• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4 Darah .1 Pengertian .1 Pengertian

2.4.2 Macam - Macam Sel Darah

Apabila setetes darah diletakkan di atas kaca objek yang bersih dan kering kemudian dibuat sediaan hapus dan diwarnai dengan pewarnaan May Greenwald Giemsa (MGG), secara garis besar akan tampak sel-sel yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar :

1. Sel darah merah atau eritrosit

Sel darah merah atau eritrosit adalah sel terbanyak di dalam darah. Sel ini mempunyai bentuk sel yang bulat, tidak berinti dan berwarna merah kebiruan

34

homogen. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna merah, yaitu hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah. Konsentrasi sel darah merah perlu diketahui untuk mengetahui nilai fisiologi tubuh. Cara yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi sel darah merah ada tiga. Pertama menyatakan dalam kosentrasi hemoglobin, kedua sebagai jumlah sel darah merah dalam suatu volume tertentu. Dan yang ketiga dalam hematokrit (Mohamad Sadikin, 2002)

Jumlah sel darah merah kira-kira 5 juta /mm2 darah pada rata-rata orang dewasa dan berumur 120 hari. Keseimbangan yang tetap dipertahankan antara kehilangan dan pergantian sel darah setiap hari. Pembentukan sel darah merah dirangsang oleh hormon glikoprotein, eritropoetin yang dianggap berasal dari ginjal. Pembentukan eritropoetin dipengaruhi oleh hipoksia jaringan yang dipengaruhi oleh faktor seperti perubahan O2 atmosfir, berkurangnya kadar O2 darah arteri dan berkurangnya konsentrasi hemoglobin. Perubahan massa sel darah merah menimbulkan dua keadaan yang berbeda. Jika jumlah sel darah merah berkurang maka timbul anemia. Sebaliknya, keadaan dimana sel darah merah terlalu banyak disebut polisitemia yang menyebabkan peningkatan viskositas dan volume darah. ( Sylvia dan Loraine, 1995).

2. Sel darah putih atau leukosit

Sel darah putih adalah sel lain yang terdapat dalam darah, Sel darah putih umumnya berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing yang selalu dipandanag mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu. Jumlah leukosit di dalam darah

35

tidaklah sebanyak sel darah merah yaitu berkisar antar 0,1-0,2% dari jumlah sel darah merah. (Mohamad Sadikin, 2001)

Jumlah normal leukosit mempunyai rentang cukup luas yaitu antara 5.103 -104 /ml. Keragaman jumlah yang sampai 100% dapat dimaklumi karena itu jumlah leukosit tersebut berubah-ubah dari saat ke saat sesuai dengan jumlah benda asing yang dihadapi dari saat ke saat. Bila keseluruhan leukosit lebih dari 104 ini berarti individu berada dalam keadaan radang. (Mohamad Sadikin, 2001)

Ada 5 jenis leukosit yang kemudian menurut bentuk inti masing-masing kemudian dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

a. Leukosit dengan inti terpecah (sel PMN) atau granulosit

Leukosit ini terdiri dari 3 macam yaitu : (Mohamad Sadikin, 2001) a) Netrofil : mempunyai kemampuan untuk melakukan fagositosis

yaitu menelan dan memakan benda atau sel asing dengan menjulurkan sitoplasmanya yang mampu melakukan gerak amuboid mengelilingi benda tersebut. Gangguan apapun terhadap netrofil baik yang bersifat bawaan atau genetik maupun karena

pengaruh lingkungan akan menyebabkan individu yang

bersangkutan amat mudah mengalami infeksi.

b) Eosinofil : Juga mempunyai kemampuan untuk melakukan

fagositosis. Berbeda dengan sel-sel netrofil , sel eosinofil mampu membunuh parasit termasuk parasit besar seperti cacing. Dapat dikatakan bahwa sel eosinofil merupakan alat pertahanan terhadap infeksi cacing.

36

c) Basofil : Membawa heparin, faktor-faktor pengaktifan histamin dan platelet pada granula-granulanya untuk menimbulkan peradangan pada jaringan. Fungsi yang sebenarnya tidak diketahui dengan pasti. Kadar basofil meningkat (basofilia) ditemukan pada gangguan mieloproliferatif yaitu gangguan proliferatif dari sel-sel pembentuk darah.

b. Leukosit dengan inti bulat (Leukosit Mononukleus)

Leukosit ini mempunyai inti yang utuh, tidak terpecah-pecah menjadi beberapa segmen. Sebenarnya inti sel leukosit ini tidak selalu bulat sempurna akan tetapi selalu utuh dan tidak terbagi-bagi. Leukosit ini terdiri dari 2 macam yaitu : (Mohamad Sadikin, 2001)

a) Limfosit : Leukosit mononukleus dengan sitoplasma dan inti kecil.

