• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.4 Hasil Pemeriksaan Darah Rutin

Pemeriksaan darah rutin meliputi sel darah putih, sel darah merah, hemoglobin, hematokrit, trombosit, limfosit, monosit dan neutrofil. Dari variabel-variabel pemeriksaan darah rutin pada relawan diperoleh hasil bahwa rata-rata nilai yang didapat adalah masuk dalam rentang normal. Hasil pemeriksaan darah rutin dapat dilihat pada lampiran 11.

.5.1.5 Hasil Pemeriksaan IgG dan IgA

Pada pemeriksaan relawan yaitu pada saat sebelum menghafal Al-Qur’an

kadar Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin A (IgA) berada pada rentang normal. Kemudian kadar Imunoglobulin G (IgG) sesudah menghafal Al-Qur’an rata-rata mengalami peningkatan sedangkan untuk Imunoglobulin A (IgA) mengalami penurunan. Akan tetapi ada beberapa yang tidak mengalami peningkatan atau pun penurunan tetapi konstan.

68

Untuk Imunoglobulin G (IgG) hanya ada satu relawan yang tidak mengalami perubahan, sedangkan untuk Imnoglobulin A (IgA) ada 6 orang yang tidak mengalami perubahan. Hasil pemeriksaan IgG dan IgA dapat dilihat pada lampiran 12.

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui adanya perubahan konsentrasi Imunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin A (IgA) yang merupakan respon ketahanan tubuh imunologi pada qori penghafal Al-Qur’an di Yayasan Baitul

Qur’an Indonesia. Selain itu dilakukan juga pengukuran volume pernapasan untuk

mengetahui ada tidaknya penyakit pernapasan seperti obstruktif yang mempengaruhi kemampuan ekspirasi dan restriktif yang mempengaruhi kemampuan inspirasi. Dimana penelitian ini berdasarkan dengan adanya pemahaman dikotomi di sekelompok orang yang mempertentangkan agama dan ilmu pengetahuan. Kebenaran agama dipandang sebagai suatu hal yang mustahil dapat dibuktikan secara ilmiah. Meskipun diakui bahwa tidak semua ajaran agama dapat dibuktikan secara ilmiah.

Pada penelitian ini menggunakan relawan laki-laki yang berumur 18-25 tahun untuk menghindari faktor hormonal yang lebih kompleks. Selain itu relawan harus sehat jasmani dan rohani karena faktor ini dapat mempengaruhi pada hasil pengukuran yang yang akan dilakukan.

Pencapaian tingkat homogenitas penelitian ini ditempuh dengan cara mengendalikan beberapa faktor yang mempengaruhi sistem ketahanan tubuh imunologi. Faktor lingkungan dikendalikan dengan cara memilih relawan dari

69

berada pada lingkungan / tempat tinggal, pola makan, pola tidur yang relatif sama. Faktor psikis, agar relawan nyaman dalam melakukan hafalan Al-Qur’an-nya, maka diberi kebebasan untuk memilih tempat yang nyaman untuk melakukan hafalan. Selain itu setiap pagi dan malam hari dilakukan kegiatan menghafal

Al-Qur’an secara bersama-sama. Faktor kondisi sehat diupayakan dengan

pemeriksaan fisik secara laboratorik.

Pada pengukuran volume paru yang diukur adalah FVC (Kapasitas Vital Paksa) dan FEV 1 (Volume Ekspirasi Paksa) dan sebelum pengukuran perlu dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan relawan agar hasil yang didapatkan lebih akurat. Pengukuran volume dan kapasitas paru merupakan pengukuran anatomis yang dipengaruhi oleh latihan fisik dan penyakit. Jadi dengan pengukuran ini dapat diketahui ada atau tidak kelainan pada sistem pernapasannya baik restriktif maupun obstruktif.

Pada hasil pengukuran spirometer, akan diperoleh beberapa hasil : 1.Normal

2.Restriksi (kelainan pengembangan paru) = % FVC < 80% 3.Obstruksi (kelainan karena sumbatan) = % FEV <70%

4.Campuran (Restriksi dan Obstruksi) = %FVC < 80% dan %FEV <70% Ada atau tidaknya Restriksi dan Obstruksi dilihat dari perhitungan persentasenya.

