• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 PANGKEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 PANGKEP"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

i

KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 PANGKEP

SKRIPSI

NURFITRAH 10539 11004 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021

(2)

ii

KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 PANGKEP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

NURFITRAH 105391100416

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021

i

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

(QS. Asy-Syarh:5-6)

“Hidup bisa memberi segala kepada semua yang mau mencari tau dan pandai menerima.”

(N.F)

“Tidak penting sebera lambat Anda berjalan, selama Anda tidak berhenti.”

(Confucius)

Hasil karya ini kupersembahkan untuk ibunda dan ayahanda,

yang selalu memberikan motivasi dalam hidupku.

Kakakku yang selalu memberikan inspirasi dalam hidupku,

dan keluarga besar yang selalu mendukung dan medo’akan yang terbaik.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada

Sahabat dan teman-teman Dispersi A

Tanpa kalian aku hanyalah sebutir debu yang tiada artinya.

vi

(8)

Nurfitrah. 2020. Analisis Keterampilan Proses Sains Fisika peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nurlina dan pembimbing II Rahmawati.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan profil keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep pada materi fluida statis, subjek penelitian seluruh peserta didik kelas XI IPA berjumlah sebanyak 64 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling berdasarkan populasi yaitu kelas XI IPA 2 berjumlah sebanyak 32 orang. Data hasil penelitian diperoleh dengan memberikan tes keterampilan proses sains berupa soal dalam bentuk essay berjumlah 12 butir soal. Data dianalisis secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep secara keseluruhan diperoleh skor rata-rata yaitu sebesar 83,38 dengan persentase sebesar 62,50%. Dilihat dari setiap indikator keterampilan proses sains diperoleh skor rata-rata secara berturut- turut adalah interpretasi sebesar 22,75, merumuskan hipotesis sebesar 20,97, mengajukan pertanyaan sebesar 19,88, dan menerapkan konsep sebesar 19,78.

Dengan demikian berdasarkan hasil akumulasi pada setiap indikator maka disimpulkan bahwa profil keterampilan proses sains fisika peserta didik pada kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep pada materi fluida statis berada pada kategori sedang.

Kata Kunci: Fluida Statis, Keterampilan Proses Sains

vii

(9)

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu Wata’ala pencipta alam semesta penulis panjatkan kehadirat-Nya, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqamah untuk mencari Ridha-Nya hingga di akhir zaman.

Skripsi dengan judul “Analisis Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep” diajukan sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berbekal dari kekuatan dan ridha dari Allah SWT semata, maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan.

Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada ayahanda Abd Kadir dan Ibunda Kurniati atas segala pengorbanan dan do’a restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu sejak

viii

(10)

menjadikan kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Dengan pertolongan Allah SWT, yang hadir lewat uluran tangan serta dukungan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis menghaturkan terima kasih yang tiada terhingga atas segala bantuan modal dan spritual yang diberikan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan istimewa juga penulis sampaikan kepada ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd, dan Ibu Dr. Rahmawati, M.Pd selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan dan semangat kepada penulis sejak penyusunan proposal hingga terselesainya skripsi ini.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-setingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D, selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd dan Bapak Ma’ruf S.Pd., M.Pd , selaku Ketua dan Sekertaris Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

ix

(11)

Muhammadiyah Makassar yang telah mengajar dan mendidik mulai dari semester awal hingga penulis menyelesaikan studinya.

5. Bapak Burhanuddin, S. Ag, selaku Kepala UPT SMA Negeri 8 Pangkep yang telah memberikan izin penulis mengadakan penelitian sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Sri Asdaya, S. Pd, selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 8 Pangkep sekaligus sebagai pamong yang selalu memberikan arahan serta masukan yang membangun selama pelaksanaan penelitian di sekolah.

7. Shabat-sahabatku Rini Susanti, Mariana Arman, Kartini Setiasari, Hasliawati, Mirna dan Nur Aqli yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat dalam proses penyelesian skripsi ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2016 program studi pendidikan fisika terkhusus rekan-rekan Dispersi A, yang telah bersama-sama penulis menjalani masa-masa perkuliahan, atas sumbangsi dan motivasinya selama ini. Semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.

