• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komposisi urin yang dihasilkan oleh ginjal dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu status nutrisi, proses metabolisme dan kemampuan fungsi ginjal (Todd & Sanford 1974). Apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor tersebut maka komposisi urin yang dihasilkan oleh ginjal akan berubah.

Pada pemeriksaan kandungan urin anjing kampung umur 3 dan 6 bulan didapatkan hasil berupa data kuantitatif dan semikuantitatif dengan parameter pH, berat jenis, protein, leukosit, darah, glukosa, nitrit, keton, bilirubin dan urobilinogen seperti pada Tabel 4.

Tabel 4 Nilai pH, berat jenis, protein dan leukosit urin anjing kampung umur 3 dan 6 bulan

Umur

(bulan) pH Berat jenis Protein (mg/dL)

Leukosit (Leu/μL) 3 5.29±0.26 1.016±0.004 14.17±6.77 108.96±4.58 6 5.29±0.34 1.020±0.006 26.04±12.61 74.38±12.95 3 dan 6 5.29±0.29 1.018±0.005 19.17±11.32 91.67±20.56 Normal* 4.5 - 8.5 1.015 -1.045 50 15 Keterangan: * Bush (1991) Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH urin anjing kampung umur 3 dan 6 bulan menggunakan reagent

strip didapatkan hasil berupa data kuantitatif yaitu suatu nilai yang dapat diukur secara pasti seperti dapat dilihat pada Tabel 4.

Hasil yang diperoleh yaitu nilai pH urin yang tidak berbeda nyata (P>0.05) antara umur 3 bulan dan 6 bulan. Nilai pH urin yang didapat adalah 5.29±0.26 pada usia 3 bulan dan 6 bulan adalah 5.29±0.34. Nilai normal pH urin anjing secara umum menurut Bush (1991) berkisar antara 4.5-8.5, bila dilihat dari hasil penelitian berarti pH urin anjing kampung umur 3 dan 6 bulan berada dalam kisaran nilai normal.

Menurut Guyton & Hall (1997) pengaturan asam basa oleh ginjal merupakan salah satu mekanisme penting yang digunakan oleh tubuh untuk menjaga pH tubuh yang konstan. Ginjal mengontrol keseimbangan asam basa

dengan pengeluaran urin asam atau basa. pH urin yang dihasilkan tergantung pada status asam basa cairan ekstraseluler. Pengaturan ginjal terhadap keseimbangan pH cairan ekstraseluler melalui mekanisme sekresi ion-ion hidrogen, reabsorbsi ion-ion bikarbonat dan produksi ion-ion bikarbonat baru. Faktor yang mempengaruhi sekresi asam oleh ginjal adalah perubahan tekanan

CO2 intraseluler, kadar K+, kadar anhidrase karbonat dan beberapa hormon seperti

aldosteron, steroid adrenokorteks, dan angiotensin II (Ganong 2003).

Nilai pH urin asam akan didapat pada saat terjadi respiratori asidosis. Keadaan ini terjadi pada saat penurunan ventilasi paru-paru. Biasanya pada penyakit pneumonia, oedema pulmonar, penyumbatan pada aliran udara dan kegagalan jantung yang menyebabkan hipoksemia. Kondisi lain yang menyebabkan pH urin menjadi asam adalah muntah hebat yang diikuti oleh dehidrasi dan asidosis laktat, yang menyebabkan kehilangan alkalin dan meningkatnya reabsobsi hidrogen dan klorida. Selain itu kondisi ketoasidosis

yang sering terjadi pada penderita diabetes militus dan kekurusan (starvation)

menyebabkan metabolik asidosis, diare hebat yang menyebabkan hilangnya ion bikarbonat, azotemia yang menyebabkan kondisis asidosis kronis atau akibat kegagalan ginjal akut menyebabkan asam organik dari protein akan terpecah, peningkatan katabolisme protein akibat diet yang tinggi protein dan peningkatan pasokan makanan yang tinggi asam turut menyebabkan pH urin menjadi asam. Kemudian penggunaan obat-obatan yang bersifat asam seperti fosfat, methionin, ammonium klorida dan natrium klorida juga menyebabkan pH urin menjadi asam (Bush 1991).

