• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisik

Sifat fisik pakan sangat bergantung kepada jenis dan tekstur bahan pakan, sehingga dapat digunakan dalam merancang peralatan yang sesuai dengan keadaan pakan, hal itu akan mengefisienkan biaya produksi dan modal usaha dari sebuah industri pakan.

Tabel 4. Karakteristik Sifat Fisik Tepung Daging dan Tulang

Sifat Fisik Sumber Rataan

Industri Besar Industri Kecil

Kadar Air (%) 6,01±0,23A 8,78±0,52B 7,39±1,96

Berat Jenis (g/ml) 0,25±0,00A 0,31±0,00B 0,28±0,04

Kerapatan Tumpukan (g/ml) 0,55±0,01A 0,64±0,03B 0,60±0,07

Kerapatan Pemadatan Tumpukan (g/ml) 0,76±0,01A 0,85±0,02B 0,80±0,06

Sudut Tumpukan (0) 45,37±1,30b 41,47±1,91a 43,42±0,04

Daya Ambang (m/det) 5,39±1,04 5,46±0,92 5,43±0,04

Superscript huruf besar yang tidak sama pada baris yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata

(P<0,01). Superscript huruf kecil yang tidak sama pada baris yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata (P<0,05)

Tepung daging dan tulang dari industri pakan skala besar dan industri pakan skala kecil mempunyai karakteristik sifat fisik yang berbeda sangat nyata (P<0,01) untuk kadar air, berat jenis, kerapatan tumpukan dan kerapatan pemadatan tumpukan, untuk sudut tumpukan berbeda nyata (P<0,05). Nilai kadar air, berat jenis, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan dan sudut tumpukan industri besar nyata lebih kecil jika dibandingkan dengan tepung daging dan tulang dari industri kecil, untuk sifat fisik kadar air dan berat jenis jika nilainya lebih kecil maka lebih ekonomis. Daya ambang tepung daging dan tulang dari industri besar tidak berbeda nyata dengan tepung daging dan tulang dari industri kecil, hal ini diduga karena ukuran partikel bahan sama dengan ukuran fine atau halus.

Bentuk, ukuran, volume, luas permukaan, densitas, porositas, warna dan penampakan adalah beberapa jenis karakteristik fisik yang penting dalam berbagai masalah yang terkait dalam rancangan suatu alat khusus atau analisis perilaku produk dan cara penanganan bahan (Wirakartakusumah et al., 1992). Perbedaan sifat fisik

akan menentukan perancangan suatu alat sehingga dapat mengurangi biaya produksi dari pakan.

Sifat warna adalah faktor pertama yang dapat terlihat jelas perbedaannya, umumnya warna tepung daging dan tulang coklat, tepung daging dan tulang dari industri besar berwarna coklat tua sedangkan tepung daging dan tulang dari industri kecil coklat terang, perbedaan warna ini dapat terlihat pada Gambar 4. Sedangkan bau dari setiap tepung daging dan tulang mempunyai bau yang khas, bau tepung daging dan tulang dari industri kecil lebih menyengat.

MBM Industri Besar MBM Industri Kecil Gambar 4. Bentuk Fisik Bahan Pakan Tepung Daging dan Tulang.

Menurut Nurcahaya, (1999), bau merupakan indikator rusak atau tidaknya bahan baku pakan, sehingga jika bahan baku pakan tengik maka kemungkinan besar bahan baku tersebut sudah rusak.

Karakteristik sifat fisik tepung ikan sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel. Karakteristik sifat fisik tepung ikan dapat bermanfaat bagi pengolahan dan pemanfaatan bahan baku tersebut. Karakteristik sifat fisik tepung ikan dapat dilihat pada Tabel. 5.

