• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS TANAMAN GAMBAS (Luffa acutangula (L.) Roxb) TERHADAP BEBERAPA KONSENTRASI GIBERELIN (GA 3 ) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS TANAMAN GAMBAS (Luffa acutangula (L.) Roxb) TERHADAP BEBERAPA KONSENTRASI GIBERELIN (GA 3 ) SKRIPSI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH :

DEDI KURNIAWAN BATUBARA 150301040

AGRONOMI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020

(2)

SKRIPSI

OLEH :

DEDI KURNIAWAN BATUBARA 150301040

AGRONOMI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020

(3)
(4)

ABSTRACT

DEDI KURNIAWAN BATUBARA: Growth Response and Production of Three Varieties of Luffa Plant (Luffa acutangula (L.) Roxb) to Several Gibberellins (GA3) Concentrations, supervised by ROSITA SIPAYUNG and FERRY EZRA T. SITEPU.

This study aims to determine the growth response and production of three varieties of luffa plants by giving gibberellins with different concentrations. This research

was conducted in the land research of Agriculture Faculty, University of Sumatera Utara, Medan (± 25 m asl) from August to November 2019. This

treatment was arranged by Randomized Block Design (RBD) with three repetitions.

The first factor was three luffa varieties (Prima F1 Variety, Primavera F1, and Anggun F1) the second factor was the concentration of gibberellins (0 ppm, 100 ppm, and 200 ppm). The results showed the treatment were significant different among varieties on number of leaf, number of primary branches, weight of fruit on plot. The treatment of gibberellin gives significant effect to the plant lengths, number of leaf,number of primary branches, flowering date, number of fruits, length of the fruit, diameter of fruit, weight of fruit on plot, wet weight of crown, and wet weight of roots. The interaction between three varieties and concentration gibberellins had a significant effect on the number of fruit. The best varieties are found in Anggun F1 varieties with gibberellin concentration of 200 ppm.

Keywords: Luffa, Varieties, Gibberellin.

(5)

ABSTRAK

DEDI KURNIAWAN BATUBARA : Respons Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Tanaman Gambas (Luffa acutangula (L.) Roxb) Terhadap Beberapa Konsentrasi Giberelin (GA3), dibimbing oleh ROSITA SIPAYUNG DAN FERRY EZRA T. SITEPU.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi tiga varietas tanaman gambas dengan pemberian giberelin dengan konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini dilaksamakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan (±25 m dpl) pada bulan Agustus hingga November 2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu tiga varietas gambas ( Varietas Prima F1, Primavera F1, dan Anggun F1) faktor kedua yaitu konsentrasi giberelin (0 ppm, 100 ppm, dan 200 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun, jumlah cabang primer, jumlah buah dan bobot buah per plot. Perlakuan giberelin menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap panjang tanaman, jumlah daun, jumlah cabang primer, umur berbunga, jumlah buah, panjang buah, diameter buah, bobot buah per plot, bobot basah tajuk, dan bobot basah akar.

Interaksi antara tiga varietas dan konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap jumlah buah. Varietas terbaik terdapat pada varietas Anggun F1 dengan konsentrasi giberelin 200 ppm.

Kata kunci : Gambas, Varietas,Giberelin.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Sipirok Tapanuli Selatan pada tanggal 08 Desember 1996 dari ayahanda Alimin Batubara dan ibunda Berliana Rambe, penulis merupakan putra kesepuluh dari sepuluh bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah SDN Silangge 102480 Sipirok 2009, SMPN 1 Sipirok pada tahun 2012, SMAN 1 Sipirok Tahun 2015.

Penulis terdaftar masuk ke Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2015

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan yaitu Anggota Himpunan Mahasiswa Agroekotekologi, aktif dalam Organisasi UKM Himadita Nursery, dan akif dalam organisasi BKM Al- Mukhlisin. Penulis pernah menjadi ketua panitia di acara nasional HN EXPO 2018, Juara 2 LKTIN FORMATANI di Universitas Islam Sumatera Utara, dan Juara 2 LKTI HMI FKM USU 2017.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di PTP Nusantara III Kebun Bandar Selamat, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara pada Juli - Agustus tahun 2018.

Penulis juga melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN-PPM) di Desa Petatal, kecamatan Tanah Datuk, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara pada bulan Juli- Agustus 2019.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi saya ini adalah “Respons Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Tanaman Gambas (Luffa acutangula (L.) Roxb) Terhadap Beberapa Konsentrasi Giberelin (GA3)”. Skripsi ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Rosita Sipayung, MP. selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ferry Ezra T. Sitepu, SP., M.Si. selaku anggota komisi pembimbing yang

telah memberi bimbingan serta masukan selama penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orang tua penulis atas dukungan, semangat, dan do’a yang telah diberikan, serta kepada teman-teman penulis atas semangat dan bantuannya.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Januari 2020

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 5

Iklim ... 5

Tanah ... 6

Varietas ... 6

Giberelin ... 8

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

Bahan dan Alat ... 11

Metode Penelitian ... 11

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ... 14

Persiapan Media Tanam ... 14

Persiapan Benih dan Bibit ... 14

Persemaian ... 14

Pindah Tanam ... 15

Pembuatan Lanjaran ... 15

Aplikasi Giberelin ... 15

Pemeliharaan Tanaman ... 15

Penyiraman ... 15

Pemupukan ... 16

(9)

Pengendalian Gulma ... 16

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 16

Panen ... 16

Parameter Pengamatan ... 16

Panjang Tanaman ... 16

Jumlah Daun... 17

Jumlah Cabang Primer ... 17

Umur Berbunga ... 17

Jumlah Buah ... 17

Panjang Buah ... 17

Diameter Buah ... 18

Bobot Buah Per Plot ... 18

Bobot Basah Tajuk ... 18

Bobot Basah Akar ... 18

Persentase Buah Normal Per Plot ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19

Panjang Tanaman ... 19

Jumlah Daun ... 22

Jumlah Cabang Primer ... 25

Umur Berbunga ... 28

Jumlah Buah ... 30

Panjang Buah ... 31

Diameter Buah ... 33

Bobot Buah Per Plot ... 34

Bobot Basah Tajuk ... 36

Bobot Basah Akar ... 37

Persentase Buah Normal Per Plot ... 39

Pembahasan ... 39

Respons Tiga Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Gambas ... 40

Respons Konsentrasi Giberelin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Gambas ... 41

Interaksi Tiga Varietas dan Beberapa Konsentrasi Giberelin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Gambas ... 43

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 45

Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Rataan Panjang Tanaman Tiga Varietas Gambas Terhadap Beberapa

Konsentrasi Giberelin Pada 2-6 MSPT ... 20 2. Rataan Jumlah Daun Tiga Varietas Gambas Terhadap Beberapa Konsentrasi

Giberelin Pada 2-6 MSPT ... 23 3. Rataan Jumlah Cabang Primer Tiga Varietas Gambas Terhadap Beberapa

Konsentrasi Giberelin Pada 3-8 MSPT ... 26 4. Rataan Umur Berbunga Tiga Varietas Gambas Terhadap Beberapa

Konsentrasi Giberelin ... 29 5. Rataan Jumlah Buah Tiga Varietas Gambas Terhadap Beberapa Konsentrasi

Giberelin ... 30 6. Rataan Panjang Buah Tiga Varietas Gambas Terhadap Beberapa Konsentrasi

Giberelin ... 32 7. Rataan Diameter Buah Tiga Varietas Gambas Terhadap Beberapa Konsentrasi

Giberelin ... 33 8. Rataan Bobot Buah per Plot Tiga Varietas Gambas Terhadap Beberapa

