• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Panjang Tanaman

Data pengamatan panjang tanaman gambas mulai umur 2-6 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) disajikan pada Lampiran Tabel 5, 7, 9, 11, dan 13.

Hasil sidik ragam disajikan pada Lampiran Tabel 6, 8, 10, 12, dan 14.

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 6, 8, 10, 12, dan 14) diketahui bahwa perlakuan varietas tidak berpengaruh nyata pada parameter panjang tanaman (2-6 MSPT), pemberian giberelin dengan beberapa konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata pada parameter panjang tanaman (2-6 MSPT), interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter panjang tanaman.

Rataan panjang tanaman gambas umur 2-6 MSPT pada perlakuan varietas dan pemberian beberapa konsentrasi giberelin dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan panjang tanaman tiga varietas gambas (2-6 MSPT) terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin

Rataan

Rataan 258,18b 272,54ab 284,25a 271,65

Prima F1 330,93 354,58 363,58 349,70 (MSPT) panjang tanaman tertinggi perlakuan konsentrasi giberelin terdapat pada perlakuan 200 ppm (52,90 cm) dan terendah pada 0 ppm (40,07 cm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm. Rataan panjang tanaman 3 MSPT menujukkan bahwa panjang tanaman tertinggi terdapat pada 200 ppm ( 161,75 cm) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (127,95 cm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm. Rataan

panjang tanaman 4 MSPT menujukkan bahwa panjang tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (284,25 cm) dan terendah pada 0 ppm (258,18 cm).

Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm. Rataan panjang tanaman 5 MSPT menunjukkan bahwa panjang tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (365,16 cm) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (341,68 cm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm. Rataan panjang tanaman 6 MSPT menunjukkan bahwa panjang tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (425,73 cm) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (409,68 cm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap panjang tanaman pada 2-6 MSPT dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan panjang tanaman pada 2-6 MSPT tiga varietas gambas ȳ = 0,0641x + 39,591

Gambar 1 memperlihatkan hubungan linear positif antara panjang tanaman (2-6 MSPT) yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin,

dengan persamaan pada 2 MSPT ȳ = 0,0641x + 39,591 (R2 = 0,983), 3 MSPT ȳ = 0,169x + 128,57 (R2 = 0,996), 4 MSPT ȳ = 0,1303x + 258, 62 (R2 = 0,996), 5 MSPT ȳ = 0,1173x + 343,96 (R2 = 0,897), dan 6 MSPT ȳ = 0,0802x + 411,57 (R2 = 0,857) bahwa peningkatan panjang tanaman akan terus meningkat seiring

dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Jumlah Daun

Data pengamatan jumlah daun tanaman gambas mulai umur 2-6 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) disajikan pada Lampiran Tabel 15, 17, 19, 21, dan 23. Hasil sidik ragam disajikan pada Lampiran Tabel 16, 18, 20, 22, dan 24.

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 16, 18, 20, 22, dan 24), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun (4 MSPT dan 5 MSPT), pemberian giberelin dengan beberapa konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun (2-6 MSPT), interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter jumlah daun.

Rataan jumlah daun tanaman gambas umur 2-6 MSPT pada perlakuan varietas dan pemberian beberapa konsentrasi giberelin dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan jumlah daun tiga varietas gambas (2-6 MSPT) terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin

Rataan namun berbeda tidak nyata dengan Anggun F1. Rataan jumlah daun pada 5 MSPT jumlah daun tertinggi terdapat pada Anggun F1 (64,14 helai) dan terendah pada Prima F1 (58,97 helai). Varietas Anggun F1 berbeda nyata dengan Prima F1, namun berbeda tidak nyata dengan varietas Primavera F1.

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada 2 MSPT jumlah daun tertinggi perlakuan konsentrasi giberelin terdapat pada 200 ppm (7,58 helai) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (6,61 helai). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm. Rataan jumlah daun 3 MSPT menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (19,31 helai) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (15,64 helai).

Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dngan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm. Rataan jumlah daun 4 MSPT menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (41,86 helai) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (34,75 helai). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dngan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm. Rataan jumlah daun 5 MSPT menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (65,31 helai) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (58,92 helai). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dngan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm.

