• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Alat Pemisah Lidi Kelapa Sawit

Rancang bangung alat pemisah lidi kelapa sawit pada penelitian ini yaitu perancangan alat pemisah yang digunakan dalam pemisahan daun kelapa sawit agar bagian lembaran daun dan tulangan daun (lidi) terpisah. Adapun bagian-bagian alat pemisah lidi kelapa sawit yaitu rangka alat, roller kayu, roller karet, puli, sabuk V, kawat pemotong dan sikat kawat. Kerangka alat berdimensi 434 mm x 130 mm x 300 mm.

Motor listik yang digunakan memiliki tenaga 0,25 HP dengan putaran 1400 rpm sebagai tenaga penggeraknya. Mekanisme transmisi daya pada alat menggunakkan sistem kerja antara puli dengan sabuk V. Tenaga yang dikeluarkan oleh motor listrik, ditransmisikan melalui sabuk V, kemudian puli pada alat akan bergerak dan memutar poros yang sudah menyatu dengan roller penggerak (roller kayu).

Alat pemisah lidi kelapa sawit ini menggunakan 6 buah puli, dengan 5 buah puli terbuat dari bahan kayu yang tersambung dengan alat dan 1 buah puli terbuat dari besi cor yang tersambung pada motor listrik. Pada alat ini puli terbagi menjadi 2 bagian, yaitu puli penghubung antara alat dengan motor, kemudian puli yang menghubungkan antara roller penggerak. Pada motor listrik menggunakan puli dengan diameter 25 mm, pada alat menggunakan puli dengan diameter 50 mm sedangkan pada puli yang menghubungkan antara roller penggerak menggunakan puli stepper dengan dimater 46 mm dan 36 mm.

Roller yang digunakan pada alat ini berjumlah 9 buah roller. Roller ini terbagi 2 fungsi yaitu roller untuk menekan / menegangkan permukaan daun

danroller untuk penggerak / menarik daun. Roller penekan terbuat dari bahan karet dengan diamater 54 mm sedangkan roller penggerak terbuat dari bahan kayu yang dilapisi kertas pasir dengan diameter 44 mm. Posisi roller penggerak berada di bawah roller penekan

Kawat pemotong yang berfungsi sebagai mata pisau untuk melepas bagian lidi dengan helaian daun adalah senar gitar. Senar gitar yang dipakai adalah senar gitar yang memiliki diameter paling kecil. Kawat pemotong terletak pada bagian depan alat atau dekat dengan bagian pemasukan. Kawat pemotong dililitkan pada alat sehingga membentuk huruf V dan ditenggangkan dengan bantuan tunner gitar.

Dari hasil pemisahan daun dengan lidi kelapa sawit, yang dilakukan sebanyak 3 kali perulangan dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Hasil alat pemisah lidi kelapa sawit

Ulangan Berat bahan (kg) Waktu pengolahan (jam) Berat lidi terpisah (kg) Berat lidi rusak (kg) Kapasitas alat (kg/jam) 1 1 0,142 0,154 0,008 1,084 2 1 0,146 0,166 0,006 1,137 3 1 0,141 0,16 0,009 1,134 Jumlah 3 0,435 0,48 0,023 3,355 Rataan 1 0,145 0,16 0,0076 1,118

Berdasarkan Tabel 2 dari berat bahan sebanyak 1 kg didapatkan lidi dengan berat rata-rata 0,16 kg dan waktu yang dibutuhkan untuk proses penglahanrata-rata selama 0,145 jam atau 8,7 menit sehingga diperoleh kapasitas alat pemisah lidi kelapa sawit rata-rata yaitu 1,118 kg/jam. Ada beberapa faktor yang mempegaruhi data hasil pemisahaan lidi kelapa sawit seperti slip yang terjadi pada roller, bentuk dari lidi yang akan diolah dan kemampuan operator dalam mengoperasikan alat.

Prinsip Kerja Alat

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bentuk dari anak daun kelapa sawit, bentuk dari tulangan daun sejajar dengan lembaran daunnya sehingga bentuk dari pangkal sampai ke ujung daun mengecil ini sesuai dengan pendapat Pahan (2006) yang menyatakan bahwa “Bentuk anak daun panjang dan sempit (pinnate) dengan sebuah tulang daun dan sejumlah pembuluh yang sejajar dengan tulang tersebut”. Pemakaian mata pisau statis dan keras akan memotong ujung lidi tersebut, sehingga diperlukan pisau yang akan mengikuti kontur dan bentuk dari lidi. Pemakaian senar gitar pada alat ini sesuai dengan kebutuhan yang diharpkan, karena bentuk dari senar gitar yang berdiameter kecil dan elastis saat diteganggkan akan mengkuti bentuk dari lidi tersebut.