Sel limfosit mempunyai ukuran lebih kecil, hampir sama dengan sel darah merah. Limfosit adalah leukosit terbanyak di dalam darah setelah leukosit neutrofil. Berbeda dengan sel-sel granulosit, limfosit tidak dapat melakukan fagositosis. Akan tetapi sel-sel limfosit ini mempunyai peranan sangat penting dalam mekanisme pertahanan atau imunitas spesifik terhadap benda asing. Bila limfosit bertemu dengan benda asing, ia akan berkembang dan mitosis menjadi sel plasma (plasmosit) yang berfungsi sebagai sel penghasil antibodi.

b) Monosit : sel-sel mononukleus yang mempunyai sitoplasma yang banyak dan inti besar.

37

Kelainan-kelainan yang terjadi pada sel darah putih dapat mengenai setiap lapisan sel atau semua lapisan sel dan umumnya berkaitan dengan pembentukan atau penghancuran diri, antara lain : ( Sylvia dan Loraine, 1995).

a. Leukositosis menyatakan peningkatan leukosit yang umumnya

melebihi 10.000/mm2.

b. Netrofilia menyatakan peningkatan netrofil

c. Leukopenia menyatakan jumlah leukosit yang menurun

d. Agranulositosis menyatakan keadaan yang sangat serius ditandai dengan jumlah leukosit yang sangat rendah dan tidak adanya netrofil. 3. Keping darah atau trombosit atau platelet

Trombosit merupakan pecahan-pecahan sel yang berasal dari sel-sel awal yang besar di dalam sumsum tulang. Umur trombosit setelah terpecah dari sel asalnya dan masuk darah ialah antara 8 sampai 14 hari. Konsentrasi trombosit di dalam darah ialah antara 105 sampai 5 x 106 / ml darah. Perubahan dalam jumlah trombosit umumnya ialah penurunan oleh karena sering terjadi pada berbagai penyakit dan keadaan patologi tertentu. Penurunan jumlah trombosit ini dihubungkan dengan fungsinya. (Ivan.M roitt, 2002)

Peranan trombosit yang banyak diketahui adalah homeostasis melalui pembentukan agregasi pada dinding vaskuler yang rusak. Jumlah trombosit yang turun akan ditandai dengan perdarahan. Selain homeostasis, trombosit mempunyai peranan modulasi respon inflamasi, sitotoksik sel efektor dan penyembuhan jaringan. (Ivan.M roitt, 2002)

38

Tabel II. Cara Pemeriksaan Darah (Sylvia dan Loraine, 1995)

Pengukuran Penjelasan

Hitung sel darah merah Jumlah sel darah merah dalam 1mm3 darah

Konsentrasi hemoglobin Jumlah hemoglobin dalam volume darah tertentu Hematokrit Persentase darah yang dibentuk oleh sel darah merah Volume eritrosit rata-rata (MCV) Volume masing-masing sel darah merah

MCV = Hematokrit, vol % x 10 Jumlah eritrosit, juta/mm3

Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (MCHC) Perbandingan setiap eritrosit yang ditempati oleh hemoglobin MCHC = Hemoglobin, g/100ml x 100

Hematokrit, vol %

Hemoglobin eritrosit rata-rata MCH) Jumlah persen hemoglobin dalam setiap eritrosit MCH = Hemoglobin, g/100ml x 10

Jumlah eritrosit, juta/mm3

Hitung leukosit Jumlah leukosit dalam 1mm3 darah

Hitung jenis Persentase dari berbagai jenis leukosit yang tampak pada pemeriksaan sediaan darah perifer

Hitung trombosit Jumlah trombosit dalam 1mm3 darah

Hitung retikulosit Presentase eritrosit tak berinti yang mengandung sisa DNA

Tabel III. Nilai Sel Darah Normal (Sylvia dan Loraine, 1995)

Pengukuran Pria Wanita

Hitung eritrosit juta sel/mm3 * 4,7-6,1 4,2-5,2

Hemoglobin, g/100ml 13,4-17,6 12,0-15,4

Hematokrit, % 42-53 38-46

MCV, µm3 /eritrosit 81-96

MCHC, g/100ml eritrosit 30-36

39

Jumlah leukosit total, sel/mm3 * 4000-10.000

-PMN, % -Eosinofil, % -Basofil, % -Neutrofil, % 38-70 1-5 0-2 40-60 Monosit, % 1-8 Limfosit, % 15-45 Trombosit, sel/mm3 150.000-400.000 Hitung retikulosit 1-2

Dokumen terkait