• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (Paikem) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (Paikem) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun oleh : CECE SUDIRMAN NIM : 809011000165

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AIffIF, INOVATIF,

KREATIF, EFEKTIF DAN hdET.IITENAI\GKAN (FAIKEM)

PADA MATA TtrLAJARAI{ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Di SDN Ci;iambu

Kecamatan

Cisaat Kabupaten Sukabumi

Skripsi

Diajuken K-epaCa Fe.u.ultas Ihru Tarbil'ah dan Keguruan

Untuk memenuhi Persyaratan rnemperopleh : Gelar Sarj ana Pendidikan Agama Islam .(S.Pd.t)

o l e h :

cEcE SUDIRMAN

NIM:809011000165

JIIRUS$I PENDIDII(AI{ AGAMA ISLAM

FAKTJLTAS TARBIYAH DAN KEGTIIIUAN

UTN SYARIF IIIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: "TMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF' Etr'EKTIF', DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN CIJAMBU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus ialam ujian munaqosah pada 30 Desember 2012 dihadapan penguji. Karena itu berhak memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.pd.I).

J akarta, 3 0 Desemb er 20 12

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Bahrissalim. MA

NrP.19680307 199803 | 002

Sekretaris Panitia (Sekretaris Jurusan) Drs. Sapiudin Shidiq. M.Ag

NrP.19670328 20003 1 001

Penguji I

Bahrissalim. MA

NIP.19680307 199803 | 002

Penguji II

Marhamah Shaleh. Lc.. MA

NrP.19720313 200801 2 010

Tanggal

19/*.P::..

l?/::

*st:

Tanda Tangan

(4)

SURAT PERIYYATAAI\I SENDTRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama

Tempat Tgt Lagir N I M :

JurusanProdi Judul Skripsi

CECE SI]DIRIT,IIIN Sukabumi 0l- Januari 1958

80901 1000165 PAI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAI.I AKTIF,

INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DANI

MEI.TYENANIGKAN (PAIKEM) PADA IvIATA PEI.A"IARAI{ PENDIDIKANI AGAI4A ISI^AI\4 Di SDN Cijambtr Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi

Dosen Pembimbing : Siti Khadijab M.pd

Dengan ini menyatakan bahwa slcripsi yang saya buat benar-benar karya sendiri dan saya bertanggungiawab secara akademis atas apa yang saya tulis

Pernyataan nini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasyatr

Jakarta,29 Apnl20l3

(5)

1 A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan penyelenggaran pendidikan tidak hanya sekedar transfer of knowledge saja, tetapi lebih pada pembentukan kepribadian seseorang sehingga dapat mengenal potensi diri dan selanjutnya dapat mengembangkan potensi tersebut sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan hidupnya

Dalam konteks Pendidikan, agama Islam mempunyai kualifikasi sendiri dalam memberikan kejelasan konseptual dari makna pendidikan, pembentukan pribadi yang dimaksud adalah kepribadian muslim dan kemajuan masyarakat serta budaya yang tidak menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam, pendidikan agama Islam merupakan proses transformasi dan realisasi nilai-nilai ajaran Islam melalui pembelajaran, baik formal maupun non formal kepada masyarakat (peserta didik) untuk dihayati, dipahami serta diamalkan dalam kehidupan.

Untuk membentuk kepribadian muslim atau insan kamil seperti apa yang menjadi tujuan pendidikan agama Islam tentunya membutuhkan figur yang representatif, yang dapat dijadikan acuan.figur tersebut adalah Rasulullah Saw. hampir setiap perbuatan yang dilakukannya selalu terjaga kualitasnya. Maka tidaklah mengherankan bila Al Qur’an senantiasa memuji keagungan kepribadianya, Allah SWT menegaskan dalam (Q.SAl Ahzab 33:21) yang artinya :





























































”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah…”1

(6)

Dalam konteks sekolah/madrasah perbuatan itu harus dimulai dan ditunjukkan oleh seluruh komponen sekolah. Salah satunya adalah guru. Guru sebagai personal yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-konsep dan wawasan baru dalam dunia pendidikan tersebut, termasuk tentang strategi pembelajaran di kelas. Selain itu keberhasilan pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasilbelajar tapi juga dari prosesnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Mastuhu bahwa menurut paradigma baru dalam memandang ilmu yaitu bobot ilmu tidak terletak pada hasil akhir atau final product, tetapi pada proses metodologi atau cara mencarinya. Dengan kata lain inti pembelajaran baru adalah menelitiatau research, bukan lagi menerima barang jadi.

Proses belajar yang terjadi di sekolah selama ini pada kenyataannya menunjukkan bahwa siswa lebih berperan sebagai obyek dan guru berperan sebagai subyek. Pusat informasi atau pusat belajar siswa lebih ditujukan kepada guru sebagai subjek, sehingga sering terjadi siswa akan belajar jika guru mengajar, begitu juga dalam penilaian yang masih menekankan hasil dari pada proses pembelajaran. Dalam arti khusus Proses pembelajaran PAI di sekolah masih sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan Agama Islam. Ini berarti siswa hanya menerima materi-materi PAI tanpa ada usaha menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Oleh karena itulah sudah saatnya paradigma pendidikan yang selama ini ada mendapat perhatian khusus dari semua kalangan, pembelajaran yang selama ini berjalan secara pasif dapat diubah menjadi lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

(7)

dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, guru sebagai tenaga pendidik harus merancang pembelajaran dengan baik, melaksanakannya, sampai akhirnya melakukan penilaian hasil (evaluasi). Selain dituntut aktif dan kreatif guru pun sangat menentukan apakah skenarionya berhasil atau tidak.

Menjadi sebuah sekolah yang bermutu terpadu berarti memerlukan hubungan erat dengan konsumen2.

Keterlibatan guru dalam menjalankan metode yang menghubungkan pihak sekolah dengan siswa merupakan kunci utama terlaksananya proses belajar mengajar. Guru memegang peranan yang penting dalam proses kegiatan tersebut, di banyak Negara maju media elektronik sebagai alat pengajar sudah dipergunakan dan kemampuannya untuk membawa bahan pengajaran kepada pelajar telah dibuktikan. Namun, keberadaannya tetap tidak dapat sepenuhnya menggantikan kedudukan guru.

