• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanenan Kelapa Sawit

Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH). Sistem panen terdiri dari dua, yaitu ancak tetap dan ancak giring. Ancak tetap adalah setiap pemanen diberi ancak panen yang sama dengan luasan tertentu dan harus selesai pada hari itu. Ancak giring adalah setiap pemanen diberikan ancak per baris tanaman dan digiring bersama-sama (Koedadiri et al. 2005).

Kelapa sawit yang dipanen di perkebunan Pasangkayu harus memiliki kriteria tandan buah berwarna merah oranye dan sudah fraksi dua. Di mana Fraksi dua memiliki arti dua brondolan dipiringan setiap 1 kilogram bobot tandan. Selain itu, terdapat 10 buah brondolan yang ada dipiringan. Berikut merupakan Tabel 3 derajat kematangan buah kelapa sawit dan beberapa peralatan yang digunakan beserta fungsinya pada Tabel 4 dan Gambar 3.

Tabel 3 Derajat kematangan buah kelapa sawit

Fraksi Jumlah brondolan yang jatuh Derajat

Kematangan

00 Sangat mentah, tidak ada buah yang

memberondol, warna buah hitam. Sangat mentah 0 Bagian buah luar ada yang memberondol

1%-12.5%. Mentah

1 12.5%-25% buah luar memberondol. Kurang matang 2 25%-50% buah luar memberondol. Matang 1 3 50%-75% buah luar memberondol. Matang 2 4 75%-100% buah luar memberondol. Lewat matang 1 5 Buah bagian dalam ikut memberondol. Lewat matang 2

Sumber : Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir(Pohan 2004)

Tabel 4 Peralatan yang digunakan pada aktivitas pemanenan kelapa sawit

No Alat Fungsi

1 Egrek Untuk memotong tandan kelapa sawit yang tinggi pohon lebih dari 3 meter

2 Dodos Untuk memotong tandan kelapa sawit yang tinggi pohon kurang dari 3 meter

3 Angkong Alat angkut tandan buah segar (TBS) dan brondolan 4 Gancu Alat muat dan bongkar TBS

5 Parang Alat untuk memotong tangkai tandan buah sawit sehingga membentuk cangkam kodok atau huruf V pada bekas potongannya

9

(b) (c)

(d) (e)

a) (a)

Gambar 3 Peralatan yang digunakan pada pemanenan kelapa sawit, (a) Egrek, (b) Pisau dodos, (c) Gancu, (d) Angkong, (e) Parang.

Menurut Syuaib et al (2012), adanya pembagian operasi pada kegiatan pemanenan dapat dijadikan beberapa elemen kerja guna mempermudah menganalisa aktivitas pemanenan kelapa sawit. Pembagian elemen kerja tersebut didefinisikan sebagai berikut (Syuaib et al.2012). Dari aktivitas pemanenan kelapa sawit tersebut akan mendapatkan pola keseragaman kerja. Aktivitas pemanenan kelapa sawit dapat diuraikan menjadi 9 elemen kerja. Elemen kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Elemen-elemen kerja pada aktivitas pemanenan kelapa sawit

No Elemen Kerja Lambang Huruf

1 Mengidentifikasi/verifikasi tandan matang Ve

2 Menyiapkan alat panen Pr

3 Memotong tandan dan pelepah CuD/CuE

4 Mencacah dan memindahkan pelepah Ba

5 Memuat tandan ke angkong Lo

6 Memungut brondolan Br

7 Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain Mo 8 Membongkar dan merapihkan tandan di TPH Un

Gambar 4 Kegiatanpemanenan kelapa sawit

Elemen Kerja Mengidentifikasikan Buah Matang (Verifikasi : Ve)

Elemen kerja ini dilakukan oleh mata. Gerakan ini dimulai ketika mata pemanen mulai mencari tandan buah yang masak dengan melihat jumlah brondolan yang ada di piringan sebanyak 10 buah serta melihat warna tandan buah tersebut dan berakhir ketika buah yang matang telah ditemukan.

Elemen Kerja Menyiapkan Alat Panen (Preparasi : Pr)

Elemen kerja ini dimulai pada saat pemanen sudah menentukan pohon mana yang akan dipanen dan mengatur panjang egrek untuk tanaman yang mempunyai tinggi lebih dari 3 meter dan menegakkannya hingga pisau ataupun dodos menyentuh TBS.

