• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di PT. Anak Tasik Tanjung Selamat Estate, dengan luas areal 766,1 ha. Perkebunan ini terletak di desa Tanjung Selamat Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Perkebunan ini berada pada ketinggian 1200 meter dari permukaan laut yang merupakan lahan gambut dengan ke dalaman 1- 2 meter dan pH 5- 5,17.

Hasil

Penyakit tanaman merupakan suatu intraksi antara patogen, inang, dan lingkungan. Penyakit tidak akan terjadi jika salah satu faktor tidak mendukung Terjadinya intraksi tersebut jika patogennya virulen, inangnya rentan dan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan patogen. Meskipun patogennya virulen dan lingkungannya mendukung tidak akan terjadi penyakit jika tanamannya tahan. Dibawah ini adalah tabel yang menjelaskan peningkatan seranganGanodermapada pada tanaman kelapa sawit di lahan gambut.

Tabel 2 : SeranganGanodermadi PT. Anak Tasik Pada Tahun 2008

Tahun

Tnm Blok Luas

(Ha)

Jumlah Serangan Jumlah

Pokok G1 G2 G3 G4

Juli/Agt Sep Juli/Agt Sep Juli/Agt Sep Juli/Agt Sep Juli/Agt Sep

88/90 A1 18.5 2.116 1 1 8 8 9 9 1989 A2 16.5 1.978 5 5 3 3 3 3 11 11 1989 A3 24.5 2.973 2 2 3 3 2 2 7 7 14 14 1989 A4 27.5 3.327 2 2 1 1 1 1 10 10 14 14 1990 A5 24 2.952 3 3 2 2 1 1 10 10 16 16 1990 A6 24.5 3.159 4 4 1 1 2 2 15 15 22 22 1990 A7 23 2.921 2 1 1 6 14 14 14 21 57* 1990 A8 24.5 3296 27 1 9 3 3 3 71* 87/88 A9 18.5 2.398 10 1 1 10 10 23 31 37 52* 55 9 10 26 43 93 158 147 266 87/88 B1 11 1.142 2 2 1 1 6 6 9 9 87/88 B2 17 1.893 1 1 1 1 7 7 9 9 87/88 B3 30 3.536 5 5 1 1 2 2 11 11 19 19 87/89 B4 29 3.389 6 6 1 1 40 40 47 47 87/89 B5 24 2.94 1 8 4 2 19 3 31* 1989 B6 26 3.135 1 1 1 11 12 12 14* 89/90 B7 21.5 2.214 3 2 17 10 7 16 26 29* 1990 B8 29.5 4.252 15 27 3 2 23 24 30 45 71 131* 1990 B9 30 4080 3 12 5 1 19 19 15 29 42 61* 1990 B10 11 1.375 2 10 1 1 5 8 5 17 13 36* 32 72 15 8 70 71 134 202 251 353 1987 C2 11.5 1399 2 2 4 4 6 6 1987 C3 15 1740 2 2 7 7 9 9 1987 C4 17 2091 1 1 2 2 7 7 10 10 1987 C5 15 1785 9 9 9 9 87/89 C6 33.51 3811 1 1 3 3 4 4 1990 C7 34 4378 1 1 18 18 19 19 1990 C8 31 3666 1 1 3 3 10 10 14 14 1990 C9 28 3450 2 2 1 1 6 6 9 9 1990 C10 18.5 2331 12 12 33 33 45 45 4 4 0 0 24 24 97 97 125 125 1989 D7 16 1.929 10 10 10 10 1990 D8 34 4.145 3 3 14 14 17 17

1990 D9 31.5 4.194 2 2 1 1 1 1 26 26 30 30 1990 D10 33 4.555 2 2 2 2 41 41 45 45 1990 D11 17.5 2.395 1 1 15 15 16 16 4 4 1 1 7 7 106 106 118 118 Total 766.01 94.945 59 135 25 19 127 145 430 563 641 895 Keterangan :

