• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Bab ini menyajikan proses pengolahan data yang menggunakan analisis statistik deskriptif, pengolahan data ini digunakan untuk menyatakan karakteristik distribusi nilai responden.

Menurut Sugiyono (2014:147) analisis deskiriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi Microsoft excel, sehingga diperoleh data statistik keterampilan proses sains fisika

peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Data Statistik Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep

Statistik Skor

Ukuran Sampel 32

Skor Ideal Maksimum 120

Skor Ideal Minimum 1

Pada Tabel 4.1 diperoleh secara rinci dari jumlah ukuran sampel sebanyak 32 peserta didik perolehan skor tertinggi yaitu sebesar 94, dan skor terendah adalah 71 dari skor ideal yaitu 120. Rata-rata perolehan secara keseluruhan sebesar 83,38 dengan standar deviasi 5,50, analisis lengkap terkait Tabel 4.1 dapat dilihat secara rinci pada lampiran C.2 halaman 121.

Jika skor keterampilan proses sains peserta didisk pada kelas XI IPA dikelompokkan ke dalam tiga kategorisasi yang diadopsi dari Sudijono (2012:176) yang membagi rentang skor ke dalam tiga kategori seperti yang tertera pada Tabel 3.6 halaman 33. Maka akan diperoleh seperti pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2. Distribusi Skor dan kategori tingkat Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep

Rentang Skor Kategori f %

Tinggi 6 18.75%

Sedang 20 62.50%

Rendah 6 18.75%

Jumlah 32 100.00%

Sumber: data hasil pengolahan (2020)

Dari tabel 4.2 di atas untuk lebih jelasnya adapun diagram kategorisasi dan frekuensi (jumlah sampel) pada tingkat keterampilan proses sains fisika peserta didik berdasarkan hasil tes ditunjukkan pada seperti pada Gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi dan Frekuensi (n sampel) Skor Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Pada Kelas XI IPA 2 SMAN 8 Pangkep

Pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 diatas menunjukkan data yang diperoleh berdasarkan distribusi skor dan pengkategorisasian tingkat keterampilan proses sains peserta didik dikelas XI IPA 2 SMAN 8 Pangkep dominan tingkat keterampilan proses sains fisika peserta didik dalam kategori sedang, yang berada pada rentang skor antara 79 sampai 88 dengan frekuensi sebanyak 20 peserta didik dari 32 jumlah total peserta didik yang diuji menggunakan soal essay tes atau setara dengan 62,50%

dari jumlah keseluruhan, dengan jumlah soal sebanyak 12 butir soal, dapat dilihat pada lampiran C.2 halaman 121.

Jika skor keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 dirincikan diperoleh nilai rata-rata pada empat indikator keterampilan proses sains yang di adopsi dari Tawil dan Liliasari (2014:37-38) yaitu, interpretasi, mengajukan

6

pertanyaan, merumuskan hipotesis, dan menerapkan konsep kemudian dianalisi sehingga diperoleh data seperti yang tertera pada Gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Diagram perolehan Skor Rata-rata untuk Masing-masing

Indikator Keterampilan Proses Sains Pada Kelas XI IPA 2 SMAN 8 Pangkep

Berdasarkan Gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa skor rata-rata yang diperolehan peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep pada setiap indikator dimana nilai rata-rata tertinggi pada indikator interpretasi, dan yang terendah adalah menerapkan konsep.Untuk lebih spesifiknya adapun perhitungan dari rata-rata skor setiap indikator dapat dilihat pada lampiran C.2 halaman 125.

22.75

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil keterampilan proses sains fisika peserta didik khusunya pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep.

Proses pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan soal tes yang dalam bentuk essay sebanyak 12 butir soal kepada peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif secara keseluruhan keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep tahun ajaran 2020/2021 pada materi fluida statis seperti yang diperlihatkan pada tabel Tabel 4.2 dan Gambar 4.1, menunjukkan bahwa rata-rata skor keterampilan proses sains fisika peserta didik sebesar 83,38 dengan persentase sebesar 62,50% dan standar deviasi sebesar 5,50. Hal ini dapat disimpulkan bahwa profil keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep berada pada kategori sedang.