Ve Pr CuD/CuE

Br

Ba Lo

11

Elemen Kerja Memotong Pelepah dan Tandan ( Cutting Egrek : CuE/ Cutting Dodos : CuD)

Elemen kerja ini dimulai ketika pemanen mulai mengarahkan egrek ke pelepah/tandan dan kemudian memotong pelepah/tandan sampai pelepah/tandan tersebut. Gerakan ini biasanya tidak hanya dilakukan dalam sekali tarikan, tetapi berulang-ulang sampai pelepah dan tandan benar-benar terpotong. Gerakan ini dilakukan oleh kedua tangan dan termasuk gerakan yang efektif. Ketinggian pohon dibedakan menjadi 4 bagian yaitu ketinggian pohon < 3 m (E1), ketinggian pohon 3-6 m (E2), ketinggian pohon 6-12 m (E3) dan ketinggian pohon lebih dari 12 m (E4).

Elemen Kerja Mencacah dan Memindahkan Pelepah ( Branching : Ba)

Elemen kerja ini dimulai ketika pemanen menggerakan tangannya untuk mengambil parang dan mencacah pelepah. Selanjutnya pemanen membawa pelepah tersebut untuk dipindahkan ke gawangan mati dan berakhir ketika pemanen melepas pelepah atau sudah tidak lagi menyentuh pelepah tersebut.

Elemen Kerja Memungut Brondolan (Brondolan : Br)

Elemen kerja ini dimulai ketika tangan mulai mengambil serokan dan garu dan mata mulai bergerak memilih brondolan yang tercampur dengan serasah, tanah, dll yang ada di piringan dan berakhir saat brondolan telah diambil semuanya. Elemen kerja ini dilakukan dengan tangan kanan dan kiri. Tangan kanan memegang garu seraya memungut brondolan dan tangan kiri memegang serokan. Namun ada beberapa pemanen yang memungut brondolan dengan kedua tangan dan langsung diletakkan pada angkong.

Elemen Kerja Memuat Tandan ke Angkong ( Loading : Lo)

Elemen kerja ini dimulai ketika pemanen menggerakan tangannya untuk mengambil gancu sampai pemanen menancapkan gancu tersebut ke TBS. Selanjutnya pemanen membawa TBS tersebut untuk dipindahkanke angkong dan berakhir ketika pemanen melepas TBS atau sudah tidak lagi menyentuh TBS tersebut. Elemen kerja ini dilakukan oleh satu tangan. Namun terkadang ketika TBS mempunyai beban yang lebih berat pemanen menggunakan kedua tangannya untuk memindahkan TBS tersebut.

Elemen Kerja Perpindahan dari Satu Tempat ( Moving : Mo)

Elemen kerja ini dimulai ketika pemanen mulai berjalan menuju pohon berikutnya atau menuju TPH untuk membongkar muatan angkong dan berakhir ketika sudah tidak melakukan perpindahan lagi. Dalam aktivitas pemanenan kelapa sawit, perpindahan ini terbagi menjadi 4 macam yaitu pertama perpindahan dengan membawa angkong kosong (UDA), kedua perpindahan dengan membawa TBS (MoT), ketiga perpindahan dengan membawa angkong dan tandan (MoAT), keempat perpindahan tanpa membawa angkong dan tandan (UDK). Perpindahan dengan membawa angkong kosong (UDA) dan perpindahan tanpa membawa tandan dan angkong (UDK) termasuk kelambatan yang tidak dapat dihindarkan (unavoidable delay).

Elemen Kerja Membongkar dan Merapikan Tandan di TPH (Unloading : Un)

Elemen kerja ini dimulai ketika pemanen tiba di TPH kemudian membongkar muatan tersebut. Selanjutnya menyusundanmerapikan TBS. Elemen kerja ini berakhir ketika TBS sudah tersusun rapi.