Firman Allah SWT (Qs. An-Nisa : 9):



































































“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah.”3

Permasalahan yang seringkali muncul, yaitu :

a. Kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana kelas agar siswa dapat belajar

Metoda pembelajaran yang tidak cocok dengan materi b. Guru kurang menguasai materi pembelajaran c. Siswa kurang memiliki motivasi untuk belajar

2

Jerome S Arcaro, (2005) Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-prinsip dan Tata

langkah Penerapan, Pustaka Pelajar Yogyakarta

(8)

Pada dasarnya belajar adalah mempoduksi gagasan atau membangun makna baru dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif. Siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru perlu adanya hubungan yang harmonis dan terjaga sehingga tercipta nuansa pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Impelementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan menyenangkan (PAIKEM) adalah suatu upaya yang mucul sebagai reaksi terhadap adanya konsep konvensional, dimana guru bersifat monologis.

Pembelajaran dan pengajaran secara kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konsteks kehidupan nyata yang mereka hadapi4.

Dari pernyataan inilah muncul pemikiran baru tentang proses pemaduan pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran tersebut terhadap lingkungan sekitar.

Bertolak dari kenyataan demikian, memang sudah saatnya bagi seluruh komponen bangsa untuk memberikan perhatian lebih bagi penyelenggaraan pendidikan agama sebagai media elementer pembentukan watak, kepribadian, dan karakter bangsa dengan landasan etika dan ajaran moral yang kokoh.

Peran serta masyarakat merupakan perwujudan kesungguhan peranan masyarakat sebagai mitra pemerintah di dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Peran demikian menuntut penciptaan keadaan hubungan atas dasar kedudukan yang sama dan dengan penuh kesadaran akan berkewajiban mengabdi pada bangsa dan negara. Peran serta masyarakat diharapkan juga memiliki asas keadilan dan asas pemerataan, sehingga sebanyak mungkin golongan dalam

4

Elaine B.Johnson,PH.D (2006) Contextual teaching and learning, what it is and

(9)

masyarakat dapat memanfaatkan peran serta masyarakat ini dalam upaya memperoleh pendidikan5.

Pengembangan pendidikan Islam yang di Implementasikan melalui konsep PAIKEM memiliki arti penting bagi peningkatan kualitas pendidikan. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada dasarnya merupakan bidang kajian ilmu sosial kemasyarakatan. Penulis mengambil mata pelajaran Pendidikan Agama Islam karena mata pelajaran tersebut berhubungan langsung dengan kualifikasi penulis saat ini, sehingga memudahkan penulis untuk membuat alur penelitian dengan satu harapan besar peserta didik memiliki pengetahuan serta kemampuan kreatifitas yang bersifat proaktif dalam menjalankan aktifitas belajar.

Dari uraian diatas berdasarkan bentuk pemahaman serta kearifan, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul ”Implementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”.

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari masalah yang mungkin timbul dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Model pembelajaran yang diterapkan guru dalam menyampaikan materi masih berorientasi teacher center. Sehingga siswa menjadi pasif

2. Adanya kecenderungan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran PAI, sehingga mereka kurang merespons terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

3. Metode pembelajaran PAI yang disampaikan masih monoton dan penekanannya pada ceramah.

(10)

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi permasalahan di atas, maka penulis membatasi penelitian ini agar lebih terarah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SDN Cijambu

2. Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas V SDN Cijambu 3. Bagaimana Dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan model

PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas V SDN Cijambu

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Implementasi Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”.

2. Apa saja Kendala yang dahadapi guru dalam mengimplementasikan Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang Implementasi model PAIKEM di sekolah Dasar khususnya di Kelas V SDN Cijambu.

Secara rinci tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

(11)

2. Mendeskripsikan Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu.

F. Kegunaan Penelitian

Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dapat tercapai, penelitian ini akan memberikan kegunaan teoretis dan kegunaan praktis, antara lain:

1. Kegunaan Teoretis

Apabila dalam penelitian model PAIKEM memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam peningkatan mutu lulusan di SDN Cijambu dan bisa sesuai dengan konsep kurikulum yang berlaku saat ini, maka penelitian ini akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori dan model pendekatan PAIKEM. Hal tersebut dapat dijadikan dasar dalam pengembangan penelitian lanjutan dan penelitian dalam bidang lainnya dan bisa memberikan masukan kepada pihak yayasan untuk bisa menerapkan model PAIKEM sebagai standar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Kegunaan Praktis

a. Kegunaan bagi siswa

Manfaat yang dapat diperoleh siswa dari hasil penelitian ini, tentunya berhubungan dengan mengembangkan kemampuan berfikir secara Inovatif, kreatif dan efektif, serta menjadikan siswa lebih aktif dalam memahami pelajaran dan menyenangi semua mata pelajaran yang diajarkan oleh para guru.

b. Kegunaan bagi Guru

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta nilai tambah bagi guru sebagai upaya peningkatan kreativitas dalam pengelolaan kelas.

c. Kegunaan bagi Lembaga Pendidikan

(12)
(13)

i

MENYENANGKNAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Kata Kunci : Metode Pembelajaran PAIKEM.

Sekolah merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang pendidikan penyiaran agama, dan sosial kemasyarakatan, lembaga ini diupayakan memerhatikan masyarakat dibidang keagamaan, upaya yang dijalankan sekolah untuk menopang pemahaman keagamaan, karena itu sekolah itu ditujukan berusaha mengarahkan dan meningkatkan masyarakat yang bisa mejalani hidup didunia sebagai khalifah dimuka bumi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Bagaimana perencanaan pembelajaran menggunakan model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Evaluasi dalam pelaksanaan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu?