9. Peserta didik XI IPA 1 dan 2 SMA Negeri 8 Pangkep atas kesediaannya menjadi subjek penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Hal ini tidak mengurangi rasa terima kasih saya atas segala bantuannya.

Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa

x

(12)

yang lebih baik lagi. Amin Yaa Rabbal Alamin.

Wassalam

Makassar, Januari 2021

Penulis

NURFITRAH

xi

(13)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latara Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Hakikat Pembelajaran Sains ... 8

2. Keterampilan Proses Sains ... 9

3. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 19

B. Kerangka Pikir ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

xii

(14)

B. Populai dan Sampel ... 21

C. Prosedur Penelitian ... 22

D. Definisi Operasional Variabel ... 24

E. Instrument Penelitian ... 24

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Simpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 49 RIWAYAT HIDUP ...

xiii

(15)

Tabel Halaman

2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains ...15

3.1 Jumlah Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep ...22

3.2 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains ... .24

3.3 Hasil Uji Validasi Keterampilan Proses Sains Peserta Didik ... .28

3.4 Hasil Uji Validasi Instrumen Keterampilan Proses Sains pada Setiap Indikator ... .28

3.5 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item ` ... .30

3.6 Krtiteria Pengkategorisasian Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik . .33 4.1 Data Statistik Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep ... .34

4.2 Distribusi Skor dan kategori tingkat Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep ... .35

xiv

(16)

Gambar Halaman

2.1. Alur Kerangka Pikir ... 20

4.1 Diagram Kategorisasi dan Frekuensi (n sampel) Skor Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Pada Kelas XI IPA SMAN 8 Pangkep ... 36 4.2 Diagram Perolehan Skor Rata-rata untuk Masing-masing Indikator

Keterampilan Proses Saina Pada Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep ... 37

xv

(17)

Lampiran Halaman

1 Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains Sebelum Uji Coba ... 50

2 Soal Tes Keterampilan Proses Sains ... 75

3 Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains Setelah Uji Coba ... 84

4 Soal Tes Keterampilan Proses Sains ... 99

5 Lembar Validasi Instrumen ... 107

6 Uji Validitas ... 109

7 Uji Reliabilitas ... 115

8 Data Hasil Tes Keterampilan Proses Sains ... 119

9 Analisis Deskriptif ... 121

10 Jurnal Harian ... 144

11 Daftar Hadir Peserta Didik ... 145

12 Dokumentasi ... 147

13 Tabel r Product Moment ... 149

14 Persuratan ... 151

xvi

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pesatnya kemajuan teknologi, informasi, komunikasi dan semakin kompleks tantangan masa depan menjadi era baru yang dikenal dengan abad ke-21. Seiring dengan perkembangan yang terjadi menuntut kesiapan bangsa dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia diera abad 21 ini. Pada era ini salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Berbicara terkait pendidikan tentu tidak lepas dari upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagaimana tuntutan abad ke-21 ini, dan hal itu dapat ditinjau dari segi pendidikan, dan itu telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan tidak dapat tercapai hanya dari segi intelektual saja, tetapi dari segi sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik (Yuliati, 2019:167-168).

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang mampu dijadikan bagi peserta didik sebagai wadah untuk mengembangkan potensi serta membantu perkembangan peserta didik menuju pada kedewasaan. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk mengembangkan potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam kehidupan.

Sebagaimana telah dijelaskan jauh sebelumnya di dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya ayat 7:

1

(19)

Artinya:”Kami tiada mengutus Rasul Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui”.

Menurut Prayogi (2019:144) untuk mencapai tujuan pendidikan di abad ke-21 dalam proses pembelajaran terdapat 4 kompetensi yang biasanya dirumuskan 4C, yang terdiri dari (communication, collaboration, critical thinking and problem solving, dan creativity and innovation), karena pendidikan merupakan suatu wadah

untuk mengembangkan potensi dan keterampilan yang dimiliki peserta didik salah satunya adalah keterampilan proses sains.

Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang digunakan untuk melakukan penelitian secara ilmiah untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditemukan. Dengan keterampilan proses sains yang dimiliki peserta didik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap peserta didik dalam memahami konsep-konsep dan teori dalam pembelajaran fisika yang rumit dan bersifat abstrak.

Sedang menurut Aswar (2020:44) keterampilan proses sains diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilkan konsep, teori, prinsip, hukum, maupun fakta-fakta dan bukti.

Dengan mengajarkan dan membantu peserta didik dalam membangun tingkat keterampilan proses sains yang dimilikinya dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berbuat sesuatu bukan hanya sekedar mengetahui teori namun

(20)

dapat mengaplikasikan dan tentunya mampu memecahkan permasalahan dengan menggunakan konsep yang diketahuinya. Salah satu mata pelajaran ditingkat sekolah menengah atas yang menekankan pada keterampilan proses sains peserta didik dalam pembelajaran adalah mata pelajaran fisika.

Menurut Bancong (2015:28) Fisika merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan olah sains, dengan demikian fisika mempunyai karakteristik yang tidak berbeda dengan sains pada umumnya yang menitik beratkan pada produk dan proses sains. Pada pembelajaran fisika peserta didik harus dilibatkan secara fisik dan mental dalam memecahkan suatu permasalahan. Karena fisika merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan oleh sains maka perlu diketahui bahwa proses sains diturunkan dari langkah-langkah saintis ketika dilakukan penelitian ilmiah, langkah-langkah tersebut yang dinamakan keterampilan proses sains.

Keterampilan proses sains dalam pembelajaran fisika sangat berperan penting dalam proses penemuan dan pemahaman peserta didik terhadap konsep karena proses pembelajaran fokus pada bagaimana cara untuk dapat mengaktifkan serta melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. Fisika merupakan salah satu bagian dari sains, dalam pembelajaran fisika tidak hanya sekedar memberikan teori dan pengertian terhadap peserta didik, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana melatih peserta didik agar mampu menguasai dan memahami konsep tidak hanya pada batasan matematisnya tanpa mengetahui makna arti fisisnya. Karena kurangnya melatih keterampilan proses peserta didik dalam pembelajaran sehingga peserta didik hanya memperoleh informasi dari guru tanpa melatih keterampilan proses sains yang

(21)

dimilikinya yang menyebabkan terjadi penumpukan informasi dan konsep tanpa ada penyelidikan atau praktikum dalam pembelajaran dan berdampak pada pada peserta didik yang hanya sekedar menghafal teori saja, dan tidak memahami materi yang diberikan sehingga saat diberikan permasalahan yang baru tidak mampu memperoleh cara penyelesaian yang tepat dan sesuai.

Yang menjadi penyebab kurangnya melatih keterampilan proses sains peserta didik dikarenakan proses pembelajaran yang diterapkan guru dalam kelas hanya sebatas menyampaikan materi secara satu arah melalui proses ceramah, mengakibatkan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran hanya sekedar mendengarkan tanpa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, maka dari itu menbuat suasana belajar yang kurang menarik sehingga menimbulkan rasa bosan dalam benak peserta didik mengakibatkan kurang fokus dalam mengikuti proses pembelajran, selain itu juga pandangan sebagian peserta didik yang menganggap bahwa pembelajaran fisika itu sulit dan tidak menyenangkan membuat peserta didik merasa terkekang dan mencari peralihan perhatian dengan berdiskusi pada teman yang lain sehingga tidak memperhatikan materi dengan baik.