G1 : 3 daun muda tidak terbuka dan ditandai dengan warna biru

G2 : 3 daun muda tidak terbuka, terdapat 1 fruting body jamurGanodermadan diberi tanda dengan warna hijau

G3 : 3 daun muda tidak terbuka, terdapat lebih dari 1 fruting body jamur

Ganodermadan diberi tanda dengan warna kuning

G4 : Tanaman mati dan diberi tanda dengan warna merah

* : Blok yang sudah dilakukan 2 kali sensus (pertama bulan Juli/Agustus dan kedua bulan September).

Tabel 3. Persentase seranganGanodermapada setiap Blok di PT. Anak Tasik Tanjung Selamat Estate

Blok Tahun Tnm Luas Jumlah Tan Jumlah tan terserang % serangan

A 1988 -1990 201.5 25120 266 1.06

B 1987 - 1990 229 27956 386 1.39

C 1987 - 1990 205.51 24651 125 0.5

D 1989 - 1990 132 17218 118 0.69

Total 766.1 94945 895 0.94

Dari hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara serangan Ganoderma yang berasal dari bawah (basal)

dengan atas (Upper). Dari 131 tanaman yang terserang Ganoderma di PT. Anak Tasik pada blok B8 dengan berbagai tingkatan 63 % adalah serangan Ganoderma

yang berasal dari atas(Upper stem rot)dan hanya 37 % yang merupakan serangan

Ganoderma yang berasal dari bawah (Basal Stem Rot).Di bawah ini adalah tabel

yang menjelaskan perbandingan serangan Ganoderma antara Basal dan Upper Stem Rot.

Tabel 4. Perbandingan seranganGanodermaantaraBasaldanUpper Stem Rotdi PT. Anak Tasik Tanjung Selamat Estate Pada Blok B8

No Keterangan Jumlah Tanaman % Serangan

1 Basal Stem Rot 49

37%

2 Upper Stem Rot 82 63%

Penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) yang disebabkan oleh Ganoderma

merupakan soil born disease sehingga penyebarannya cenderung lambat karena penularannya umumnya melalui kontak akar, sehingga penyakit ini digolongkan ke dalam penyakit yang berbunga sederhana. Namun dari hasil penelitian yang dilakukan di PT. Anak Tasik menunjukkan bahwa 63 % tanaman yang terserang

Ganoderma termasuk Busuk Batang Atas (Upper stem rot). Berikut ini adalah

tabel yang menjelaskan epidemi serangan Ganoderma melalui spora (Upper stem rot)

Tabel 5. Epidemi SeranganGanodermamelaluibasidiospora (USR)

Thn

tan Blok TanJlh

Jumlah

Serangan Jlh Seranganx 63 % Persentaseserangan r/tan/bln

Juli/Agt Sep juli/Agt Sep Juli/Agt Sep

1990 A7 2921 21 57 13 35 0.004 0.011 6.32 1990 A8 3296 3 71 1 44 0.0003 0.013 99.6 1990 A9 2398 37 52 23 32 0.009 0.013 3.2 87/89 B5 2940 3 31 1 19 0.0003 0.006 46 1989 B6 3135 12 14 7 8 0.002 0.0025 2.6 89/90 B7 2214 26 29 16 18 0.007 0.008 2.63 1990 B8 4252 71 130 44 80 0.01 0.018 4.14 1990 B9 4080 42 61 26 38 0.006 0.009 3.45 1990 B10 1375 13 36 8 22 0.005 0.016 7.4

Pengamatan Secara Visual

Pengamatan secara visual dilakukan pada saat mengambil sampel. Pengamatan dilakukan pada areal yang memiliki persentase serangan tertinggi yaitu pada blok B8 tahun tanam 1990 dan jumlah tanaman yang diamati adalah 4.252 tanaman. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati satu persatu tanaman sampel dan mencatat setiap tanaman yang terserang. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil yang menunjukkan tingkat serangan yang berbeda pada setiap tanamanyang terserang.