Tabel 5. Karakteristik Sifat Fisik Tepung Ikan

Sifat Fisik Sumber

Industri Besar Industri Kecil

Lokal Import Lokal Impor

Kadar Air (%) 11,33±0,26B 8,30±0,18A 13,08±0,22C 12,90±0,39C

Berat Jenis (g/ml) 0,24±0,02 0,25±0,01 0,22±0,01 0,24±0,01

Kerapatan Tumpukan (g/ml) 0,51±0,01 0,50±0,00 0,48±0,04 0,51±0,01

Kerapatan Pemadatan Tumpukan (g/ml) 0,73±0,01B 0,73±0,02B 0,63±0,02A 0,71±0,01B

Sudut Tumpukan (0) 45,25±0,47C 44,99±2,93C 36,07±1,13A 41,88±1,12B

Daya Ambang (m/det) 5,24±0,95 4,61±0,84 5,77±0,66 4,26±0,34

Superscript huruf besar yang tidak sama pada baris yang sama menunjukkan sangat berbeda nyata

(P<0,01).

Karakteristik sifat fisik tepung ikan dari industri besar lokal mempunyai perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) dengan tepung ikan dari industri besar import pada jenis sifat fisik kadar air, kerapatan pemadatan tumpukan dan sudut tumpukan, sedangkan untuk berat jenis, kerapatan tumpukan dan daya ambang tidak berbeda nyata, hal ini diduga karena ukuran partikel tepung ikan hampir sama, yaitu berukuran fine atau halus.

Keuntungan dari pengendalian bahan sifat fisik bahan baku dan pengemasan adalah :

1. Mengurangi biaya investasi dan biaya operasional.

2. Konsumen tidak dirugikan dan tidak ada prasangka buruk terhadap produk, baik dari pengemasan yang salah, kendaraan pengantar maupun karakteristik produk yang dihasilkan.

Perbandingan karakteristik sifat fisik tepung ikan industri besar dengan industri kecil dapat dilihat pada Tabel. 6.

Tabel 6. Perbandingan Karakteristik Sifat Fisik Tepung Ikan Industri Besar dengan Industri Kecil

Sifat Fisik Sumber

Industri Besar Industri Kecil

Kadar Air (%) 9,81 12,99

Berat Jenis (gr/ml) 0,24 0,23

Kerapatan Tumpukan (gr/ml) 0,50 0,49

Kerapatan Pemadatan Tumpukan (gr/ml)

0,73 0,67

Sudut Tumpukan (0) 45,12 38,97

Daya Ambang (m/det) 4,92 5,01

Rata-rata kadar air, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, berat jenis dan daya ambang tepung ikan industri besar lebih kecil dibandingkan tepung ikan industri kecil, sedangkan sudut tumpukan tepung ikan industri besar lebih besar dibandingkan tepung ikan industri kecil.

Bahan pakan dengan kadar air lebih kecil, lebih baik dibandingkan bahan baku yang berkadar air tinggi, hal ini berhubungan dengan daya simpan bahan pakan, sedangkan sudut tumpukan yang tinggi akan mempengaruhi laju alir dari bahan pakan. Semakin tinggi sudut tumpukan maka laju alir bahan akan semakin kecil, sehingga dapat menyumbat silo.Perbandingan karakteristik sifat fisik tepung ikan local dan import dapat dilihat pada Tabel. 7.

Tabel 7. Perbandingan Karakteristik Sifat Fisik Tepung Ikan Lokal Dan Import

Sifat Fisik Sumber

Lokal Import

Kadar Air (%) 12,20 10,60

Berat Jenis (gr/ml) 0,23 0,24

Kerapatan Tumpukan (gr/ml) 0,49 0,50

Kerapatan Pemadatan Tumpukan (gr/ml) 0,68 0,72

Sudut Tumpukan (0) 40,66 43,43

Bentuk fisik bahan pakan tepung ikan dapat dilihat pada Gambar. 5.