Yang menjadi salah satu penyebab kebanyakan guru menerapkan metode ceramah tersebut dalam proses pembelajaran disebabkan karena keterbatasan waktu mengajar, ketertinggalan materi pelajaran, serta sarana dan prasarana yang kurang menunjang dalam pembelajaran sehingga menjadikan pembelajaran menjadi pasif dan monoton, yang juga dapat berdampak pada peningkatan keterampilan proses sains peserta didik. Menurut (Khaerunnisa, 2017:341) bahwa keterampilan proses

(22)

sains sangat penting dalam pembelajaran fisika, karena keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual manual, sosial serta komunikasi sehingga keterampilan proses sains perlu dikembangkan untuk menanamkan sikap ilmiah pada peserta didik.

Dengan mengetahui kemampuan dan permasalahan yang dialami selama proses belajar mengajar di kelas, berdasarkan pengalaman dan hasil observasi pada guru bidang studi, salah satu cara yang digunakan agar dapat memunculkan dan meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik yaitu dengan melakukan inovasi atau perubahan terhadap strategi pembelajaran di dalam pola mengajar dengan cara memaksimalkan penerapan model pembelajaran sesuai dengan aturan kurikulum 2013. Jika pelaksanaan model pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal dalam kelas maka dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif dan bermakna.

Dari pengaplikasian model pembelajaran yang digunakan dalam kelas dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengaplikasikan materi, membangun pengetahuannya, dan bekerja dalam kelompok dalam melakukan percobaan ataupun sebuah diskusi sehingga dapat mengembangkan sikap ilmiah dan keterampilan proses sains peserta didik. Dengan demikian perlu dilakukannya analisis mengenai keterampilan proses sains fisika peserta didik untuk meninjau apakah metode yang digunakan guru sudah membantu untuk menumbuhkan sikap ilmiah dan keterampilan proses sains peserta didik, sehingga dapat memberikan informasi data status pencapaian keterampilan proses sains peserta didik.

(23)

Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul Analisis Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep, untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan proses sains yang dimiliki peserta didik dalam pembelajaran fisika.

B. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana profil keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep pada materi fluida statis?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mendeskripsikan profil keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep pada materi fluida statis.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis, yaitu diharapkan mampu menghasilkan temuan yang bermanfaat tentang keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep.

2. Manfaat Praktis

Selain dari manfaat secara teoritis juga terdapat manfaat secara praktis bagi peserta didik, guru maupun bagi sekolah itu sendiri, diantaranya sebagai berikut:

(24)

a. Bagi peserta didik

Dapat meningkatkan keterampilan proses sains yang dimiliki peserta didik dalam pembelajaran fisika khususnya pada materi fluida statis.

b. Bagi Guru

Dengan penelitian ini manfaat yang diperoleh bagi guru adalah guru dapat lebih mengetahui tingkat keterampilan proses sains peserta didik dalam pembelajaran fisika, serta dapat menambah wawasan bagi guru dalam penyelenggaraan proses belajar sehingga guru dapat lebih memahami karakter peserta didiknya agar dapat memberikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik dalam pembelajaran fisika.

c. Bagi sekolah

Memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan, yang akan memberikan pengaruh besar terhadap tingkat keterampilan-keteampilan yang dimiliki peserta didik khususnya dalam meningkatkan ketrampilan proses sains fisika peserta didik itu sendiri.

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Pembelajaran Sains

Zamista (2015:5) mengemukakan bahwa fisika merupakan bagian dari sains yang memiliki hakikat sebagai proses, produk dan afektif, hakikat sains ini menuntut pembelajaran sains bukan hanya berupa transfer ilmu namun sebuah proses konstruktivisme yang memfasilitasi siswa untuk melatih keterampilan, membangun kemampuan kognitifnya sendiri, dan menumbuhkan sikap positif. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tritianto (2012:136-137) sains merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. Sains mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.

Abdullah (2013:26) mengemukakan bahwa sains fisika (Physics Sciences) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam melalui metode ilmiah dan menyajikannya secara empiris dalam bentuk data numerik, dalam pengertian lain, sains fisika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

8

(26)

tentang interaksi antara materi dan radiasi dengan metode ilmiah melalui pembuktian empiris dan eksperimental.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sains memiliki tiga aspek yang pertama yaitu, proses ilmiah, seperti mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang dan melakukan percobaan, yang kedua adalah sikap ilmiah, diantaranya terdapat rasa ingin tahu, objektif, hati-hati dan jujur, dan yang ketiga yaitu produk ilmiah, seperti prinsip, hukum, konsep, dan teori.