Gambar 2. Gejala seranganGanodermapada tanaman kelapa sawit dengan berbagai tingkatan (Sumber : foto langsung di lapangan ).

G3 G4

G2 G1

Keterangan Gambar :

G1 : Gejala serangan tingkat 1 ditandai dengan 3 daun muda tidak terbuka G2 : Gejala serangan tingkat 2 ditandai dengan 3 daun muda tidak terbuka dan

terdapat 1 badan buah di batang tanaman.

G3 : Gejala serangan tingkat 3 ditandai dengan 3 daun muda tidak terbuka dan terdapat lebih dari 1 badan buah di batang tanaman.

G4 : Gejala serangan tingkat 4 ditandai dengan tanaman mati.

Gambar 3. Penyebaran seranganGanodermadi PT. Anak Tasik pada Blok B8 Keterangan :

: Tanaman yang terserangGanodermadengan tingkat serangan skala 1 : Tanaman yang terserangGanodermadengan tingkat serangan skala 2 : Tanaman yang terserangGanodermadengan tingkat serangan skala 3 : Tanaman yang terserangGanodermadengan tingkat serangan skala 4

Gambar 4. Perbandingan seranganGanodermaantaraUpper Stem Rotdan

Basal Stem Rot

Keterangan :

: Tanaman yang terserang busuk pangkal batang (basal stem rot) : Tanaman yang terserangn busuk batang atas(upper stem rot)

Dari hasil pengamatan di lapangan, diketahui bahwa terdapat tingkat serangan yang berbeda pada setiap tanaman. Penyebaran tingkat serangan

Ganoderma di lapangan dikelompokkan ke dalam 4 kelompok. Penyebaran

tersebut digambarkan ke dalam peta yang menunjukkan tingkat serangan yang berbeda yang dimulai dari tingkat serangan yang paling berat. Hal ini karena sumber infeksi pertama penyebaran penyakit Ganoderma adalah tanaman yang terserang paling berat.

Keterangan :

: Areal tanaman yang belum terinfeksi penyakitGanoderma

: Areal tanaman yang sudah terinfeksi seranganGanodermadengan skala 4

Gambar 6. Penyebaran seranganGanodermapada Skala 4 dan 3 Keterangan :

: Areal tanaman yang belum terinfeksi penyakitGanoderma

: Areal tanaman yang terinfeksi penyakitGanodermadengan skala 4 dan 3

Keterangan :

: Areal yang belum terinfeksi PenyakitGanoderma

: Areal tanaman yang terinfeksi penyakitGanodermadengan skala 4, 3 dan 2

Gambar 8. Penyebaran seranganGanodermapada Skala 4, 3, 2 dan 1 Keterangan :

: Areal yang belum terinfeksi PenyakitGanoderma

: Areal tanaman yang terinfeksi penyakitGanodermadengan skala 4, 3,2 1 Dari hasil pengamatan di lapangan, gejala serangan pada tanaman dibedakan ke dalam 2 kelompok, yaitu Busuk Pangkal Batang ( Basal Stem Rot)

dan Busuk Batang Atas (Upper Sem Rot). Untuk membedakannya didasarkan kepada letak tumbuhnya badan buah Pada batang tanaman. Apabila Badan buah

Ganodermatumbuh pada pangkal batang maka dimasukkan ke dalam Basal Stem

Rotdan apabila badan buah tumbuh pada bagian atas batang maka dimasukkan ke dalamUpper Stem Rot.

Gambar 9. Perbedaan gejala serangan berdasarkan letak tumbuh badan buah

Ganodermasp. (Sumber : foto langsung di lapangan ) Keterangan Gambar :

BSR : Badan buahGanodermayang tumbuh di pangkal batang(Basal Stem Rot).