Konsentrasi Giberelin ... 35 9. Rataan Bobot Basah Tajuk Tiga Varietas Gambas Terhadap Beberapa

Konsentrasi Giberelin ... 36 10. Rataan Bobot Basah Akar Tiga Varietas Gambas Terhadap Beberapa

Konsentrasi Giberelin ... 38 11. Rataan Persentase Buah Normal per Plot Pengaruh Varietas dan Konsentrasi

Giberelin ... 31

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Hubungan panjang tanaman pada 2-6 MSPT tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin. ... 21 2. Hubungan jumlah daun pada 3 MSPT tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin. ... 25 3. Hubungan jumlah cabang primer pada 3-8 MSPT tiga varietas gambas

terhadap beberapa konsentrasi giberelin ... 28 4. Hubungan umur berbunga tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin ... 29 5. interaksi varietas dengan konsentrasi giberelin ... 31 6. Hubungan panjang buah tiga varietas gambas terhadap beberapa

konsentrasi giberelin ... 32 7. Hubungan diameter buah tiga varietas gambas terhadap beberapa

konsentrasi giberelin ... 34 8. Hubungan bobot buah per plot tiga varietas gambas terhadap beberapa

konsentrasi giberelin ... 35 9. Hubungan bobot basah tajuk tiga varietas gambas terhadap beberapa

konsentrasi giberelin ... 37 10. Hubungan bobot basah akar tiga varietas gambas terhadap beberapa

konsentrasi giberelin ... 38

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

11. Bagan Plot Penelitian ... 49

12. Skema Peletakan Tanaman Dalam Plot ... 50

13. Deskripsi Varietas ... 51

14. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 53

15. Data Panjang Tanaman Gambas 2 MSPT (cm) ... 54

16. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman Gambas 2 MSPT ... 54

17. Data Panjang Tanaman Gambas 3 MSPT (cm) ... 55

18. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman Gambas 3 MSPT ... 55

19. Data Panjang Tanaman Gambas 4 MSPT (cm) ... 56

20. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman Gambas 4 MSPT ... 56

21. Data Panjang Tanaman Gambas 5 MSPT (cm) ... 57

22. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman Gambas 5 MSPT ... 57

23. Data Panjang Tanaman Gambas 6 MSPT (cm) ... 58

24. Data Sidik Ragam Panjang Tanaman Gambas 6 MSPT ... 58

25. Data Jumlah Daun Gambas 2 MSPT (Helai) ... 59

26. Data Sidik Ragam Jumlah Daun Gambas 2MSPT ... 59

27. Data Jumlah Daun Gambas 3 MSPT (Helai) ... 60

28. Data Sidik Ragam Jumlah Daun Gambas 3MSPT ... 60

29. Data Jumlah Daun Gambas 4 MSPT (Helai) ... 61

30. Data Sidik Ragam Jumlah Daun Gambas 4MSPT ... 61

31. Data Jumlah Daun Gambas 5 MSPT (Helai) ... 62

32. Data Sidik Ragam Jumlah Daun Gambas 5 MSPT ... 62

(13)

33. Data Jumlah Daun Gambas 6 MSPT (Helai) ... 63

34. Data Sidik Ragam Jumlah Daun Gambas 6 MSPT ... 63

35. Data Jumlah Cabang Gambas 3 MSPT (Cabang) ... 64

36. Data Sidik Ragam Jumlah Cabang Gambas 3 MSPT ... 64

37. Data Jumlah Cabang Gambas 4 MSPT (Cabang) ... 65

38. Data Sidik Ragam Jumlah Cabang Gambas 4 MSPT ... 65

39. Data Jumlah Cabang Gambas 5 MSPT (Cabang) ... 66

40. Data Sidik Ragam Jumlah Cabang Gambas 5 MSPT ... 66

41. Data Jumlah Cabang Gambas 6 MSPT (Cabang) ... 67

42. Data Sidik Ragam Jumlah Cabang Gambas 6 MSPT ... 67

43. Data Jumlah Cabang Gambas 7 MSPT (Cabang) ... 68

44. Data Sidik Ragam Jumlah Cabang Gambas 7 MSPT ... 68

45. Data Jumlah Cabang Gambas 8 MSPT (Cabang) ... 69

46. Data Sidik Ragam Jumlah Cabang Gambas 8 MSPT ... 69

47. Data Umur Berbunga Gambas (Hari) ... 70

48. Data Sidik Ragam Berbunga Gambas ... 70

49. Data Jumlah Buah Gambas (Buah) ... 71

50. Data Sidik Ragam Jumlah Buah Gambas ... 71

51. Data Panjang Buah Gambas (cm) ... 72

52. Data Sidik Ragam Panjang Buah ... 72

53. Data Diameter Buah Gambas (mm) ... 73

54. Data Sidik Ragam Diameter Buah Gambas ... 73

55. Data Bobot Buah Per Plot Gambas (g) ... 74

56. Data Sidik Ragam Bobot Buah Per Plot Gambas ... 74

(14)

57. Data Bobot Basah Tajuk Gambas (g) ... 75

58. Data Sidik Ragam Bobot Basah Tajuk Gambas ... 75

59. Data Bobot Basah Akar Gambas (g) ... 76

60. Data Sidik Ragam Bobot Basah Akar Gambas ... 76

61. Data Persentase Buah Normal Gambas (%) ... 77

62. Data Sidik Ragam Persentase Buah Normal Gambas ... 77

63. Dokumentasi Penelitian ... 78

(15)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambas (Luffa acutangula L. Roxb) disebut juga oyong, emes atau kimput (Sunda), dan timput (Palembang). Gambas merupakan tanaman merambat dengan alat pemegang yang berbentuk pilin, batang gambas panjang, kuat, lebih kuat dari pada labu siam, panjang batangnya dapat mencapai puluhan meter. Tanaman ini berasal dari India, dan telah beradaptasi dengan baik di daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia (Sunarjono, 2000).

Gambas merupakan komoditi sayuran buah minor, gambas juga masih satu kerabat dengan sayuran belustru, timun, ataupun paria yaitu tumbuhan merambat.

Namun tanaman ini biasanya ditanam sebagai usaha sambilan mengingat rendahnya permintaan dari konsumen. Gambas dikenal dengan rasa manis dan sedikit pahit. Dibalik rasanya tanaman gambas memiliki banyak khasiat sebagai obat, kulit buah yang kering dimanfaatkan sebagi spons pembersih, dan gambas juga dapat diolah menjadi aneka sayuran lezat mulai pucuk daun maupun buah muda. Buah gambas yang sudah tua tidak dapat dimakan karena rasa yang sangat pahit dan keras ( Sunarjono, 2000).

Kelebihan gambas dibandingkan tanaman sejenis lainnya yaitu tanaman ini dapat di budidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi.

Pertumbuhannya pun mudah, tidak harus memerlukan perawatan yang khusus, hanya memerlukan ajir sebagai media rambatnya karena gambas adalah tipe tanaman yang batangnya merambat, namun gambas dapat juga dirambatkan pada pagar-pagar atau pohon-pohon yang ada di sekitarnya dan umur panen gambas tergolong sangat cepat (Pradita et al., 2018).

(16)

Produktivitas gambas yang masih tergolong rendah dikarenakan pemilihan varietas tanaman yang tidak tepat menjadi salah satu masalah dalam budidaya tanaman gambas. Pengunaan bahan tanam yang bukan berasal dari varietas unggul akan sangat berpengaruh pada budidaya gambas. Gambas yang dibudidayakan para petani pada umumnya masih berasal dari varietas lokal sehingga waktu panen yang dibutuhkan relatif lebih lama, dan tidak tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Pemilihan varietas unggul yang tepat akan mampu meningkatkan produksi tanaman gambas.

