• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman

2.3.2 Kosmetika dekoratif

Tujuan awal penggunaan kosmetik adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terlihat sehingga tampak lebih menarik dan sekaligus juga menutupi kekurangan (cacat) yang ada (Wasiaatmadja, 1997).

Tranggono dan Latifah (2007) membagi kosmetik dekoratif dalam dua golongan besar, yaitu :

1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eye shadow

dan lain-lain.

2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu yang lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut dan preparat penghilang rambut.

Persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain: - Warna yang menarik

- Bau yang harum menyenangkan - Tidak lengket

- Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau

- Tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku dan lainnya. 2.4 Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan lokasi tubuh (Wasitaatmadja, 1997).

Kulit merupakan ”selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki

fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar (Tranggono dan Latifah, 2007).

13 1. Lapisan epidermis atau kutikel

Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum (lapisan kulit yang paling luar), stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basalis.

2. Lapisan dermis

Lapisan dermis jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terbentuk oleh jaringan elastik dan fibrosa padat dengan elemen selular, kelenjar dan rambut sebagai adneksa kulit. Lapisan ini terdiri atas pars papilaris (bagian yang menonjol ke dalam epidermis) dan pars retikularis (bagian bawah dermis yang berhubungan dengan subkutis).

3. Lapisan subkutis (hipodermis)

Lapisan subkutis merupakan lapisan kulit yang terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan saluran getah bening (Wasitaatmadja, 1997). 2.5 Bibir

Bibir memiliki ciri tersendiri, karena lapisan jangatnya sangat tipis. Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium mendorong papila dengan aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit bibir sebelah dalam terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu basah. Sangat jarang terdapat kelenjar lemak pada bibir, menyebabkan bibir hampir bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering lapisan jangat akan cenderung mengering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang melekat padanya mudah berpenetrasi ke stratum germinativum (Ditjen, POM., 1985).

Karena ketipisan lapisan jangat, lebih menonjol stratum germinativum dan aliran darah lebih banyak mengaliri di daerah permukaan kulit bibir, maka bibir menunjukkan sifat lebih peka dibandingkan dengan kulit lainnya. Karena itu hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan untuk sediaan pewarna bibir (Ditjen, POM., 1985).

2.6Lipstik

Lipstik adalah sediaan bentuk batang yang dengan bahan dasar minyak dan lilin yang diberi zat warna merah yang larut atau tersuspensi dalam minyak dan diberi parfum secukupnya (Balsam dan Sagarin, 1972).

Fungsi lipstik adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, semerah delima merekah yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataannya warna lainpun mulai digemari orang, sehingga corak warnanya sekarang sangat bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga hingga merah biru bahkan ungu (Ditjen, POM., 1985).

Bahan dasar lipstik adalah minyak, lemak dan lilin, dimana bahan dasar ini harus dapat mendispersikan zat warna secara homogen. Jika dilelehkan akan mencair sedikit-sedikit, jika dibekukan akan berbentuk lipstik yang tidak mudah patah (Balsam dan Sagarin, 1972).

Berdasarkan sudut pandang kualitas, lipstik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Mitsui, 1997; Tranggono dan Latifah, 2007):

a. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir b. Penampilan harus menarik, baik warna maupun bentuknya c. Memberikan warna yang merata pada bibir

15 d. Stabil dalam penyimpanan

e. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak berbintik-bintik atau memperlihatkan hal-hal yang tidak menarik

f. Melapisi bibir secara mencukupi g. Dapat bertahan di bibir

h. Cukup melekat pada bibir

i. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya. 2.6.1 Komposisi lipstik

Bahan-bahan utama pada lipstik adalah sebagai berikut: a. Lilin

Fungsinya memberikan bentuk lipstik dan menjaga bentuknya agar selalu dalam keadaan padat walaupun pada iklim panas. Misalnya carnauba wax, candellila wax, bees wax, paraffin, spermaceti, setil alkohol, stearil alkohol (Balsam dan Sagarin, 1972).

b. Minyak

Minyak yang baik adalah minyak yang dapat melarutkan warna dengan baik, tidak berbau dan mudah didapat. Misalnya castor oil, butil stearat, oleil alkohol, iso propil palmitat, iso propil miristat (Balsam dan Sagarin, 1972). c. Lemak

Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan

sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain (Balsam dan Sagarin, 1972).

d. Zat-zat pewarna (coloring agent)

Zat warna untuk kosmetik dekoratif dibedakan atas lima jenis, zat warna alami yang larut, zat warna sintetis yang larut, pigmen alam, pigmen sintetis dan lakes alam (Tranggono dan Latifah, 2007).

Syarat zat warna dalam sediaan lipstik adalah sebagai berikut: - Tidak menyebabkan iritasi dan toxisitas

- Tidak mengandung senyawa As, Pb dan pengotor-pengotor lain

- Harus dapat digerus halus sekali sehingga bila dipakai tidak terasa berpasir - Mempunyai intensitas warna yang tinggi

- Terdispersi halus pada minyak, tidak menjadi kering dan tengik (Balsam dan Sagarin, 1972).

Dokumen terkait