USR : Badan buahGanodermayang tumbuh di atas batang(Upper Stem Rot).

Badan buah Ganoderma yang diambil dari tanaman yang terserang dibedakan menjadi 2, yaitu badan buah yang berasal dari busuk pangkal batang

(Basal Stem Rot)dan busuk batang atas ( Upper Stem Rot ).

BSR USR

Gambar 10. BasidiokapGanodermayang berasal dari atas dan bawah batang kelapa sawit (Sumber : foto langsung )

Keterangan :

USR : Badan buah Ganoderma yang berasal dari busuk batang atas

(upper stem rot)

BSR : Badan buah Ganoderma yang berasal dari busuk pangkal batang

(basal stem rot)

Dilihat dari morfologiya, kedua jenis tubuh buah ini tidak memiliki perbedaan. Keduanya memiliki bentuk morfologi yang sama dan dilihat dari warnanya juga memiliki warna yang sama yaitu permukaannya berwarna kemerahan dan pada saat matang bagian atas tubuh buah mengkilat. Ciri ciri ini menunjukkan bahwa kedua badan buah ini adalah badan buah Ganoderma sp. Pernyataan ini juga didukung oleh Weber (1973) dalam bukunya yang menyatakan bahwa Badan buah (fruiting body) Ganoderma dapat mencapai diameter 30 cm. Warna permukaan atas tubuh buah berwarna kemerahan dengan garis putih kekuningan. Pada saat matang, bagian atas tubuh buah mengkilat. Permukaan bawah berwarna putih suram yang terdiri dari pori pori tempat

terbentuknya basidium berupa tabung hialin bulat dengan diameter 12 u, basidiospora berwarna kecoklatan dengan ukuran 11 x 7-8 u.

Pengamatan makroskopis

Badan buah yang tumbuh pada batang tanaman kelapa sawit diambil untuk diisolasi di laboraorium. Isolasi dilakukan beberapa kali sampai diperoleh biakan murni. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan Ganoderma pada media biakan cenderung lambat, sehingga biakan sering terkontaminasi dengan jamur dan bakteri yang lain. Dibutuhkan waktu selama 2 minggu untuk membiakkan Ganoderma sampai miselium tumbuh memenuhi petridis. Hal ini juga didukung oleh Susanto dan Fahrida (2004) yang menyatakan bahwa inokulasi Ganoderma pada media biakan hingga seluruh permukaan medium tertutupi oleh miseliumGanoderma membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu karena pertumbuhan Ganoderma cenderung lambat. Diameter koloni jamur

Ganoderma boninenseselama 6 hari hanya mencapai 3,2 cm pada suhu 300C.

Gambar 11. Gambar biakan murniGanoderma boninense

( Sumber : foto langsung )

Keterangan Gambar :

BSR : Biakan murniGanodermabusuk batang bawah(Basal Stem Rot)

USR : Biakan murniGanodermabusuk batang atas(Upper Stem Rot)

Dari kedua gambar di atas (Gambar 11) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan warna. Keduanya berwarna putih kekuningan seperti baldu. Pertumbuhan miselium lambat 10 12 hari miselium baru dapat tumbuh memenuhi petridish secara merata. Ciri ciri ini menunjukkan bahwa gambar biakan murni di atas adalah biakan murniGanoderma boninense.

Pengamatan Mikroskopis

Gambar 12.Miseliumdanbasidiospora Ganoderma boninenseyang berasal dari busuk pangkal batang(basal stem rot)

Gambar 13.Miseliumdanbasidiospora Ganoderma boninenseyang berasal dari busuk batang atas (Upper stem rot)

( Sumber : foto langsung dengan perbesaran mikroskop 400 x )

Dari kedua gambar di atas ( Gambar 12 dan 13 ) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara miselium dan basidiospora keduanya. Miselium berwarna kecoklatan dan tidak memiliki sekat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Weber (1973) yang menyatakan dalam bukunya bahwa basidiospora Ganoderma

sp berwarna kecoklatan dengan ukuran 11 x 7-8 u. Dari ciri ciri di atas menunjukkan bahwa Gambar 11 dan 12 adalah merupakan gambar miselium dan

basidiosporadariGanoderma boninense.

Pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR)

Pembahasan

Ganodermamerupakan salah satu penyakit tular tanah(soil borne disease)

sehingga pada umumnya penyakit ini berkembang sangat lambat. Umumnya gejala serangan primer penyakit ini adalah terjadinya pembusukan pada pangkal batang. Namun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Anak Tasik yang merupakan lahan gambut, selain melalui kontak akar jamur ini juga dapat menyebar dengan basidiospora melalui udara (air borne disease), sehingga penyebaran penyakit akan semakin cepat. Hal ini dikarenakan di lahan gambut tersebut hampir setiap tahunnya areal akan tergenang oleh air, sehingga dengan adanya genangan air tersebut spora jamur yang terdapat di dalam tanah akan mati karena Ganoderma adalah jamur yang memerlukan udara (aerob). Hal ini didukung oleh Kasno dkk (1986) yang menyatakan bahwa untuk penyebaran

Ganoderma ke daerah yang baru peranan spora yang dilepaskan dari badan buah

( sporophore)mempunyai peranan yang sangat besar. Hal ini karena jumlah spora yang sangat banyak, ukurannya yang sangat kecil, bobotnya yang sangat ringan dan mampu bertahan(dorman)dalam waktu yang sangat lama (bertahun tahun). Dalam hal ini peranan angin sangat besar dalam penyebaran spora. Untuk memberikan gambaran betapa banyak spora yang dilepaskan oleh sebuah badan buah, adalah bahwaGanoderma applantanummelepaskan sebanyak 20 juta spora setiap menit selama periode pelepasan spora. Lamanya periode pelepasan spora dapat berlangsung lama (berbulan bulan).

Basidiokap Ganoderma yang tumbuh di pangkal batang tanaman kelapa

sawit adalah sumber infeksi penyebaran penyakit ini.Basidiospora yang terdapat

yang akhirnya basidiospora ini akan menempel pada batang tanaman yang lain dan apabila didukung oleh kondisi lingkungan yang cocok maka basidiosporaini akan berkembang di tempat tersebut. Basidiospora ini akan tumbuh dan miselium miseliumnya akan masuk kedalam jaringan batang yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan batang yang terserang. Inilah yang menyebabkan patahnya batang tanaman pada bagian atas (upper stem rot). Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa serangan busuk batang atas

(upper stem rot) di PT. Anak Tasik yang merupakan lahan lahan gambut

mencapai 63 % dan hanya 37 % yang merupakan serangan busuk batang bawah

(basal stem rot). Hal ini membuktikan bahwa ada perbedaan karakteristik antara seranganGanodermadi lahan gambut dengan lahan mineral.

Untuk membedakan serangan busuk batang atas dan busuk batang bawah, ada beberapa cara yang dilakukan :

1. Mengamati letak tumbuhnya badan buah pada batang. Apabila badan buah

Ganoderma tumbuh pada pangkal batang maka digolongkan ke dalam basal

stem rot, sedangkan apabila badan buah tumbuh di atas batang maka digolongkanupper stem rot.

2. Apabila ditemukan badan buah yang tumbuh di atas batang, dilakukan pemotongan pada pangkal batang. Jika jaringan pangkal batang masih dalam keadaan sehat, maka serangan digolongkan ke dalamupper stem rot.