Nilai pH basa disebabkan oleh kondisi respiratori alkalosis yang menyebabkan terjadinya peningkatan ventilasi paru-paru pada gangguan respirasi sehingga terjadi pengeluaran karbon dioksida yang berlebihan. Muntah yang menyebabkan kehilangan ion hidrogen, obat-obatan yang bersifat alkali misalnya natrium bikarbonat, natrium laktat dan kalium sitrat. Selain itu infeksi saluran

urinarius oleh bakteri penghasil urease misalnya Proteus spp atau Staphylococci

juga menyebabkan pH urin menjadi basa. Kondisi lain yang menyebabkan pH urin meningkat adalah retensi urin akibat obstruksi saluran urinarius dan makanan yang tinggi alkalin (Bush 1991).

Berat Jenis

Berat jenis urin anjing kampung umur 3 dan 6 bulan menggunakan reagent

strip test dapat dilihat pada Tabel 4. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa berat jenis urin anjing kampung umur 3 bulan lebih rendah dibandingkan dengan 6 bulan. Berat jenis urin anjing cendrung naik seiring dengan bertambahnya umur walaupun tidak menunjukkan suatu hal yang berbeda nyata (p>0.05). Nilai Berat jenis urin anjing umur 3 bulan adalah 1.016±0.004 dan usia 6 bulan adalah 1.020±0.006 dengan nilai rata-rata 1.018±0.005. Menurut Bush (1991) nilai berat jenis urin anjing secara umum berkisar antara 1.015-1.045. Berdasarkan data normal tersebut maka nilai berat jenis urin anjing kampung yang didapatkan berada dalam kisaran normal.

Pengukuran berat jenis urin digunakan untuk mengetahui kemampuan tubulus ginjal untuk memekatkan atau mencairkan filtrat glomerular. Faktor hormonal yang mempengaruhi berta jenis urin adalah antidiuretik hormon (ADH), apabila terjadi peningkatan sekresi ADH maka akan dihasilkan urin yang pekat dan berat jenis urin akan tinggi dan sebaliknya bila sekresi ADH rendah urin yang dihasilkan encer sehingga berat jenis urin akan rendah (Guyton & Hall 1997). Asupan cairan ke dalam tubuh juga mempengaruhi berat jenis urin baik dari minum ataupun makanan. Sedangkan faktor eksternal yang turut mempengaruhi berat jenis urin adalah suhu lingkungan, dimana berat jenis urin akan meningkat dengan meningkatnya temperatur (Todd & Sanford 1974).

Berat jenis urin berhubungan dengan empat kondisi umum. Pertama, kondisi dimana terjadi peningkatan kehilangan air melalui urin tanpa terjadi peningkatan pemekatan urin sehingga berat jenis urin menjadi rendah. Misalnya

pada penyakit-penyakit yang mempengaruhi hypothalamic-hypophysial dan

diabetes insipidus. Pada kondisi ini berat jenis urin berada dibawah 1.015 bahkan mencapai 1.007. Kedua, terjadi peningkatan kehilangan air melalui urin dan pemekatan urin oleh ginjal juga meningkat sehingga berat jenis urin normal. Ketiga, penurunan kehilangan air melalui urin tanpa sejalan dengan penurunan pemekatan urin oleh ginjal yang menyebabkan tingginya berat jenis urin, hal ini diakibatkan oleh kondisi dehidrasi, pendarahan, penurunan kardiak output pada gagal jantung, shok dan obstruksi pada pembuluh darah ginjal. Keempat,

meningkatnya kemampuan untuk memekatkan filtrat glomerular. Terjadi pada gagal ginjal akut dan kronis akibat penurunan fungsi nefron sehingga berat jenis urin yang dihasilkan bermacam-macam yang berkisar antara 1.007-1.029 (Bush 1991).

Protein

Protein yang ditemukan dalam urin anjing kampung umur 3 dan 6 bulan

menggunakan reagent strip test adalah 14.17±6.77 dan 26.04±12.61 dapat dilihat

pada Tabel 4. Nilai ini merupakan nilai semikuantitatif yang berada antara + sampai ++. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai protein dalam urin anjing kampung umur 3 dan 6 bulan menunjukkan hasil yang berbeda dimana pada umur 3 bulan lebih rendah dibandingkan umur 6 bulan atau dengan kata lain bahwa nilai protein dalam urin anjing meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Nilai tersebut berada dibawah kisaran normal 50mg/dL (Bush 1991). Hal ini bisa terjadi karena pada usia pertumbuhan organ-organ tubuh belum sempurna berkembang sehingga beberapa proses dalam tubuh masih belum stabil (Todd & Sanford 1974). Hal ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan nilai protein dalam urin umur 6 bulan mendekati nilai normalnya. Selain itu, menurut Henry

(2001) pemeriksaan urin menggunakan reagent strip hanya sensitif terhadap

albumin dalam urin sedangkan protein-protein lainnya tidak dapat terdeteksi sehingga pengujian terhadap nilai protein akan didapatkan hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan metode lain, misalnya presipitasi asam yang dapat mendeteksi semua jenis protein dalam urin.