Jika dilihat pada Gambar 4.2 menunjukkan perbandingan skor rata-rata setiap indikator keterampilan proses sains fisika, dimana indikator yang memiliki skor rata-rata tertinggi ialah indikator menginterpretasi sebesar 22,75 dengan standar deviasi sebesar 2,03, sedangkan indikator yang memiliki skor rata-rata terendah ialah menerapkan konsep sebesar 19,78 dengan standar deviasi sebesar 2,43. Dimana dari hasil analisis diperoleh bahwa hasil perolehan peserta didik kelas XI IPA 2 masing-masing masih berada dalam kategori sedang untuk setiap indikator yang diteliti.

Berikut ini akan dibahas secara jelas terkait setiap indikator keterampilan proses sains yang diteliti berikut ini:

1. Interpretasi

Dari hasil analisis tes keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep pada indikator interpretasi yang terdiri dari tiga butir soal essay diperoleh skor rata-rata sebesar 22,75 dengan standar deviasi 2,03.

Indikator interpretasi dalam penelitian ini merupakan indikator yang memiliki rata-rata tertinggi di antara ke tiga indikator lainnya, seperti yang tertera pada Gambar 4.2.

Kemudian berdasarkan hasil analisis indikator interpretasi masih berada dalam kategori sedang, hal tersebut diperoleh dari hasil akumulasi perolehan peserta didik pada masing-masing soal yang diujikan dan mewakili indikator tersebut.

Berdasarkan hasil akumulasi dari keseluruhan skor yang diperoleh peserta didik dari tiga jumlah soal yang mewakili indikator tersebut hampir seluruh peserta didik memperoleh skor yang lumayan tinggi pada indikator keterampilan menginterpretasi, karena dari setiap soal yang disajikan didominasi dalam bentuk tabel hasil percobaan yang dapat mempermudah peserta didik dalam membuat kesimpulan yang tepat dan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Karena kemampuan peserta didik dalam memahami tabel sangatlah penting karena ketika melakukan percobaan peserta didik harus mampu menarik sebuah kesimpulan dari hasil perconbaan yang didapatkan untuk dapat dikaitkan dengan konsep yang ada.

Menurut Dewi (2017:108) indikator keterampilan merumuskan kesimpulan dapat dilihat dari peserta didik dapat menyimpulkan tujuan dari pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan Aydin (2013) dalam Dewi (2017:108)

yang menyatakan bahwa menggambarkan kesimpulan adalah keterampilan proses pada level yang lebih tinggi.

Sejalan dengan hal tersebut penelitian yang dilakukan oleh Nurtang (2019:56) dalam penelitiannya yang berjudul “Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 24 Bone” perbandingan skor rata-rata tiap indikator keterampilan proses sains fisika, indikator yang memiliki skor rata-rata yang paling tinggi ialah indikator menginterpretasi data sebesar 3,81 dengan standar deviasi sebesar 1,1, dan varians sebesar 1,2.

2. Mengajukan pertanyaan

Berdasarkan hasil analisis data pada indikator mengajukan pertanyaan keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep memiliki skor rata-rata 19,88 dengan standar deviasi sebesar 1,93, seperti yang terlihat pada Gambar 4.2. Kemudian berdasarkan hasil analisis pada setiap indikator, untuk indikator mengajukan pertanyaan ternyata masih berada dalam kategori sedang hal tersebut ditunjukkan dari hasil akumulasi perolehan peserta didik pada soal-soal indikator mengajukan pertanyaan.

Sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Nurhayani (2018:28) untuk indikator mengajukan pertanyaan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 52 yang berada pada kategori sedang sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik masih kurang dapat mengajukan pertanyaan dengan baik, hal yang menjadi kendala sebagian peserta didik pada tahap ini adalah ketidakmampuan peserta didik dalam

menggunakan kalimat tanya yang sesuai untuk membuat rumusan masalah yang sesuai dengan tujuan percobaan.

Mengajukan pertanyaan merupakan kunci yang ada pada keterampilan proses sains dan alternatif yang dapat melatih hal tersebut adalah dengan melalui praktikum karena dalam melaksanakan sebuah percobaan hal pertama yang dilakukan adalah menentukan rumusan masalah untuk menjawab tujuan dari percobaan, hal yang menjadi penyebab indikator keterampilan mengajukan pertanyaan memiliki rata-rata skor yang berada pada urutan ke tiga atau terendah ke dua disebabkan karena dalam proses pembelajaran di kelas jarang melaksanakan percobaan dikarenakan kondisi laboratorium yang kurang memadai serta alat-alat laboratorium yang juga terbatas tidak dapat disesuaikan dengan jumlah peserta didiknya, sehingga pada saat diberikan tes untuk menentukan sebuah rumusan masalah berdasarkan hasil percobaan sebagian peserta didik menuliskan jawaban yang mengarah pada pertanyaan yang sifatnya umum.

