Bagan IV.1 Tahapan Proses Pembelajaran
D. Hasil Pembahasan
Berdasarkan hasil angket yang disebar dalam bentu kuesioner membuktikan bahwa pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dapat meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran PAI hal ini dibuktikan dengan hasil angket sebagai berikut :
No Uraian Pertanyaan f= 40 Ket
Ya Tidak
1. Apakah guru PAI selalu hadir tepat waktu √ 100%
2. Apakah anda terhadap guru PAI √ 84%
3. Apakah anda menyenangi materi Al
Qur’an
√ 75%
4. Apakah guru memiliki kemampuan menyampaikan pelajaran BTQ
√ 70%
5. Apakah guru selalu membacakan Al
Qur’an ketika pembelajaran PAI
√ 70%
6. Apakah guru memberikan kesempatan untuk bertanya
√ 80%
7. Apakah kalian merasa puas dengan jawaban yang diberikan oleh guru
√ 80%
8. Apakah guru memberikan kemudahan dalam pembelajaran PAI
√ 85%
9. Apakah guru memberikan bantuan dan bimbingan dalam kesulitan pembelajaran PAI
√ 75%
10. Apakah guru menggunakan media/alat dalam materi PAI
√ 85%
11. Apakah kalian menyukai pelajaran PAI √ 60% 12. Apakah Menurut Kalian Waktu 2 Jam
Pelajaran PAI sudah mencukupi
Berdasarkan laporan penelitian yang disajikan diatas diketahui bahwa sebelum terjun langsung ke lapangan untuk menerapkan strategi pembelajaran PAIKEM guru-guru di SD Negeri Cijambu baik itu guru agama maupun guru umum, diikutsertakan terlebih dahulu dalam pelatihan-pelatihan, diklat serta sharing bersama antar sesama guru PAI dilingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Cisaat.
1. Perencanaan
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru-guru di SD Negeri Cijambu mengadakan KKG mini untuk menyusun silabus, analisis hari efektif, menyusun program semester, serta menyusun rencana pembelajaran (RPP). Penyusunan silabus, analisis hari efektif, penyusunan promes serta pembuatan rencana pembelajaran biasanya dibuat pada awal tahun ajaran baru atau awal semester bekerjasama dengan guru-guru di SD Negeri Cijambu.
Keberhasilan pembelajaran PAIKEM sangat ditentukan oleh seberapa jauh pembelajaran direncanakan dan dikemas dengan kondisi peserta didik yang meliputi minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan. Pembelajaran harus direncanakan jika dimaksudkan agar pembelajaran menjadi efektif. Bagaimanapun pembelajaran perlu dirancang secara sistematis agar dapat memperbaiki kualitas pembelajarannya. Harjanto menyatakan perencanaan pengajaran di Indonesia merupakan suatu
proses penyusunan alternatif kebijaksanaan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang social ekonomi, sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Dari teori yang peneliti paparkan silabus dan RPP merupakan peta pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan Silabus dan RPP serta perangkat pembelajaran lainnya guru mampu mengetahui kemana arah pembelajaran yang dilakukan.
2. Pelaksanaan
Berdasarkan laporan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, diketahui bahwa implementasi PAIKEM dalam pembelajaran PAI di SD Negeri Cijambu sesuai dengan indikator dalam PAIKEM. Salah satunya lain terdiri dari penataan bangku yang strategis yang memudahkan mobilisasi baik siswa maupun guru. Sehingga siswa dapat bergerak secara aktif.
Seperti yang dikatakan Ismail dalam rangka mewujudkan desain belajar siswa maka pengaturan ruang kelas dan siswa (setting kelas) merupakan tahap yang penting dalam proses belajar mengajar. Karena itu kursi, meja, dan ruang belajar perlu ditata sedemikian rupa sehingga menunjang kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik, yakni memungkinkan hal-hal sebagai berikut:
Aksebilitas: Peserta didik mudah menjangkau sumber belajar yang tersedia.
Mobilitas: Peserta didik ke bagian lain dalam kelas.
Interaksi: Memudahkan interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik
Variasi kerja peserta didik: Bekerja sama secara perorangan, berpasangan atau berkelompok.
Selain penataan meja penataan ruang kelas SD Negeri Cijambu juga telah sesuai dengan indikator dan prinsip PAIKEM, karena di dalam kelas
terdapat pajangan-pajangan hasil karya siswa yang dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar terus aktif dan kreatif dalam membuat sebuah karya, di dalam kelas juga terdapat pojok baca, yang di adakan dengan agar siswa gemar membaca.
Keakraban yang terjadi antara guru dan siswa juga sangat terlihat di dalam kelas tersebut, guru mengenal nama siswanya satu persatu dan mereka juga telah memahami karakteristik masing-masing siswa.
Guru SDN Cijambu selalu memulai pelajarannya dengan apersepsi dan juga pembiasaan hal ini dilakukan agar pembelajaran yang akan dilakukan efektif. Apersepsi yang mereka lakukan biasnya memotivasi siswa, mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-hari, melakukan pembiasaan seperti praktek sholat, wudhu, membaca do'a.