Pada fase generatif tanaman gambas mudah mengalami keguguran bunga, sehingga bakal buah yang terbentuk menjadi lebih sedikit. Upaya meningkatkan produktivitas gambas dapat ditingkatkan dengan pemilihan varietas gambas yang unggul dan pemanfaatan zat pengatur tumbuh seperti giberelin yang dapat memacu pertumbuhan tanaman, dan mengurangi keguguran bunga.

Giberelin banyak digunakan pada penelitian-penilitian fisiologi tumbuhan dan kebanyakan berespon terhadap pemberian giberelin dengan memperlihatkan perpanjangan batang. Selain perpanjangan batang giberelin juga memperbesar luas daun jika disemprot dengan giberelin. Demikian juga terhadap besarnya bunga dan buah. Ukuran buah dari beberapa tanaman buah-buahan seperti anggur akan bertambah besar jika diberi giberelin ( Wattimena, 1992).

Yennita (2003) menyatakan bahwa GA3 mampu menekan dan mencegah keguguran bunga. Proses ini berkaitan dengan sinergisme kerja GA3 dengan Auksin. GA3 akan meningkatkan konsentrasi auksin endogen. Pada fase generatif penambahan GA3 eksogen akan meningkatkan kapasitass penyimpanan hasil fotosintesa, giberelin akan memperbesar sel jaringan peyimpanan sehingga

(17)

mampu menerima hasil-hasil fotosintesa lebih banyak yang berakibat ukuran jaringan menyimpan (buah) lebih besar ( Kusumawati et al., 2009).

Aplikasi GA3 dengan konsentrasi tertentu mampu memacu pertumbuhan tanaman melalui peningkatan tinggi tanaman, luas daun, kecepatan berbunga dan mengurangi keguguran bunga. Pemberian GA3 ternyata dipengaruhi oleh konsentrasi yang diberikan, konsentrasi GA3 yang dibutuhkan oleh setiap jenis tanaman berbeda-beda. Pemberian konsentrasi GA3 yang tepat akan dapat mamacu pertumbuhan tanaman yang optimal.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Respons Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas

Tanaman Gambas (Luffa acutangula (L.) Robx) Terhadap Beberapa Konsentrasi Giberelin (GA3).

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respons pertumbuhan dan produksi tiga varietas tanaman gambas (Luffa acutangula (L.) Robx) terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan respons pertumbuhan dan produksi tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3) serta interaksi kedua faktor tersebut.

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh data dalam penyusunan skripsi dan sebagai salah satu untuk nendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

(18)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Menurut Dashora et al,. (2013 klasifikasi tanaman oyong adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan

berpembuluh), Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas : Magnoliopsida (berkeping

dua / dikotil), Sub Kelas : Dilleniidae Ordo : Cucurbitales, Famili : Cucurbitaceae, Genus : Luffa, Spesies : Luffa acutangula (L.) Roxb.

Akar tanaman gambas berupa akar tunggang yang memiliki warna kuning kecoklatan, berbentuk silinder, dengan panjang akar 8-12 cm, tebal 0,5-0,7 cm, bentuk akar memanjang dan merupakan akar adventif (Dashora et al,. 2013).

Batang pada tanaman gambas berwarna kuning kecoklatan beruas-ruas, struktur batang tidak berkayu, dengan tebal 0,2-0,4 cm. Batang utamanya berusuk lima dan bentuk cabang dari tanaman gambas merambat dengan sulur yang berbentuk spiral, yang berfungsi sebagai pengait sehingga tanaman tidak mudah roboh ( Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).

Daun tanaman gambas adalah daun tunggal, tidak memiliki daun penumpu (stipula). Bentuk daun bulat, berbulu dan berlekuk, susunan tulang daunnya menjari. Tangkai daun berwarna kuning kecoklatan, membelit berbulu halus dan berlekuk dengan panjang 3-8 cm, permukaan daun kasar karena terdapat bulu- bulu. Helaian daun berwarna hijau redup atau terang, panjang 6-9 cm, berbulu dan lebar (Dashora et al,. 2013).

Bunga pada tanaman gambas mempunyai 2 jenis bunga yang terpisah antara bunga jantan dan bunga betina, dimana jenis bunga tersebut memiliki

(19)

perbedaan pada bunga jantan bunga terlihat berwarna kuning menyala, kelopak menjari berjumlah 5 dan mempunyai serbuk sari berwarna kuning menyala.

Bunga betina terlihat berwarna kuning, mempunyai putik berwarna kuning, terdapat bakal buah (ovari) yang menggelembung pada bagian pangkal bunga yang berwarna hijau ( Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).

Buah gambas berasal dari bunga gambas betina yang telah mengalami penyerbukan. Buah ini berbentuk silindris memanjang dengan permukaan kasar.

Buah yang siap di panen adalah buah yang berwarna hijau tua, telah mencapai

ukuran maksimum, tidak terlalu tua, belum berserat dan mudah dipatahkan ( Edie dan Bobihoe, 2010).

Biji pada tanaman gambas muda berwarna putih dan lunak, sedangkan buah yang sudah tua memiliki warna kecoklatan hingga berwarna hitam.

Permukaan biji kasar dan berbentuk bulat telur-lonjong. Satu buah gambas dapat menghasilkan 30 biji atau lebih ( Edie dan Bobihoe, 2010).

Dalam 100 gram buah gambas mengandung Energi : 18 kalori, Protein: 0,8 g, Lemak : 0,2 g, Karbohidrat: 4,1 g, Kalsium: 19 mg, Fosfor: 33 mg,

Besi: 0,9 mg, Vitamin A: 380 mg, Vitamin B1: 0,03 mg, Vitamin C: 8 mg (Dashora, et al,. 2013).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman gambas memiliki daya adaptasi tumbuh yang cukup tinggi terhadap lingkungan, dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi.

Tanaman gambas membutuhkan iklim yang kering, dan dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun (BPTP Jambi, 2010).

(20)

Tanaman gambas tumbuh memanjat dengan bentuk tajuk perdu dan lingkungan tumbuh tanaman gambas dapat di lahan, sawah maupun tegalan.

Tanaman gambas dapat beradaptasi hingga pada temperatur 24-27°C, namun tidak tumbuh dengan dan berproduksi dengan optimal (BPTP Jambi, 2010).

Gambas merupakan tanaman yang dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi (500 m dpl) yang beriklim kering dengan air yang tersedia sepanjang musim tanam. Lingkungan tumbuh yang optimal bagi tanaman gambas adalah di daerah bersuhu antara 18 °C sampai 24 °C dengan kelembapan udara 50% - 60% (BPTP Jambi, 2010).

Tanah

Tanaman gambas cocok dibudidayakan di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Tanaman ini membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, dan kaya akan bahan organik (BPTP Jambi, 2010)

Gambas dapat tumbuh dengan optimal pada tanah dengan pH 6,5-7,5.

Tanah yang paling ideal adalah jenis tanah liat berpasir, seperti tanah latosol dan aluvial. Dengan tekstur tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik. Tanaman juga dapat tumbuh pada semua jenis tanah dan sebaiknya tanah perlu dipersiapkan dengan menambahkan bahan organik beberapa minggu sebelum penanaman (Davis, 1996).

Varietas

Pemilihan varietas yang tepat dan sesuai dengan agroekosistem untuk dikembangkan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan. Keunggulan suatu varietas dapat dinilai berdasarkan hasil, ketahanan terhadap hama dan

(21)

penyakit, dan toleransi terhadap cekaman lingkungan ( Sirappa dan Susanto, 2008).