3. Merumuskan hipotesis

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata skor perolehan peserta didik kelas XI IPA 2 untuk indikator keterampilan merumuskan hipotesis justru memiliki nilai rata-rata tertinggi setelah indikator interpretasi data. Rata-rata perolehan skor peserta didik dari tiga butir soal yaitu sebesar 20,97 dan standar deviasinya sebesar 2,43, seperti yang tertera pada Gambar 4.2, namun berdasarkan hasil analisis indikator merumuskan hipotesis masih berada dalam kategori sedang

ditinjau dari hasil perolehan peserta didik setelah mengerjakan soal indikator mengajukan hipotesis.

Sejalan dengan hal tersebut penelitian yang juga dilakukan oleh Nurhayani (2018:28) yang berjudul “Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Maros” berdasarkan nilai rata-rata untuk setiap indikator pada tabel hasil nilai rata-rata keterampilan proses sains yang diperoleh pada indikator membuat hipotesis sebesar 73 yang berada pada kategori tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik telah dapat menyusun hipotesis dengan baik.

Dijelaskan oleh Ozgelen (2012) dalam Dewi (2017:108) bahwa merumuskan hipotesis berkaitan dengan keterampilan berpikir mencipta, hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Dewi (2017:108) bahwa indikator merumuskan hipotesis dilihat dari peserta didik menjawab pertanyaan dari langkah-langkah yang telah dilakukan secara rinci.

4. Menerapkan konsep

Berdasarkan hasil analisis tes keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 pada indikator menerapkan konsep yang terdiri dari 3 butir soal memiliki nilai rata-rata 19,78 dan standar deviasinya sebesar 1,51. Namun dalam penelitian yang dilakukan ini, indikator menerapkan konsep memiliki rata-rata keseluruhan paling rendah diantara ke tiga indikator lainnya seperti yang trdapat pada Gambar 4.2. Indikator menerapkan konsep ini masih berada dalam kategori sedang dari hasil akumulasi keseluruhan nilai perolehan siswa.

Sejalan dengan hal tersebut penelitian yang juga dilakukan oleh Nurhayani (2018:28) yang berjudul “Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Maros” berdasarkan nilai rata-rata untuk setiap indikator pada tabel hasil nilai rata-rata keterampilan proses sains untuk indikator menerapkan konsep diperoleh sebesar 38 yang berada rendah, sehingga kemampuan peserta didik dalam menerapkan konsep masih kurang dapat menerapkan konsep dengan baik, hal yang menjadi kendala sebagian peserta didik pada tahap ini adalah ketidakmampuan peserta didik dalam menggunakan rumus yang sesuai dengan pertanyaan, memasukkan nilai-nilai pada setiap variabel dan kesalahan dalam menghitung serta mengkonversi satuan.

Yang menjadi penyebab rendahnya perolehan peserta didik pada indikator tersebut disebabkan karena di masa pandemi Covid-19, di mana segala aktivitas belajar mengajar tidak dapat berjalan secara maksimal sehingga pendidik tidak dapat menjelaskan konsep-konsep fisika secara detail dikarenakan alokasi waktu yang terbatas.

Dengan demikian penelitian ini dilakukan guna untuk menganalisis sejauh mana keterampilan proses sains peserta didik sebagai referensi bagi pendidik dalam membenahi tata cara proses belajar mengajar di kelas untuk dapat menumbuhkan nilai-nilai keterampilan dalam berproses setiap individu peserta didik. Penelitian ini juga menunjukan bahwa penyebab rendahnya keterampilan proses sains yang dimiliki peserta didik kelas XI IPA 2 ini disebabkan karena kurangnya menyampaikan konsep dasar pada peserta didik pada materi pelajaran sehingga cenderung membuat peserta

didik fokus menghafalkan materi sehingga mudah lupa dan akan merasa sulit dalam memecahkan jika diberikan permasalahan yang berbeda dari contoh yang sudah diberikan sebelumnya.

BAB V

Dokumen terkait