T. Ikan Impor Industri Besar T. Ikan Lokal Industri Besar

T. Ikan Impor Industri Kecil T. Ikan Lokal Industri Kecil Gambar 5. Bentuk Fisik Bahan Pakan Tepung Ikan.

Tepung ikan mempunyai warna coklat pada umumnya, tepung ikan yang berasal dari industri besar memiliki warna coklat tua, sedangkan untuk tepung ikan dari industri kecil memiliki warna coklat yang lebih muda, dan untuk tepung ikan lokal dari industri kecil masih terdapat campuran bahan lain. Bau yang paling tengik adalah tepung ikan lokal dari industri kecil.

MBM (Tepung Daging dan Tulang) Pengukuran Kadar Air

MBM (tepung daging dan tulang) dari industri besar mempunyai kadar air rata-rata 6,01% yang berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih kecil dari industri kecil yang mempunyai rataan 8,78% (Tabel 4). Menurut data kadar air MBM yang baik adalah 6,6%, kenaikan kadar air bahan tersebut dapat dikarenakan perbedaan RH atau kelembaban tempat asal bahan sehingga berpengaruh terhadap kadar air bahan. Bahan pakan dari industri kecil berasal dari kota yang mempuyai kelembaban tinggi sehingga suhunya rendah, hal itu dapat mengakibatkan kadar air tinggi dan akan menyulitkan pada pengolahan bahan baku pakan tersebut, jika dibuat pellet maka bahan yang berkadar air tinggi akan mudah untuk hancur.

Kadar air merupakan persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat kering. Kadar air berdasarkan berat basah adalah perbandingan antara berat air dalam suatu bahan dengan berat total bahan, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering adalah perbandingan antara berat air dalam suatu bahan dengan berat kering bahan tersebut (Syarif dan Halid, 1993). Kadar air tinggi juga dapat mengakibatkan bahan cepat rusak, hal itu dikarenakan pertumbuhan bakteri akan lebih cepat.

Kadar air bahan juga dapat mempengaruhi kualitas dari bahan pakan tersebut, hal ini dikarenakan bahan pakan yang mempunyai kadar air tinggi akan lebih cepat untuk ditumbuhi bakteri, sehingga akan mudah tengik.

Pengukuran Sifat Fisik Berat Jenis

Tepung daging dan tulang dari industri besar mempunyai nilai 0,25 g/ml berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih kecil daripada tepung daging dan tulang dari industri kecil 0,31 g/ml (Tabel 4), hal ini berpengaruh terhadap porositas dari bahan pakan tersebut. Porositas adalah rasio antara kerapatan tumpukan dengan berat jenis bahan. Semakin tinggi berat jenis, maka porositasnya semakin kecil dan gaya tarik menarik antar partikelnya semakin kuat.

Tepung daging dan tulang dari industri besar lebih ekonomis jika dilihat dari berat jenisnya, karena berat jenis berbanding lurus dengan kadar air maka jika nilai berat jenisnya kecil kadar airpun demikian.

Berat jenis berpengaruh pada daya ambang partikel, yang berhubungan dengan proses pemindahan atau pengangkutan bahan dengan conveyor atau pada proses pengisian silo yang tinggi dengan menggunakan gaya gravitasi. Berat jenis bersama dengan ukuran partikel juga berpengaruh terhadap homogenitas penyebaran partikel dan stabilitasnya dalam suatu campuran pakan.

Kerapatan Tumpukan

Sifat ini memegang peranan penting dalam memperhitungkan volume ruang yang dibutuhkan suatu bahan dengan berat jenis tertentu seperti pada pengisian alat pencampur, elevator dan silo (Qomariyah, 2004).

Tepung daging dan tulang dari industri besar mempunyai kerapatan tumpukan 0,55 g/ml berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih kecil dibandingkan tepung daging dan tulang yang berasal dari industri kecil dengan nilai 0,64 g/ml (Tabel 4), hal ini disebabkan oleh penyerapan kadar air yang tinggi akan menyebabkan peningkatan sifat kohesive, atau gaya tarik menarik antar partikel semakin besar, sehingga semakin tinggi kadar air maka akan semakin tinggi pula kerapatan tumpukannya (Wirakartakusumah et al., 1992).

