• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.5. Hasil Penelitian (Analisa)

Untuk mendapatkan hasil regresi antara variabel independen (suku bunga deposito, kurs dan PDB) dan variabel dependen (Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana) maka digunakan data sekunder yang berasal dari Bank Indonesia,Bapepam-LK dan BPS yang dicatat mulai dari tahun 2001-2009 dan diolah dengan menggunakan bantuan program komputer. Dari hasil regresi dapat dibentuk model hasil estimasi sebagai berikut:

Y = 30.92656 – 1.496163 X1 - 3.116351 X2 + 0.744633 X3 Stand. Error = (8.451929) (0.283344) (0.991144) (0.191007)

T-statistik = (3.659112) (-5.280383)* (-3.144197)* (3.898450)*

R2 = 0.804069 Adjusted R2 = 0.785700 F-statistik = 43.77418 DW-stat = 0.579345

Ket: *) signifikan pada α = 1 %

4.5.1 Interpretasi Model

Berdasarkan hasil regresi diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel suku bunga deposito, kurs dan PDB terhadap nilai aktiva bersih reksa dana sebagai berikut:

a. Suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap nilai aktiva bersih reksa dana Indonesia dan besarnya koefisien – 1.496163 , artinya jika terjadi kenaikan suku bunga sebesar 1 % maka akan menyebabkan penurunan nilai aktiva bersih reksa dana sebesar 1.496163 % cateris paribus.

b. Kurs berpengaruh negatif terhadap nilai aktiva bersih reksa dana Indonesia dan besarnya koefisien - 3.116351 , artinya jika terjadi kenaikan kurs sebesar 1 % maka akan menyebabkan penurunan nilai aktiva bersih reksa dana sebesar 3.116351 %, cateris paribus.

c. PDB berpengaruh positif terhadap nilai aktiva bersih reksa dana Indonesia dan besarnya koefisien 0.744633 , artinya jika terjadi kenaikan PDB sebesar 1 %

maka akan menyebabkan peningkatan nilai aktiva bersih reksa dana sebesar 0.744633 %, cateris paribus.

4.5.2 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)

4.5.2.1 Analisis Koefisien Determinasi (R-Square)

Dari tabel regresi diatas dapat diperoleh Koefisien Determinasi (R-Square) sebesar = 0.804069 atau 80 %. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variasi yang terjadi pada variabel independen (suku bunga,kurs dan PDB) dapat menjelaskan variabel dependen (nilai aktiva bersih reksa dana) sebesar 80 % sedangkan sisanya sebanyak 20 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi.

4.5.2.2 Uji t-statistik (Uji Parsial)

Uji t-statistik dilakukan untuk menguji apakah suku bunga, kurs dan PDB secara parsial berpengaruh nyata terhadap nilai aktiva bersih reksa dana di Indonesia. Hipotesis : H0 : b = 0…….. Tidak Signifikan

Ha : b ≠0…….. Signifikan

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika nilai uji t-statistik bernilai positif

Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel

Jika nilai uji t-statistik bernilai negatif

H0 diterima apabila t-hitung > t-tabel

Ha diterima apabila t-hitung < t-tabel

a. Variabel suku bunga deposito (X1)

Dari hasil analisa regresi diketahui t-hitung = -5.280383 α= 1 %; df = n-k-1= 36-3-1

Df = 32

Maka t-tabel = - 2.73848

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa suku bunga deposito (X1) signifikan pada α =1% dengan t-hitung < t-tabel ( -5.280383 < -2.73848 ). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel suku bunga deposito (X1) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel nilai aktiva bersih reksa dana pada tingkat kepercayaan 99 % (α =1%).

Gambar 4.1

Uji t-statistik terhadap Suku Bunga

b. Variabel kurs (X2)

Dari hasil analisa regresi diketahui t-hitung = -3.144197 α =1%; df = n-k-1= 36-3-1

Df = 32

Maka t-tabel = - 2.73848

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kurs (X2) signifikan pada α =1% dengan t-hitung < t-tabel (-3.144197 < -2.73848). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel kurs (X2) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel nilai aktiva bersih reksa dana pada tingkat kepercayaan 99 % (α = 1%).