Rataan jumlah daun 6 MSPT menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (86,89 helai) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (81,39 helai). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dngan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap panjang tanaman pada 2-6 MSPT dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan jumlah daun pada 2-6 MSPT tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin.

Gambar 2 memperlihatkan hubungan linear positif antara jumlah daun (2-6 MSPT) yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin,

dengan persamaan pada 2 MSPT ȳ = 0,049x + 6,5046 (R2 = 0,874), 3 MSPT Setelah Pindah Tanam (MSPT) disajikan pada Lampiran Tabel 25, 27, 29, 31, 33,

dan 35. Hasil sidik ragam disajikan pada Lampiran Tabel 26, 28, 30, 32, 34, dan 36.

Berdasarkan hasil sidik ragam ( Lampiran 26, 28, 30, 32, 34, dan 36) diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata pada parameter jumlah

ȳ = 0,0049x + 6,5046

cabang primer (3 MSPT), pemberian giberelin dengan beberapa konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang (5-8 MSPT), interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter jumlah cabang primer.

Rataan jumlah cabang primer gambas umur 3-8 MSPT pada perlakuan varietas dan pemberian beberapa konsentrasi giberelin dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan jumlah cabang primer tiga varietas gambas (3-8 MSPT) terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin

Rataan sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada 3 MSPT jumlah cabang primer tertinggi perlakuan varietas terdapat pada Primavera F1 (2,14 cabang) dan terendah pada Prima F1 (1,28 cabang). Primavera F1 berbeda nyata dengan Prima F1, namun berbeda tidak nyata dengan Anggun F1.

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada 5 MSPT jumlah cabang primer tertinggi perlakuan konsentrasi giberelin terdapat pada 200 ppm (6,44 cabang) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (5,72 cabang). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm. Rataan jumlah cabang primer 6 MSPT menunjukkan bahwa jumlah cabang primer tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (7,17 cabang) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (6,47 cabang). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm. Rataan jumlah cabang primer 7 MSPT menunjukkan bahwa jumlah jumlah cabang primer tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (9,89 cabang) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (7,81 cabang). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dngan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm. Rataan jumlah cabang primer 8 MSPT menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (9,89 cabang) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (9,08 cabang). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap jumlah cabang primer pada 5-8 MPST dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan jumlah cabang primer pada 3-8 MSPT tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin

Gambar 3 memperlihatkan hubungan linear positif antara jumlah cabang primer yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin, dengan

persamaan pada 5 MSPT ȳ = 0,0035x + 6,5509 (R2 = 0,866), 6 MSPT ȳ = 0,0036x + 5, 8333 (R2 = 0,778), 7 MSPT ȳ = 0,0035x + 7,838 (R2 = 0,974),

8 MSPT ȳ = 0,004x + 9,1065 (R2 = 0,990) bahwa peningkatan jumlah cabang primer akan terus meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Umur Berbunga

Data pengamatan dan sidik ragam umur berbunga gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 37 dan 38. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga, pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter umur

Rataan umur berbunga tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Rataan umur berbunga tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Keterangan : Angkaa yang diikuti huruf yang sama meunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa umur berbunga tanaman gambas terlambat pada perlakuan konsentrasi giberelin terdapat pada 0 ppm (26,75 hari) dan tercepat pada perlakuan 200 ppm (25,42 hari). Perlakuan 0 ppm berbeda nyata dengan 100 ppm dan 200 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap umur berbunga dapat dilihat pada Gambar 4:

Gambar 4. Hubungan umur berbunga tiga varietas gambas terhadap beberapa ȳ = -0,0067x + 26,694

Gambar 4 memperlihatkan hubungan linear negatif antara umur berbunga yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin, dengan persamaan y = -0,0067x + 26,694 (r=0,989), bahwa penurunan umur berbunga akan terus menurun seiring dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Jumlah Buah

Data pengamatan dan sidik ragam jumlah buah gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 39 dan 40. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah buah, pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap jumlah buah , dan interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh nyata pada parameter jumlah buah.