Kerapatan tumpukan ini sangat berguna untuk memodelkan suatu wadah atau silo sebagai tempat penyimpanan bahan baku pakan sebelum diproses, jadi kita bisa memodelkan antara bahan baku yang mempunyai ukuran partikel kecil dengan bahan baku yang mempunyai ukuran partikel yang lebih besar, hal ini akan lebih menguntungkan karena dapat mengetahui bahan yang lebih ekonomis untuk digunakan, jika bahan baku pakan mempunyai kerapatan tumpukan yang besar maka akan lebih besar membutuhkan tempat atau ruang yang akan digunakan.

Kerapatan tumpukan dari industri besar lebih kecil jika dibandingkan dengan industri kecil hal ini menunjukkan bahwa bahan baku pakan dari industri kecil tidak membutuhkan wadah yang besar untuk menampungnya dalam satuan tertentu, sehingga jika dibandingkan dengan tepung daging dan tulang dari industri besar lebih ekonomis. Menurut Wijayanti (2000) nilai kerapatan tumpukan rendah dapat disebabkan karena rendahnya kadar air dalam tepung yang diukur.

Kerapatan Pemadatan Tumpukan

Tepung daging dan tulang dari industri besar mempunyai nilai kerapatan pemadatan tumpukan 0,76 g/ml yang berbeda sangat nyata (P<0,01) lebih kecil dibandingkan industri kecil yang mempunyai nilai 0,85 g/ml (Tabel 4), nilai kerapatan pemadatan tumpukan makanan yang berbentuk umumnya antara 0,3-0,8 gr/cm3 (Wirakartakusumah et al., 1992). Kerapatan pemadatan tumpukan merupakan perbandingan antara berat bahan terhadap volume ruang yang ditempati bahan setelah melalui proses pemadatan seperti penggoyangan (Khalil, 1999b).

Kapasitas silo, kontainer dan kemasan seperti karung terletak antara kerapatan tumpukan dan kerapatan pemadatan tumpukan (Khalil, 1999b), sehingga dengan mengetahui berapa nilai kerapatan pemadatan tumpukan maka akan dapat mempermudah memodelkan luasan suatu silo, kontainer maupun kemasan agar lebih

ekonomis dan lebih efisien, jika kerapatan pemadatan tumpukannya rendah maka luasan tempat yang digunakan akan semakin sempit atau lebih ekonomis. Bahan yang bersifat bubuk merupakan bahan yang compressible maka densitas bulk-nya diberi sifat-sifat tambahan seperti compact density (kerapatan pemadatan tumpukan) (Wirakartakusumah et al., 1992).

Bahan baku pakan yang bentuknya tepung mempunyai sifat dapat dicampur menjadi pellet maupun crumble, hal itu dapat ditentukan oleh kerapatan pemadatan tumpukannya. Kerapatan pemadatan tumpukan dari tepung daging dan tulang dari industri besar lebih ekonomis karena tidak memerlukan wadah yang besar untuk menampung bahan tersebut.

Kerapatan pemadatan tumpukan juga dapat menentukan luasan dari wadah

atau silo yang digunakan untuk menampung bahan tersebut, dalam Perry et all

(1973) kapasitas per unit waktu dari peralatan yang dapat menyebabkan benda bergerak dalam pemrosesan harus diketahui secara pasti kapasitas seperti kilogram per jamnya, sehingga kita bisa mengetahui kapasitas produksinya.

Tepung daging dan tulang dari industri besar sangat nyata lebih kecil kerapatan pemadatan tumpukannya dibandingkan dengan tepung daging dan tulang dari industri kecil, nilai kerapatan pemadatan tumpukan yang besar menunjukkan bahwa dalam wadah dengan satuan tertentu dapat ditempati oleh partikel bahan lebih banyak, sehingga dapat dilihat dari hasil bahwa tepung daging dan tulang dari industri kecil lebih ekonomis sifatnya karena dapat menempati wadah lebih banyak dibandingkan tepung daging dan tulang dari industri besar.