Penggunaan roller penekan dan roller penggerak pada alat ini bertujuan untuk mempertahankan posisi lidi untuk menekan kawat pemotong dan menarik lidi serta helaian daun yang akan dipisahkan. Motor listrik akan mentranmisikan purtaran pada roller melalui sambungan sabuk V. Kemudian anak daun akan ditarik oleh roller. Pada saat proses penarikan akan terjadi proses pemisahan antara lidi dengan helain daunnya oleh kawat pemotong.

Kapasitas Efektif Alat

Kapasitas efektif alat diperoleh dengan melakukan pemisahan lidi kelapa sawit dari dengan helaian daunnya sebanyak 3 kali pengulangan, dengan masing-masing pengulangan menggunakan bahan anak daun kelapa sawit sebesar 1 kg. Anak daun yang dipakai pada saat melakukan pengujian merupakan anak daun dari pohon kelapa sawit dengan umur minimal 8 tahun, ini dikarenakan perbedaan ukuran antara lidi dengan helaian daun akan lebih jelas dan panjang lidi rata-rata

yang diharapkan pasar 90 – 95 cm. Ini sesuai dengan pendapat Pahan (2006) yaitu “Luas daun meningkat secara progresif pada umur 8-10 tahun setalah tanam”. Perhitungan kapasitas efektif alat dilakukan dengan membagi berat lidi yang terpisah dengan baik terhadap waktu pemisahan (Persamaan 9).

Tabel 3. Kapasitas efektif alat pemisah lidi kelapa sawit

Ulangan Berat (kg) Panjang rata-rata (cm) Waktu (jam) Berat lidi terpisah (kg) Berat helain daun terpisah (kg) Banyak lidi terpisah (batang) Kapasitas efektif alat (kg/jam) 1 1 95 0,142 0,154 0,78 72 1,084 2 1 95 0,146 0,166 0,79 78 1,137 3 1 98 0,141 0,16 0,76 75 1,134 Jumlah 3 288 0,435 0,48 2,33 225 3,355 Rata-rata 1 96 0,145 0,16 0,776 75 1,118

Pada tabel 3 menunjukkan hasil dari penelitian dengan memisahkan lidi dengan helaian daun pada anak daun kelapa sawit sebanyak 3 kali ulangan dengan masing-masing berat bahan setiap ulangan 1 kg. Hasil pemisahan menunjukkan waktu rata-rata untuk memisahkan lidi dari helain daun pada 1 kg bahan sebesar 8,7 menit. Untuk 1 kg bahan diperoleh berat rata-rata lidi yaitu 0,16 kg, sehingga kapasitas efektif alat yang diperoleh sebesar 1,118 kg/jam.

Tabel 3 menunjukkan dalam 1 kg bahan diperoleh banyak lidi yang terpisah rata-rata 75 batang, sehingga bisa dilakukan perhitungan kapasitas banyak lidi yang terpisah yaitu 517,24 batang/jam. Hasil samping pada alat ini berupa helaian daun tampa lidi dengan rata-rataa berat yang diperoleh dari 1 kg bahan yaitu 0,776 kg, sehingga banyaknya helaian daun yang terpisah yaitu 5,352 kg/ jam.

Persentase Kerusakan Hasil

Persentase kerusakan hasil diperoleh dengan membandingkan berat lidi yang rusak dengan berat lidi yang terolah dalam satuan persen (Persamaan 10). Hasil persentase kerusakan hasil pada penelitian sebagai berikut

Tabel 4. Persentase kerusakan hasil alat pemisah lidi kelapa sawit

Ulangan Berat lidi baik (kg) (X)

Berat lidi rusak (kg) (Y) Berat lidi terolah (kg) (X+Y) Persentase kerusakan (%) 1 0,154 0,02 0,174 11,49 2 0,166 0,024 0,19 12,63 3 0,16 0,018 0,178 10,11 Jumlah 0,48 0,072 0,552 34,23 Rata-rata 0,16 0,024 0,184 11,41

Dari tabel 4 diperoleh hasil pengamatan persentase kerusakan hasil pada alat pemisah lidi kelapa sawit yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dengan rata-rata berat lidi terolah seberat 0,184 kg menghasilkan lidi dengan kondisi baik rata-rata seberat 0,16 kg dan lidi yang mengalami kerusakan seberat 0,024 kg. Dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh rata-rata persentase kerusakan hasil dari alat pemisah lidi kelapa sawit sebesar 11,41%.

Kerusakan hasil yang diperoleh merupakan kerusakan fisik pada lidi tersebut. Kerusakan yang terjadi antara lain, bagian ujung dan petengahan lidi patah sehingga panjang lidi berkurang dan masih ada helaian daun yang melekat pada lidi dari pangkal hinggal ujung lidi. Kerusakan lidi yang menyebabkan terjadinya patahan pada ujung dan pertengahan lidi disebabkan oleh slip pada roller, sedangkan kerusakan lidi yang masih ada helaian daun melekat merupakan kesalahan saat proses pemasukan bahan dan kawat pemotong pada saat kejadian mengalami kekenduran, sehingga tidak dapat memisahkan lidi dengan helaian daun secara maksimal.