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini di gunakan penafsiran logika yang dihubungkan dengan konteks sosial atau dalam hal ini konteks pendidikan Islami.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan di SD Negeri Cijambu dalam menerapkan pendidikannya di desa Sukasari kecamatan Cisaat Kab. Sukabumi. menggunakan konsep-konsep yang terprogram dan sangat berpengaruh terhadap prilaku siswa/siswi SD Negeri Cijambu seperti shalat tahajud yang dilakukan rutin satu minggu sekali, membaca Al-Qur’an setiap setelah melaksanakan shalat wajib, kegiatan lain yang diarahkan dalam mengembangkan potensi siwa, Sedangkan sasaran program di SD Negeri Cijambu yaitu meningkatkan kualitas siswa yang memiliki pengetahuan agama, sosial dan keterampilan, sebagai bekal untuk membentuk manusia yang berakhlakul karimah dalam kehidupan pribadi serta kehidupan bermasyarakat.

(14)

ii

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunianya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Pendidikan Agama Islam pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul :

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi

Walaupun segala daya dan upaya telah penulis curahkan demi terwujudnya skripsi ini, namun penulis mengakui bahwa skripsi ini masih sederhana, dikarenakan oleh pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis masih sangat dangkal dan sederhana pula. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan pengembangan karya ilmiah selanjutnya.

Skripsi ini dapat terwujud tidak lepas berkat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati penulis sampaikan terima kasih yang tidak terhingga disertai penghargaan yang setinggi-tingginya terutama yang terhormat :

1. Nurlena Rifa’i, MA. PH.d selaku Dekan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk penelitian; 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Siti Khadijah, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, arahan serta petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini 4. Seluruh Staf Dosen dan pengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

(15)

iii

6. Bapak Kepala UPTD Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi yang telah memberikan ijin penelitian;

7. Ibu Kepala SDN Cijambu kecamatan Cisaat kabupaten Sukabumi yang telah membantu kelancaran dan keberlangsungan penelitian ini;

8. Orang tua dan saudara-saudara tercinta yang selalu mengiringi dengan doa dan kasih sayang serta motivasinya;

9. Rekan-rekan PAI Angkatan 2009 yang telah memberikan dorongan serta motivasi, mengingatkan dikala khilaf

10.Pihak lain yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, atas segala bantuan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda atas segala amal baik yang telah saudara berikan kepada penulis. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, terutama bagi dunia pendidikan. Amin Ya Rabbal Alamiin

Sukabumi, Mei 2012

(16)

iv LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 8

A. Pengertian Pembelajaran PAIKEM... 8

B. Pendidikan Agama Islam ... 17

C. Implementasi PAIKEM pada Pendidikan Agama Islam ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

B. Metode dan Desain Penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

(17)

v

C. Evaluasi pebelajaran dengan menggunakan model PAIKEM ... 51

D. Hasil Pembahasan ... 57

BAB V PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran-saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(18)

9

A. Pengertian Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Edukatif dan Menyenangkan

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang menitik beratkan pada tinjauan bagaimana guru murid belajar. Menurut Mac Donald sistem persekolahan terbentuk atas empat sub sistem yaitu : mengajar, belajar, pembelajaran dan kurikulum. Mengajar (teaching) merupakan kegiatan atau perlakuan profesional yang diberikan oleh guru. Belajar (learning) merupakan kegiatan atau supaya yang dilakukan siswa sebagai respon terhadap kegiatan mengajar yang diberikan oleh guru. Keseluruhan peraturan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar disebut pembelajaran (instruction). Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Hal ini senada dengan J. Drost, SJ yang menyatakan bahwa proses belajar mengajar atau pembelajaran membantu pelajar mengembangkan potensi intelektual yang ada padanya. Proses pembelajaran yang juga merupakan proses pendidikan dilangsungkan di dalam lembaga yang mengadakan proses pembelajaran itu4.

Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan atau hasil yang telah dirancang sebelumnya melalui berbagai macam pengalaman yang akan atau telah dilalui baik melalui interaksi dengan individu ataupun dengan lingkungan. Oleh karena itu, dari interaksi dengan semua aspek yang mendukung proses belajar tersebut terciptalah alur belajar yang dinamakan sebagai proses belajar.

(19)

Crow & Crow (Susilana, 2006:93) menyatakan bahwa proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi dimana ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan-rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan, proses penyesuaian diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan5.

Sedangkan menurut Freire, belajar merupakan suatu proses interaksi antar berbagai aspek yang saling berkaitan, sehingga dalam interaksi tersebut terdapat usaha transformasi, reinterpretasi, rekonstruksi, revisi dan penyempurnaan, yang pada akhirnya peserta didik dapat membangun sendiri pemahamannya, sementara fungsi pendidikan hanya sebagai fasilitator atau mediator yang membantunya dalam proses pemahaman tersebut6.

Kemudian untuk memperluas pemahaman kita mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, akan dikemukakan beberapa definisi dari para ahli pendidikan modern.

a. Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of learning (1975 ) mengemukakan, ”Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanannya secara berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalanya; kelelahan, pengaruh obat, dan

sebagainya)”7.

b. Gagne, menyatakan bahwa : ”Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama-sama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performanya berubah dari

5 Susilana, Rudi (Koor.tim). (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan

Kurtekpend FIP UPI.

6

Murtiningsih, Siti. (2006). Pendidikan Alat Perlawanan: Teori Pendidikan Radikal Paulo Freire. Magelang: RESIST book.

7 Gordon H. Bower dan Ernest R. Hilgard (1975) Theories of Learning, United States of

(20)

waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudahnya ia

mengalami situasi tadi”8.

c. Morgan, dalam buku Introduction of Psychology (1978) mengemukakan: ”Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman”.

d. Witherington, dalam buku Educational Psychology, mengemukakan;

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.

Dari pemahaman tersebut, dapat dijelaskan secara umum bahwa belajar selain dari kegiatan untuk mencapai tujuan atau hasil tetapi juga berkaitan dengan faktor-faktor yang akan menciptakan suasana untuk mencapai hasil, seperti guru sebagai fasilitator dan komunikasi yang berlangsung dengan efektif untuk menjembatani proses pengiriman pesan dari guru ke siswa.