Sudut Tumpukan

Tepung daging dan tulang dari industri besar mempunyai nilai sudut tumpukan 45,370 berbeda nyata (P<0,05) lebih besar dibandingkan tepung daging dan tulang dari industri kecil yang mempunyai sudut tumpukan 41,470 (Tabel 4), hal ini dipengaruhi oleh kadar air bahan, semakin tinggi kadar air suatu bahan, maka akan semakin kecil sudut tumpukannya. Pada bahan yang halus biasanya memiliki sudut tumpukan yang tinggi, daripada bahan dengan ukuran partikel kasar pada jenis bahan yang sama (Qomariyah, 2004).

Semakin tinggi sudut tumpukan maka bahan akan mempunyai laju alir yang lebih lambat maka cenderung akan menyumbat silo, sehingga didalam pengolahan

bahan baku tersebut akan lebih sulit atau terdapat bahan baku yang tertinggal pada sisi kemiringan silo.

Sudut tumpukan tepung daging dan tulang dari industri kecil lebih ekonomis jika dilihat dari sudut tumpukannya karena semakin kecil sudut tumpukan akan mengurangi jumlah bahan yang tertinggal pada bidang miring wadah. Sudut tumpukan yang kecil akan memudahkan bahan untuk jatuh.

Daya Ambang

Daya ambang adalah jarak yang ditempuh oleh suatu partikel bahan jika dijatuhkan dari atas ke bawah selama jangka waktu tertentu, dengan satuan m/dtk. Daya ambang suatu partikel bahan dikatakan besar apabila semakin lama waktu yang diperlukan menuju bidang datar dari ketinggian tertentu. Daya ambang tepung daging dan tulang dari industri besar tidak berbeda nyata dengan tepung daging dan tulang dari industri kecil.

Keefisienan pengangkutan bahan dengan alat penghisap (pneumatic

conveyor) ditentukan oleh daya ambang bahan tersebut, daya ambang yang lebih besar yaitu dengan partikel bahan kecil dan bobot bahan lebih kecil maka akan semakin cepat untuk dihisap. Hal itu akan memudahkan dalam pemindahan bahan dari bawah ke silo maupun wadah yang lain.

Bahan baku pakan yang mempunyai sifat daya ambang yang kecil akan mudah untuk didistribusikan maupun untuk diproses, sehingga bahan yang mempunyai daya ambang yang kecil lebih ekonomis.

Tepung Ikan Pengukuran Kadar Air

Kadar air industribesar mempunyai nilai rataan 9,82% sangat nyata (P<0,01) lebih kecil jika dibandingkan dengan industri kecil dengan nilai rataan kadar air 12,99% (Tabel 6) hal itu menunjukkan jika tepung ikan dari industri besar akan lebih mudah untuk dibuat menjadi bentuk pellet karena semakin sedikit jumlah kandungan air bahan akan lebih mudah jika diproses menjadi bentuk pellet dan akan lebih mudah dalam penyimpanannya, dan rataan kadar air tepung ikan lokal dengan nilai 12,20% sangat nyata (P<0,01) lebih besar kadar airnya jika dibandingkan dengan

tepung ikan import yang mempunyai rataan kadar air 10,6% (Tabel 7), tepung ikan import lebih baik daripada tepung ikan lokal untuk kandungan kadar airnya.

Kadar air berpengaruh besar terhadap kualitas bahan pakan, semakin kecil kadar air yang terdapat pada bahan maka daya tahan penyimpanannya semakin lama. Selain itu kadar air berpengaruh kepada pengolahan pakan, misalnya bahan yang mempunyai kadar air tinggi akan lebih susah untuk di buat bentuk pellet.