Di dalam buku “keterampilan dasar mengajar” juga disebutkan bahwa
apersepsi adalah mata rantai penghubung antara pengetahuan siap siswa yang telah di miliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan untuk menjelaskan hal-hal baru yang akan dipelajari siswa.
Khaerudin juga menyatakan Apersepsi dilakukan untuk menjajagi pengetahuan dan memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorongnya untuk mengetahui hal-hal yang baru.
Beberapa cara yang dapat di usahakan dalam membuka pelajaran adalah dengan (1) menarik perhatian siswa, (2) memotivasi siswa, (3) memberi acuan/struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, rencana kerja dan pembeagian waktu, (4) mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru, atau (5) menanggapi situasi kelas. PAIKEM menuntut guru dan siswa sama-sama aktif dan kreatif dalam
pembelajaran. Pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang, guru menciptakan susasana pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran yang dilakukan tidak hanya ceramah dan siswa mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Di SD Negeri Cijambu guru-guru khususnya guru PAI dalam mengajar selalu menggunakan metode yang
bervariasi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Hasibuan dan Moedjiono bahwa penggunaan metode bervariasi, diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajaryang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta aktif.
Dalam PAIKEM metode yang paling sering digunakan oleh guru PAI di SD Negeri Cijambu antara lain: metode ceramah (hanya sebagai pengantar), bermain peran/role play, kuis, demonstrasi, drill, card short, dan lain sebagainya.
Selain metode untuk menunjang PAIKEM guru PAI juga menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran dimaksudkan memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan menghasilkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Sebagaimana yang diungkapkan Siti Kusrini dkk, tentang penggunaan alat bantu mengajar/media pembelajaran: jika guru hanya berbicara terus tanpa menulis dipapan atau menunjukkan sesuatu pada siswa, maka siswa akan menjadi bosan. Agar siswa tertarik hendaknya menggunakan alat bantu seperti: gambar, model, skema, surat kabar dan sebagainya.
Media yang digunakan untuk pembelajaran PAI biasanya media gambar (tata cara wudhu, tata cara sholat, tata cara haji dan lain-lain), lab. wudhu, lab. Sholat, audio-visual, lingkungan sekitar.
3. Evaluasi
Pada setiap akhir pembelajaran pasti akan ada evaluasi atau penilaian yang didasarkan pada perbuatan (performance based assesment) yang mencakup proses dan produk pembelajaran. Pengertian evaluasi ialah seperti yang dikuti oleh Ubayati “Evaluation as wesee, is the systemic collection of evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in the learners as to determine the amount or degree of change in individual students.”
Sebagaimana sebuah pernyataan bahwa evaluasi pembelajaran adalah proses dalam pembelajaran yang dilakukan secara sistematis digunakan untuk
mengungkap kemajuan siswa secara individu untuk menentukan pencapaian hasil belajar dalam rangka pencapaian kurikulum.
Tujuan dari evaluasi untuk mengetahui suatu program pendidikan, pengjaran, ataupun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum. Guru PAI di SD Negeri Cijambu selalu melakukan penilaian dalam kegiatan belajar dan mengajarnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Alat penilaian yang biasa digunakan dalam pembelajaran PAI antara lain:
a. Tes tulis yang terdiri dari tugas, ulangan, UTS (ulangan tengah semester), UAS (ulangan akhir semester).
b. Tes lisan yang bisanya hafalan ayat, niat, rukun.
c. Praktek seperti praktek sholat, wudhu, haji dan lain sebagainya.
d. Penilaian proses (penilaian yang dilakukan ketika siswa sedang mengikuti pelajaran).
63 A. Kesimpulan
1. Adapun untuk implementasi PAIKEM dalam pembelajaran PAI yang pertama dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri Cijambu terdiri dari tiga proses yaitu:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan ini guru-guru di SD Negeri Cijambu menyusun silabus, analisis hari efektif, membuat RPP untuk satu semester ke depan atau untuk satu tahun ajaran, merencanakan media pembelajaran yang akan di gunakan sesuai dengan materi yang akan di ajarkan
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan PAIKEM di SD Negeri Cijambu sesuai hasil survey terlihat bahwa indikator serta prinsip PAIKEM sebagian besar telah tercapai, hal ini diperlihatkan dengan adanya penetaan bangku yang fleksibel, pajangan-pajangan hasil karya siswa yang diletakkan di dinding kelas, adanya buku yang tertata di pojok kelas (sudut baca), media pembelajaran yang menunjang, keakraban antara guru dan siswa, dan yang lebih penting kemampuan guru dalam menerapkan strategi PAIKEM. c. Evaluasi
Untuk mengetahui efektif tidaknya suatu strategi yang diterapkan guru di SD Negeri Cijambu menggunakan alat evaluasi berupa tes tulis, tes lisan, ulangan, portofolio, penilaian proses, praktek dan lain sebagainya. 2. Faktor pendukung dalam implementasi PAIKEM dalam pembelajaran PAI
di SD Negeri Cijambu antara lain, sarana dan prasarana yang ada, tenaga pendidik, kesiapan belajar siswa.