Menurut Tawil dan Liliasari (2014:7) sains dan pembelajaran sains tidak hanya sekedar pengetahuan yang bersifat ilmiah saja, melainkan terdapat dimensi- dimensi ilmiah penting yang menjadi bagian sains. Pertama, adalah muatan sains (content of science) yang bersifat fakta, konsep, hukum dan teori-teori. Kedua, sains adalah proses dalam melakukan aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah dari aktivitas sains.

Ketiga, sains merupakan dimensi yang berfokus karakteristik sikap dan watak ilmiah.

Dimensi ini meliputi keingintahuan seseorang dan besarnya daya imajinasi seseorang, juga antusiasme yang tinggi untuk mengajukan dan memecahkan permasalahan.

2. Keterampilan proses Sains a. Keterampilan Proses

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini menghasilkan banyak konsep yang harus dipelajari anak didik melalui pembelajaran, sedangkan guru tidak mungkin lagi mengajarkan banyak konsep kepada siswa. Salah satu alternatif yang

(27)

dikembangkan dalam pembelajaran yaitu pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses (Tawil dan Liliasari, 2014:7).

Tritianto (2012:144) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyanggahan terhadap suatu penemuan atau klasifikasi dengan kata lain keterampilan ini dapat digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, teori atau prinsip. Konsep, teori, atau prinsip yang telah ditemukan atau dikembangkan ini akan memantapkan pemahaman tentang keterampilan proses tersebut.

Keterampilan Proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan- kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan yang mendasar yang telah dikembangkan dan terlatih, lama kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, Nurlina (2014:16).

Sedangkan menurut Pratama (2015:7) berpendapat bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental berkaitan dengan kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki, dikuasai, dan diterapkan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru. Sejalan dengan itu, Trianto (2011) dalam Diana (2019: 215) menyatakan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah (baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, untuk mengembangkan konsep yang

(28)

telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan atau flasifikas.

Berdasarkan dari beberapa pendapat mengenai keterampilan proses diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan ilmiah yang terarah dan diperoleh melalui proses latihan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baik secara intelektual, sosial, fisik, maupun mental yang sudah ada dalam diri setiap individu. Dan serangkaian peristiwa yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam mencari dan memproses hasil perolehannya untuk kemudian dijadikan pengetahuan baru bagi dirinya sendiri.

b. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah proses ilmiah tersebut dan dikembangkan pada peserta didik sebagai pengalaman yang bermakna.

Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan peserta didik, Septantiningtyas (2020:16).

Sains atau IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara terencana dan sistematis. Sains bukanlah sekedar kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip tetapi juga merupakan proses mencari dan menemukan. Proses pembelajaran sains sebaiknya menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada peserta didik melalui langkah-langkah kerja

(29)

ilmiah sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan. Proses kerja seperti ilmuwan itulah yang dikenal sebagai metode ilmiah. Dalam praktek pembelajaran, maka kegiatan belajar melalui proses kerja ilmiah akan melibatkan serangkaian keterampilan yang disebut dengan keterampilan proses sains (science process skills) (Jufri, 2017:149).

Tawil dan Liliasari (2014:8) menyatakan bahwa pendekatan keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai wawasan atau panutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya ialah ada dalam diri siswa.

Menurut Nurlina (2014:16) Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah dan merupakan upaya yang penting untuk memperoleh keberhasilan belajar peserta didik yang optimal.

Sejalan dengan hal tersebut, Khaerunnisa (2017: 342) juga mengutip kalimat Tawil dan Liliasari (2014) dalam bukunya bahwa keterampilan proses sains merupakan asimilasi dari berbagai keterampilan intelektual yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Keterampilan proses sains bukanlah tindakan intuksional yang berada diluar kemampuan siswa. Keterampilan proses sains justru dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Siswa dapat mengalami ransangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan.