2. Konsep Pembelajaran

Pembelajaran merupakan perpaduan dari konsep mengajar dan konsep belajar, yang penekanannya terletak pada penumbuhan aktivitas peserta didik. Konsep ini dipandang sebagai suatu sistem dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen seperti peserta didik, tujuan, materi, fasilitas yang harus dipersiapkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Davis (Susilana, 2006:96) bahwa:

Learning System manyangkut pengorganisasian dari perpaduan antara manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau pengontrolan, dan prosedur yang mengatur interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam teaching system menyangkut komponen perencanaan mengajar, bahan ajar, tujuan, materi dan metode, serta penilaian

8 Astrid tiarani Penerapan teori dicrimination learning perspektif Robert M. Gagne

(21)

dan langkah mengajar akan berhubungan dengan aktifitas belajar untuk mencapai tujuan.

a. Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensinya.## Pembelajaran aktif adalah proses aktif

membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman peserta didik sendiri.

Selain itu pembelajaran aktif juga memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis serta mampu merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari hasil analisis mereka sendiri. Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi. Karena itu dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran ini meniscayakan adanya minimalisasi peran guru di kelas.

Guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran yang mengatur sirkulasi dan jalannya pembelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran. Peserta didiklah yang banyak berperan dalam proses pembelajaran tersebut dan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan saja.

(22)

merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.

b. Pembelajaran Inovatif (Inovative Learning)

Menurut Hornby, inovasi adalah mengadakan perubahan-perubahan (make changes) dan memperkenalkan sesuatu yang baru (introduce new changes).Menurut Miles, inovasi adalah macam-macam perubahan genus. Inovasi sebagai perubahan disengaja, baru, khusus untuk mencapai tujuan-tujuansystem, jadi perubahan ini dikehendaki dan direncanakan.

Maksud dari pembelajaran inovatif adalah proses pembelajaran yang diharapkan dapat muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positive yang diharapkan lebih baik.

Inovasi dapat menjadi positif atau negatif. Inovasi positif didefinisikan sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk memakai produk tersebut karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan hilang.

(23)

inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada kepentingan siswa.

c. Pembelajaran Kreatif (Creative Learning)

Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistic lainnya, dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru, dibentukmelalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan,dirancang untuk mesimulasikan imajinasi. kreatif memiliki makna bahwapembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas pesertadidik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Kreatifitas adalah sebagai kemampuan(berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk memberikangagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi kuantitas, ketergantungandan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

Pembelajaran ini merupakan proses yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan beberapa metodedan strategi yang variatif misalnya kerja kelompok, pemecahan problem dan sebagainya. Kirton membedakan ciri kepribadian kreatif kedalam dua gaya berfikir:

(24)

dilandasi oleh fakta dan informasi yang akurat dalam memecahkan atau mengatasi suatu masalah, dengan demikian kreativitas dalam pengertian kemampuan hanya mencakup dimensi kognitif.

Ciri-ciri kreativitas tersebut belum sepenuhnya menjadi tolak ukur seseorang dapat disebut kreatif. Ciri lain yang harus dikembangkan yaitu ciri afektif menyangkut sikap dan perasaan seseorang, antara lain motivasi untuk berbuat sesuatu.

d. Pembelajaran yang Efektif (Effective Learning)

Apapun strategi pembelajaran yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada diri peserta didik. Beberapa prosedur yang dapat dilakukan dalam melakukan proses pembelajaran efektif antara lain:

1) Melakukan Apersepsi

Apersepsi dilakukan untuk menjajagi pengetahuan dan memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorongnya untuk mengetahui hal-hal yang baru.

2) Eksplorasi

Eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk megenalkan bahan dan mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Kegiatan ini dapat ditempuh dengan:

a) Memperkenalkan materi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang baru dimiliki oleh peserta didik.

(25)

c) Menggunakan metode yang paling tepat dan variatif untuk meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi baru.

3) Konsolidasi Pembelajaran

Pembelajaran ini merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi dengan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

a) Mendorong peserta didik agar menerapkan konsep, pengertian dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. b) Mempraktikkan pembelajaran langsung dengan melibatkan peserta didik aktif agar dapat membangun kompetensi, sikap dan prilaku baru.

4) Pembentukan kompetensi, sikap dan prilaku

Pembentukan kompetensi, sikap dan prilaku peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Doronglah peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. b) Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangun kompetensi, sikap dan prilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari. c) Gunakan metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan

kompetensi, sikap dan prilaku peserta didik. 5) Penilaian

(26)

e. Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning).

Proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal. Disamping itu pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada gilirannya akan mendorong, motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya.

Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang di dalamnya terdapat interaksi yang kuat antara pendidik dan peserta didik dengan tanpa ada perasaan tertekan. Dengan kata lain pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik di

kelas, sehingga tidak ada beban bagi peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan ini, guru dituntut untuk mampu mendisain materi pembelajaran dengan baik serta mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran yang mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik dikelas, seperti simulasi, game, team quiz, role playing dan lain sebagainya.

(27)

yang di fasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang diantaranya dapat menggunakan model pembelajaran.

B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian

Dalam menyimpulkan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu dikemukakan pengertian pendidikan dari segi etimologi dan terminology. Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata

“didik” yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an sehingga pengertian

pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.

Kemudian ditinjau dari segi terminology, banyak batasan dan pandangan yang dikemukakan para ahli untuk merumuskan pengertian pendidikan, namun belum juga menemukan formulasi yang tepat dan mencakup semua aspek, walaupun begitu pendidikan berjalan terus tanpa menantikan keseragaman dalam arti pendidikan itu sendiri.

Diantaranya ada yang mengemukakan pengertian pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1.

Kata pendidikan berasal dari kata didik yang berarti menjaga, dan meningkatkan(Webster’s Third Digtionary), yang dapat didefinisikan sebagai berikut :

(28)

b. Memberikan pelatihan formal dan praktek yang di supervisi. c. Menyediakan informasi.

d. Meningkatkan dan memperbaiki.

Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam pengembangan kehidupan beragama dan sebagai salah satu sarana pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Selanjutnya H. Haidar Putra Daulay, mengemukakan bahwa Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama.

Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

Dari pengertian di atas terbentuknya kepribadian yakni pendidikan yang diarahkan pada terbentuknya kepribadian Muslim. kepribadian Muslim adalah pribadi yang ajaran Islam nya menjadi sebuah pandangan hidup, sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam.

(29)

Islam, agar kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

2. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam.

Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu. Dalam hubungannya dengan Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu merupakan pegangan untuk memperkokoh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an yang merupakan kitab suci bagi kita umat Islam yang tentunya terpelihara keaslian nya dari tangan-tangan yang tak bertanggung jawab dan tidak ada keraguan di dalamnya, sebagaimana Firman Allah Swt dalam

Al-Qur’an yaitu surat Al-Baqarah ayat 2.

Al-qur’an sebagai kitab suci telah dipelihara dan dijaga kemurniannya

oleh Allah Swt dari segala sesuatu yang dapat merusaknya sepanjang masa dari sejak diturunkannya sampai hari kiamat kelak, hal ini di terangkan dalam sebuah surat dalam Al-Qur’an yaitu surah Al-Hijr ayat 9.

Al-Hadits merupakan perkataan ataupun perbuatan Nabi Muhammad SAW yang memberikan gambaran tentang segala sesuatu hal, yang juga dijadikan dasar dan pedoman dalam Islam, dan sebagai umat Islam kita harus mentaati apa yang telah di sunnahkan Rasulullah dalam Hadistnya, hal ini di jelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 80.

Selain ayat di atas, terdapat juga hadits yang berkenaan dengan mentaati rasul, yang berarti juga menjalani segala sunnah-sunnahnya melalui Al-Hadist

Selain dari dua dasar yang paling utama tersebut, masih ada dasar yang lain dalam negara kita khususnya seperti yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 29 ayat 1 dan 2.

(30)

Dalam pasal ini kebebasan memeluk agama dan kebebasan beribadah menurut agama yang dianutnya bagi warga Indonesia telah mendapat jaminan dari pemerintah dan hal ini sejalan dengan Pendidikan Agama Islam dan hal-hal yang terdapat di dalamnya.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam.

Tujuan Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan agama Islam, karena tujuan agama adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan pola kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan. Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu harapan yang diinginkan oleh pendidik Islam itu sendiri.

Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut :

Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif.

(31)



































102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam9.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Zakiah Daradjad berpendapat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam bahwa :

Sebagai sebuah bidang studi di sekolah, pengajaran agama Islam mempunyai tiga fungsi, yaitu: pertama, menanamtumbuhkan rasa keimanan yang kuat, kedua, menanamkembangkan kebiasaan (habit vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia, dan ketiga, menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia.

Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan keluarga. b. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang

fungsional

c. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

d. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam, menjalankan ibadah dan berbuat baik.

(32)

Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di ingatkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat.

5. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :

a. Pengajaran keimanan

Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.

b. Pengajaran akhlak

Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.

c. Pengajaran ibadah

(33)

d. Pengajaran fiqih

Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pengajaran Al-Quran

Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.

f. Pengajaran sejarah Islam

Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang, yaitu guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai individu yang difasilitasi oleh guru atau pun lembaga pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Hasil dari interaksi antara guru dan siswa dalam rangka menyampaikan informasi ilmu pengetahuan menghasilkan suatu model pembelajaran, yang kemudian model ini terus berkembang sesuai kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan perkembangan jaman. Karenanya model pembelajaran dapat dipahami sebagai rangkaian usaha pembaharuan. Menurut R.S. Peters dalam bukunya the Philosophy of Education (Murtiningsih,2006:2).

(34)

kreatif. Hanya dalam situasi pendidikan yang dialogislah orang akan tetap dapat mengikuti perkembangan jaman.

C. Implementasi PAIKEM pada Mata Pelajaran PAI

Pembelajaran pendidikan agama Islam (khususnya Fiqih) dewasa ini masih tetap cenderung bersifat memaksakan bahan ajar, bukan pada pencapaian dan penguasaan kompetensi. Disamping itu metode pembelajaran yang diterapkan juga membosankan, dan juga dalam pembelajaran pendidikan agama Islam guru adalah sebagai pusat informasi, peserta didik hanya disuguhi ceramah sang guru tanpa memperhatikan peserta didik tersebut faham atau tidak, hal ini dikarenakan mengejar target bahan ajar selesai. Sehingga pendidikan agama Islam tidak bermakna bagi peserta didik dan tidak diterapkan pada kehidupan sehari-hari mereka.

Malik Fajar menyatakan bahwa “Proses belajar mengajar sampai sekarang ini lebih banyak hanya sekedar mengejar target pencapaian kurikulum yang telah ditentukan”.10

Nurcholis Madjid juga menyatakan bahwa pendidikan agama masih dianggap gagal dikarenakan oleh pembelajaran pendidikan agama Islam lebih menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada pemaknaannya.

Dengan melihat beberapa kelemahan dari pembelajaran pendidikan agama Islam diatas, maka dengan adanya strategi pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan) dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

Sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang mengerti akan agama Islam. Selain itu dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran PAIKEM pada pembelajaran Fiqih maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna karena strategi pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran

(35)

yang memberdayakan seluruh aspek yang dimiliki peserta didik (afektif, psikomotorik, kognitif), dengan peserta didik pun aktif dalam pembelajaran.

Dengan diterapkannya pembelajaran PAIKEM dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka tidak lagi menjadi pembelajaran yang membosankan, melainkan menjadi sebuah pembelajaran yang menyenangkan.

Adapun beberapa strategi pembelajaran PAIKEM yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PAI antara lain:

1. Everyone Is A Teacher Here (Setiap Murid Sebagai guru)

Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru dari kawan-kawannya.

Dengan strategi ini siswa yang selama ini tidak aktif akan terlibat dalam pembelajaran secara aktif.

2. Reading Aloud (Strategi Membaca Keras)

Strategi ini dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan dan menggugah diskusi. Reading aloud adalah sebuah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan cara guru memberikan bacaan kepada peserta didik dan setiap peserta didik membaca bagian teks yang berbeda-beda.