3. Sedangkan faktor penghambatnya tidak semua guru PAI mampu menerapkan PAIKEM, informasi untuk pembelajaran pendidikan agama Islam yang lambat dari Depag/Diknas, kurang terintregasi antara visi misi sekolah dan wali murid, solusi untuk mengatasi penghambat tersebut
antara lain mengadakan diskusi antara guru, mengikutsertakan guru dalam diklat/pelatihan PAIKEM, mencari sendiri informasi tentang strategi pembelajaran yang terbaru dari sumber-sumber lain serta mencoba berinovasi sendiri, membentuk paguyuban antara guru dan wali murid.
B. Saran
1. Dalam rangka mendukung penerapan / implementasi PAIKEM dalam pembelajaran pendidikan agama khususnya bidang studi PAI, sekolah hendaknya lebih memperhatikan kualitas mengajar guru yang belum maksimal dalam menerapkan PAIKEM.
2. Guru hendaknya lebih kreatif dalam mengajar seperti dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi dan juga kreatif membuat media pembelajaran. Sehingga mampu menumbuhkan minat serta semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan begitu pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna bagi peserta didik.
3. Diharapkan bagi siswa juga aktif dan kreatif juga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran jadi bukan hanya guru saja yang aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Aktif dan kreatif merupakan jalannya sebuah inovasi.
65
Indriati, Etty. (2002). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sadulloh, Uyoh.(2003). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Mulyasa, E.(2003). Kurikulum Berbasis Pendidikan. Bandung: Rosda.
__________.(2001). Metodologi Pendidikan Agama Islam.Jakarat: Departemen Agama RI.
M.Chan, Stevan. (2003). Pendidikan Liberal.Yogyakarta: KWY.
__________.(2001). Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Nawawi, Hadari. (1995). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
Sudirwo, H.Daeng.(2003). Kurikulum dan Pembelajaran dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung:Adira.
Bisri. Cik Hasan. (2003) Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi. Jakarta: Rajawali Pers.
Hadi, Amirul dan Haryono. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Jerome S. Arcaro(2005) Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-prinsip dan Tata langkah Penerapan, Pustaka Pelajar Yogyakarta
Managing basic education Proyect (Indonesia). (2007). Manajemen Berbasis Sekolah & Contextual Learning (PAKEM). (Online). Tersedia : Http/www.mbe.com/project-online/mbs/pakem.html.
Margono, S. (2006) Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Malik Fadjar. A 1988. Madrasah dan Tantangan Modernitas. Bandung: Penerbit Mizan.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Suatu Panduan Praktis. Bandung PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. E, (2006). Kurikulum Yang Disempurnakan; Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Murtiningsih, Siti. (2006). Pendidikan Alat Perlawanan: Teori Pendidikan Radikal Paulo Freire. Magelang: RESIST book.
Madjid, Nurcholish. 2005. Pesan-pesan Taqwa Nurcholish Madjid:Kumpulan
Khutbah Jum’at Paramadina. Cet IV.Jakarta: Paramadina
Rismayanti, Ima.(2005).”Kontribusi Manajemen Program Gugus Sekolah Terhadap
Kemempuan Guru Dalam Implementasi Pendekatan PAKEM di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Sukajadi. SKRIPSI Jurusan Administrasi Pendidikan. UPI.
Sapari, Achmad. (2003). Pendidikan dan Sensitivitas Guru Kreatif. Kompas (Online). Tersedia: http/www.kompas.com/didaktika/pendidikan.html. (21 Maret 2007).
Saud, Udin S. (2007). ”Inovasi dan Problema Penerapannya di Sekolah”. Makalah pada pelatihan PAKEM S-1 PGSD FIP UPI, Bandung.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suryadi, Sumadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syaripudin, Tatang. (2003). Landasan Kependidikan Sekolah Dasar. Bandung: Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan FIP UPI.
Susilana, Rudi (Koor.tim). (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.
Susilo, M. Joko. (2007). Pembodohan Siswa Tersistematis. Yogyakarta: PINUS
UMY. (2007). Pembelajaran PAKEM, Tingkat Kualitas Belajar Siswa. (Online). Tersedia : http/www.umy.edu/berita/pendidikan.html.(5September2007).
Zuriah, Nurul. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Prof. Djohar. (2003). Pendidikan Strategik. Yogyakarta: LESFI
Johnson, Elaine.B (2007). Contextual Teaching & Learning. Jakarta. MLC
Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda.
Sallis, Edward. (2007). Total Quality Management in Education (Managemen mutu pendidikan).Jogyakarta: IRCiSod.
Sufyarma. (2003). Kapita Selekta Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
__________.(2005). Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika
Elaine B.Johnson,PH.D (2006) Contextual teaching and learning, what it is and why it'shere to stay, MLC; Bandung