Rataan jumlah buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Rataan jumlah buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah buah tanaman gambas terdapat interaksi antara varietas dan konsentrasi giberelin. Jumlah buah terbanyak terdapat pada varietas Anggun F1 dengan konsentrasi giberelin 200 ppm (5,67 buah) yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi

giberelin serta interaksi keduanya terhadap jumlah buah dapat dilihat pada Gambar 5:

Gambar 5. interaksi varietas dengan konsentrasi giberelin.

Gambar 5 memperlihatkan interaksi varietas dengan konsentrasi giberelin

menunjukkan ; hubungan linear positif pada varietas Prima F1 persamaan ȳv1 = 0,0025x + 3,6944 (R2 = 0,871), hubungan linear positif pada varietas Primavera F1 dengan persamaan ȳv2 = 0,0054x + 3,7639 (R2 = 0,998), hubungan

kuadratik positif pada varietas Anggun F1 dengan persamaan ȳv3 = 9E-05x2 – 0,0133x + 4,6667 (R2 = 1).

Panjang Buah

Data hasil dan sidik ragam panjang buah gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 41 dan 42. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah, pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap panjang buah, interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter panjang buah.

ȳv1 = 0,0025x + 3,6944

Rataan panjang buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Rataan panjang buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 6 menunjukkan bahwa panjang buah gambas perlakuan konsentrasi

giberelin tertinggi terdapat pada 200 ppm (43,30 cm) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (41,05 cm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm,

namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap jumlah buah dapat dilihat pada Gambar 6:

Gambar 6. Hubungan panjang buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin.

Gambar 6 memperlihatkan hubungan linear positif antara panjang buah yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin, dengan persamaan ȳ = 0,0113x + 41,161 (r = 0,969), bahwa panjang buah akan terus meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Diameter Buah

Data hasil dan sidik ragam diameter buah gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 43 dan 44. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah, pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap diameter buah, interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter diameter buah.

Rataan diameter buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Rataan diameter buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama meunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 7 menunjukkan bahwa diameter buah gambas perlakuan konsentrasi giberelin tertinggi terdapat pada 200 ppm (48,70 mm) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (46,41 mm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap jumlah buah dapat dilihat pada Gambar 7:

Gambar 7. Hubungan diameter buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin.

Gambar 7 memperlihatkan hubungan linear positif antara diameter buah yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin, dengan persamaan ȳ = 0,0114x + 46,622 (R2 = 0,904), bahwa diameter buah akan terus meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Bobot Buah per Plot

Data hasil dan sidik ragam bobot buah per plot gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 45 dan 46. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas dan pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap bobot buah per plot, dan interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter bobot buah per plot.

Rataan bobot buah per plot tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 8.

ȳ = 0,0114x + 46,622 R2 = 0,904

46.00 46.50 47.00 47.50 48.00 48.50 49.00 49.50

0 50 100 150 200

Diameter Buah

Konsentrasi Giberelin

Tabel 8. Rataan bobot buah per plot tiga varietas gambas terhadap beberapa

Primavera F1 284,73 308,34 303,02 298,70ab

Anggun F1 310,00 324,32 336,65 323,66a

Rataan 297,85b 317,69ab 320,76a 312,10

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama meunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 8 menunjukkan bahwa bobot buah per plot gambas perlakuan varietas tertinggi pada Anggun F1 (323,66 g) dan terendah pada Primavera F1 (298,70 g). Perlakuan Anggun F1 berbeda nyata dengan perlakuan Prima F1 dan Primavera F1. Perlakuan konsentrasi giberelin tertinggi terdapat pada 200 ppm (320,76 g) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (297,85 g). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap bobot buah per plot dapat dilihat pada Gambar 8:

Gambar 8. Hubungan bobot buah per plot tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin.

Gambar 8 memperlihatkan hubungan linear positif antara bobot buah per plot yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin, dengan persamaan ȳ = 0,1146x + 300, 65 (r = 0,848), bahwa bobot buah per plot akan terus meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Bobot Basah Tajuk

Data hasil dan sidik ragam bobot basah tajuk gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 47 dan 48. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah tajuk, pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap bobot basah tajuk, interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter bobot basah tajuk.

Rataan bobot basah tajuk tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Rataan bobot basah tajuk tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin Rataan

0 ppm 100 ppm 200 ppm ...g...