Keragaan masing-masing varietas tanaman dapat menghasilkan potensi yang berbeda dengan deskripsinya. Varietas yang mempunyai interaksi positif dan sangat peka terhadap lingkungan hasilnya akan mendekati kemampuannya apabila keadaan lingkungan cocok, sebaliknya akan merosot apabila keadaan lingkungan tidak sesuai (Hamzah et al.,2005).

Varietas unggul gambas hibrida Prima F1 yang di keluarkan oleh PT EAST-WEED CAP PANAH MERAH dengan Nomor SK Kementan

116/Kpts/TP.240/3/2000 (HERKULES). Varietas ini cocok dibudidayakan di dataran rendah sampai menengah, tahan terhadap penyakit tergantung dengan lingkungan dan perlakuan budidayanya. Umur panen 35-40 HST dengan potensi bobot per buah adalah 300-350 g. Potensi hasil per hektarnya adalah 25-30 ton/ha (www.panahmerah.id, 2019).

Varietas gambas Primavera F1 yang dikeluarkan oleh PT EAST-WEED

CAP PANAH MERAH dengan Nomor SK Kementan

066/Kpts/SR.120/D.2.7/6/2017. Varietas ini cocok dibudidayakan di dataran rendah sampai menengah, tahan terhadap penyakit Gemini Virus. Umur panen 37 HST dengan potensi bobot per buah adalah 250 g. Potensi hasil per hektarnya adalah 30 ton/ha (www.panahmerah.id, 2019).

Varietas gambas Anggun F1 yang dikeluarkan oleh PT EAST-WEED CAP PANAH MERAH dengan Nomor SK Kementan 2070/Kpts/SR.120/5/2010.

Varietas ini cocok dibudidayakan di dataran rendah sampai menengah, tahan terhadap penyakit tergantung dengan lingkungan dan perlakuan budidayanya.

(22)

Umur panen 33-35 HST dengan potensi bobot perbuah 250-300 g. Potensi hasil per hekarnya adalah 30-35 ton/ha. (www.panahmerah.id, 2019).

Giberelin

Giberelin ( GA3 ) merupakan zat pengatur tumbuh yang mempunyai peranan fisiologis dalam pemanjangan batang (tunas). Pengaruh GA3 terutama di dalam perpanjangan ruas tanaman berhubungan dengan bertambah besar dan jumlah sel-sel pada ruas-ruas tersebut. Selain perpanjangan batang, giberelin juga memperbesar luas daun dari berbagai jenis tanaman, jika disemprot dengan GA3 dapat mempengaruhi besarnya organ tanaman, GA3 juga mempengaruhi proses fisiologis lainnya. Bila giberelin diberikan di tempat yang dapat mengangkut ketajuk, peningkatan pembelahan sel dan pertumbuhan sel tampak mengarah kepada pemanjangan batang dan (pada beberapa spesies) perkembangan daunnya berlangsung lebih cepat, sehingga terpacu laju fotosintesis menghasilkan peningkatan keseluruhan pertumbuhan, termasuk akar (Salisbury dan Ross, 1995).

Giberelin banyak digunakan pada penelitian-penilitian fisiologi tumbuhan dan kebanyakan berespon terhadap pemberian giberelin dengan memperlihatkan perpanjangan batang. Selain perpanjangan batang giberelin juga memperbesar luas daun, jika disemprot dengan giberelin. Demikian juga terhadap besarnya bunga dan buah. Ukuran buah dari beberapa tanaman buah-buahan seperti anggur akan bertambah besar jika diberi giberelin ( Wattimena, 1992).

Aplikasi GA3 dengan konsentrasi tertentu mampu memacu pertumbuhan tanaman melalui peningkatan tinggi tanaman dan luas daun. Pemberian GA3 ternyata dipengaruhi oleh konsentrasi yang diberikan, konsentrasi GA3 yang

(23)

dibutuhkan oleh setiap jenis tanaman berbeda-beda. Pemberian konsentrasi GA3

yang tepat dapat mamacu pertumbuhan tanaman yang optimal (Yasmin, 2014).

Upaya peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pembentukan bakal buah atau fruit set. Peningkatan pembentukan fruit set dapat dibantu dengan bantuan pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).

ZPT merupakan senyawa sintesis yang mempunyai aktivitas kerja yang sama seperti hormon tanaman, dimana dengan konsentrasi tertentu dapat mendorong ataupun menghambat pertumbuhan serta perkembangan tanaman. Jenis ZPT yang diberikan untuk peningkatan fruit set adalah giberelin yang berfungsi untuk perkembangan biji, pemanjangan batang, pertumbuhan daun serta mendorong pembungaan dan perkembangan buah (Budiarto dan Waryaningsih, 2007).

Respon GA3 yang paling terkenal adalah perangsangan pertumbuhan antarbuku. Contohnya pada tanaman jagung, ercis dan buncis yang kerdil dapat menjadi normal setelah diberi perlakuan dengan GA3. Konsentrasi zat pengatur tumbuh yang diberikan pada tanaman sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sesuai sifat dari zat pengatur tumbuh pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan terhentinya proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tetapi sebaliknya pada dosis sangat rendah pemberian zat pengatur tumbuh tidak efektif (Gardner et al., 1991).

Pemberian giberelin pada tanaman semangka dengan konsentrasi 0, 100, 200, dan 300, ppm berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, bobot buah.

Frekuensi pemberian gibrelin dengan taraf 1, 2 dan 3 kali berpengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan jumlah biji (Makhliza, 2014).

(24)

Pemberian giberelin pada tanaman cabai dengan konsentrasi 0, 50, 100, dan 150 ppm berpengaruh nyata pada peubah produksi dan tinggi tanaman.

Pemberian giberelin dengan konsentrasi 150 ppm menunjukkan produksi tanaman cabai tertinggi (39,58 g/tanaman) dan jumlah buah panen 32,96 buah/tanaman.

Hal ini menunjukkan giberelin dapat menurunkan jumlah bunga gugur sampai 30,5 %, jumlah buah gugur sampai 21,5 %, meningkatkan jumlah bunga terbentuk sampai 6,8 % dan jumlah buah panen sampai 81,6% ( Ansoruddin, 2010).

(25)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas

permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Agustus sampai dengan November 2019.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Benih Gambas varietas Prima F1, Primavera F1, Anggun F1, pupuk NPK sebagai pupuk dasar, giberelin (GA3), top soil dan pukan sapi sebagai media tanam, polybag dengan diameter 30 cm dan tinggi 45 cm, bambu dan tali plastik.

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan analitik, meteran, gelas ukur, hand sprayer, gembor, cangkul, kertas label perlakuan, penggaris, jangka sorong, gunting, alat tulis dan alat-alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor :

Faktor I adalah varietas, terdiri atas : V1 : Prima F1

V2 : Primavera F1 V3 : Anggun F1

(26)

Faktor II adalah konsentrasi Giberelin, terdiri atas : G0 : 0 ppm (Kontrol)

G1 : 100 ppm G2 : 200 ppm

Diperoleh 12 kombinasi perlakuan yaitu :

V1G0 V2G0 V3G0

V1G1 V2G1 V3G2

V1G2 V2G2 V3G3

Jumlah Ulangan : 3

Jumlah Plot : 27

Jumlah Polybag/plot : 4 Polybag Ukuran Polybag (PxD) : 30 cm x 45 cm Jarak antar Polybag : 20 cm

Jumlah Tanaman/Polybag : 1 tanaman Jumlah Sampel per plot : 4 tanaman Jumlah Sampel seluruhnya : 108 tanaman Jumlah Tanaman Seluruhnya : 108 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

i = 1, 2, 3 j = 1, 2, 3 (t) k = 1, 2, 3(t)

Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat perlakuan Varietas (V) pada taraf ke-j dan Konsentrasi Giberelin (G) pada taraf ke-k

µ : Nilai Tengah

(27)

ρi : Pengaruh blok ke-i

αj : Pengaruh Varietas (V) ke-j

βk : Pengaruh konsentrasi giberelin ke-k

(αβ)jk : Pengaruh interaksi perlakuan Varietas (V) ke-j dengan konsentrasi giberelin ke-k

εijk : Pengaruh galat pada blok ke-i, varietas (V) ke-j dan pada konsentrasi giberelin (G) ke-k

Jika hasil sidik ragam menunjukkan pegaruh yang nyata, maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%

(28)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan

Areal Penelitian dipersiapkan sebaik mungkin di lahan yang datar, dekat dengan sumber air, memiliki drainase yang baik serta tidak tergenang. Areal dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman yang ada. Kemudian dibuat plot-plot dengan ukuran 200 cm x 50 cm dengan jarak antar plot 30 cm, dan jarak antar blok 100 cm.

