• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitan

Setiap subjek yang diteliti diminta untuk mengatakan lima kata yang terlintas dibenak mereka ketika mendengar atau membaca kata pemena. Kemudian setelah selesai memilih lima kata, subjek diminta untuk memilih tiga kata yang paling mewakili kata pemena dan menyusunnya sesuai prioritas (dari yang dianggap paling mewakili kata pemena sampai yang tidak terlalu mewakili kata pemena). Setelah menulis tiga kata tersebut subjek diminta sekaligus memberikan makna dari kata yang dimaksud atau memberikan penjelasan tentang kata yang dituliskan. Dari 35 subjek diperoleh 175 kata dan kata yang paling mewakili sebanyak 105 kata beserta maknanya. Berikut 105 kata yang muncul berdasarkan respon dari subjek pada tabel 4.1.

35

Tabel 4.1. Kata yang Muncul dari Subjek tentang Pemena

No. Kata Frekuensi

1 Kepercayaan 17 2 Adat-istiadat 11 3 Leluhur 2 4 Budaya 3 5 Kekeluargaan 1 6 Ritual 4 7 Bagus 1 8 Agama pertama 1 9 Tidak beragama 3 10 Mistik 1 11 Guru Sibaso 1 12 Agama Suku 1

13 Belum mengenal tuhan 1

14 Perbegu 3

15 Agama Sinuan galoh 1

16 Tradisi 5 17 Gotong royong 4 18 Kebiasaan 2 19 Keyakinan 2 20 Kepercayaan dahulu 2 21 Kepercayaan Karo 1 22 Kiniteken 1 23 Animisme 1

36

25 Erpangir 7

26 Sinuan galoh 2

27 Ercibal 7

28 Ndilo wari udan 2

29 Selok 2 30 Perumah begu 1 31 Penyembahan 1 32 Mejile 2 33 Nini 6 34 Nini para 1 35 Nenek moyang 1 36 Suku Karo 1 37 Orang Karo 1 38 Gaib 1

Tabel diatas menunjukan kata-kata yang muncul dari subjek penelitian, ada 105 kata yang muncul dari 35 subjek. Kata-kata pada tabel diatas merupakan kata yang dianggap paling mewakili tentang pemena oleh Masyarakat Desa Gunung. Kemudian kata-kata yang sudah didapat diurutkan sesuai jumlah frekuensi (dari frekuensi terbanyak sampai frekuensi paling sedikit).

Dalam mengolah kata tersebut, ada beberapa kata yang digabungkan menjadi satu kata hal ini disebabkan karena kata tersebut memiliki arti yang sama seperti kata kiniteken (dalam bahasa Indonesia adalah kepercayaan), keyakinan, kepercayaan dahulu, kepercayaan Karo, animisme dan percaya keramat menjadi kepercayaan. Nini (dalam bahasa indonesia adalah leluhur) nini para (dalam

37

bahasa indonesia leluhur), dannenek moyangmenjadi leluhur. Dari hasil penggelompokan kata diatas ditemukan 8 kata populer pada subjek yang berasosiasi terhadap pemena. Seperti tampilan tabel 4.2.

Tabel 4.2. Kata yang Populer tentang Pemena pada Subjek

NO Kata Frekuensi Persentase

1 Kepercayaan 23 65,71%

2 Adat-istiadat 11 31,41%

3 Leluhur 10 28,57%

4 Erpangir ku lau (mandi ke sungai)

7 20,00%

5 Ercibal (memberikan sesajen) 7 20,00%

6 Tradisi 5 14,28%

7 Ritual 4 11,42%

8 Gotong royong 4 11,42%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kataKepercayaan(65,71%) merupakan kata yang paling populer tentang pemena, diikuti dengan kata Adat-istiadat (31,41%). Subek penelitian juga mengaitkan pemena dengan Leluhur(28,57%), Erpangir ku lau (mandi ke sungai)(20,00%), Ercibal (memberikan sesajen)(20,00%).Tradisi(14,28%),Ritual(11,42%), Gotong-royong (11,42%).

Selain diminta menuliskan kata yang terlintas dipikiran Subjek juga diminta untuk memberikan makna pada setiap kata-kata yang telah mereka pilih sebagai kata yang paling mewakili pemena. Makna dari kata-kata yang populer pada subjek dipaparkan pada tabel 4.3.