FVC Meass X 100%= > 80% Atau FEV1 Meass X 100% = > 70%

FVC Pred FEV1 Pred

Dari hasil pengukuran %FVC dan % FEV 1 relawan baik pada Qori

penghafal Al-Qur’an maupun pembanding rata-rata tidak mengalami gangguan baik

70

walaupun tidak terlalu jauh dari rentang normal. Hal ini mungkin disebabkan bukan karena adanya gangguan paru pada relawan tapi terjadi pada saat menarik napas ke katup spirometer tidak maksimal sehingga pengembangan parunya tidak maksimal dan berpengaruh terhadap %FVC.

Untuk data laboratorik relawan, yang diperiksa adalah meliputi leukosit, eritrosit, hemoglobin, hematokrit, limfosit, monosit dan neutrofil. Berdasarkan hasil laboratorik dari beberapa variabel diketahui bahwa relawan baik Qori penghafal Al-Qur’an maupun pembanding dinyatakan normal. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode one sample T-test yang prinsipnya menguji suatu nilai tertentu (variabel tes darah rutin) yang telah diketahui dibandingkan dengan sampel. Beberapa variabel yang diperoleh dinyatakan normal karena hasil dari rata-rata masing-masing sampel berada pada kisaran antara standar normal (lihat tabel hasil pemeriksaan darah rutin). Ada beberapa variabel yang nilai signifikansinya (P) dibawah 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara nilai normal dengan sampel. Variabel-variabel itu antara lain adalah eritrosit, hematokrit, limfosit, monosit dan neutrofil. Dimana variabel yang berpengaruh terhadap sistem imun dalam tubuh adalah limfosit dan neutrofil yang keduanya merupakan bagian dari sel darah putih. Limfosit berperan penting dalam mekanisme pertahanan dan imunitas terhadap benda asing yang akan berkembag dan berfungsi sebagai sel penghasil antibodi. Sedangkan neutrofil mempunyai kemampuan untuk melakukan fagositosis ( memakan atau menelan benda atau sel asing). (Mohammad Sadikin, 2001). Oleh karena itu jika limfosit dan neutofil ini produksinya meningkat (masih dalam rentang normal) maka sistem imun dalam tubuh akan menjadi meningkat. Hal ini

71

dapat dilihat dari hasil pengolahan one sample T-Test bahwa terdapat perbedaan bermakna antara nilai normal dengan sampel (P<0,05).

Untuk pemeriksaan imunoglobulin yang digunakan adalah serum. Serum berbeda dengan plasma. Serum diperoleh dengan membiarkan proses penggumpalan terjadi, sedangkan plasma diperoleh dengan mencegah proses penggumpalan dengan menambahkan antikoagulan. Serum tidak mengandung fibrinogen karena protein sudah berubah menjadi jaring fibrin bersamaan dengan proses penggumpalan. Sebaliknya, di dalam plasma masih tetap terdapat fibrinogen yang tidak dapat berubah menjadi fibrin karena adanya antikoagulan yang ditambahkan. Adapun Imunoglobulin yang diukur adalah Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin A (IgA), sedangkan Imunoglobulin yang lain tidak dilakukan karena Imunoglobulin yang dapat melakukan aktivitas sebagai antibodi yang spesifik adalah IgG dan IgA. (Karnen Garna, 2004)

Untuk mengetahui perubahan konsentrasi Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin A (IgA) pada Qori Penghafal Al-Qur’an secara kuantitatif pada

penelitian ini digunakan metode Radial Immunodiffusion (RID). Dimana prinsip RID ini adalah terjadi kompleks antara antigen-antibodi dengan terjadinya presipitasi yang membentuk sebuah cincin / ring. (Karnen Garna, 2004)

Pada kondisi yang tepat, antigen-antibodi kompleks akan terbentuk dan membentuk sebuah cincin presipitin. Ukuran cincin akan meningkat sampai tercapai kesetimbangan antara pembentukan dan pemecahan kompleks. Kemudian diameter ring yang diperoleh dibaca satu per satu dengan menggunakan penggaris RID plate di bawah fewer dan dilihat hasilnya pada referensi tabel yang sudah ada untuk mendapatkan konsentrasinya. Jika tidak terbentuk ring / cincin maka

72

pada well disuntikkan kembali dengan sampel serum dan kemudian diinkubasi kembali. Sebaliknya jika cincin yang terbentuk lebih dari dua maka diameter cincin yang diluar yang diukur.