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah tanah top soil dan pukan sapi dengan perbandingan 2:1 media dihomogenkan. Top soil yang telah diayak dengan ayakan untuk memisahkan media tanam dari bahan-bahan yang tidak diinginkan seperti batu, akar dan lain-lain. Polybag yang digunakan adalah polybag ukuran 30 cm (diameter), tinggi 45 cm dan tebal 0,07 mm. Media tanam dimasukkan dengan tangan, mula-mula setengah kemudian dipadatkan. Seterusnya diisi penuh dan dipadatkan lagi sampai tanah berada 2 cm dari bibir atas polybag.

Penyiapan Benih

Benih gambas Prima F1, Primavera F1, dan Anggun F1 dipersiapkan dan direndam dengan air selama 15 menit. Benih yang tenggelam diklasifikasikan sebagai benih yang bagus / bernas.

Persemaian

Benih gambas ditanam pada polybag kecil terlebih dahulu hingga muncul 2-3 helai daun (12 Hari). Setelah menjadi bibit lalu dipindah tanam ke dalam polybag yang besar.

(29)

Pindah Tanam

Dilakukan pada saat kondisi matahari tidak terlalu terik yaitu pada sore hari.

Pemindahan bibit dari media semai ke polybag dapat dilakukan ketika bibit berdaun 2-3 helai. Bibit yang dipilih adalah yang pertumbuhannya subur dan sehat.

Pembuatan Lanjaran

Pembuatan lanjaran pada 1 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) dengan menyiapkan tiang bambu setinggi 1,5 m - 2 m dan bilah bambu untuk lanjaran sesuai kebutuhan. Pasang tiang bambu pada setiap tanaman gambas sejauh 10 cm – 15 cm dari batang tanaman atau pada luar polybag. Pasang bilah bambu sambil membentuk lanjaran secara mendatar yang menghubungkan antar bilah bambu, kemudian diikat dengan kuat menggunakan tali plastik.

Aplikasi Giberelin

Aplikasi giberelin dilakukan dengan cara penyemprotan berdasarkan

masing-masing konsentrasi. Konsentrasi giberelin yang dipakai adalah 0 ppm, 100 ppm, dan 200 ppm. Pemberian giberelin dilakukan pada pagi hari. Giberelin

diberikan pada saat tanaman berumur 10 hari setelah pindah tanam dan 25 hari setelah pindah tanam. Pemberian dilakukan dengan cara penyemprotan, penyemprotan pertama dengan volume semprot 25 ml per tanaman, dan pada penyemprotan kedua dengan volume semprot 35 ml per tanaman.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor. Bila hari hujan maka penyiraman cukup dilakukan satu kali saja dan tergantung kondisi tanah dalam polybag.

(30)

Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu, saat tanam, 2 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) dan 4 MSPT. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan dosis anjuran 18 g NPK (16:16:16) dan 6 g urea per tanaman. Pupuk diaplikasikan pada tanaman dengan cara ditugal dan diberikan masing-masing 1/3 takaran.

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual ataupun dengan menggunakan cangkul untuk menekan pertumbuhan gulma di polybag dan di areal plot, interval penyiangan disesuaikan dengan keadaan gulma di areal plot.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara menyemprotkan Fungisida Antracol dengan konsentrasi sesuai anjuran 2 g/l air, penyemprotan dilakukan sesuai dengan kondisi tanaman, dan secara manual yaitu dengan memotong daun atau buah yang terserang penyakit.

Panen

Panen dilakukan dengan cara memotong tangkai buah dengan gunting yang tajam pada saat buah gambas memiliki ciri-ciri panen seperti buah sudah berwarna hijau muda, ukuran buah besar, dan cekungan buah mulai dangkal. Panen dilakukan

sesuai dengan deskripsi hari panen pada setiap varietas. Panen dilakukan hingga 9 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) dengan Interval pemanenan 1 x 2 hari.

Parameter Pengamatan Panjang Tanaman

Panjang tanaman diukur setiap minggu pada saat tanaman berumur 2 MSPT sampai 6 MSPT. Panjang tanaman diukur dengan interval 1 minggu. Pengukuran

(31)

panjang tanaman dilakukan dengan menggunakan meteran kain dari permukaan tanah hingga ujung tanaman.

Jumlah Daun

Perhitungan jumlah daun dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MSPT sampai 6 MSPT dengan interval 1 minggu. Penghitungan jumlah daun dari tanaman dilakukan pada daun yang telah terbuka sempurna dan berwarna hijau muda.

Jumlah Cabang Primer

Pengamatan jumlah cabang primer dilakukan setelah tanaman berumur 3 MSPT sampai 8 MSPT dengan interval pengamatan dilakukan 1 minggu. Jumlah

cabang primer dihitung dari jumlah cabang yang keluar pada batang utama tanaman gambas.

Umur Berbunga

Umur berbunga tanaman adalah waktu antara penanaman hingga tanaman dalam satu plot telah berbunga sebnayak 75% dari populasi yang ditanam.

Jumlah Buah

Jumlah buah adalah total buah dari seluruh buah yang dihasilkan tiap tanaman dari panen pertama hingga panen terakhir.

Panjang Buah

Panjang buah pertanaman diukur pada setiap buah yang telah dipanen.

Panjang buah diukur menguunakan meteran atau penggaris dengan satuan sentimeter lalu dirata-ratakan untuk semua buah pada tanaman. Diamati setiap kali dilakukan pemanenan.

(32)

Diameter Buah

Diameter buah pertanaman diukur pada setiap buah yang telah dipanen.

Kemudian dirata-ratakan untuk semua buah pada tanaman. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong pada bagian buah terbesar.

Bobot Buah per Plot

Bobot buah per plot diukur pada stiap buah yang telah dipanen dengan menimbang seluruh buah yang dihasilkan dalam tiap plot. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik.

Bobot Basah Tajuk

Bobot basah tajuk diukur pada akhir penelitian dengan menimbang bagian tajuk tanaman. Sebelum ditimbang, tajuk dibersihkan kemudian ditimbang dengan timbangan.

Bobot Basah Akar

Bobot basah akar diukur pada akhir penelitian dengan menimbang bagian akar tanaman. Sebelum ditimbang, akar dibersihkan kemudian ditimbang dengan timbangan.

Persentase Buah Normal Per Plot

Hasil buah per plot dihitung persentase buah normalnya dengan membagi buah yang normal per tanaman dengan jumlah buah keseluruhan lalu dikali 100%.

Buah yang dikatakan normal jika buahnya tidak bengkok, ukuran buah tidak kerdil dan tidak terkena penyakit.