Gambar 15. jaringan pangkal batang tanaman kelapa sawit yang masih sehat

Gambar 16. Jaringan batang tanaman kelapa sawit yang terserangGanoderma

Menjaga kebersihan kebun kelapa sawit adalah salah satu pemeliharaan yang sangat penting untuk menjaga kehilangan hasil baik dari persaingan mendapatkan unsur hara, hama dan penyakit, Dengan kondisi kebun yang kurang bersih akan dapat memicu datangnya hama dan terutama adalah penyakit. Kurangnya kebersihan kebun akan dapat memberikan kondisi lingkungan yang sesuai bagi perkembangan penyakit. Perkembangan penyakit sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti curah hujan, intensitas matahari dan yang terpenting adalah kelembaban. Perkembangan penyakit sangat dipengaruhi oleh kelembaban yang tinggi, karena dengan kelembaban yang tinggi sangat berpengaruh positif bagi perkecambahan spora spora jamur.

Jaringan batang yang rusak

Jaringan batang yang masih sehat

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kurangnya sanitasi kebun khususnya pada batang tanaman kelapa sawit yang ditumbuhi gulma epifit akan sangat memicu spora spora jamur yang menempel pada tanaman untuk berkembang.

Kondisi tanaman diatas (Gambar 16) akan sangat memicu perkembangan basidiospora Ganoderma yang telah menempel pada batang tanaman, kondisi tanaman di atas (Gambar 15) akan memberikan iklim mikro yang sesuai bagi penyakit Ganoderma (Upper Stem Rot). Basidiospora Ganoderma akan berkembang dan tumbuh pada sela sela pelepah yang telah lapuk dan menyerang batang tanaman, batang akan mengalami pelapukan dan akhirnya patah pada bagian atas batang tanaman.

Gambar 17. Kondisi tanaman yang

Gambar 19.Basidiokap Ganoderma yang tumbuh di sela sela pelepah lapuk yang masih menempel pada batang tanaman (Sumber : Foto langsung)

Gambar di atas (Gambar 19) menunjukkan Basidiokap Ganoderma yang tumbuh pada batang tanaman yang kurang sanitasi. Basidiokap ini akan menjadi sumber inokulum yang baru bagi perkembangan penyakit Ganoderma sp

(Upper stem rot). Menurut Purba, dkk (2004) bahwa kelembaban yang tinggi disekitar kanopi tanaman, pemeliharaan yang tidak memenuhi standar antara lain kondisi gulma disekitar pohon sawit yang kurang terkendali atau rotasi pengendaliannya yang terlambat, diameter piringan yang terlalu kecil tidak sesuai standar, kerapatan pohon yang cukup tinggi akan menambah semakin lengkapnya faktor pemicu maka akan semakin tinggi intensitas penyakit yang akan terjadi dan akan mengakibatkan kehilangan hasil yang semakin banyak.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pertanaman kelapa sawit di lahan gambut memiliki banyak kendala. salah satu kendala yang dihadapi adalah adanya serangan penyakit Ganoderma boninense yang menyerang batang tanaman kelapa sawit. Akibat dari serangan penyakit ini dapat menurukan produksi. Umumnya serangan Ganoderma boninense di lahan mineral akan banyak dijumpai pada tanaman kelapa sawit pada generasi kedua dan generasi

selanjutnya. Pada tanaman generasi pertama serangan Ganoderma di lahan mineral belum menjadi ancaman yang serius. Pada areal yang terinfeksi setiap tahun 1 2 % tanaman akan mati terserang. Pada generasi kedua penanaman kelapa sawit atau generasi ketiga tingkat serangan dapat terjadi lebih tinggi dan lebih awal. Serangan berat dapat menimbulkan kekurangan populasi tanaman sebesar 20 30 % pada umur 15 tahun atau sebelumnya, sehingga jelas akan menurunkan produksi per hektar dan infeksi hanya terjadi melalui kontak akar dengan akar yang sakit (Lubis, 1992). Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT. Anak Tasik yang merupakan lahan gambut diketahui bahwa ada perbedaan gejala dan Persentase serangan Ganoderma di lahan gambut. Penyebaran seranganGanodermadi lahan gambut kebanyakan melaluibasidiosporasehingga dikhawatirkan penyebaran penyakit Ganoderma akan lebih cepat dibandingkan serangan Ganoderma di lahan mineral. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa serangan Ganoderma di PT. Anak Tasik pada tanaman generasi pertama dengan umur tanaman 18 21 tahun telah mencapai 895 tanaman atau 0,94 % dari total 94.945 tanaman.