38

Tabel 4.3 Kata yang Populer Beserta Makna

No. Kata Makna

1. Kepercayaan 1. Nilai-nilai pemena menjadi pandangan hidup 2. Adanya kekuatan yang dapat membantu 3. Ajaran yang dapat menguasai alam 4. Agamanya Suku Karo

2. Adat-istiadat 1. Kebiasaan-kebiasaan yang masih dilakukan 2. Masih dipakai dalam acara Suku Karo 3. Sering dilakukan Orang Karo

3. Leluhur 1. Harus dihormati dan di sembah 2. menjaga kampung dari mara bahaya 3. Roh-roh yang suci

4. Erpangir Ku lau (mandi ke sungai)

1. Membersihkan diri dari kesialan 2. Mandi jeruk purut

5. Ercibal (memberikan sesajen)

1. Memberikan sesajen di suatu tempat 2. Persembahaan kepada leluhur

6 Tradisi 1. Merupakan kebudayaan

7. Ritual 1. Menyelesaikan suatu masalah

8. Gotong royong 1. Dilakukan bersama-sama

Berdasarkan tabel 4.2 dan makna kata yang terdapat pada tabel 4.3 dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum subjek mengkaitkan pemena dengan kepercaayan Suku Karo yang nilai-nilainya menjadi pandangan hidup bagi Masyarakat Suku Karo, kemudian pemena adalah bagian dari adat-istiadat Suku Karo karena sudah menjadi suatu kebiasaan-kebiasaan dalam Masyarakat Desa Gunung. Masyarakat Desa Gunung juga mengasosiasikan pemena dengan leluhur ini dikarenakan ajaran pemena banyak bercerita tentang penyembahan dan penghormatan kepada leluhur, pemena juga mengajarkan ritual-ritual untuk membersihkan diri agar jauh dari mara bahaya dan ritual untuk menghormati leluhur.

39

Tabel 4.4 Kategori Berdasarkan makna Kata

No Representasi Sosial

Persentase %

Makna yang muncul

1 Agama Suku

Karo

44,76% 1. Kepercayaan dan pandangan hidup

2. Agama Suku Karo yang pertama dianut

3. Menyembah dan

menghormati leluhur

4. Kekuatan yang membantu orang

5. Menjaga kampung dari mara bahaya

6. Guru Sibaso 2 Ritual yang

mengandung unsur mistis

27,61% 1. (Erpangir) merupakan ritual pembersihan diri

2. (Ercibal) memberikan sesajen

3. (Ndilo wari udan) memangil hari hujan

4. (Selok) kerasukan oleh roh – roh

5. (Nuan Galoh) menanam pohong pisang tempat berdoa 6. (Perumah begu) ritual memanggil roh orang yang mati

3 Adat–istiadat 24,76% 1. Adat-istiadat Suku Karo 2. Kebiasaan-kebiasaan 3. Budaya Orang Karo 4. Tradisi Suku Karo 5. Warisan nenek moyang 6. Kebersamaan masyarakat

Berdasarkan data yang di dapat dari kata yang populer pada tabel 4.2 dan hasil wawancara tentang makna dari kata tersebut pada tabel 4.3 menghasilkan kategori representasi sosial tentang pemena. seperti pada tabel 4.4.

40

Tiga kategori representasi sosial tersebut terbentuk berdasarkan dari makna-makna yang dimuculkan oleh subjek yang kemudian dikelompokkan sesuai dengan makna yang sama.

Dalam penelitian ini subjek juga diwawancarai tentang bagaimana pandangan mereka terkait dengan pemena saat ini, berikut hasil respon yang diperoleh dari subjek:

Tabel 4.5 Perbedaan Pemena dengan Agama Resmi

No Jawaban Total

Respon/Subjek

Persentase

1 Pemena menyembah leluhur sedangkan agama sekarang menyembah Tuhan.

21 60,00%

2 Agama pemena hanya dianut oleh Orang Karo sedangkan agama sekarang dianut secara universal

4 11,42%

3 Perbedaan terletak pada kitab, gedung, dan cara beribadah serta tokoh agama

4 11,42%

4 Pemena percaya dengan hal – hal yang mistik, sedangkan agama sekarang tidak

4 11,42%

5 Agama pemena tidak percaya Yesus 1 2,85%

6 Pemena mengajarkan kerja sama antar masyarakat sedangkan agama tidak mengokajarkan kerjasama

1 2,85%

Respon-respon yang didapat dari subjek penelitian mengenai pandangan mereka tentang perbedaan pemena dengan agama yang ada saat ini di Desa Gunung adalah sebanyak (60,00%) subjek memberikan respon dengan

41

mengatakan perbedaan terletak pada apa yang disembah, pemena menyembah Leluhur sedangkan agama yang ada saat ini adalah kepada Tuhan. Selanjutnya respon yang muncul adalah pemena hanya dianut khusus untuk Orang Karo sedangkan agama yang ada saat ini dapat dianut oleh secara universal atau segala suku bangsa sebanyak (11,42%), perbedaan yang muncul juga terletak pada tempat ibadah, cara beribadah, serta tokoh atau pemuka agama sebanyak (11,42%). Subjek juga membedakan pemena dengan agama yang ada saat ini di Desa Gunung dengan mengatakan pemena masih percaya hal mistik, sedangkan agama yang ada saat ini tidak percaya dengan mistik respon ini muncul sebanyak (11,42%).