(33)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Panjang Tanaman

Data pengamatan panjang tanaman gambas mulai umur 2-6 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) disajikan pada Lampiran Tabel 5, 7, 9, 11, dan 13.

Hasil sidik ragam disajikan pada Lampiran Tabel 6, 8, 10, 12, dan 14.

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 6, 8, 10, 12, dan 14) diketahui bahwa perlakuan varietas tidak berpengaruh nyata pada parameter panjang tanaman (2-6 MSPT), pemberian giberelin dengan beberapa konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata pada parameter panjang tanaman (2-6 MSPT), interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter panjang tanaman.

Rataan panjang tanaman gambas umur 2-6 MSPT pada perlakuan varietas dan pemberian beberapa konsentrasi giberelin dapat dilihat pada Tabel 1.

(34)

Tabel 1. Rataan panjang tanaman tiga varietas gambas (2-6 MSPT) terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin

Rataan

0 ppm 100 ppm 200 ppm

...cm...

Prima F1 47,79 45,04 47,67 46,83

2MSPT Primavera F1 38,47 43,83 52,14 44,81

Anggun F1 33,96 46,25 58,89 46,37

Rataan 40,07b 45,04ab 52,90a 46,00

Prima F1 145,87 162,24 155,11 154,41

3MSPT Primavera F1 110,19 136,66 160,43 135,76

Anggun F1 127,80 141,24 169,70 146,25

Rataan 127,95b 146,71ab 161,75a 145,47

Prima F1 254,79 285,78 278,33 272,97

4MSPT Primavera F1 257,58 268,63 281,95 269,38

Anggun F1 262,17 263,21 292,46 272,61

Rataan 258,18b 272,54ab 284,25a 271,65

Prima F1 330,93 354,58 363,58 349,70

5MSPT Primavera F1 354,28 364,64 364,21 361,04

Anggun F1 339,82 361,57 367,58 356,32

Rataan 341,68b 360,26ab 365,13a 355,69

Prima F1 411,00 425,33 424,33 420,22

6MSPT Primavera F1 414,00 428,33 425,34 422,56

Anggun F1 404,05 416,46 427,50 416,00

Rataan 409,68b 423,38ab 425,73a 419,59

Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda pada kelompok baris yang sama

adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada 2 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) panjang tanaman tertinggi perlakuan konsentrasi giberelin terdapat pada perlakuan 200 ppm (52,90 cm) dan terendah pada 0 ppm (40,07 cm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm. Rataan panjang tanaman 3 MSPT menujukkan bahwa panjang tanaman tertinggi terdapat pada 200 ppm ( 161,75 cm) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (127,95 cm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm. Rataan

(35)

panjang tanaman 4 MSPT menujukkan bahwa panjang tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (284,25 cm) dan terendah pada 0 ppm (258,18 cm).

Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm. Rataan panjang tanaman 5 MSPT menunjukkan bahwa panjang tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (365,16 cm) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (341,68 cm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm. Rataan panjang tanaman 6 MSPT menunjukkan bahwa panjang tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (425,73 cm) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (409,68 cm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap panjang tanaman pada 2-6 MSPT dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan panjang tanaman pada 2-6 MSPT tiga varietas gambas ȳ = 0,0641x + 39,591

R2 = 0,983 ȳ = 0,169x + 128,57

R2 = 0,996 ȳ = 0,1303x + 258,62

R2 = 0,996 ȳ = 0,1173x + 343,96

R2 = 0,897 ȳ = 0,0802x + 411,57

R2 = 0,857

0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 450.00

0 50 100 150 200

Panjang Tanaman (2-6 MSPT)

Konsentrasi Giberelin

MSPT 2 MSPT 3 MSPT 4 MSPT 5 MSPT 6

(36)

Gambar 1 memperlihatkan hubungan linear positif antara panjang tanaman (2-6 MSPT) yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin,

dengan persamaan pada 2 MSPT ȳ = 0,0641x + 39,591 (R2 = 0,983), 3 MSPT ȳ = 0,169x + 128,57 (R2 = 0,996), 4 MSPT ȳ = 0,1303x + 258, 62 (R2 = 0,996), 5 MSPT ȳ = 0,1173x + 343,96 (R2 = 0,897), dan 6 MSPT ȳ = 0,0802x + 411,57 (R2 = 0,857) bahwa peningkatan panjang tanaman akan terus meningkat seiring

dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Jumlah Daun

Data pengamatan jumlah daun tanaman gambas mulai umur 2-6 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) disajikan pada Lampiran Tabel 15, 17, 19, 21, dan 23. Hasil sidik ragam disajikan pada Lampiran Tabel 16, 18, 20, 22, dan 24.

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 16, 18, 20, 22, dan 24), diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun (4 MSPT dan 5 MSPT), pemberian giberelin dengan beberapa konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun (2-6 MSPT), interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter jumlah daun.

Rataan jumlah daun tanaman gambas umur 2-6 MSPT pada perlakuan varietas dan pemberian beberapa konsentrasi giberelin dapat dilihat pada Tabel 2.

(37)

Tabel 2. Rataan jumlah daun tiga varietas gambas (2-6 MSPT) terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin

Rataan

0 ppm 100 ppm 200 ppm

...helai...

Prima F1 6,67 6,50 6,50 6,56

2MSPT Primavera F1 6,75 6,75 7,83 7,11

Anggun F1 6,42 7,08 8,42 7,31

Rataan 6,61b 6,78ab 7,58a 6,99

Prima F1 15,50 15,92 16,42 15,94

3MSPT Primavera F1 16,33 18,83 19,42 18,19

Anggun F1 15,08 17,75 22,08 18,31

Rataan 15,64b 17,50ab 19,31a 17,48

Prima F1 35,50 36,17 34,75 35,42b

4MSPT Primavera F1 35,66 41,83 43,50 40,33a

Anggun F1 33,08 39,00 47,33 39,81ab

Rataan 34,75b 39,00ab 41,86a 38,50

Prima F1 57,50 61,00 58,42 58,97b

5MSPT Primavera F1 59,50 64,58 66,92 63,67ab

Anggun F1 59,75 62,08 70,58 64,14a

Rataan 58,92b 62,56ab 65,31a 62,26

Prima F1 80,33 85,33 86,67 84,11

6MSPT Primavera F1 82,75 87,50 85,75 85,33

Anggun F1 81,08 87,25 88,25 85,53

Rataan 81,39b 86,69ab 86,89a 84,99 Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda pada kelompok baris yang sama

adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada 4 MSPT jumlah daun tertinggi perlakuan varietas terdapat pada Primavera F1 (40,33 helai) dan terendah pada Prima F1 (35,42 helai). Varietas Primavera F1 berbeda nyata dengan Prima F1, namun berbeda tidak nyata dengan Anggun F1. Rataan jumlah daun pada 5 MSPT jumlah daun tertinggi terdapat pada Anggun F1 (64,14 helai) dan terendah pada Prima F1 (58,97 helai). Varietas Anggun F1 berbeda nyata dengan Prima F1, namun berbeda tidak nyata dengan varietas Primavera F1.

(38)

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada 2 MSPT jumlah daun tertinggi perlakuan konsentrasi giberelin terdapat pada 200 ppm (7,58 helai) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (6,61 helai). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm. Rataan jumlah daun 3 MSPT menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (19,31 helai) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (15,64 helai).

Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dngan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm. Rataan jumlah daun 4 MSPT menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (41,86 helai) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (34,75 helai). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dngan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm. Rataan jumlah daun 5 MSPT menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (65,31 helai) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (58,92 helai). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dngan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm.