Elemen Kerja Membuang Sisa TBS ( Cangkam Kodok : Ck)

Elemen kerja ini dimulai ketika pemanen mulai mengarahkan parang ke tangkai TBS dan kemudian memotong tangkai TBS sampai tangkai tersebut terpotong. Dari hasil pengamatan, gerakan ini biasanya dilakukan dalam 1-2 ayunan. Namun terkadang tidak hanya dilakukan dalam 1-2 ayunan, tetapi berulang-ulang sampai tangkai benar-benar terpotong. Hal ini dipengaruhi oleh ukuran tandan tersebut dan juga ketajaman dari parang tersebut.

Analisis Waktu Kerja

Sesuai dengan batasan masalah yang diuraikan, bahwa aktivitas pemanenan kelapa sawit dimulai dari pemanen membawa egrek/dodos. Selanjutnya pemanen mengidentifikasi/mencari tandan buah matang dengan melihat brondolan yang berada di pinggiran berjumlah 10 buah. Setelah memastikan buah matang, pemanen menyiapkan alat panen (egrek) sesuai dengan ketinggian pohon yang dipanen. Kemudian pemanen memotong pelepah terlebih dahulu yang menyangga tandan kemudian memotong tandan sawit. Biasanya memanen dengan menggunakan egrek harus menurun pelepah terlebih dahulu sementara memanen dengan menggunakan dodos langsung memotong tandan sawit. Kemudian pemanen memindahkan pelepah dan menyusunnya di gawangan mati.

Proses pemanenan dilanjutkan dengan memotong tangkai TBS yang masih panjang dengan menggunakan parang serta menomori tandan buah segar TBS tersebut. Sisa tangkai tidak boleh lebih dari 2 cm. Pemanen kemudian pindah ke pohon berikutnya hingga jumlah tandan yang dipanen cukup. Pemanen membawa angkong kosong untuk mengangkut tandan-tandan yang telah dipanen tersebut dengan mengambil brondolan disetiap pohon dan memasukkannya ke dalam angkong. Setelah angkong terisi penuh dengan TBS, pemanen membawa angkong bermuatan tersebut menuju tempat pengumpulan terakhir (TPH). Pemanen menyusun dan merapikan TBS sementara brondolan dimasukkan ke dalam karung yang telah disediakan di TPH.

Pekerjaan pemanenan tersebut dilakukan seluruhnya oleh pekerja pria dikarenakan mayoritas pekerjaannya membutuhkan tenaga yang besar seperti memotong dan mengangkutnya sampai ke tempat pengumpulan hasil (TPH) yang membutuhkan fisik yang kuat dan tahan terhadap sengatan panas matahari. Ouput dari pekerjaan ini yaitu kapasitas panen tandan buah yang diperoleh pekerja selama bekerja. Pekerjaan ini dilakukan setiap hari Senin hingga hari Sabtu mulai dari pagi sampai siang. Urutan aktivitas pemanenan kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 5.

13

Gambar 5 Urutan proses pemanenan kelapa sawit Mulai

Mengidentifikasi/verifikasi tandan masak (Ve)

Menyiapkan peralatan (Pr)

Memotong tandan dan pelepah (Cu)

Mencacah dan memindahkan pelepah ke gawangan mati (Ba)

Semua TBS sudah dipindahkan ? Memotong sisa tangkai TBS (Ck)

Satu baris Tanaman ?

Memuat TBS ke angkong (Lo) Memungut brondolan (Br)

Membawa angkong bermuatan tandan (MoAT)

Membongkar dan merapihkan TBS di TPH (Un) Angkong

Penuh ?

Berjalan dan mengambil angkong (UDK & UDA)

Selesai Sudah Belum P o h o n b er ik u tn y a Sudah Belum P o h o n b er ik u tn y a Sudah Belum P o h o n b er ik u tn y a

Waktu Normal

Waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan pemanen untuk melakukan serangkaian kegiatan pemanenan kelapa sawit tanpa memperhitungkan faktor lain dalam kondisi sealami/senormal mungkin. Di mana faktor lain merupakan kondisi yang dapat mempercepat atau memperlambat waktu yang diperlukan dalam pemanenan. Oleh karena itu, waktu normal untuk aktivitas pemanenan masing-masing pemanen untuk variabel kondisi kerja dapat dilihat pada Tabel 6.