H0 diterima

Ha diterima Ha diterima

2.73848 - 2.73848

Gambar 4.2

Uji t-statistik terhadap Kurs

c. Variabel PDB (X3)

Dari hasil analisa regresi diketahui t-hitung = 3.898450 α =1%; df = n-k-1 = 36 – 3 -1

Df = 32

Maka t-tabel = - 2.73848

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa PDB (X3) signifikan pada α =1% dengan t-hitung > t-tabel ( 3.898450 > 2.73848 ). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel PDB (X3) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel nilai aktiva bersih reksa dana pada tingkat kepercayaan 99 % (α =1%).

H0 diterima

Ha diterima Ha diterima

2.73848 - 2.73848

Gambar 4.3

Uji t-statistik terhadap Kurs

2.5.2.3 Uji F-statistik (Uji Overall)

Uji F-statistik dilakukan untuk menguji apakah suku bunga, kurs dan PDB secara bersama-sama mempengaruhi nilai aktiva bersih reksa dana Indonesia.

Hipotesis : H0 : b = 0…….. Tidak Signifikan

Ha : b≠0…….. Signifikan

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima apabila F-hitung < F-tabel

Ha diterima apabila F-hitung > F-tabel

Dari hasil analisa regresi diketahui F-hitung = 43.77418 α = 1%

H0 diterima

Ha diterima Ha diterima

2.73848

V1 = k = 3

V2 = n-k-1 = 36-3-1 = 32

Maka F-tabel = 4,46

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa F-hitung > F-tabel (43.77418 > 4,46 ). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel suku bunga deposito (X1), kurs (X2) dan Produk Domestik Bruto/PDB (X3) secara keseluruhan (bersama-sama) mempengaruhi nilai aktiva bersih reksa dana Indonesia pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%). H0 diterima Ha diterima Gambar 4.4 Uji F-statistik 4,46 43.77418

4.5.3 Uji Asumsi Klasik

4.5.3.1 Uji Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat (kombinasi linier) diantara variabel independen. Beberapa gejala Multikolinearitas antara lain :

a. Tanda berubah – ubah

b. Standard error setiap koefisien menjadi tak terhingga

c. Koefisien variabel tidak terhingga

d. R2 relatif tinggi

Dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas di antara variabel variabel independennya. Hal ini dapat terlihat dari setiap koefisien masing masing variabel sesuai dengan hipotesa yang sudah ditentukan.

Dari model analisis :

Log Y = α + βLogX1 + β2LogX2+ β3LogX3+µ …………..( 1 )

NAB reksa dana = f ( suku bunga deposito, kurs, PDB )

Kemudian dilakukan pengujian di antara masing masing variabel independen, hal ini untuk melihat apakah ada hubungan antara masing masing variabel

independen. Sehingga diperoleh hasil analisis regresi variabel independennya sebagai berikut.

1. Suku bunga deposito = f ( kurs, PDB )

Suku bunga deposito = α + β2X2 + β3X3+…... ( 2 )

Dari hasil analisis regresi diperoleh R2 sebesar 0.425156. Artinya variable kurs ( X2 ) dan PDB ( X3 ) mampu memberi penjelasan sebesar 42 % terhadap nilai aktiva bersih reksa dana. R2 Y, X1, X2, X3 > R2 X2, X3 ( 0.804069 > 0.425156 ). Dengan demikian tidak terdapat gejala multikolinearity karena R-Square ( persamaan 2 ) lebih kecil dari pada R-Square ( persamaan 1 ).

2. Kurs = f ( suku bunga deposito, PDB )

Kurs = α + βX1 + β3X3+µ ………...…( 3 )

Dari hasil analisis regresi diperoleh R2 sebesar 0.210677. Artinya variable suku bungadeposito ( X1 ) dan PDB ( X3 ) mampu memberi penjelasan sebesar 21 % terhadap nilai aktiva bersih reksa dana. R2 Y, X1, X2, X3 > R2 X1, X3 ( 0.804069 > 0.210677 ). Dengan demikian tidak terdapat gejala multikolinearity karena R-Square ( persamaan 3 ) lebih kecil dari pada R-Square ( persamaan 1 ).

3. PDB = f ( suku bunga deposito, kurs )

Dari hasil analisis regresi diperoleh R2 sebesar 0.398859. Artinya variable suku bunga deposito ( X1 ) dan kurs ( X2 ) mampu memberi penjelasan sebesar 39 % terhadap nilai aktiva bersih reksa dana. R2 Y, X1, X2, X3 > R2 X1, X2 ( 0.804069 > 0.398859). Dengan demikian tidak terdapat gejala multikolinearity karena R-Square ( persamaan 4 ) lebih kecil dari pada R-Square ( persamaan 1 ).