Rataan jumlah daun 6 MSPT menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (86,89 helai) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (81,39 helai). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dngan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap panjang tanaman pada 2-6 MSPT dapat dilihat pada Gambar 2.

(39)

Gambar 2. Hubungan jumlah daun pada 2-6 MSPT tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin.

Gambar 2 memperlihatkan hubungan linear positif antara jumlah daun (2-6 MSPT) yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin,

dengan persamaan pada 2 MSPT ȳ = 0,049x + 6,5046 (R2 = 0,874), 3 MSPT ȳ = 0,0183x + 15,648 (R2 = 0,999), 4 MSPT ȳ = 0,361x + 34,889 (R2 = 0,985), 5 MSPT ȳ = 0,0319x + 59,065 (R2 = 0,993), dan 6 MSPT ȳ = 0,0275x + 82,241 (R2 = 0,776) bahwa peningkatan jumlah daun akan terus meningkat seiring

dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Jumlah Cabang Primer

Data pengamatan jumlah cabang primer gambas mulai umur 3-8 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) disajikan pada Lampiran Tabel 25, 27, 29, 31, 33,

dan 35. Hasil sidik ragam disajikan pada Lampiran Tabel 26, 28, 30, 32, 34, dan 36.

Berdasarkan hasil sidik ragam ( Lampiran 26, 28, 30, 32, 34, dan 36) diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata pada parameter jumlah

ȳ = 0,0049x + 6,5046 R2 = 0,874 ȳ = 0,0183x + 15,648

R2 = 0,999 ȳ = 0,0361x + 34,889

R2 = 0,985 ȳ = 0,0319x + 59,065

R2 = 0,993 ȳ = 0,0275x + 82,241

R2 = 0,776

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

0 50 100 150 200

Jumlah Daun (2-6 MSPT)

Konsentrasi Giberelin

MSPT2 MSPT3 MSPT4 MSPT5 MSPT6

(40)

cabang primer (3 MSPT), pemberian giberelin dengan beberapa konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang (5-8 MSPT), interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter jumlah cabang primer.

Rataan jumlah cabang primer gambas umur 3-8 MSPT pada perlakuan varietas dan pemberian beberapa konsentrasi giberelin dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan jumlah cabang primer tiga varietas gambas (3-8 MSPT) terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin

Rataan

0 ppm 100 ppm 200 ppm

...cabang...

Prima F1 1,17 1,25 1,42 1,28b

3MSPT Primavera F1 2,08 2,17 2,17 2,14a

Anggun F1 2,00 1,75 2,17 1,97ab

Rataan 1,75 1,72 1,92 1,80

Prima F1 5,17 4,83 5,17 5,06

4MSPT Primavera F1 4,33 5,25 4,92 4,83

Anggun F1 4,25 4,92 5,25 4,81

Rataan 4,58 5,00 5,11 4,90

Prima F1 6,17 6,33 6,42 6,31

5MSPT Primavera F1 5,67 6,67 6,42 6,25

Anggun F1 5,33 6,25 6,50 6,03

Rataan 5,72b 6,42ab 6,44a 6,19

Prima F1 6,75 6,92 7,00 6,89

6MSPT Primavera F1 6,58 7,33 7,17 7,03

Anggun F1 6,08 6,92 7,33 6,78

Rataan 6,47b 7,06ab 7,17a 6,90

Prima F1 7,83 8,33 8,25 8,14

7MSPT Primavera F1 7,92 8,17 8,50 8,19

Anggun F1 7,67 8,25 8,75 8,22

Rataan 7,81b 8,25ab 8,50a 8,19

Prima F1 9,17 9,25 9,83 9,42

8MSPT Primavera F1 9,25 10,00 9,67 9,64

Anggun F1 8,83 9,42 10,17 9,47

Rataan 9,08b 9,56ab 9,89a 9,51

Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang berbeda pada kelompok baris yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

(41)

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada 3 MSPT jumlah cabang primer tertinggi perlakuan varietas terdapat pada Primavera F1 (2,14 cabang) dan terendah pada Prima F1 (1,28 cabang). Primavera F1 berbeda nyata dengan Prima F1, namun berbeda tidak nyata dengan Anggun F1.

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada 5 MSPT jumlah cabang primer tertinggi perlakuan konsentrasi giberelin terdapat pada 200 ppm (6,44 cabang) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (5,72 cabang). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm. Rataan jumlah cabang primer 6 MSPT menunjukkan bahwa jumlah cabang primer tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (7,17 cabang) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (6,47 cabang). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm. Rataan jumlah cabang primer 7 MSPT menunjukkan bahwa jumlah jumlah cabang primer tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (9,89 cabang) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (7,81 cabang). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dngan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm. Rataan jumlah cabang primer 8 MSPT menunjukkan bahwa jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan 200 ppm (9,89 cabang) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (9,08 cabang). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap jumlah cabang primer pada 5-8 MPST dapat dilihat pada Gambar 3.

(42)

Gambar 3. Hubungan jumlah cabang primer pada 3-8 MSPT tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin

Gambar 3 memperlihatkan hubungan linear positif antara jumlah cabang primer yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin, dengan

persamaan pada 5 MSPT ȳ = 0,0035x + 6,5509 (R2 = 0,866), 6 MSPT ȳ = 0,0036x + 5, 8333 (R2 = 0,778), 7 MSPT ȳ = 0,0035x + 7,838 (R2 = 0,974),

8 MSPT ȳ = 0,004x + 9,1065 (R2 = 0,990) bahwa peningkatan jumlah cabang primer akan terus meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Umur Berbunga

Data pengamatan dan sidik ragam umur berbunga gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 37 dan 38. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga, pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter umur

ȳ = 0,0036x + 5,8333 R2 = 0,778

ȳ = 0,0035x + 6,5509 R2 = 0,866 ȳ = 0,0035x + 7,838

R2 = 0,974 ȳ = 0,004x + 9,1065

R2 = 0,990

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00

0 50 100 150 200

Jumlah Cabang Primer (5-8 MSPT)

Konsentrasi Giberelin

MSPT 5

MSPT 6

MSPT 7

MSPT 8

(43)

Rataan umur berbunga tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Rataan umur berbunga tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin

Rataan

0 ppm 100 ppm 200 ppm

...hari...

Prima F1 26,33 25,75 25,58 25,89

Primavera F1 27,33 25,75 25,17 26,08

Anggun F1 26,58 26,25 25,50 26,11

Rataan 26,75a 25,92b 25,42b 26,03

Keterangan : Angkaa yang diikuti huruf yang sama meunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa umur berbunga tanaman gambas terlambat pada perlakuan konsentrasi giberelin terdapat pada 0 ppm (26,75 hari) dan tercepat pada perlakuan 200 ppm (25,42 hari). Perlakuan 0 ppm berbeda nyata dengan 100 ppm dan 200 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap umur berbunga dapat dilihat pada Gambar 4:

Gambar 4. Hubungan umur berbunga tiga varietas gambas terhadap beberapa ȳ = -0,0067x + 26,694

R2 = 0,979

25.20 25.40 25.60 25.80 26.00 26.20 26.40 26.60 26.80 27.00

0 50 100 150 200

Umur Berbunga

Konsentrasi Giberelin

(44)

Gambar 4 memperlihatkan hubungan linear negatif antara umur berbunga yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin, dengan persamaan y = -0,0067x + 26,694 (r=0,989), bahwa penurunan umur berbunga akan terus menurun seiring dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Jumlah Buah

Data pengamatan dan sidik ragam jumlah buah gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 39 dan 40. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah buah, pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap jumlah buah , dan interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh nyata pada parameter jumlah buah.

