• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.2. Reksa Dana

2.2.1 Pengertian Reksa Dana

Reksadana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam.( Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 Ayat 2 ). Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.

2.2.2 Pengelola Reksa Dana

Pengelola reksa dana adalah sebagai berikut :

a. Manajer Investasi yaitu perusahaan yang bertanggung jawab atas kegiatan investasi yang meliputi analisis dan pemilihan jenis investasi, mengambil keputusan investasi, memonitor pasar investasi dan melakukan tindakan yang

dibutuhkan untuk kepentingan investor. Perusahaan menejer investasi untuk dapat melakukan usahanya harus memperoleh izin dari Bapepam dan LK.

b. Bank Kustodian yaitu tempat penyimpanan kekayaan serta administrator reksa dana. Sama halnya dengan menejer investasi, Bank Kustodian juga harus mendapat izin dari Bapepam dan LK dalam menjalankan kegiatannya.

2.2.3 Bentuk Reksa Dana

Dari sisi peraturan Bapepam dan LK, Reksa Dana Indonesia dibagi dalam 2 (dua) bentuk kategori yaitu :

a. Reksa Dana berbentuk Perseroan ( Corporate Type )

Dalam bentuk Reksa Dana ini, perusahaan penerbit Reksa Dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun di pasar uang.

Bentuk ini mempunyai cirri cirri sebagai berikut : 1. Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT)

2. Pengelolaan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara Direksi Perusahaan dengan Menejer Investasi yang ditunjuk.

3. Penyimpan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara Menejer Investasi dengan Bank Kustodian.

Reksa Dana berbentuk Perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi Reksa Dana Perseroan yang tertutup dan Reksa Dana yang terbuka.

b. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif ( Contractual Type )

Bentuk Reksa Dana ini merupakan kontrak antara Menejer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan, dimana Menejer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Semua kekayaan Reksa Dana wajib disimpan pada Bank Kustodian yaitu bank umum yang mendapat izin dari Bapepam untuk memberikan jasa penitipan Efek. Reksa Dana selalu bersifat terbuka ( open end – fund ).

Bentuk ini memiliki cirri cirri sebagai berikut :

1. Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif.

2. Pengelolaan Reksa Dana dilakukan oleh Menejer Investasi berdasarkan kontrak.

3. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh Bank Kustodian berdasarkan kontrak.

Bentuk ini lebih popular dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan Reksa Dana yang berbentuk Perseroan.

Dari sisi peraturan Bapepam dan LK, Reksa Dana Indonesia dibagi dalam 2 (dua) sifat kategori yaitu:

a. Reksa Dana bersifat Tertutup ( Close End – Fund )

Reksa Dana Tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat membeli kembali saham saham yang telah dijual kepada pemodal. Dengan kata lain, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada Menejer Investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, hal ini harus dilaksanakan melalui Bursa Efek tempat saham Reksa Dana tersebut dicatatkan. Harga pasar dari saham Reksa Dana tertutup ini berubah ubah dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran, sama halnya dengan fluktuasi harga ( kurs ) saham perusahaan publik lainnya.

b. Reksa Dana bersifat Terbuka ( Open End- Fund )

Reksa Dana Tertutup adalah Reksa Dana yang menawarkan dam membeli kembali saham – sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan. Pemegang Reksa Dana) / Unit Reksa Dana yang bersifat terbuka ini dapat menjual kembali saham / unit penyertaannya setiap saat apabila diinginkan.

Menurut peraturan, pembayaran atas penjual kembali ( redemption ) harus dilakukan sesegara mungkin dan tidak boleh lebih lama dari 7 hari bursa sejak diminta penjualan kembali oleh investor pemegang saham / unit.