Berdasarkan tabel 6 dibawah terlihat waktu normal rata-rata pemanen kelapa sawit untuk masing-masing elemen kerja pada kondisi kerjanya. Elemen kerja mengidentifikasikan tandan matang (Ve) untuk seluruh pemanen di lokasi tersebut memiliki waktu minimum sebesar 6.50 detik dan waktu maksimum sebesar 21.00 detik. Waktu minimum ini diperoleh dari waktu rata-rata pemanen A, sementara untuk waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen I. Nilai koefisien keragaman (CV) sebesar 0.32, nilai ini menunjukkan bahwa data pada elemen kerja Ve relatif baik. hal ini disebabkan karena nilai koefisien pada elemen Ve bernilai lebih kecil dari nilai CV yang ditetapkan pada perhitungan waktu ini yaitu 40%.

Elemen kerja menyiapkan alat panen (Pr) untuk seluruh pemanen di lokasi memiliki waktu minimum sebesar 7.00 detik, sementara waktu maksimum sebesar 37.88 detik. Waktu minimum ini diperoleh dari waktu rata-rata pemanen F dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen I. Nilai koefisien keragaman yaitu 0.4, nilai ini menunjukkan bahwa Pr memiliki keragaman data yang relatif baik dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu sebesar 40%.

Elemen kerja memotong pelepah dan tandan (Cu) untuk seluruh pemanen di lokasi, untuk ketinggian pohon 0-3 meter dengan menggunakan dodos, memiliki nilai minimum sebesar 19.41 detik dan waktu maksimum sebesar 19.75 detik. Waktu minimum ini diperoleh dari waktu rata-rata pemanen D dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen G. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.01, nilai ini menunjukkan bahwa CuD memiliki keragaman data yang relatif baik dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu 40%. Selain itu juga pada pemanenan menggunakan dodos jumlah pemanen yang melakukan panen pada lahan tersebut hanya dua pekerja yang dapat direkam.

Elemen kerja Cu pada ketinggian 0-3 meter dengan menggunakan egrek (E1) pada lahan flat (F1) memiliki waktu minimum sebesar 20.25 detik dan waktu maksimum sebesar 89.50 detik. Waktu minimum ini diperoleh dari waktu rata-rata pemanen F dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata-rata-rata pemanen G. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.63 lebih besar dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu 40%. Oleh karena itu, 63% data waktu pada elemen kerja CuE1 beragam. Hal ini disebabkan adanya faktor yang terdapat di lokasi yaitu pemanen melakukan beberapa kali tarikan agar pelepah dan tandan dapat terpotong.

Elemen kerja Cu pada ketinggian 3-6 meter dengan menggunakan egrek (E2) pada lahan flat (F2) memiliki waktu minimum sebesar 11.25 detik dan waktu maksimum sebesar 24.50 detik. Waktu minimum ini diperoleh dari waktu rata-rata pemanen B dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata-rata-rata pemanen N. Nilai koefisien keragaman yaitu 0.37, nilai ini menunjukkan bahwa CuE2 pada lahah F2 memiliki keragaman data yang relatif baik dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu sebesar 40%.

15

Elemen kerja Cu pada ketinggian 6-12 meter dengan menggunakan egrek (E3) pada lahan flat (F3) memiliki waktu minimum sebesar 25.20 detik dan waktu maksimum sebesar 108.00 detik. Waktu minimum ini diperoleh dari waktu rata-rata pemanen J dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata-rata-rata pemanen D. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.45 lebih besar dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu 40%. Oleh karena itu, 45% data pada elemen kerja CuE3 pada lahan F3 beragam. Hal ini disebabkan adanya faktor yang terdapat di lokasi yaitu ketinggian pohon yang dipanen dan pemanen melakukan beberapa kali tarikan agar pelepah dan tandan dapat terpotong.

Elemen kerja Cu pada ketinggian lebih dari 12 meter dengan menggunakan egrek (E4) pada lahan flat(F4) memiliki waktu minimum sebesar 101.25 detik dan waktu maksimum sebesar 120 detik. Waktu minimum ini diperoleh dari waktu rata-rata pemanen D dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen A. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.08, nilai ini menunjukkan bahwa CuE4 pada lahah F4 memiliki keragaman data yang relatif baik dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu sebesar 40%.