Ongowu dan Indoshi (2013) dalam Elvanisi (2018:246) berpendapat bahwa keterampilan proses sains membantu siswa mengembangkan rasa tanggung jawab

(30)

dalam pembelajaran serta meningkatkan betapa pentingnya metode penelitian dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains merupakan wawasan dan panutan terhadap pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual yang bersumber dari kemampuan-kemampuan yang mendasar yang telah ada dalam diri siswa dan merupakan suatu pondasi yang diperlukan pada saat proses penyelesaian masalah secara ilmiah.

c. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains dapat di klasifkasi menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses dasar terdiri dari keterampilan mengamati (melakukan observasi), keterampilan mengukur (melakukan pengukuran), keterampilan memprediksi (meramalkan), keterampilan mengelompokkan (mengklasifikasi), menginferensi (mengemukakan asumsi), dan keterampilan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi keterampilan-keterampilan untuk mengidentifikasi masalah dan variabel, merumuskan hipotesis, mengontrol variabel, merancang eksperimen, menginterpretasikan data, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti atau data.

Berikut disajikan uraian tentang tiap-tiap aspek dari keterampilan proses terpadu sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi variabel, variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.

(31)

2) Merumuskan definisi operasional variabel, mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu aka diukur.

Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan data atau informasi apa yang akan dicatat atau diukur dalam suatu eksperimen.

3) Merumuskan hipotesis, hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terdapat variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif maupun deduktif.

4) Merancang dan melaksanakan eksperimen, keterampilan merancang dan melaksanakan eksperimen dapat di definisikan sebagai kegiatan ilmiah yang direncanakan untuk mendapatkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Selain itu, prosedur eksperimen perlu direncanakan dengan ringkas tetapi sistematis.

5) Menginterpretasi data, keterampilan menginterpretasi data biasanya diawali dengan kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan mendeskripsikan data.

Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah dipahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata- ratakan. Data yang sudah dianalisis baru di interpretasikan menjadi suatu

(32)

kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan.

(Jufri, 2017: 149-154)

d. Indikator Keterampilan Proses Sains

Adapun tabel indikator dari Keterampilan Proses Sains menurut (Tawil &

Liliasari, 2014:37-38) sebagai berikut:

Tabel 2.1. Indikator Keterampilan Proses Sains

Aspek KPS Deskripsi

Mengamati/Observasi

Menggunakan berbagai indera;

mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan.

Mengelompokkan/Klasifikasi

Mencatat setiap pengamatan secara terpisah;

mencari perbedaan, persamaan;

mengontraksikan ciri-ciri; membandingkan;

mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan.

Menafsirkan/Interpretasi

Menghubung-hubungkan hasil pengamatan;

menemukan pola/keteraturan dalam suatu seri pengamatan; menyimpulkan.

Meramalkan/Memprediksi

Menggunakan pola-pola atau keteraturan hasil pengamatan; mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum terjadi.

Melakukan Komunikasi

Mendeskripsikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan/pengamatan dengan grafik/tabel/diagram atau mengubahnya dalam bentuk salah satunya; menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan

jelas; menjelaskan hasil

percobaan/penyelidikan; membaca grafik atau tabel atau diagram; mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah/peristiwa.

Mengajukan Pertanyaan Bertanya apa, bagaimana dan mengapa;

bertanya untuk meminta penjelasan;

(33)

mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.

Mengajukan Hipotesis

Mengetahui bahwa ada lebih dari suatu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian;

menyadari bahwa satu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.

Merencanakan percobaan/

penyelidikan

Menentukan alat, bahan atau sumber yang akan digunakan; menentukan variabel/faktor penentu;

menentukan apa yang akan diatur, diamati dan dicatat; menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja.

Menggunakan alat/bahan/sumber

Memakai alat dan atau bahan atau sumber;

mengetahui alasan mengapa menggunakan alat.

