebanyak 191.727 jiwa, pada tahun 2010 sebanyak 241.234 jiwa dan pada tahun 2014 sebanyak 257.209 jiwa (Tabel 11 dan Gambar 8). Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk antara tahun 2000 dan 2010 sebesar 2,33%, sedangkan rata- rata tingkat pertumbuhan penduduk antara tahun 2010 dan 2014 sebesar 1,6%.

Sektor perkebunan di Kabupaten Batanghari merupakan sektor yang paling dominan dan berperan besar dalam perekonomian daerah (Sita 2014). Besarnya

20

peran sektor perkebunan dapat dilihat dari varabel ekonomi yaitu kontribusinya terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), penyerapan tenaga kerja, dan ketersediaan sumberdaya alam. Kontribusi sektor perkebunan pertahun dari tahun 2006 sampai 2010 rata-rata menyumbang sebesar 16,7% dari total PDRB. Pada tahun 2010 sekitar 64,09% rumah tangga masyarakat Kabupaten Batanghari hidup sebagai petani perkebunan. Sektor perkebunan yang paling besar adalah karet dan sawit (Sita 2014).

Tabel 11. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Bantanghari

No Kecamatan

Tahun

21990 12000 12010 12014

1 Mersam 17.897 22.102 26.296 27.156

2 Maro Sebo Ulu 18.048 22.288 29.305 31.741 3 Bathin XXIV 16.466 20.334 25.423 26.965

4 Tembesi 16.614 20.517 27.233 29.408

5 Muara Bulian 33.915 41.883 55.132 59.135

6 Bajubang 20.941 25.861 35.249 38.563

7 Maro Sebo Ilir 8.591 10.609 12.946 13.443

8 Pemayung 22.781 28.133 29.650 30.790

Total 155.252 191.727 241.234 257.201

Sumber: 1BPS 2015 dan 2BPS 2009

Gambar 8 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Batanghari

Status Izin Perkebunan Kelapa Sawit

Kabupaten Batanghari terdapat 32 perusahaan sawit yang mendapatkan izin perkebunan di Kabupaten Batanghari, dari 32 perusahaan tersebut izin lokasi perkebunan tersebar di seluruh kecamatan. Nama perusahaan perkebunan kelapa sawit dan perkembangan luas wilayah izin perkebunan disajikan pada Tabel 12. Total luas perkebunan tersebut berdasarkan izin pengembangan perkebunan yaitu sebesar 76.916,45 hektar. Selain dari luas perkebunan milik perusahaan, perkebunan kelapa sawit berupa perkebunan rakyat disajikan pada Tabel 13, dengan luas total perkebunan rakyat sebesar 8.444 hektar. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa banyaknya perizinan perkebunan kelapa sawit yang akan terus mengancam perubahan tutupan lahan di Kabupaten Batanghari, khususnya perubahan hutan menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit.

155252 191727 241234 257201 100000 150000 200000 250000 300000 1990 2000 2010 2014 Ju m lah p en d u d u k (j iw a) Tahun

21 Tabel 12. Perkembangan Luas Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan tahun 2014

No Nama Perusahaan Kecamatan Pola

Pengembangan

Luas (ha) PBS

1 PT Asiatic PErsada Bajubang Inti 14878

2 PT Sawit Desa Makmur Bathin XXIV Inti 5000

3 PT Cipta Prasasti Lestari Pematung Inti 420

4 PT Sacona Persada Marosebo Ulu Inti 732

5 PT Humusindo Makmur Sejati Bajubang Inti 396 KPPA/ Kemitraan

6 PT Koperasi Buah Bersatu Bajubang Inti 748

7 PT Koperasi Berkah Bersatu Bajubang Inti 1240 8 PT Indo Kebun Unggul Muara Bulian Inti

Plasma

436.5 287 9 PT Gatra Kembang Paseban Mersam Inti

Plasma

- 3192 10 PT Tunas Lestari Sejati Mersam&Marosebo Ulu

Bathin XXIV&M.Tembesi

Inti Plasma

3477 8150 11 PT Inti Indo Sawit Subur Maro Sebo Ilir Inti

Plasma

- 2634 12 PT Citra Manunggal Mandiri Marosebo Ulu Inti

Plasma

1531,06 1531,06 13 PT Jamina Sawita Abadi Marosebo Ulu Plasma 726 14 PT Adi Palmo Lestari Marosebo Ulu Inti

Plasma

3270,51 2455 15 PT Pratama Agro Sawit Bathin XXIV Inti

Plasma

1363,12 66,18 16 PT Kedaton Mulia Primus Bathin XXIV Inti 1504 17 PT Hutan Alam Lestari Muara Bulian Inti 571

18 PT Brahma Bina Bakti Pemayung Inti

Plasma

227.43 845,25 19 PT Velindo Aneka Tani Marosebo Ulu&Mersam Inti 1532,01 20 PT Petaling Madra Guna Pemayung Inti 665,78 21 PT Pratama Sawit Mandiri Pemayung Inti 380,86 22 PT Berkah Sapta Palma Muara Bulian Plasma 631,94 23 PT Sungai Bahar Pasifik Bajubang Inti 747,14

24 PT Deli Muda Perkasa Mersam Inti 1002

25 PT Dharmasraya Palma Sejahtera

Bathin XXIV Inti 92

26 PT Mekar Agro Sawit Bathin XXIV Plasma 208

27 PT Inti Citra Agung Mersam Plasma 365,61

28 PT Jambi Lampura Sebrang Marosebo Ulu Plasma 276 PTR

29 PIR NES II Bajubang Bajubang Inti

Plasma

- 3862 30 PIRSUS I Durian Luncuk Bathin XXIV Inti

Plasma

2237 3000 31 PT Inti Indo Sawit Subur Maro Sebo Ilir Inti

Plasma

1847 4660

32 PT Sawit Jambi Lestari Mersam Inti

Plasma

1300 5290

Total 76916,45

22

Tabel 13. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Tahun 2014

No Kecamatan Jumlah Petani Luas Areal (ha)