Keberadaan protein yang tinggi dalam urin pada kondisi abnormal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah gangguan pada ginjal baik yang ringan, sedang, sampai parah, gagal ginjal kronis dan gangguan primer glomerular. Faktor diluar ginjal yang mempengaruhi peningkatan protein urin adalah peradangan pada saluran genital, haematuria, haemoglobinaemia, myoglobinemia dan hiperproteinemia (Bush 1991).

Leukosit

Variasi jumlah leukosit dipengaruhi oleh ras, kebuntingan, musim, sedikit dipengaruhi oleh jenis kelamin dan signifikan dipengaruhi oleh umur hewan (Jain 1993). Data hasil penelitian menunjukan bahwa leukosit yang ditemukan dalam

urin anjing kampung umur 3 dan 6 bulan menggunakan reagent strip test adalah

108.96±4.58 dan 74.38±12.95 dapat dilihat pada Tabel 4. Nilai ini merupakan nilai semikuantitatif yang berada antara + sampai ++. Dari data tersebut terlihat bahwa nilai leukosit pada urin anjing kampung umur 6 bulan lebih tinggi dibandingkan umur 3 bulan. Hal ini terjadi karena perbedaan umur anjing tersebut dimana pada umur yamg lebih muda akan terlihat tingginya jumlah leukosit karena anjing muda memiliki kecendrungan mengalami linfositosis fisiologis (Jain 1993). Selain itu, pada umur 3 bulan anjing lebih aktif dibandingkan dengan 6 bulan karena pada umur 3 bulan anjing sedang mengenali lingkungannya dan aktif bermain. Robinson (1990) menyebutkan bahwa pada umur anjing minggu ketiga sampai kesembilan anjing mulai menjelajahi lingkungan sekitarnya dan mencoba melakukan aktivitas baru sehingga tingkat stess pada anjing tersebut lebih tinggi. Tingkat stress dan rangsangan yang tinggi akan mempengaruhi pengeluaran epinephrin dan kortikosteroid sehingga akan meningkatkan jumlah leukosit. Menurut Jain (1993) Epinephrin dan kortikosteroid meningkatkan jumlah leukosit dengan cara meningkatkan sirkulasi darah dan limfe serta demarginasi leukosit dari dinding pembuluh darah.

Leukosit yang tinggi dalam urin pada kondisi abnormal menandakan terjadinya peradangan pada saluran urinarius dan vesika urinaria. Selain itu pada kasus pyelonephritis, infeksi ginjal, abses, kerusakan pada tubular ginjal, urethritis, kalkuli urinari, pyometra, metritis, prostatitis dan abses prostat juga dapat meningkatkan jumlah leukosit dalam urin (Bush 1991).

Darah

Darah yang ditemukan dalam urin anjing kampung umur 3 dan 6 bulan

menggunakan reagent strip test didapatkan hasil berupa kulitatif dan kuantitatif.

Dari pengambilan sampel urin anjing kampung tersebut didapatkan nilai darah dalam urin seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6.

Tabel 5 Nilai darah dalam urin anjing kampung umur 3 bulan Pengulangan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 1 - ++ ++ ++ - - 2 ++ + - 50 Ery/ µL + 50 Ery/ µL 3 50 Ery/ µL - - ++ 50 Ery/ µL - 4 50 Ery/ µL - - - - -

Keterangan : + sampai dengan ++ : Nilai kualitatif : 50 Ery/µL : Nilai kuantitatif

Tabel 6 Nilai darah dalam urin anjing kampung umur 6 bulan

Keterangan : + sampai dengan ++ : Nilai kualitatif

Pengulangan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 1 - - - - - - 2 50 Ery/ µL - 50 Ery/ µL - ++ - 3 - 50 Ery/ µL - - - 50 Ery/ µL 4 - - 50 Ery/ µL 50 Ery/ µL - - : 50 Ery/µL : Nilai kuantitatif

Reagent strip test yang digunakan untuk pemeriksaan darah dalam urin

dapat mendeteksi adanya eritrosit dan haemoglobin serta mioglobin (Fogazzi et al.