Menerapkan Konsep

Menggunakan konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam situasi baru; menggunakan konsep/prinsip pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Melaksanakan

Percobaan/Penyelidikan

Penilaian proses dan hasil belajar IPA menurut teknik dan cara-cara penilaian yang lebih komprehensif.

Sumber: Tawil & Liliasari, 2014:37-38

Dari beberapa indikator diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan proses dapat diperoleh dari jenis keterampilan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Semakin banyak jenis keterampilan yang diamati semakin tinggi kecerdasan peserta didik. Dari beberapa poin indikator dalam keterampilan proses sains tersebut, dalam penelitian ini indikator yang akan diteliti mencakup empat poin indikator diantaranya: interpretasi, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, dan menerapkan konsep.

Zamista (2015:5) menyatakan bahwa dengan melatih dan mengembangkan keterampilan proses sains pada siswa akan sangat berguna bagi siswa tidak hanya

(34)

sebagai proses untuk membangun pengetahuan dalam pembelajaran namun juga berguna dalam kehidupan sehari hari. Terdapat beberapa alasan yang mendasari perlunya melatih keterampilan proses sains pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:

1) Siswa harus dilatih untuk menemukan pengetahuan dan konsep serta mengembangkannya sendiri;

2) Siswa akan mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh yang konkrit;

3) Siswa perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis dan mengusahakan kemungkinan-kemungkinan untuk menjawab suatu masalah;

4) Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dalam diri siswa;

5) Dengan dilatihnya keterampilan proses sains dapat mengembangkan sikap ilmiah dalam diri siswa.

Berdasarkan beberapa uraian dari setiap poin diatas menjelaskan bahwa betapa pentingnya melatih keterampilan proses sains siswa karena dengan melatih keterampilan proses sains yang dimiliki siswa karena keterampilan proses dapat diperoleh dari jenis keterampilan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Semakin banyak jenis keterampilan yang diamati semakin tinggi kecerdasan peserta didik.

(35)

e. Peranan dan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Dalam Pembelajaran Fisika

Peranan KPS dalam kegiatan pembelajaran menurut Tawil dan Liliasari (2014:10) didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

1) Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, percepatan perubahan IPTEK ini, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori. Untuk mengatasi hal ini perlu pengembangan keterampilan dalam memperoleh dan memproses semua fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa.

2) Pengalaman intelektual, emosional, dan fisik dibutuhkan untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.

3) Penanaman sikap dan nilai untuk mencari kebenaran ilmu pengetahuan.

Dengan keterampilan-keterampilan ini siswa dapat mempelajari sains sebanyak mereka dapat mempelajari dan ingin mengetahuinya. Penggunaan keterampilan-keterampilan proses ini merupakan suatu proses yang berlangsung selama hidup. Beberapa fakta mengenai pendekatan keterampilan proses menurut Tawil dan Liliasari (2014:8) sebagai berikut:

1) Pendekatan keterampilan proses memberikan pengertian yang tepat kepada siswa tentang hakikat ilmu pengetahuan;

2) Pembelajaran dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan;

(36)

3) Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar, membuat siswa belajar proses sekaligus produk ilmu pengetahuan.

3. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dilakukan oleh Nurhayani dkk dengan judul penelitian “Keterampilan Proses Sains Peserta Didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Maros” penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif menggunakan desain survey yang bertujuan untuk mengetahui gambaran keterampilan proses sains peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Maros pada materi kesetimbangan benda tegar dan dinamika rotasi. Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh bahwa tingkat keterampilan proses sains fisika pada kelas XI IPA SMAN 8 Maros masih dalam kategori sedang, diperoleh hasil pada setiap indikator keterampilan proses sains yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 7 indikator. Pada indikator berhipotesis dan menginterpretasi data dominan berada pada kategori sangat tinggi, sedangkan untuk indikator berkomunikasi, menggunakan alat dan bahan, dominan berada pada kategori tinggi, dan untuk indikator menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan dan merancang percobaan dominan berada pada kategori rendah. Faktor yang menyebabkan keterampilan proses sains peserta didik masih dalam kategori sedang yaitu proses pembelajaran fisika di kelas yang masih kurang optimal dalam menggunakan K 13.