1 Marosebo Ulu 259 691

2 Mersam 1418 1880

3 Bathin XXIV 238 1032

4 Muara Bulian 239 943

5 Muara Tembesi 178 640

6 Maro Sebo Ilir 191 647

7 Bajubang 518 1593

8 Pemayung 310 1018

Total 3351 8444

Sumber: Dinas Perkebunan Kab. Batanghari (2014)

Akurasi Hasil Klasifikasi Lahan

Nilai overall accuracy dan Kappa accuracy (Lampiran 3) berturut-turut pada tahun 1988 (OA: 86.60% dan Kappa: 60.81%), tahun 1994 (OA: 98,98% dan

Kappa: 98,40%), 2004 (OA: 91,24% dan Kappa: 88,58%), dan tahun 2014 (OA: 97,57% dan Kappa: 96,28%). Berdasarkan hasil perhitungan nilai Kappa tahun 1988 yaitu 60,81% dan nilai ini tergolong baik. Sedangkan nilai Kappa berdasarkan tahun 1994, 2004, dan 2014 di atas 0,8 (>80%), nilai ini tergolong sangat baik atau kuat. Koeffisien Kappa antara 0,6 dan 0,8 merepresentasikan akurasi tinggi dan apabila koefisien Kappa >0,8 merepresentasikan akurasi sangat kuat/ tinggi (Landis dan Koch 1977 dalam Achmad et al. 2015). Akurasi pada tahun 1988 memiliki nilai lebih rendah sedangkan tahun 1994, 2004, 2014 lebih akurat. Sejalan dengan penelitian Jiang et al. (2012) hasil klaisifikasi semakin akurat jika data citra mendekati data citra tahun terbaru. Hal tersebut dapat mudah dipahami karena data citra tahun terbaru akan lebih mudah untuk divalidasi dan lebih banyak informasi yang tersedia saat pengambilan keputusan wilayah yang menjadi training area.

Training area dari kenampakan citra tersaji pada Lampiran 4.

Analisis Perubahan Tutupan Lahan

Tutupan lahan pada tahun 1988 masih didominasi oleh hutan lahan kering dan pertanian berupa kebun campuran. Perubahan tutupan lahan periode 1988 – 2014 menunjukkan adanya tren perubahan yang cukup drastis (Gambar 9-12). Kelas tutupan yang mengalami tren peningkatan terbesar adalah lahan terbuka dan sawit. Kelas tutupan lahan yang paling mengalami penurunan terbesar adalah hutan. Apabila hal ini terus terjadi dan tidak adanya upaya perlindungan dan konservasi maka akan terus kehilangan hutan yang ada di Kabupaten Batanghari.

Kelas tutupan hutan di Kabupaten Batanghari memiliki persentase yang terus menurun sebesar 63.84% (353759,94 ha) pada tahun 1988 menjadi 23,55% (130511,34 ha) pada tahun 2014. Sementara itu luas lahan sawit meningkat dari 3,96% (21939,12 ha) pada tahun 1988 menjadi 21,84% (121001,67 ha) pada tahun 2014. Disisi lain, berdasarkan statistik perkebunan Kabupaten Batanghari (Dinas Perkebunan 2014) bahwa peningkatan lahan sawit yang terjadi antara 2004 dan 2014 terjadi kenaikan sebesar 29,9%. Perubahan dalam periode tersebut memang cukup pesat, terlihat juga banyaknya lahan terbuka pada tahun 1994 (21770,55 ha), 2004 (47859,66 ha), dan 2014 (69984,45 ha). Perubahan luas dan persentase tutupan lahan dapat dilihat pada Tabel 13.

23

24

25

26

27 Tabel 14. Luas Kelas Tutupan Lahan Kabupaten Batanghari

Tutupan Lahan 1988 1994 2004 2014

Luas (ha) % Luas % Luas % Luas %

Lahan Terbuka 31485.42 5.68 21770.55 3.93 47859.66 8.64 69984.45 12.63 Badan Air 9512.73 1.72 12373.29 2.23 8239.86 1.49 8144.55 1.47 Hutan 353759.94 63.84 304689.51 54.98 213192.99 38.47 130511.34 23.55 Kebun Campuran 134251.29 24.23 81324.18 14.68 91008 16.42 179442 32.38 Sawit 21939.12 3.96 74075.31 13.37 92531.79 16.70 121001.67 21.84 Lahan Terbangun 2165.49 0.39 2992.68 0.54 6492.33 1.17 15517.89 2.80 Semak 0 0.00 9037.89 1.63 23813.19 4.30 1211.4 0.22 Awan 1024.74 0.18 4405.14 0.79 2445.03 0.44 2120.67 0.38 Karet 0 0.00 43470.18 7.84 68555.88 12.37 26204.76 4.73 Jumlah 554138,73 100 554138,73 100 554138,73 100 554138,73 100

Model Regresi Logistik

Hasil yang diperoleh dari analisis regresi ini adalah: (1) persamaan regresi yang memperlihatkan koefisien besaran perubahan penggunaan lahan antara tahun 1994 dan 2004 terhadap faktor dari masing-masing variabel dan (2) peta probabilitas perubahan penggunaan lahan. Model regresi logistik yang dibangun adalah perubahan hutan menjadi sawit, hutan menjadi lahan terbangun, dan hutan menjadi lahan terbuka (Tabel 15).

Tabel 15. Hasil analisis regresi logistik

Variabel Koefisien Exp β Probality

Dokumen terkait