3. Role Play (Bermain Peran)

Unsur yang paling menonjol dalam role play (bermain peran) adalah unsur hubungan sosial. Dalam bermain peran, siswa dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu.

4. Snow Bowling (bola salju)

(36)

27

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Gambaran Objektif Tempat Penelitian

Sekolah Dasar Negeri Cijambu beralamat di jalan Cikiray No. 277 Desa Sukasari Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi berdiri pada tahun 1989 dan memiliki ijin operasional pada tahun 1990, pada tahun 2010 telah terakreditasi dengan tingkat perolehan nilai B dikarenakan kondisi pada saat itu belum adanya berbagai fasilitas yang tersedia sebagai perlengkapan pelaksanaan pembelajaran.

Berdiri diatas lahan seluas + 1.118 meter dengan kondisi tebing sungai yang apabila kita cermati kondisinya sangat mengkhawatirkan, namun bagaimanapun pendidikan haruslah tetap berjalan, hingga saat ini SD Negeri Cijambu telah menghasilkan banyak lulusan

Pada saat ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah Hj. Yati Sumiati, S.Pd dengan dilayani oleh 9 guru yang terdiri atas 7 orang guru PNS dan 3 orang guru honorer, dengan 1 orang Penjaga sekolah dan memiliki 224 orang peserta didik dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Berikut ini adalah data kepemimpinan yang ada di SD Negeri Cijambu sampai tahun 2010

No Nama Dari Tahun s.d Tahun

1. H. Endang, S.Ag 1990 - 2000 2. Enung Sumiati, S.Pd 2000 – 2006 3. Hj. Yati Sumiati, S.Pd 2006- sekarang

a. Visi SD Negeri Cijambu

Terwujudnya siswa yang “BERIMAN, BERAKHLAK MULIA DAN

BERILMU

(37)

- Mampu menampilkan perilaku berakhlakul karimah

- Unggul dalam berbagai bidang olah raga (Bola Volli, Sepak Bola, Atletik, Senam)

- Unggul dalam implementasi bidang keagamaan

- Unggul dalam bidang seni, dalam ciri khas seni tradisional - Unggul dalam hal kedisiplinan siswa dan ketertiban umum - Memiliki guru dan pegawai yang berkompeten

- Memiliki guru dan pegawai tetap dengan penghasilan yang layak - Menjadi prioritas pertama bagi masyarakat secara luas, untuk

menyekolahkan anaknya.

- Dapat memberi kepuasan kepada masyarakat dalam melakukan pelayanan terhadap peserta didik

b. Misi SD Negeri Cijambu

 Meningkatkan keimanan, ketaqwaan peserta didik melalui kegiatan keagamaan

 Membina akhlakul karimah melalui pembiasaan, penanaman kedisiplinan, keteladanan dan mandiri

 Menghasilkan lulusan yang kompeten dengan pengembangan potensi intelektual emosional dan spiritual peserta didik melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

c. Tujuan Sekolah

 Terselenggarakan pendidikan yang dapat mengembangkan dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, keterampilan, kepribadian dan ahlak mulia. Iman dan takwa minimal sesuai dengan standar kompetensi dan lulusan

(38)

 Terselenggaranya pendidikan yang dapat meningkatkan potensi peserta didik sesuai dengan kecerdasan bakat dan minatnya serta sesuai dengan kondisi sekolah itu sendiri.

 Terselenggaranya pendidikan yang dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik untuk kepentingan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan pada jenjang lebih lanjut.

d. Strategi SD Negeri Cijambu

- Melakukan komunikasi langsung dengan orang tua / wali siswa dalam setiap menerapkan suatu kebijakan yang baru melalui rapat dengar pendapat.

- Mulai melakukan seleksi akademis maupun non akademis untuk menjaring siswa yang berkualitas

- Meningkatkan prestasi akademis melalui bimbingan belajar untuk bidang studi yang soal ujiannya menjadi kewenangan pusat.

- Memberikan pelajaran tambahan untuk siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal

- Melakukan pembinaan kesehatan terhadap siswa dengan bersinergi dengan instansi terkaitdalam hal ini dinas kesehatan (PUSKESMAS).

e. Sarana Prasarana

Pada saat ini SDN Cijambu telah memiliki berbagai sarana prasarana sebagai alat pembelajaran, sebagai penunjang pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SDN Cijambu memiliki sebagian sarana pembelajaran diantaranya :

 40 Buah Al Qur’an

 20 Buah Buku Iqra

 4 Set Alat Peraga Huruf Hijaiyah

 4 Set Alat Peraga Tuntunan Shalat Berjamaah  10 Set Peralatan Praktek Shalat

(39)

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian diadakan mulai bulan Juni 2011 sampai dengan Bulan Desember 2011 dengan susunan jadwal sebagai berikut :

No Kegiatan

Bulan

Juli Agst Sept Okt Nop Des 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 Perencanaan 2 Observasi Awal 3 Pengolahan data

observasi

4 Pelaksanaan Penelitian

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Skripsi

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk mencapai tujuan. Cara kerja ini dapat dilakukan apabila dalam suatu penelitian data dapat terkumpul serta dapat tercapai maksud dan tujuan dari penelitian tersebut.

Senada dengan uraian di atas Winarno Surakhmad (1994 : 131), mengemukakan sebagai berikut :

“Metoda merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan

mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu, cara utama ini digunakan

setelah penyelidikan memperhitungkan kewajaran,ditinjau dari

penyelidikan dalam arti luas, hal yang biasanya perlu dijelaskan lebih

ekplisit dalam setiap penyelidikan”.1

(40)

Metode Penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Penelitian bagi penyusunan skripsi inir menggunakan metode deskriptif

yaitu metode yang menggambarkan keadaan sekolah yang tampak pada saat penelitian dilaksanakan.