4.5.3.2 Autokorelasi (Serial Correlation)

Autokorelasi atau serial korelasi terjadi bila term of error (μ ) dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa term of error berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila variabel ( ei.ej ) ≠ 0 untuk I ≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki masalah autokorelasi. Autokorelasi dapat dideteksi dengan cara sebagai berikut

a. Uji autokorelasi dengan menggunakan Uji DW – Test dan Meplot grafik.

1. Hipotesa :

Ho : ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi Ha : ρ ≠ 0, artinya ada autokorelasi

2. Kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95% adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak ada autokorelasi

Dw > 4 dl : Tolak Ho (ada korelasi negatif)

Du < dw < 4 – du : Terima Ho (tidak ada autokorelasi)

Dl ≤ dw ≤ du : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)

(4 - du) ≤ dw ≤ (4 - dl) : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)

3. Berdasarkan hasil output program E-Views 5,1 diperoleh nilai DW hitung sebesar 0.579345. Sementara nilai nilai table yang diperoleh adalah :

k = 3 dan n = 36 α = 5% dl = 1,2953 du = 1,6539 4-dl = 2,7047 4-du = 2,3461 4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil regresi dapat diperoleh bahwa DW hitung = 0.579345 berada pada posisi DW<dl (0.579345 < 1,2953 ). Ini berarti tolak H0 (ada korelasi positif) pada tingkat kepercayaan 99 %.

Gambar 4.5 Uji DW – Statistik b. Uji autokorelasi dengan menggunakan LM – Test

Untuk medeteksi adanya autokorelasi dalam model penelitian ini, dilakukan uji Lagrange Multiplier ( LM – Test ), yaitu dengan membandingkan antara nilai X2 hitung > X2 tabel, dengan kriteria sebagai berikut :

3. Jika nilai X2 hitung > X2 tabel dan Probabilitas < 0,05 , maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model yang digunakan, ditolak.

4. Jika nilai X2 hitung < X2 tabel dan Probabilitas > 0,05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model yang digunakan, diterima.

Berdasarkan program E-Views 5,1 uji LM – Test dengan penambahan AR (1) sebagai variable bebas sebagai berikut :

Obs * R-squared = 2.576974 1,29 0 1,65 2 2.34 2,70 H0 : accept No Serial Autokorelasi (+) Inconclusive Inconclusive Autokorelasi (-) 4 0.57

prob. Chi square = 0.275688

Berdasarkan uji kriteria LM – Test, Hasil estimasi yang diperoleh menunjukkkan bahwa nilai Obs * R-squared X2 hitung < X2tabel yaitu 2,576974 < 54,77 pada level signifikan 1%.

Prob. Chi square adalah 0.275688 ( lebih besar dari 0,05 )

Maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model yang digunakan, diterima.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. Suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap nilai aktiva bersih reksa dana Indonesia dan besarnya koefisien -1.496163, artinya jika suku bunga dinaikkan sebesar 1 % maka akan menyebabkan penurunan nilai aktiva bersih reksa dana sebesar -1.496163% pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%), cateris paribus. b. Kurs berpengaruh negatif terhadap nilai aktiva bersih reksa dana Indonesia dan

besarnya koefisien -3.116351, artinya Jika kurs dinaikkan sebesar 1 % maka akan menyebabkan penurunan nilai aktiva bersih reksa dana sebesar 3.116351% pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%), cateris paribus.

c. Produk Domestik Bruto/PDB berpengaruh positif terhadap nilai aktiva bersih reksa dana Indonesia dan besarnya koefisien 0.744633 , artinya Jika Produk Domesti Bruto/PDB dinaikkan sebesar 1 % maka akan menyebabkan peningkatan nilai aktiva bersih reksa dana sebesar 0.744633 % pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%), cateris paribus.

d. Variabel suku bunga deposito, kurs dan Produk Domestik Bruto/PDB secara simultan ternyata berpengaruh signifikan terhadap nilai aktiva bersih reksa dana Indonesia. Koefisien Determinasi (R-Square) sebesar = 0.804069 atau 80 %. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variasi yang terjadi pada variabel

independen (suku bunga,kurs dan PDB) dapat menjelaskan variabel dependen (nilai aktiva bersih reksa dana) sebesar 80 % sedangkan sisanya sebanyak 20 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%).

Dokumen terkait