Rataan jumlah buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Rataan jumlah buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin

Rataan 0 ppm 100 ppm 200 ppm

...buah...

Prima F1 3,75c 3,75c 4,67bc 4,06

Primavera F1 3,83c 4,33bc 4,25bc 4,14

Anggun F1 4,25bc 4,83b 5,67a 4,92

Rataan 3,94 4,31 4,86 4,37

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah buah tanaman gambas terdapat interaksi antara varietas dan konsentrasi giberelin. Jumlah buah terbanyak terdapat pada varietas Anggun F1 dengan konsentrasi giberelin 200 ppm (5,67 buah) yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

(45)

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi

giberelin serta interaksi keduanya terhadap jumlah buah dapat dilihat pada Gambar 5:

Gambar 5. interaksi varietas dengan konsentrasi giberelin.

Gambar 5 memperlihatkan interaksi varietas dengan konsentrasi giberelin

menunjukkan ; hubungan linear positif pada varietas Prima F1 persamaan ȳv1 = 0,0025x + 3,6944 (R2 = 0,871), hubungan linear positif pada varietas Primavera F1 dengan persamaan ȳv2 = 0,0054x + 3,7639 (R2 = 0,998), hubungan

kuadratik positif pada varietas Anggun F1 dengan persamaan ȳv3 = 9E-05x2 – 0,0133x + 4,6667 (R2 = 1).

Panjang Buah

Data hasil dan sidik ragam panjang buah gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 41 dan 42. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap panjang buah, pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap panjang buah, interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter panjang buah.

ȳv1 = 0,0025x + 3,6944 R2 = 0,871

ȳv2 = 0,0054x + 3,7639 R2 = 0,998

ȳv3 = 9E-05x2 - 0,0133x + 4,6667 R2 = 1

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00

0 50 100 150 200

Jumlah Buah Per Plot

Konsentrasi Giberellin

(46)

Rataan panjang buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Rataan panjang buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin

Rataan 0 ppm 100 ppm 200 ppm

...cm...

Prima F1 41,54 43,11 44,01 42,89

Primavera F1 41,15 42,63 43,25 42,35

Anggun F1 40,44 41,81 42,64 41,63

Rataan 41,05b 42,52ab 43,30a 42,29

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 6 menunjukkan bahwa panjang buah gambas perlakuan konsentrasi

giberelin tertinggi terdapat pada 200 ppm (43,30 cm) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (41,05 cm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm,

namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap jumlah buah dapat dilihat pada Gambar 6:

Gambar 6. Hubungan panjang buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin.

ȳ = 0,0113x + 41,161 R2 = 0,969

40.50 41.00 41.50 42.00 42.50 43.00 43.50 44.00

0 50 100 150 200

Panjang Buah

Konsentrasi Giberelin

(47)

Gambar 6 memperlihatkan hubungan linear positif antara panjang buah yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin, dengan persamaan ȳ = 0,0113x + 41,161 (r = 0,969), bahwa panjang buah akan terus meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Diameter Buah

Data hasil dan sidik ragam diameter buah gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 43 dan 44. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap diameter buah, pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap diameter buah, interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter diameter buah.

Rataan diameter buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Rataan diameter buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin (GA3).

Varietas Konsentrasi Giberelin

Rataan 0 ppm 100 ppm 200 ppm

...mm...

Prima F1 45,08 49,54 47,57 47,40

Primavera F1 45,60 47,03 49,42 47,35

Anggun F1 48,54 48,02 49,09 48,55

Rataan 46,41b 48,20ab 48,70a 47,77

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama meunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 7 menunjukkan bahwa diameter buah gambas perlakuan konsentrasi giberelin tertinggi terdapat pada 200 ppm (48,70 mm) dan terendah pada perlakuan 0 ppm (46,41 mm). Perlakuan 200 ppm berbeda nyata dengan perlakuan 0 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 100 ppm.

Hubungan antara tiga varietas gambas dengan beberapa konsentrasi giberelin terhadap jumlah buah dapat dilihat pada Gambar 7:

(48)

Gambar 7. Hubungan diameter buah tiga varietas gambas terhadap beberapa konsentrasi giberelin.

Gambar 7 memperlihatkan hubungan linear positif antara diameter buah yang dihasilkan dengan pemberian beberapa konsentrasi giberelin, dengan persamaan ȳ = 0,0114x + 46,622 (R2 = 0,904), bahwa diameter buah akan terus meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi giberelin.

Bobot Buah per Plot

Data hasil dan sidik ragam bobot buah per plot gambas dapat dilihat pada Lampiran Tabel 45 dan 46. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas dan pemberian beberapa konsentrasi giberelin berpengaruh nyata terhadap bobot buah per plot, dan interaksi dari kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata pada parameter bobot buah per plot.

Rataan bobot buah per plot tiga varietas gambas terhadap beberapa konsetrasi giberelin dapat dilihat pada tabel 8.

ȳ = 0,0114x + 46,622 R2 = 0,904

46.00 46.50 47.00 47.50 48.00 48.50 49.00 49.50

0 50 100 150 200

Diameter Buah

Konsentrasi Giberelin

Gambar

Gambar 1. Hubungan panjang tanaman pada 2-6 MSPT tiga varietas gambas  ȳ = 0,0641x + 39,591 R2 = 0,983 ȳ = 0,169x + 128,57 R2 = 0,996 ȳ = 0,1303x + 258,62 R2 = 0,996 ȳ = 0,1173x + 343,96 R2 = 0,897 ȳ = 0,0802x + 411,57 R2 = 0,857 0.0050.00100.00150.00200.0
Gambar  2  memperlihatkan  hubungan  linear  positif  antara  jumlah  daun                 (2-6  MSPT)  yang  dihasilkan  dengan  pemberian  beberapa  konsentrasi  giberelin,
Gambar 3. Hubungan jumlah cabang primer pada 3-8 MSPT tiga varietas gambas                    terhadap beberapa konsentrasi giberelin
Tabel  4  menunjukkan  bahwa  umur  berbunga  tanaman  gambas  terlambat  pada  perlakuan  konsentrasi  giberelin  terdapat  pada  0  ppm  (26,75  hari)  dan  tercepat  pada  perlakuan  200  ppm  (25,42  hari)
+7

Referensi

Dokumen terkait

kekurangan persediaan suatu barang karena salah perhitungan permintaan atau keterlambatan pengiriman, menurut Schreibfeder dikutip dalam Nur. Stok ini merupakan

Pada hasil analisa juga diperoleh bahwa perlakuan terbaik untuk uji bakteri ini adalah pada konsentrasi cuka kayu 10% dan lama perendaman 1 jam pada penyimpanan

Pada pengamatan hari ke-0 hingga hari ke-5 untuk perlakuan dengan menggunakan sedimen bakau dan sedimen rawa jumlah bakteri masih sedikit, hal ini disebabkan

Pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan menggunakan uji t. Hasil yang diperoleh menunjukkan

Semakin besar ukuran kokas maka temperatur tertinggi MBF juga semakin bertambah tinggi karena adanya konsumsi energi pembentukan gas reduktor CO dari kokas yang lebih tinggi

bahwa fungsi-fungsi pengambilan keputusan dalam kelompok yang diteliti memang sangat berorientasi pada hasil dan tujuan. Lebih lanjut, kebanyakan peran komunikasi dalam

17 Pada umumnya para orientalis yang berjasa dalam bidang ini, adalah para orientalis yang giat dalam kerja penerjemahan dan hanya membatasi kajian pada deskripsi,

Penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan gizi dan penyuluhan tentang pengetahuan makanan jajanan dengan menggunakan media poster pada anak