Laju aliran sangat dipengaruhi oleh kadar air, besarnya partikel, suhu, lama bahan baku, minyak yang terkandung didalam bahan. Kadar air dapat mempengaruhi laju alir dari bahan sehingga jika kadar air tinggi maka akan menurunkan laju alir bahan.

Bahan baku dengan kadar air tinggi dapat menyumbat silo maupun tempat pakan yang mempunyai kemiringan tertentu. Rata-rata nilai kadar air tepung ikan industri besar lebih kecil dibandingkan kadar air tepung ikan industri kecil dan antara tepung ikan impor lebih kecil kadar airnya dibandingkan tepung ikan lokal.

Pengukuran Sifat Fisik Berat Jenis

Berat jenis tepung ikan dari sumber industri besar dan industri kecil tidak berbeda nyata, hal ini kemungkinan terjadi dari ukuran partikel bahan yang hampir sama yaitu berjenis fine atau halus. Berat jenis, juga disebut berat spesifik, merupakan perbandingan antara massa bahan terhadap volumenya, satuannya adalah

kg/m3. Berat jenis bersama dengan bersama dengan ukuran partikel sangat

berpengaruh kepada homogenitas penyebaran partikel dan stabilitasnya dalam suatu campuran pakan.

Pakan yang terdiri dari partikel atau bahan yang mempunyai perbedaan berat jenis cukup besar maka akan sulit untuk dicampur dan akan cenderung terpisah kembali.

Berat jenis ini sangat erat hubungannya dengan kadar air, jika kadar air tinggi maka nilai berat jenis juga akan semakin tinggi. Kadar air dan berat jenis sangat berpengaruh terhadap sifat fisik bahan yang berbentuk tepung (Wirakartakusumah et al., 1992).

Kerapatan Tumpukan

Kerapatan tumpukan merupakan perbandingan antara berat bahan dengan

volume ruang yang ditempatinya (Khalil, 1999b). Dalam hasil perhitungan

menunjukkan bahwa kerapatan tumpukan dari tepung ikan dari sumber industri besar dan industri kecil tidak berbeda nyata, demikian pula untuk sumber dari lokal dan impor, hal ini dikarenakan ukuran partikel dari tepung ikan baik dari industri besar maupun industri kecil dan tepung ikan lokal maupun tepung ikan impor hampir sama.

Sifat ini sangat dibutuhkan untuk memperhitungkan volume ruang yang dibutuhkan suatu bahan dengan berat tertentu, semakin besar nilai sudut tumpukan maka akan semakin besar volume ruang yang dibutuhkan oleh suatu bahan sehingga akan tidak ekonomis.

Penggunaan bahan sorghum dan jagung memperlihatkan hasil kerapatan tumpukan tumpukan yang lebih rendah daripada penggunaan bahan ubi kayu (P<0,01). Rataan nilai kerapatan tumpukan ubi kayu menunjukkan hasil tertinggi yaitu 790,2 kg/m3, kenyataan tersebut diduga erat hubungannya dengan derajat kehalusan partikel dari ubi kayu yang relatif lebih kasar (Prambudi, 2001). Kerapatan tumpukan sangat erat hubungannya dengan derajat kehalusan atau ukuran partikel bahan.

Kerapatan Pemadatan Tumpukan

Kerapatan pemadatan tumpukan tepung ikan industri besar mempunyai nilai rataan 0,73 g/ml sangat nyata (P<0,01) lebih besar jika dibandingkan dengan industri kecil yang mempunyai rataan kerapatan pemadatan tumpukan 0,67g/ml (Tabel 6) dan tepung ikan lokal mempunyai rataan kerapatan pemadatan tumpukan 0,68 g/ml sangat nyata (P<0,01) lebih kecil dibandingkan tepung ikan impor yang mempunyai nilai rataan kerapatan pemadatan tumpukan 0,72 g/ml (Tabel 7), kerapatan

pemadatan tumpukan yang rendah akan berpengaruh kepada flowabilitas bahan

tersebut. Semakin rendah kerapatan pemadatan tumpukan yang dihasilkan maka laju alir akan semakin menurun (Rikmawati, 2005). Selain itu nilai kerapatan pemadatan tumpukan yang besar akan mengakibatkan wadah yang digunakan dapat ditempati oleh bahan baku lebih banyak, hal itu dapat mengurangi besarnya wadah yang

digunakan. Wadah yang akan digunakan lebih kecil maka luasan bangunan yang digunakan bisa lebih kecil dan dapat menghemat modal.