Adapun ciri-ciri dari metode deskriptif adalah sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analisis). (Winarno Surakhmad, 2004 : 140)

Berdasarkan uraian di atas, penulis menggunakan metode deskriptif dengan tujuan agar memperoleh hasil dan kesimpulan yang jelas dari penelitian yang dilaksanakan. Masalah yang diteliti penulis merupakan masalah yang terjadi pada masa sekarang, sehingga penulis memilih metode penelitian deskriptif.

Untuk penerapan metode penelitian tersebut digunakan tiga macam studi, yakni:

1. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan, dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan yang sifatnya teoritis yang mempunyai relevansi dengan masalah yang teliti, serta untuk memberikan metode-metode bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

2. Studi Dokumenter

Studi dokumenter yaitu mengadakan penelitian terhadap dokumen-dokumen sekolah yang relevan dengan masalah yang diteliti,

3. Studi Lapangan

(41)

Berpijak dari pendapat di atas, serta setelah memperhitungkan segi kewajarannya, maka penulis mempergunakan metoda penelitian Deskriptif, yaitu suatu metoda yang mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa, gejala-gejala yang ada pada masa sekarang, sebagaimana dijelaskan oleh Winarno Surakhmad (1994 : 132), sebagai berikut :

“Metoda Deskriptif adalah suatu metoda yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikannya, kemudian

menganalisanya dan menginterpretasinya”.

Dengan melihat kutipan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa metoda Deskriptif memusatkan diri kepada pemecahan masalah yang terjadi atau berjalan pada masa sekarang.

Di dalam metodologi mendeskripsikan keadaan penelitian yang penulis akan laksanakan. Dan hasilnya dipergunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.

C. Populasi Dan Sampel

Agar penelitian ini terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan maka penulis menetapkan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Populasi

Pelaksanaan suatu penelitian tidak terlepas dari objek penelitian, hal ini merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menunjang keberhasilan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130), "Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian".

Populasi dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik Kelas IV di SD Negeri Cijambu

2. Sampel

(42)

Penarikan sampel perlu dilakukan mengingat ukuran populasi yang terlalu besar, sedangkan waktu, biaya dan kemampuan terbatas. Metode pengambilan kesimpulan yang ideal mempunyai sifat-silat sebagai berikut:

1) Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.

2) Dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpanan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh.

3) Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan

4) Dengan memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya seminimal mungkin.

Secara garis besar ada dua metode pengambilan sampel yaitu cara acak atau biasa disebut Random Sampling dan pengambilan sampel yang tidak acak atau telah ditentukan sebelumnya.

Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Guru dan Peserta didik kelas V di SDN Cijambu kecamatan Cisaat kabupaten Sukabumi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Langsung (Data Primer)

a. Observasi (pengamatan), yaitu dengan cara pengumpulan data dengan melakukan pencatatan secara cermat dan sistematis langsung dilokasi objek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan perusahaan.

b. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan personil yang mengetahui tentang objek yang sedang diteliti. c. Menggunakan quesioner, pertanyaan yang diajukan kepada bagian

(43)

2. Pengumpulan Data Secara Tidak Langsung (Data Sekunder)

Merupakan pengumpulan data kepustakaan yaitu untuk memperoleh data atau informasi yang bersifat ilmiah dan teoritis yang berkaitan dengan objek penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan sejumlah data dari responden. Pengambilan datanya dilakukan dengan memberikan angket kepada sampel yang telah ditetapkan, serta mencatat dokumentasi nilai rata-rata hasil ulangan Tes hasil belajar semester 1 – 2 tahun pelajaran 2011/2012.

Dalam pengolahan data ini, penulis menggunakan rumus perhitungan prosentase yang dituangkan dalam bentuk tabel.

Adapun langkah-langkah dalam perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Membuat tabel dengan kolom, alternatif jawaban, frekwensi jawaban, dan prosentase

2. Mencari frekwensi jawaban dengan jalan menjumlahkan tabulasinya dari setiap alternatif jawaban (F)

3. Mencari frekwensi keseluruhan dengan jalan menjumlahkan frekwensi-frekwensi dari setiap alternatif jawaban (N)

4. Mencari prosentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut : F

P = X 100 % N

Keterangan:

P = Prosentase

(44)

5. Mengadakan analisis dan penafsiran data yang telah diolah sebagai hasil jawaban responden.

Adapun pedoman yang digunakan untuk menafsirkan data tersebut adalah sebagai berikut :

100 % = Seluruhnya

76 % – 96 % = Sebagian besar

52 % – 72 % = Lebih dari setengahnya 50 % = Setengahnya

28 % – 48 % = Hampir setengahnya 4 % – 24 % = Sebagian kecil

(45)

35

A. Implementasi PAIKEM

Penelitian dilaksanakan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi, yang pada akhirnya didapat hasil informasi berupa data. Data-data yang diperoleh kemudian diolah dan diinterpretasikan secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan PAIKEM di SD Negeri Cijambu. Pendeskripsian hasil penelitian ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan kendala dan danpak dari pelaksanaan model PAIKEM.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka akan dipaparkan secara berurutan berdasarkan alur rumusan masalah penelitian.

PAIKEM digunakan sebagai model standar dalam kegiatan belajar mengajar, ini sesuai dengan program yang dicanangkan oleh DEPDIKNAS bahwa terdapat tiga komponen utama pendidikan, yaitu : (1) manajemen sekolah, (2) Peran serta Masyarakat, dan (3) Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran di SD Negeri Cijambu yang dirancang pun berbasis pada PAIKEM.

Berdasarkan wawancara dengan PKS (Pembantu Kepala Sekolah) urusan kurikulum, sistem perancangan pembelajaran dilakukan dengan dua tingkatan, yaitu perancangan pembelajaran tingkat sekolah dan perancangan tingkat guru.