Elemen kerja Cu pada ketinggian 3-6 meter dengan menggunakan egrek (E2) pada lahan rolling (R2) memiliki waktu sebesar 44.88 detik oleh pemanen E. Pada elemen kerja ini tidak memiliki nilai koefisien keragaman. Hal ini disebabkan karena pada elemen kerja ini terdapat data satu pemanen untuk kegiatan pemanenan tersebut.

Elemen kerja Cu pada ketinggian 6-12 meter dengan menggunakan egrek (E3) pada lahan rolling (F3) memiliki waktu minimum sebesar 73.00 detik dan waktu maksimum sebesar 110.44 detik. Waktu minimum ini diperoleh dari waktu rata-rata pemanen E dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen H. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.20, nilai ini menunjukkan CuE3 pada lahan R3 memiliki keragaman data yang realtif baik dari nilai CV yang telah ditentukan yaitu sebesar 40%.

Elemen kerja Cu pada ketinggian lebih dari 12 meter dengan menggunakan egrek (E4) pada lahan rolling(R4) memiliki waktu minimum sebesar 28.30 detik dan waktu maksimum sebesar 50.40 detik. Waktu minimum ini diperoleh dari waktu rata-rata pemanen L dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen O. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.28, nilai ini menunjukkan bahwa CuE4 pada lahah R4 memiliki keragaman data yang relatif baik dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu sebesar 40%.

Elemen kerja mencacah dan memindahkan pelepah (Ba) untuk seluruh pemanen di lokasi, memiliki waktu minimum sebesar 7.70 detik dan waktu maksimum sebesar 52.71 detik. Waktu minimum diperoleh dari rata-rata waktu pemanen C dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen I. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.38, nilai ini menunjukkan bahwa elemen Ba memiliki keragaman data yang relatif baik dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu sebesar 40%.

Elemen kerja memotong sisa tangkai tandan (Ck) untuk seluruh pemanen di lokasi, memiliki waktu minimum sebesar 5.50 detik dan waktu maksimum sebesar 22.50 detik. Waktu minimum diperoleh dari rata-rata waktu pemanen A dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen L. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.47 lebih besar dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu 40%. Oleh karena itu, 47% data pada elemen Ck beragam. Hal ini dapat terjadi

pemotongan sisa tangkai yang berulang-ulang akibat kurangnya ketajaman parang yang digunakan.

Elemen kerja memungut brondolan (Br) untuk seluruh pemanen di lokasi, memiliki waktu minimum sebesar 14.63 detik dan waktu maksimum sebesar 112.33 detik. Waktu minimum diperoleh dari rata-rata waktu pemanen P dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen D. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.56 lebih besar dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu 40%. Oleh karena itu, 56% data pada elemen Br beragam. Hal ini disebabkan pada masing-masing subjek dalam memungut dan mengambil brondolan yang ada.

Elemen kerja memuat tandan ke angkong (Lo) untuk seluruh pemanen di lokasi, memiliki waktu minimum sebesar 3.00 detik dan waktu maksimum sebesar 44.38 detik. Waktu minimum diperoleh dari rata-rata waktu pemanen C dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen I. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.62 lebih besar dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu 40%. Oleh karena itu, 62% data pada elemen Lo beragam. Hal ini disebabkan berat TBS yang dihasilkan sehingga pemanen membutuhkan waktu yang lebih untuk memuatkan TBS ke angkong.

Elemen kerja perpindahan dengan membawa angkong (UDA) untuk seluruh pemanen di lokasi, memiliki waktu minimum sebesar 6.00 detik dan waktu maksimum sebesar 93.00 detik. Waktu minimum diperoleh dari rata-rata waktu pemanen F dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen M. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.62 lebih besar dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu 40%. Oleh karena itu, 62% data pada elemen UDA beragam. Hal ini disebabkan jarak antara TPH dan ancak cukup jauh.

Elemen kerja perpindahan tanpa membawa apapun (UDK) untuk seluruh pemanen di lokasi, memiliki waktu minimum sebesar 4.00 detik dan waktu maksimum sebesar 129.67 detik. Waktu minimum diperoleh dari rata-rata waktu pemanen C dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen O. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.91 lebih besar dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu 40%. Oleh karena itu, 91% data pada elemen UDK beragam. Hal ini disebabkan jarak tempuh pemanen untuk mengambil angkong yang diletakkan jauh.