Nilai rataan terlihat bahwa tepung ikan dari indutri besar mempunyai kerapatan pemadatan tumpukan yang lebih besar jika dibandingkan dengan tepung ikan dari industri kecil, sedangkan tepung ikan lokal mempunyai kerapatan pemadatan tumpukan yang lebih kecil dibandingkan tepung ikan import. Tepung ikan dari industri besar dan tepung ikan import lebih ekonomis dalam pemrosesan jika dibandingkan dengan tepung ikan dari industri kecil dan tepung ikan lokal

Sudut Tumpukan

Sudut tumpukan Tepung ikan industri besar mempunyai nilai rataan 45,120 sangat nyata (P<0,01) lebih besar jika dibandingkan dengan industri kecil yang mempunyai nilai rataan 38,970 (Tabel 6) dan tepung ikan lokal mempunyai nilai rataan sudut tumpukan 40,660 sangat nyata (P<0,01) lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai rataan sudut tumpukan tepung ikan import 43,430 (Tabel 7). Sudut tumpukan besar maka kohesivitas tinggi. Bahan yang memiliki tingkat kebebasan bergerak rendah maka sudut tumpukannya besar. Sudut tumpukan merupakan metode cepat pengukuran laju aliran/daya luncur suatu bahan (Carr, 1976).

Tepung ikan import dari industri besar ini mempunyai sudut tumpukan yang paling besar maka bahan tersebut mempunyai tingkat kebebasan bergerak yang rendah sehingga jika dimasukkan ke dalam silo seringkali menyumbat karena laju alirannya lambat. Sudut tumpukan juga sangat dipengaruhi oleh kadar air suatu bahan, jika kadar air meningkat maka sudut tumpukan akan semakin kecil.

Sudut tumpukan yang kecil akan mengakibatkan laju alir menjadi lebih cepat, sehingga akan mengurangi kemungkinan kerugian yang ditimbulkan oleh bahan yang tertinggal pada bidang miring wadah juga tidak akan menyumbat wadah, dari sisi pemrosesan hal itu lebih ekonomis, selain cepat untuk diproses bahan baku yang mempunyai sudut tumpukan yang rendah akan lebih mudah diproses.

Tepung ikan dari industri kecil dan tepung ikan lokal lebih ekonomis jika dilihat dari sudut tumpukannya.

Daya Ambang

Daya ambang adalah jarak yang ditempuh oleh suatu partikel bahan jika dijatuhkan dari atas ke bawah selama jangka waktu tertentu, dengan satuan m/dtk. Daya ambang suatu partikel bahan dikatakan besar apabila semakin lama waktu yang diperlukan menuju bidang datar dari ketinggian tertentu (Khalil, 1999a).

Tepung ikan mempunyai nilai yang tidak berbeda nyata untuk karakteristik daya ambang bahan. Jika bahan mempunyai nilai daya ambang yang tinggi maka bahan akan lebih mudah dihisap oleh pneumatic conveyor.

Daya ambang yang tidak berbeda nyata disebabkan oleh ukuran partikel bahan yang hampir sama, sehingga kecepatan jatuh dari tepung ikan tersebut cenderung sama. Selain ketinggian berat bahan juga menentukan kecepatan jatuh bahan tersebut disamping gravitasi.

Bahan baku yang mempunyai nilai daya ambang yang kecil akan lebih memudahkan untuk didistribusikan sehingga lebih mudah untuk diproses. Selain

Dokumen terkait