Hasil yang diperoleh bervariasi. Ada beberapa qori yang mengalami perubahan dan ada beberapa yang tidak berubah pada sistem ketahanan tubuh imunologi. Dalam hal ini yang dimaksud adalah perubahan konsentrasi Imunoglobulin G (IgG) dan Imunoglobulin A (IgA). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah berhubungan dengan niat atau keikhlasan. Dimana hakikat niat adalah pengkaitan tujuan dengan hal yang dituju. Niat adalah tujuan sesuatu yang disertai dengan pelaksanaanya. Karena hal yang penting dalam ibadah adalah niat dan kesucian niat itu. Sebab hubungan niat dengan ibadah seperti hubungan jiwa dengan raga. Bentuk fisik ibadah adalah berasal dari aspek diri dan raganya. Sedangkan niat adalah ruh ibadah yang berasal dari aspek batin dan hati (Yusuf Qotdhowi, 1998). Selain itu dapat juga disebabkan oleh pengaruh stress pada relawan sehingga dapat mempengaruhi hasil pengukuran.

Hasil pengukuran IgG dan IgA pada qori penghafal Al-Qur’an sebelum

dan sesudah menghafal Al-Qur’an diolah datanya dengan menggunakan metode

Paired Sampel T-Test. Metode ini dilakukan terhadap dua sampel berpasangan (paired). Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama, namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda . (Singgih Santoso, 2006)

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16 dapat dilihat rata-rata (mean) IgG & IgA sebelum dan sesudah menghafal Al-Qur’an diperoleh

73

1845,3333 mg/L. Hal ini berarti ada perbedaan antara IgA sebelum dan sesudah sebesar 286,667 mg/L. Sedangkan untuk konsentrasi IgG rata-rata sebelum 10543 mg/L dan rata-rata sesudah 13120 mg/L yang berarti terdapat selisih sebesar 2577 mg/L.

Dilihat pula korelasi antara kedua variabel baik sebelum maupun sesudah menghafal Al-Qur’an. Untuk variabel sebelum dan sesudah konsentrasi IgA

menghasilkan angka korelasi 0,881 (korelasi tinggi) dengan nilai signifikansi (P) jauh dibawah 0,05 (0,000), sedangkan konsentrasi IgG sebelum dan sesudah menghasilkan angka korelasi 0,645 (korelasi sedang) dengan nilai signifikansinya 0,009. Hal ini menyatakan bahwa korelasi baik IgA maupun IgG antara sebelum

dan sesudah menghafal Al-Qur’an adalah sangat erat dan benar-benar

berhubungan secara nyata.

Berdasarkan perbandingan antara df (lampiran XIV) dengan taraf signifikansi yang dipakai (99%) diperoleh hasil t tabel sebesar 2,624 (Daftar tabel VII). Sehingga dapat dilihat bahwa t hitung IgA (3,233) > t tabel (2.624) dan t hitung IgG (5.025) > dari t tabel (2,624). Hal ini berarti HO ditolak yang berarti baik antara IgA maupun IgG sebelum dan sesudah menghafal Al-Qur’an adalah

berbeda. Dimana untuk penarikan kesimpulan perlu dilihat pula nilai signifikansinya (P) yaitu untuk IgA signifikansinya 0,006 dan untuk IgG signifikansinya jauh dibawah 0,05 (0,000) yang berarti HO pun juga ditolak. Jadi antara hasil t hitung dan nilai signifikansinya adalah sama-sama HO ditolak yang berarti terdapat perbedaan bermakna antar sebelum dan sesudah menghafal

74 BAB VI

Dokumen terkait