(46)

1. Tahapan rapat kerja awal tahun.

Rapat kerja awal tahun ini dipimpin oleh kepala sekolah dibantu dengan PKS (Pembantu Kepala Sekolah) mengumpulkan seluruh guru untuk membicarakan program setahun kedepan berkaitan dengan peningkatan mutu proses belajar mengajar (PBM) di kelas berdasarkan PAIKEM, program yang akan dibicarakan :

a. Menganalisis standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Penganalisisan SK dan KD ini dilakukan bersama-sama, tujuannya adalah agar guru dalam menganalisis SK dan KD dan menurunkannya menjadi indikator belajar sesuai dengan kebutuhan siswa. Tujuan lain adalah dengan adanya perancangan SK dan KD secara bersama-sama terjadi sharing atau saling tukar pendapat mengenai indikator yang tepat, metode pembelajaran yang tepat, skenario yang tepat, penggunaan media yang tepat antar semua guru, tidak terbatas spesifikasi keilmuan.

b. Penempatan wali Kelas

Tujuan dengan adanya penempatan wali kelas supaya guru yang diberi tanggung jawab menjadi wali kelas bisa menciptakan suatu lingkungan belajar yang kondusif, menarik, dan menyenangkan untuk siswa-siswa di saat siswa sedang belajar di kelas. Aspek-aspek yang harus terdapat di kelas adalah :

1. Perangkat kelas, digunakan agar siswa mulai belajar berorganisasi dengan cara memilih ketua kelas beserta anggotanya, dan diketahui oleh wali kelas.

(47)

3. Tempat memajang hasil karya siswa, digunakan agar siswa merasa memiliki kelas itu dan menjadi tempat motivasi agar siswa selalu bersemangat untuk sekolah.

4. Perpustakaan kelas, digunakan agar siswa tetap rajin membaca apabila guru sedang berhalangan hadir dan digunakan sebagai referensi yang cepat dijangkau apabila KBM sedang berjalan.

Wali kelas ini bertujuan agar dapat mengetahui karakteristik pribadi siswa sehingga bisa menganalisis model pembelajaran apa yang digunakannya dan bisa menjadi orang tua siswa sewaktu siswa berada di sekolah.

c. Penempatan guru mengajar

Tujuan dengan adanya penempatan guru mengajar adalah agar guru yang diberi tanggung jawab untuk mengajar di suatu tingkatan kelas atau kelas tertentu dapat mempersiapkan dirinya dengan mencari informasi keadaan siswa yang akan diajarnya. Dengan mencari keadaan informasi siswa, guru diharapkan bisa dengan baik menganalisis gaya belajar yang tepat untuk kelas tersebut.

2. Rapat kerja guru satu tingkatan kelas.

(48)

3. Prestasi rapat kerja guru satu tingkatan kelas.

Setelah rapat kerja guru satu tingkatan kelas diadakan oleh guru-guru satu tingkat kelas, kemudian diadakan kembali rapat secara keseluruhan yang dihadiri oleh semua guru untuk prestasi hasil dari rapat kerja guru satu tingkat kelas. Setiap perwakilan guru dari setiap tingkatan mempresentasikan apa indikator yang ingin dicapai siswa pada tingkat tersebut dan model pembelajaran apa yang akan digunakan. Rapat ini dipimpin oleh kepala sekolah dan PKS urusan kurikulum. Tujuan dari rapat ini, agar kepala sekolah dan PKS urusan kurikulum mengetahui dan menyetujui apa yang akan dilakukan guru pada saat KBM.

Tahapan proses perencanaan pembelajaran di tingkat sekolah dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Bagan IV.1 Tahapan Proses Pembelajaran

1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah, secara umum pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Cijambu ini terbagi ke dalam dua model utama, yaitu penggunaan model tematik yang digunakan kelas 1 sampai kelas 3 dan penggunaan model CTL yang digunakan kelas 4 sampai kelas 6, khusus untuk kelas 6 yang akan menghadapi Ujian Akhir Sekolah menggunakan model tambahan, yaitu model Drill (latihan). Penggunaan model-model tersebut dinilai paling tepat untuk kebutuhan dan daya nalar

Rapat kerja Awal tahun

Rapat kerja guru satu tingkat kelas

Presentasi

Disetujui

(49)

siswa. Penggunaan model tematik pada kelas 1 sampai kelas 3 diharapkan agar dapat membangun minat belajar siswa, sedangkan penggunaan model CTL pada kelas 4 sampai kelas 6 diharapkan agar siswa dapat merancang opini-opini dari siswa.

1) Model Drill (latihan)

Model drill digunakan khusus untuk kelas VI untuk mempersiapkan ujian akhir. Model drill ini digunakan dalam setiap mata pelajaran dan dilakukan di akhri untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pemahaman siswa dalam materi yang baru di dapatnya.

Penguasaan mata pelajaran wajib dikuasai oleh siswa dengan berbagai cara, apakah itu dengan menemukan sendiri, dengan bertanya, dengan diskusi atau yang lainnya. Untuk lebih memantapkan ilmu yang sudah di dapat, maka perlu diadakannya latihan yang dilakukan secara kontinue. Tujuan dari latihan adalah agar siswa memiliki keterampilan secara nyata dari apa yang telah dipelajarinya. Aspek-aspek yang dikembangkan dari model drill/latihan ini adalah :

a) Siswa memiliki keterampilan m

Gambar

Tabel IV.7  Pelaksanaan Model Drill Kelas 6
Tabel 4.6
Tabel 4.8 Siswa menyenangi pelajaran PAI
Tabel 4.10
+5

Referensi

Dokumen terkait

Data di lapangan akan dituangkan dalam bab III yaitu memaparkan tentang implementasi guru kreatif dan berkarakter melalui PAIKEM yang meliputi sub bab sebagai

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung pada mata pelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam aktivitas

Dari observasi yang dilakukan pada tindakan kelas putaran I ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM yaitu guru sebagai

Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap berpikir kritis dan

Kendala yang dialami guru-guru PKn di SMP Negeri sekecamatan Sidoharjo kabupaten Sragen dalam menerapkan strategi pembelajaran aktif pada dasarnya hampir mempunyai kendala

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uruikan di atas, maka dapat merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Inovatif

Demikian pelaksanaan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di kelas X-5 SMA Negeri 2 Batu

Dimaksudkan agar guru dapat menciptakan kegiatan belajar yang bervariasi dan beragam dengan membuat alat bantu belajar yang sederhana dan sesuai dengan harapan siswa sehingga