Penyebaran ( epidemi ) Ganoderma di PT. Anak Tasik yang merupakan lahan gambut berbeda dengan penyebaran Ganoderma di lahan mineral. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa penyebaran seranganGanoderma

di lahan gambut kebanyakan melalui basidiospora sehingga gejala serangan terlihat pembusukan di atas batang (upper stem rot).Diketahui bahwa dari 4.252 tanaman yang diamati pada blok B8 ada 131 tanaman yang terserangGanoderma

dan 82 tanaman (63 %) yang mengalami busuk batang atas (upper stem rot)dan hanya 49 tanaman (37 %) yang mengalami busuk pangkal batang(basal stem rot).

Hal ini membuktikan bahwa penyebaran Ganoderma di PT. Anak Tasik yang merupakan lahan gambut adalah melaluibasidiosporayang dibantu oleh angin.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT. Anak Tasik yang merupakan lahan gambut diketahui bahwa tanaman yang rusak akibat serangan Ganoderma

boninense cenderung berkelompok. Penyebaran tanaman yang sakit tidak teratur.

Hal ini berkaitan dengan sumber inokulum. Penyebaran tanaman yang sakit dapat dilihat pada (Gambar 3). Hal ini sesuai dengan pernyataan Dharmaputra, dkk (1989) yang menyatakan bahwa dari hasil survei pada beberapa petak contoh pengamatan, menunjukkan bahwa tanaman yang rusak akibat serangan

Ganoderma boninense cenderung berkelompok. Penyebaran tanaman sakit tidak

membentuk pola yang teratur. Hal ini diduga berkaitan erat dengan letak sumber inokulum di dalam tanah yang kontak dengan akar tanaman. Kesempatan terjadinya kontak antara sumber inokulum dengan akara dan adanya ketidakseragaman genetik ketahanan dalam populasi tanaman.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ada perbedaan laju infeksi yang terjadi di beberapa blok tanaman di PT. Anak Tasik (Tabel 5). Untuk laju infeksi yang tertinggi yang dihitung dengan menggunakan rumus laju infeksi

air borne disease terjadi pada blok A8 dengan laju infeksi 99,6 tanaman (tabel 5) per bulan dan blok B5 dengan laju infeksi 46 tanaman per bulannya. Kita ketahui bahwa penyebaran penyakit melalui udara akan lebih cepat bila dibandingkan dengan penyebaran penyakit melalui tanah. Sehingga apabila hal ini dibiarkan tanpa andanya tindakan penanggulangan maka untuk dalam waktu yang relatif singkat dikhawatirkan semua tanaman akan terinfeksi Ganoderma dan tanaman generasi ke dua akan mengalami serangan Ganodermayang lebih berat dan lebih

awal. Untuk itu perlu dilakukan tindakan pengendalian agar penyakit tidak berkembang secara cepat.

Dari hasil penelitian yang dilakukan secara molekuler tidak didapatkan

DNA Ganoderma boninens (Gambar 15). Hal ini disebabkan adanya

ketidaksesuaian enzim restriksi yang digunakan dengan DNA primer Ganoderma

dan juga disebabkan adanya kesalahan dalam prosedur percobaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan mulai dari pengamatan secara visual di lapangan, pengamatan morfologi badan buah (basidiokap), pengamatan biakan murni sampai dengan pengamatan mikroskopis miselium dan basidiospora diketahui bahwa jamur yang menyerang tanaman kelapa sawit di PT. Anak Tasik yang merupakan lahan gambut adalah disebabkan olehGanoderma boninense.

Dokumen terkait