Prima F1 484,76 531,81 515,97 510,85

Primavera F1 460,46 517,22 467,77 481,82

Anggun F1 371,09 486,36 563,11 473,52

Rataan 438,77b 511,80ab 515,62a 488,73

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama meunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 9 menunjukkan bahwa bobot basah tajuk gambas perlakuan konsentrasi giberelin tertinggi terdapat pada 200 ppm (515,62 g) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (438,77 g). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap bobot basah tajuk dapat dilihat pada Gambar 9:

Gambar 9. Hubungan bobot basah tajuk tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin.

Gambar 9 memperlihatkan hubungan linear positif antara bobot basah tajuk yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin, dengan persamaan ȳ = 0,3842x + 450, 3 (R2 = 0,787), bahwa bobot basah tajuk akan terus meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Bobot Basah Akar

Data hasil dan sidik ragam bobot basah akar gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 49 dan 50. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah akar, pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap bobot basah akar, interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter bobot basah akar.

Rataan bobot basah tajuk tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 10.

ȳ = 0,3842x + 450,3 R² = 0,787

0 100 200 300 400 500 600

0 50 100 150 200

Bobot Basah Tajuk

Konsentrasi Giberelin

Tabel 10. Rataan bobot basah akar tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin

Rataan

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama meunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 10 menunjukkan bahwa bobot basah akar gambas perlakuan konsentrasi giberelin tertinggi terdapat pada 200 ppm (52,69 g) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (44,58 g). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap bobot basah akar dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Hubungan bobot basah akar tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin.

Gambar 10 memperlihatkan hubungan linear positif antara bobot basah akar yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin, dengan persamaan ȳ = 0,0406x + 44,528 (R2 = 0,999), bahwa bobot basah akar akan terus meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Persentase Buah Normal (%)

Data hasil dan sidik ragam persentase buah normal gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 53 dan 54. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin dan interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter persentase buah normal.

Rataan persentase buah normal tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Rataan persentase buah normal tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Tabel 11 menunjukkan bahwa pada parameter persentase buah normal tanaman gambas tertinggi perlakuan varietas terdapat pada Prima F1 (91,02 %) dan terendah pada Anggun F1 (87,59 %). Pada perlakuan pemberian beberapa konsentrasi giberelin menunjukkan bahwa persentase buah normal tertinggi pada 0 ppm (90,65 %) dan terendah pada 200 ppm (86,85 %).

Pembahasan

Respons Tiga Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Gambas

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pada perlakuan tiga varietas, berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun 4 dan 5 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT), parameter jumlah cabang primer 3 MSPT, dan bobot buah per plot.

Perbedaan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada MSPT 4-5 dan jumlah cabang primer pada MSPT 3. Hal ini menunjukkan bahwa

tanaman gambas pada masing-masing varietas memiliki perbedaan dalam pertumbuhan. Pada 4 MSPT varietas Primavera F1 memiliki jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan dengan varietas Anggun F1 dan Prima F1. Pada 5 MSPT varietas Anggun F1 memiliki jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan dengan varietas Primavera F1 dan Prima F1. Pada jumlah cabang 3 MSPT varietas Primavera F1 lebih banyak dibandingkan dengan varietas Anggun F1 dan varietas Prima F1. Perbedaan tersebut berkaitan dengan karakter genetik masing-masing varietas, sehingga kemampuan merespons tiap varietas berbeda.

Hal ini sesuai dengan Djumali (2011) mengatakan bahwa karakter genetik yang dimiliki oleh setiap varietas atau kultivar tanaman berpengaruh terhadap pertumbuhan suatu tanaman. Mukmin dan Iskandar (2007) juga menambahkan bahwa keragaman genetik suatu varietas tanaman biasanya terbentuk dari hasil adaptasi yang cukup lama dengan lingkungan hidupnya.