Elemen kerja perpindahan dengan membawa tandan (MoT) untuk seluruh pemanen di lokasi, memiliki waktu minimum sebesar 4.50 detik dan waktu maksimum sebesar 57.00 detik. Waktu minimum diperoleh dari rata-rata waktu pemanen D dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen J. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.97, nilai ini menunjukkan bahwa 97% data pada elemen kerja MoT beragam. Hal ini disebabkan adanya faktor seperti jarak tandan yang jatuh jauh dari penyimpanan angkong sehingga pemanen berjalan menuju angkong dengan membawa tandan.

Elemen kerja perpindahan dengan membawa angkong bermuatan (MoAT) untuk seluruh pemanen di lokasi, memiliki waktu minimum sebesar 9.71 detik dan waktu maksimum sebesar 51.00 detik. Waktu minimum diperoleh dari rata-rata waktu pemanen D dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata-rata-rata pemanen O. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.50 lebih besar dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu 40%. Oleh karena itu, 50% data pada elemen UDA beragam. Hal ini disebabkan adanya faktor seperti jarak antar pohon yang cukup jauh.

17

Elemen kerja membongkar dan merapikan TBS di TPH (Un) untuk seluruh pemanen, memiliki waktu minimum sebesar 3.50 detik dan waktu maksimum sebesar 17.50 detik. Waktu minimum diperoleh dari rata-rata waktu pemanen G dan waktu maksimum diperoleh dari waktu rata-rata pemanen H. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.42 lebih besar dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu 40%. Oleh karena itu, 42% data pada elemen UDA beragam. Hal ini disebakan adanya faktor seperti pada pemanen mengangkat angkong sehingga TBS keluar yang kemudian TBS tersebut disusun rapi oeh pemanen.

Kegiatan menganggur (AD) untuk seluruh pemanen memiliki waktu minimum sebesar 6.00 detik dan waktu maksimum sebesar 140.50 detik. Waktu minimum ini diperoleh oleh pemanen B sementara waktu maksimum diperoleh pemanen H. Biasanya kegiatan mengganggur ini dilakukan pemanen seperti berbicara, berdiam diri sejenak dan sebagainya.

Tabel 6 Waktu rata-rata masing-masing pemanen untuk setiap elemen kerja pada variabel kondisi kerja. Subjek

Waktu rata-rata setiap pemanen untuk elemen kerja (det)

Ve Pr Cu Ba Ck Br Lo UD Mo Un AD D F1 F2 F3 F4 R2 R3 R4 A K T AT A 6.50 14.50 120.00 40.50 5.50 14.00 B 8.33 12.00 11.25 40.00 18.00 9.20 7.00 6.00 C 7.70 20.00 47.83 3.00 45.25 4.00 10.33 7.14 7.00 D 10.39 19.80 19.41 108.00 101.25 38.62 7.76 112.33 3.86 32.80 4.50 9.71 8.00 11.64 E 12.33 16.14 44.88 73.00 40.80 10.11 52.86 3.00 8.00 10.50 7.00 29.40 F 10.50 7.00 20.25 15.67 6.15 15.50 4.67 6.00 4.67 7.00 25.33 5.33 11.57 G 8.20 10.00 19.75 89.50 38.23 8.09 78.00 5.83 9.00 24.25 3.50 17.67 H 15.67 22.20 110.44 20.60 6.50 74.00 24.75 78.20 73.80 38.10 17.50 140.50 I 21.00 37.88 59.63 52.71 19.63 72.00 44.38 72.80 25.50 34.13 7.26 21.00 J 13.25 17.44 25.20 21.00 14.11 33.00 41.50 56.71 57.00 27.60 12.65 K 18.50 16.40 40.90 26.80 6.20 48.70 6.20 19.00 4.00 L 16.25 16.89 28.30 24.80 22.50 18.50 21.70 17.75 23.00 15.00 9.67 M 14.00 26.10 50.60 40.20 12.60 36.70 12.80 93.00 24.00 27.70 10.37 N 11.00 24.50 29.50 16.00 25.50 16.00 25.75 102.00 10.80 O 19.00 14.90 59.30 50.40 31.10 9.90 50.00 29.60 70.00 129.67 51.00 P 19.00 21.29 42.67 21.00 14.63 33.56 41.00 28.33 15.00 10.29 Average 13.59 18.04 19.58 54.88 17.88 54.80 110.63 44.88 91.72 39.35 30.56 12.20 49.73 17.31 44.34 45.57 20.10 23.67 8.73 28.75 SD 4.35 7.28 0.17 34.63 6.63 24.44 9.38 0.00 18.72 11.05 11.72 5.72 27.67 13.35 27.35 41.51 19.54 11.82 3.64 40.09 CV 0.32 0.40 0.01 0.63 0.37 0.45 0.08 0.00 0.20 0.28 0.38 0.47 0.56 0.77 0.62 0.91 0.97 0.50 0.42 1.39 Min 6.50 7.00 19.41 20.25 11.25 25.20 101.25 44.88 73.00 28.30 7.70 5.50 14.63 3.00 6.00 4.00 4.50 9.71 3.50 6.00 Max 21.00 37.88 19.75 89.50 24.50 108.00 120.00 44.88 110.44 50.40 52.71 22.50 112.33 44.38 93.00 129.67 57.00 51.00 17.50 140.50 18

