• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan .1 Hasil homogenitas sediaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan .1 Hasil homogenitas sediaan

Hasil pemeriksaan homogenitas menunjukkan bahwa sediaan lipstik yang dibuat mempunyai susunan yang homogen. Hal ini ditandai dengan tidak adanya butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 5.

47 4.4.2 Hasil titik lebur lipstik

Hasil pemeriksaan titik lebur lipstik menunjukkan bahwa seluruh sediaan lipstik dengan menggunakan pewarna ekstrak kulit buah markisa ungu melebur pada suhu 56 - 570 C. Dari hasil pemeriksaan titik lebur terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah markisa ungu yang digunakan semakin rendah titik leburnya, ini disebabkan karena basis lipstik yang digunakan semakin sedikit sehingga mempengaruhi titik lebur sediaan. Lipstik yang baik memiliki titik lebur diantara 55 – 750C (Ditjen, POM., 1985). Hal ini menunjukkan bahwa sediaan lipstik yang dibuat memiliki titik lebur yang baik. Data pemeriksaan titik lebur dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Data pemeriksaan titik lebur sediaan lipstik kulit buah markisa ungu

Sediaan Suhu ( 0 C) Suhu rata-rata (0C) I II III 1 60 59 59 59 2 57 58 57 57 3 57 57 57 57 4 57 57 56 57 5 56 57 56 56

Keterangan : 1 = sediaan lipstik tanpa ekstrak kulit buah markisa ungu. 2, 3, 4 dan 5 = sediaan lipstik ekstrak kulit buah markisa ungu dengan konsentrasi berturut-turut 25%, 30%, 35% dan 40%.

4.4.3 Hasil kekuatan lipstik

Hasil pemeriksaan kekuatan lipstik menunjukkan adanya perbedaan kemampuan sediaan lipstik menahan beban. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan konsentrasi ekstrak kulit buah markisa ungu yang digunakan, semakin

tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah markisa ungu dalam sediaan lipstik, maka semakin sedikit dasar lipstik yang digunakan. Hal ini menyebabkan lipstik dengan ekstrak kulit buah markisa ungu 40% lebih mudah patah dibandingkan dengan sediaan lipstik yang menggunakan ekstrak kulit buah markisa ungu dengan konsentrasi yang lebih rendah.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kekuatan lipstik diketahui bahwa sediaan lipstik patah pada penambahan beban 76,06 – 96,06 g. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memilliki kekuatan yang baik. Kesimpulan ini diambil berdasarkan perbandingan antara berat beban yang digunakan pada sediaan lipstik yang menggunakan ekstrak kulit buah markisa ungu dengan berat beban yang digunakan pada sediaan lipstik yang beredar dipasaran yang patah pada penambahan beban 86,06 g. Hasil pemeriksaan kekuatan lipstik dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4 Data pemeriksaan kekuatan sediaan lipstik kulit buah markisa ungu

Sediaan Penambahan

berat (g)

Berat alat (g) Penambahan berat (g) + alat Pembanding 80 6,06 86,06 1 110 6,06 116,06 2 90 6,06 96,06 3 80 6,06 86,06 4 80 6,06 86,06 5 70 6,06 76,06

Keterangan : 1 = sediaan lipstik tanpa ekstrak kulit buah markisa ungu. 2, 3, 4 dan 5 = sediaan lipstik ekstrak kulit buah markisa ungu dengan konsentrasi berturut-turut 25%, 30%, 35% dan 40%.

4.4.4 Hasil stabilitas sediaan

49

dibuat tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 90 hari pengamatan. Parameter yang digunakan dalam uji kestabilan fisik meliputi perubahan bentuk, warna dan bau sediaan.

Dari penyimpanan suhu kamar. Bau sediaan tetap stabil dalam penyimpanan selama 90 hari hasil pengamatan bentuk dan warna, didapatkan hasil bahwa seluruh sediaan lipstik yang dibuat memiliki bentuk dan warna yang baik, yaitu tidak keluar minyak dan tidak meleleh pada pengamatan pada suhu kamar adalah bau khas dari parfum strawberry. Hasil uji stabilitas fisik dapat dilhat pada Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Data pengamatan perubahan bentuk, warna dan bau sediaan lipstik kulit buah markisa ungu.