Tabel 4.6 Ritual Pemena yang Masih Dilakukan sampai saat ini di Desa Gunung

NO JAWABAN Total

Respon/Subjek

PERSENTASE

1 Ritual erpangir ku lau (mandi ke sungai) , Ndilo wari udan (memanggil hari hujan), Selok (kesurupan), Perumah begu (memanggil roh orang yang sudah meninggal dunia), Releng tendi (memanggil tendi orang yang masih hidup), Perumah dibata (memanggil roh leluhur)

31 88,57%

2 Tidak menyebutkan contoh ritual 4 11,42%

Selanjutnya pertanyan tentang apakah masih ada ritual pemena yang dilakukan oleh Masyarakat Desa Gunung sampai saat ini respon yang didapat adalah sebanyak (88,57%) mengatakan ritual yang masih sering dilakukan adalah ritual erpangir ku lau (mandi ke sungai), ndilo wari udan (memanggil hujan),

42

tendi (memanggil roh orang yang masih hidup), perumah dibata (memanggil roh leluhur). Dan sebanyak (11,42%) tidak memberikan respon mengenai ritual apa yang masih dilakukan tetapi hanya mengatakan tidak mengetahui ritual apa saja yang masih dilakukan oleh Masyarakat di Desa Gunung.

Tabel 4.6 Pandangan Masyarakat Desa Gunung Tentang Peran Guru Sibaso

No Jawaban Total

Respon/Subjek Persentase

1. Guru Sibaso dipandang sebagai seseorang yang mempunyai kemampuan supranatural untuk menyembuhkan suatu penyakit dan berbicara dengan roh-roh

24 68,57%

2. Sudah tidak mempercayai Guru Sibaso lagi karena sudah percaya kepada Tuhan

8 22,85%

3 Percaya tidak percaya 1 2,85%

4 Diperlukan dalam ritual 1 2,85%

5 Tidak menjawab 1 2,85%

Subjek juga diberikan pertanyaan seputar peran Guru Sibaso dan leluhur dalam kehidupan sehari-hari di Desa Gunung. Respon yang didapat mengenai peran Guru Sibaso adalah sebanyak sebanyak (68,57%) subjek memiliki pandangan bahwa Guru Sibaso adalah seseorang yang mempunyai kemampuan supranatural untuk menyembuhkan suatu penyakit dan dapat berbicara dengan roh-roh.

43

Tabel 4.7 Pandangan Masyarakat Tentang Peran Leluhur

No Jawaban Total

Respon/Subjek Persentase

1 Leluhur sebagai penjaga kampung 12 34,28%

2 Tidak menjawab 11 31,42%

3 Sudah tidak dipercayai 6 17,14%

4 Leluhur harus di hormati 3 8,57%

5 Percaya tidak percaya 1 2,85%

6 Masih dipercayai 1 2,85%

7 Dianggap sebagai Tuhan 1 2,85%

Respon tentang peran leluhur di Desa Gunung yang muncul adalah, leluhur sebagai penjaga kampung sebanyak (34,28%), kemudian sebesar (31,42%) tidak ada respon hal ini dikarenakan peneliti memberikan pertanyaan peran Guru Sibaso dan leluhur secara bersamaan hal ini menyebabkan beberapa subjek tidak memberikan respon, karena sudah memberikan respon pada tabel peran Guru Sibaso yang dihubungkan dengan leluhur. Sebanyak (17,14%) merespon dengan mengatakan sudah tidak percaya lagi.

44

Tabel 4.8 Pandangan Masyarakat Desa Gunung tentang Orang Karo yang tidak Percaya dengan Pemena

No Jawaban

Total Respon/S

ubjek

Persentase

1 Menganggap mereka sebagai orang yang tidak mengenal adat-istiadat, kebudayaan dan sejarah karo

15 42,85%

2 Tidak mempermasalahkan karena wajar saat ini orang lebih mempercayai dengan agama resmi permerintah yang ada saat ini

12 34,28%

3 Mereka tidak memiliki informasi mengenai pemena

5 14,28%

4 Menganggap mereka orang yang anti dengan kebudayaan karo

3 8,57%

Pertanyaan yang terakhir tentang bagaimana pandangan Orang Karo ketika melihat Orang Karo yang tidak percaya dengan pemena memunculkan respon seperti, menganggap mereka sebagai orang yang tidak mengenal adat-istiadat Karo, kebudayaan Karo dan sejarah Karo sebanyak (42,85%), kemudian respon tidak mempermasalahkan karena wajar saat ini orang lebih mempercaya agama yang ada saat ini sebanyak (34,28%).

Dokumen terkait