19

Waktu Normal Rata-rata pemanen

Waktu normal yang digunakan dalam perhitungan waktu baku diperoleh dari waktu normal yang paling minimum dari waktu rata-rata dengan kondisi yang bersifat alami yaitu topografi flat dan ketinggian pohon kurang dari 3 meter dengan menggunakan egrek. Waktu normal rata-rata pemanen pada kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Waktu normal rata-rata pemanen pada aktivitas pemanenan kelapa sawit (topografi flat dan ketinggian pohon < 3 meter dengan alat panen egrek)

Elemen Subjek Rata-rata SD

KK Waktu Normal

Kerja F G (detik) (detik) (detik)

Ve 10.50 8.20 9.35 1.15 0.12 8.20 Pr 7.00 10.00 8.50 1.50 0.18 7.00 Cu D E1 20.25 89.50 54.88 34.63 0.63 20.25 Ba 15.67 38.23 26.95 11.28 0.42 15.67 Ck 6.15 8.09 7.12 0.97 0.14 6.15 UD A 6.00 6.00 0.00 0.00 6.00 K 4.67 4.67 0.00 0.00 4.67 Lo 4.67 5.83 5.25 0.58 0.11 4.67 Br 15.50 78.00 46.75 31.25 0.67 15.50 Mo T 7.00 9.00 8.00 1.00 0.13 7.00 AT 25.33 24.25 24.79 0.54 0.02 24.25 Un 5.33 3.50 4.42 0.92 0.21 3.50 AD 11.57 17.67 14.62 3.05 0.21 11.57

Berdasarkan Tabel 7 terdapat dua pemanen yang melakukan aktivitas pemanenan pada kondisi alamai tersebut yaitu pemanen subjek F dan G. Elemen kerja mengidentifikasi tandan matang (Ve) memiliki waktu rata-rata sebesar 9.35 detik dengan standar deviasi sebesar 1.15 detik. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.12 nilai ini menunjukkan bahwa Ve memiliki keragaman data yang relatif baik karena nilai CV yang dihasilkan lebih kecil dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu sebesar 40%.

Elemen kerja menyiapkan alat panen (Pr) memiliki waktu rata-rata sebesar 8.50 detik dengan standar deviasi sebesar 1.50 detik. Nilai koefisien keragaman sebesar 0.18 nilai ini menunjukkan bahwa Ve memiliki keragaman data yang relatif baik karena nilai CV yang dihasilkan lebih kecil dari nilai CV yang telah ditetapkan yaitu sebesar 40%. Beberapa faktor yang menyebabkan bervariasinya waktu Pr salah satunya ketika memanjangkan fiber tersebut bergantung pada ketinggian pohon yang cukup besar di lokasi studi sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyiapkan alat panen.

Elemen kerja memotong pelepah dan tandan (Cu) dengan menggunakan

Dokumen terkait