Pengamatan Sediaan Lama pengamtan (hari)

1 15 30 45 60 75 90 Bentuk 1 b b b b b b b 2 b b b b b b b 3 b b b b b b b 4 b b b b b b b 5 b b b b b b b Warna 1 p p p p p p p 2 c c c c c c c 3 c c c c c c c 4 ckm ckm ckm ckm ckm ckm ckm 5 ckm ckm ckm ckm ckm ckm ckm Bau 1 bk bk bk bk bk bk bk 2 bk bk bk bk bk bk bk 3 bk bk bk bk bk bk bk 4 bk bk bk bk bk bk bk 5 bk bk bk bk bk bk bk

Keterangan : 1 = sediaan lipstik tanpa ekstrak kulit buah markisa ungu. 2, 3, 4 dan 5 = sediaan lipstik ekstrak kulit buah markisa ungu dengan konsentrasi berturut-turut 25%, 30%, 35% dan 40%.

b = baik, p = putih, c = coklat, ckm = coklat kemerahan, bk = bau khas.

4.4.5 Hasil pemeriksaan pH

Hasil pemeriksaan pH menunjukkan bahwa sediaan tanpa pewarna ekstrak kulit buah markisa ungu memiliki pH 6,3 sedangkan sediaan yang dibuat dengan menggunakan pewarna ekstrak kulit buah markisa ungu dengan konsentrasi 25% adalah 4,03, konsentrasi 30% adalah 3,97, konsentrasi 35% adalah 3,86 dan konsentrasi 40% adalah 3,8. Hasil pemeriksaan pH sediaan dapat di lihat pada Tabel 4.6. Perbedaan pH sediaan disebabkan oleh perbedaan konsentrasi pewarna ekstrak kulit buah markisa ungu yang digunakan karena ekstrak kulit buah markisa ungu mempunyai pH asam yaitu 3,5. Konsentrasi ekstrak kulit buah markisa ungu yang digunakan semakin tinggi, maka semakin rendah pH sediaan lipstiknya. Sediaan lipstik yang dihasilkan mempunyai pH mendekati pH fisiologis kulit bibir yaitu ± 4, dengan demikian formula tersebut dapat digunakan untuk sediaan lipstik (Balsam dan Sagarin, 1972).

Tabel 4.6 Data pemeriksaan pH sediaan lipstik kulit buah markisa ungu

Sediaan Pengukuran pH pH rata-rata

I II III 1 6,4 6,3 6,3 6,3 2 4,1 4 4 4,03 3 4 3,9 4 3,97 4 3,9 3,8 3,9 3,89 5 3,8 3,8 3,8 3,8

51

Keterangan : 1 = sediaan lipstik tanpa ekstrak kulit buah markisa ungu. 2, 3, 4 dan 5 = sediaan lipstik ekstrak kulit buah markisa ungu dengan konsentrasi berturut-turut 25%, 30%, 35% dan 40%.

4.4.6 Hasil uji oles

Sediaan lipstik dikatakan mempunyai daya oles yang baik jika sediaan memberikan warna yang merata dan homogen pada saat dioleskan pada kulit punggung tangan. Berdasarkan uji oles diperoleh hasil bahwa sediaan yang memiliki daya oles yang sangat baik adalah sediaan 4 dan 5 yaitu lipstik dengan konsentrasi ekstrak kulit buah markisa ungu 35 dan 40%, hal ini ditandai dengan 3 kali pengolesan sediaan telah memberikan warna yang merata dan homogen saat dioleskan pada kulit punggung tangan. Sediaan 2 dan 3 dengan konsentrasi ekstrak kulit buah markisa ungu 25 dan 30% memberikan warna setelah 5 kali pengolesan, karena warna sediaan sulit keluar pada saat dioleskan, sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan 2 dan 3 dengan konsentrasi ekstrak kulit buah markisa ungu 25 dan 30% memiliki daya oles yang kurang baik dibandingkan sediaan 4 dan 5 dengan konsentrasi ekstrak kulit buah markisa ungu 35 dan 40%. Perbedaan warna yang dihasilkan pada pengolesan lipstik disebabkan karena perbedaan ekstrak kulit buah markisa ungu yang digunakan, semakin besar pewarna yang digunakan maka akan semakin mudah dalam pengolesan lipstik. Hasil uji oles dapat dilihat pada lampiran 7.

4.5 Hasil Uji Iritasi dan Uji Kesukaan (Hedonic Test)

Dokumen terkait