Dari sisi peraturan Bapepam dan LK, Reksa Dana Indonesia dibagi dalam 4 (empat) jenis kategori. Penggolongan jenis reksa dana disini berdasarkan kategori instrumen dimana reksa dana melakukan investasi.

a. Reksa Dana Pasar Uang ( Money Market funds )

Konsentrasi portofolio Reksa Dana ini diinvestasikan pada Efek yang bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari setu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Resikonya relatif lebih rendah disbanding dengan Reksa Dana jenis lainnya. Karena instrumen yang dipih merupakan instrumen utang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun.

b. Reksa Dana Pendapatan Tetap ( Fixed Income Funds )

Reksa Dana ini melakukan investasi sekurang kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat utang. Resikonya lebih tinggi dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. c. Reksa Dana Saham ( Equity Funds )

Investasi Reksa Dana ini sekurang kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat ekuitas. Resikonya lebih tinggi dibandingkan dua jenis Reksa Dana sebelumnya, tetapi tingkat pengembalian yang dihasilkan Reksa Dana jenis ini juga tinggi. Tingginya resiko tersebut dikarenakan sifat harga saham yang lebih fliktuasi. Tetapi sebaliknya, dalam jangka panjang tingkat pengembaliannya lebih tinggi

dibandingkan jenis lainnya. Jenis ini sesuai untuk investor yang mempunyai horizon investasi yang panjang.

d. Reksa Dana Campuran ( Discrenationary Funds )

Investasinya dilakukan dalam Efek yang bersifat Ekuitas dan Efek yang bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk Reksa Dana Pendapatan Tetap dan saham diatas. Reksa Dana ini beresiko moderat dengan tingkat pengembalian yang relatif lebih tinngi dari pada Reksa Dana Pendapatan Tetap. Perbandingan komposisi portofolionya sangat beragam baik dalam bentuk efek hutang, ekuitas, maupun efek pasar uang.

2.2.6 Manfaat Reksa Dana

Manfaat reksa dana adalah sebagai berikut : a. Dikelola Menejemen Profesional

Pengelolaan Reksa Dana dilaksanakan oleh Menejer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Menejer Investasi sangat penting mengingat pemodal individual pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisis harga Efek serta mengakses informasi ke pasar modal.

Diversifikasi Investasi yang diwujudkan dalam portofolio efek akan mengurangi resiko karena dana / kekayaan Reksa Dana diinvestasika pada berbagai jenis efek sehingga resikonya juga tersebar. Dengan kata lain, resikonya tidak akan sebesar resiko bila seseorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individual.

c. Kemudahan Berinvestasi

Kemudahan ini tercermin dari relatif rendahnya nilai investasi awal Reksa Dana dibanding jenis investasi lainnya serta kemudahan pelayanan administrasi pembelian maupun penjualan kembalinya. Kemudahan lainnya adalah fasilitas bagi investoe untuk melakukan investasi kembali ( reinvestsi ) dengan menggunakan deviden yang diperolehnya sehingga saham / unit penyertaannya terus bertambah.

d. Transparansi Informasi

Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolio dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang saham / unit penyertaan dapat memantau keuntungan, biaya dan resiko setiap saat.

e. Likuiditas yang Tinggi

Pemodal dapat mencairkan kembali saham / unit penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing masing Reksa Dana sehingga memudahkan

investor mengelola kasnya. Reksa Dana terbuka wajib membeli kembali saham / unit penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.

f. Biayanya Rendah

Karena Reksa Dana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian dikelola secara profesioanal, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila investor individu melakukan transaksi sendiri di bursa.

2.2.6 Resiko Reksa Dana

Resiko reksa dana adalah sebagai berikut :

a. Resiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

Resiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek ( saham, obligasi, surat berharga lainnya ) yang menjadi bagian portofolio Reksa Dana di bursa mengakibatkan menurunnya nilai unit penyertaan.

b. Resiko Likuiditas

Penjualan kembali ( redemption ) sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada Menejer Investasi secara bersamaan dapat menyulitkan Menejer Investasi dalam menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.

Perubahan kebijaksanaan di bidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang telah go public / listing di bursa efek. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk dalam portofolio Reksa Dana.

d. Resiko Wanprestasi

Resiko ini dapat timbul saat perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungjawaban saat terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

Dokumen terkait