Perlakuan varietas juga berpengaruh nyata pada bobot buah per plot. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman gambas pada masing-masing varietas memiliki perbedaan dalam jumlah produksi yang dihasilkan. Pada parameter jumlah buah perlakuan varietas Anggun F1 memiliki jumlah buah yang lebih banyak dibandingkan varietas Primavera F1 dan varietas Prima F1. Perbedaan tersebut berkaitan dengan kemampuan setiap varietas yang berbeda dalam menghasilkan buah, dan perbedaan jumlah buah yang dihasilkan ditunjukkan pada potensi hasil (ton/ha) tiap varietas yang berbeda, dimana varietas Anggun F1 memiliki potensi hasil yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan Zahrah (2011) yang menyatakan

bahwa masing-masing varietas dari setiap tanaman akan memberikan respons pertumbuhan dan tingkat produksi yang berbeda-beda.

Respons Konsentrasi Giberelin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Gambas

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap paramter panjang tanaman (2-6 MSPT), jumlah daun (2-6 MSPT), jumlah cabang primer (5-8 MSPT), umur berbunga, panjang buah, diameter buah, bobot buah per plot, bobot basah tajuk, dan bobot basah akar.

Konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang primer. Dari hasil analisis data statistik menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada parameter panjang tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang primer terdapat pada perlakuan konsentrasi 200 ppm, di ikuti perlakuan konsentrasi 100 ppm, dan 0 ppm(kontrol). Hal ini menunjukkan bahwa tanaman yang diberi giberelin memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan tanaman yang tidak diberi giberelin. Pengaruh giberelin terhadap panjang tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang berkaitan dengan fungsi giberelin itu sendiri dalam pembelahan dan pembesaran sel. Giberelin mampu mendorong orientasi mikrotubul ke arah sumbu pertumbuhan sel dan terjadi penimbunan selulosa dan pada akhirnya sel membesar hanya ke aksis pertumbuhan sehingga tanaman memanjang (Shibaoka dalam Fukazawa et al., 2000). Efek giberelin dalam memacu pembelahan sel disebabkan oleh: (1) pembelahan sel dipacu pada bagian ujung tanaman, terutama pada sel meristematik; (2) giberelin memacu pertumbuhan sel karena hormon tersebut

molekul glukosa dan fruktosa; (3) giberelin mempengaruhi peningkatan plastisitas dinding sel (Salisbury dan Ross, 1995).

Konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, panjang buah, diameter buah, dan bobot buah per plot. Dari hasil analisis data statistik menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada parameter umur berbunga, jumlah buah, panjang buah, diameter buah dan bobot buah per plot terdapat pada perlakuan konsentrasi 200 ppm, di ikuti perlakuan konsentrasi 100 ppm, dan 0 ppm (kontrol). Hal ini disebabkan karena percepatan umur berbunga, jumlah buah, panjang buah, diameter buah dan bobot buah per plot dipengaruhi oleh konsentrasi giberelin, pada perlakuan 200 ppm memiliki nilai yang lebih baik daripada 100 ppm dan 0 ppm (kontrol). Penambahan hormon dari luar (hormon eksogen) seperti giberelin dapat memacu pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Giberelin menginduksi sel yang terdapat pada buah sehingga ukuran buah dapat berbeda sesuai dengan konsentrasi pengaplikasian giberelin. Hal ini didukung oleh Shaddad et al. (2013) menyebutkan bahwa, pengaplikasian

Konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, panjang buah, diameter buah, dan bobot buah per plot. Dari hasil analisis data statistik menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada parameter umur berbunga, jumlah buah, panjang buah, diameter buah dan bobot buah per plot terdapat pada perlakuan konsentrasi 200 ppm, di ikuti perlakuan konsentrasi 100 ppm, dan 0 ppm (kontrol). Hal ini disebabkan karena percepatan umur berbunga, jumlah buah, panjang buah, diameter buah dan bobot buah per plot dipengaruhi oleh konsentrasi giberelin, pada perlakuan 200 ppm memiliki nilai yang lebih baik daripada 100 ppm dan 0 ppm (kontrol). Penambahan hormon dari luar (hormon eksogen) seperti giberelin dapat memacu pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Giberelin menginduksi sel yang terdapat pada buah sehingga ukuran buah dapat berbeda sesuai dengan konsentrasi pengaplikasian giberelin. Hal ini didukung oleh Shaddad et al. (2013) menyebutkan bahwa, pengaplikasian

Dokumen terkait