2008). Eritrosit yang ditemukan dalam urin biasanya berasal dari saluran urogenital yang dilalui oleh urin pada proses urinasi dan haemoglobin berasal dari lisisnya eritrosit tersebut (Bryant & James 2008). Sedangkan mioglobin berasal dari peningkatan aktivitas otot dimana terjadi peningkatan pelepasan enzim kreatin kinase dan aspartat aminotransferase sehingga mioglobin tinggi dalam plasma dan kemudian diekskresi melalui ginjal (Jackson 2007). Hasil kualitatif pada pemeriksaan darah dalam urin merupakan kombinasi antara semua jenis unsur tersebut (eritrosit, hemoglobin dan mioglobin), sedangkan hasil kuantitatif menunjukkan adanya eritrosit (Bush 1991).

Darah yang ditemukan dalam urin anjing kampung pada penelitian ini terlihat adanya perbedaan antara umur 3 dan 6 bulan dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6, dimana pada umur 3 bulan intensitas munculnya darah dalam urin lebih

tinggi dibandingkan dengan 6 bulan. Pada umur 3 bulan dari pengulangan 24 kali muncul 12 kali (50%) menunjukkan nilai positif (adanya darah dalam urin). Sedangkan pada umur 6 bulan muncul 7 kali hasil positif, atau 34.28%. Hal ini dipengaruhi oleh aktifitas dari anjing tersebut, dimana anjing pada usia 3 bulan lebih aktif dibandingkan dengan 6 bulan karena pada umur 3 bulan anjing sedang mengenali lingkungannya dan aktif bermain. Robinson (1990) menyebutkan bahwa pada umur anjing minggu ketiga sampai kesembilan anjing mulai menjelajahi lingkungan sekitarnya dan mencoba melakukan aktivitas baru. Pada kondisi normal nilai eritrosit dan haemoglobin meningkat dalam urin pada saat

exercise sedangkan mioglobin akan meningkat apabila terjadi peningkatan aktivitas otot (Henry 2001).

Normalnya dalam urin anjing kadang ditemukan adanya sel darah merah, namun jumlahnya belum diketahui pasti (Bush 1991). Menurut Bush (1991) kondisi abnormal apabila pada urin ditemukan sel darah merah 80 Ery/µL dalam urin. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi saluran urinarius oleh bakteri atau keracunan tembaga dan merkuri.

Glukosa, Keton, Bilirubin dan Nitrit

Glukosa, keton, bilirubin dan nitrit tidak ditemukan dalam urin anjing kampung, baik pada umur 3 bulan maupun 6 bulan. Glukosa, keton, bilirubin dan nitrit normalnya tidak ditemukan didalam urin. Pada kondisi abnormal adanya glukosa dalam urin terjadi pada kasus diabetes militus, hipertiroidism dan akromegali. Keton ditemukan dalam urin pada kondisi diabetes melitus, kekurangan karbohidrat, hipoglikemia dan trauma yang hebat. Jumlah bilirubin yang tinggi pada urin disebabkan oleh kondisi tersumbatnya saluran empedu dan kerusakan pada sel hati. Sedangkan nitrit meningkat dalam urin karena terjadinya infeksi saluran urinarius (Bush 1991).

Urobilinogen

Nilai urobilinogen yang ditemukan pada urin anjing kampung adalah 3.5µmol/l. Nilai ini stabil dan tidak mengalami perubahan pada setiap tingkatan umur (3 dan 6 bulan). Nilai normal urobilinogen urin anjing menurut Bush (1991)

yaitu 8-17 µmol/l. Dari nilai tersebut nilai urobilinogen yang didapat pada pengujian urin anjing kampung lebih rendah dibandingkan dengan nilai normal. Hal ini terjadi karena pengaruh proses pertumbuhan pada anak anjing sehingga organ-organ tubuh belum berfungsi dengan baik (Todd & Sanford 1974). Selain

itu Suprayogi et al. (2007) menyebutkan bahwa perbedaan nilai fisiologis pada

umur yang lebih muda dapat disebabkan oleh perbedaan umur, terutama tingkat metabolisme dan pertumbuhan anatomis tubuhnya yang berbeda.

Pada kondisi abnormal nilai urobilinogen menurut Bush (1991) akan meningkat pada kasus haemolitik jaundice dan pada kerusakan sel hati. Menurun pada kondisi tersumbatnya saluran empedu dan beberapa kerusakan hati.

Dokumen terkait