Analisis Ekonomi Biaya pemakaian alat

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini.Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.

Dari penelitian yang dilakukan (lampiran 8), diperoleh berbedan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan perbedaan nilai biaya penyusutan tiap tahun, yang mengakibatkan biaya tetap alat setiap tahun akan mengalami perubahan. Diperoleh biaya pemisahaan lidi kelapa sawit dengan alat ini sebesar Rp 1.380,427untuk tahun pertama, Rp 1.388,385 untuk tahun kedua, Rp 1.396,938 untuk tahun ketiga, Rp 1.406,136 untuk tahun keempat, Rp 1.416,015 untuk tahun kelima yang merupakan hasil pehitungan dari penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap terhadap kapasitas jam kerja alat pemisah lidi kelapa sawit.

Untuk biaya tetap Rp 347.406,25 pada tahun pertama, Rp 366.151,306 pada tahun kedua, Rp 386.300,481 pada tahun ketiga, Rp 407.967,685 pada tahun keempat, Rp 431.238,932 pada tahun kelima dan biaya tidak tetap sebesar Rp 3.001.863,335/tahun.

Break Even Point

Menurut Waldiyono (2008) manfaat perhitungan break even point adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan.Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan (Lampiran 9), titik impas alat ini terjadi setelah alat memisahkan lidi dari anak daun kelapa sawit seberat 106,009 kg pada tahun pertama, pada tahun kedua seberat 111,825 kg, pada tahun ketiga 117,978 kg, pada tahun keempat seberat 124,596 kg dan pada tahun kelima seberat 131,703 kg. Pada data yang diperoleh, bahwa setiap tahun terjadi kenaiikan target pengolahan untuk mendapatkan titik impas dalam biaya produksi, dimana keuntungan alat dalam beroperasi hanya dapat menutupi biaya operasianal saja. Ini disebabkan oleh biaya penyusutan alat yang menigkat setiap tahunnya.

Net Present Value

Net present value (NPV) adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Dari penelitian yang telah dilakukan dan data yang diperoleh (Lampiran 10)dapat diketahui besarnya NPV dengan suku bunga 7,5% adalahRp 5.520.505,57 dan pada suku bunga bank coba-coba 9,5% adalah Rp 5.159.004,35. Dari hasil perhitungan NPV pada penelitian ini, maka sebuah usaha pemisahan lidi kelapa sawit dengan menggunakan alat pemisah lidi kelapa sawit layak dijalankan. Ini dikarenakan nilai NPV pada perhitungan lebih besar dari nol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Giatman (2006), yang menyatakan bahwa kriteria NPV > 0, berarti investasi akan menguntungkan.

Internal rate of return

Menurut Giatman (2006), yang menyatakan bahwa dengan menggunakan metode IRR akan menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harusdipenuhi.

Hasil yang didapat dari perhitungan IRR adalah sebesar 40,04%(Lampiran 11). Usaha ini layak dijalankan apabila bunga pinjaman bank tidak melebihi 40,04%, jika bunga pinjaman di bank melebihi angka tersebut maka usaha ini tidak layak lagi diusahakan. Semakin tinggi bunga pinjaman di bank maka keuntungan yang diperoleh dari usaha ini semakin kecil.

KESIMPULAN

1. Alat pemisah lidi kelapa sawit memiliki kapasitas efektif alat sebesar 1,118 kg/jam.

2. Persentase kerusakan hasil pada alat pemisah lidi kelapa sawit sebesar 11,41%

3. Alat pemisah lidi kelapa sawit memiliki biaya pokok operasional sebesar Rp 1.380,427/kg untuk tahun pertama, Rp 1.388,385/kg untuk tahun kedua, Rp 1.396,938 untuk tahun ketiga, Rp 1.406,136 untuk tahun keempat, Rp 1416,015 untuk tahun kelima.

4. Alat mencapai titik Break Even Point apabila telah memisahkan lidi kelapa saawit seberat 106,099 kg pada tahun pertama, 111,825 kg pada tahun kedua, 117,978 kg pada tahun ketiga, 124,596 kg pada tahun keempat, 131,703 kg pada tahun kelima.

5. Alat layak digunakan/menguntungkan karena nilai NPV yang dihasilkan > 0, yaitu sebesar Rp 5.520.505,57/tahun dengan suku bunga 7,5% dan Rp 5.159.004,35/tahun dengan suku bunga coba-coba 9,5%.

Saran

1. Perlu dilakukan modifikasi pada saluran pemasukan alat, untuk meningkatkan kapasitas pemisahan lidi.

2. Perlu dilakukan pengujian terhadap mata pisau sebagai pengganti kawat pemotong.

Dokumen terkait