B. Kerangka Pikir

Keterampilan proses sains merupakan kemampuan peserta didik dalam menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan sains serta

(37)

menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap peserta didik sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains untuk memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Keterampilan proses sains menekankan bagaimana peserta didik belajar, dan bagaimana cara mengolah pengetahuan yang diperoleh sehingga dapat dipahami dan digunakan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan mengembangkan keterampilan proses sains peserta didik dapat menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep.

Oleh karena itu, penulis membuat desain kerangka pikir dalam penelitian ini seperti pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Alur Kerangka Pikir

Guru Peserta Didik

Membagikan Soal Tes Keterampilan Proses Sains yang meliputi 4 Indikator diantaranya:

1. Interpretasi 2. Mengajukan

Pertanyaan 3. Merumuskan

Hipotesis

4. Menerapkan Konsep

Profil Tingkat Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Keterampilan Proses Sains

Menjawab Tes Keterampilan Proses Sains

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMA Negeri 8 Pangkep yang berlokasi di Desa Bantimurung, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 09 hingga 18 November 2020.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 64 peserta didik yang terbagi dalam 2 kelas.

21

(39)

Tabel 3.1 Jumlah Peserta Didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPA 1 32

2 XI IPA 2 32

Jumlah 64

Sumber: data hasil pengolahan (2020) 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016:118), sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan simple random sampling di mana pengambilan secara utuh/secara kelompok berdasarkan

populasinya. Di peroleh jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 sampel yaitu kelas XI IPA 2.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu Tahap persiapan, Tahap pelaksanaan, dan Tahap akhir penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan pihak sekolah yaitu kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk meminta izin melakukan penelitian terhadap peserta didik di SMA Negeri 8 Pangkep.

b. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran Fisika untuk mengetahui tentang keadaan peserta didik kelas XI IPA, dan memberitahukan materi fisika yang

(40)

akan dijadikan tes keterampilan proses sains, serta waktu pelaksanaan penelitian.

c. Menyusun instrument tes keterampilan proses sains, instrument ini digunakan untuk memperoleh data keterampilan proses sains fisika peserta didik.

d. Melaksanakan uji validitas instrumen penelitian 2. Tahap Pelaksanaan

Membagikan instrument tes keterampilan proses sains kepada seluruh subjek penelitian, dalam pembagian instrument tersebut peneliti membagikan melalui Whatsapp. Hal ini dikarenakan peneliti tidak dapat melakukan pertemuan secara

langsung oleh subjek dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di sekolah sebab proses pembelajaran berlangsung secara virtual dikarenakan kondisi saat ini yang menganjurkan kegiatan pembelajaran dilaksanakan di rumah saja.

3. Tahap Akhir

Setelah semua pelaksanaan penelitian telah selesai, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah:

a. Mengolah data hasil penelitian yang telah diperoleh b. Menganalisis dan membahas hasil penelitian

c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data keterampilan proses sains fisika peserta didik.

(41)

D. Definisi Operasional Variabel

Keterampilan Proses Sains adalah keterampilan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, meliputi 4 indikator: interpretasi, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, dan menerapkan konsep yang diukur dengan tes keterampilan proses sains berbentuk soal essay.

E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes keterampilan proses sains. Tes keterampilan proses sains yang digunakan berupa soal essay dengan jumlah sebanyak 20 butir soal, dapat dilihat pada lampiran A.2 halaman 75.

Adapun kisi-kisi tes keterampilan proses sains yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrument keterampilan proses sains

Indikator keterampilan proses sains Nomor item Jumlah

Interpretasi 1, 2, 5, 9, 16 5

Mengajukan Pertanyaan 4, 7, 10, 13, 20 5 Merumuskan Hipotesis 3, 8, 12, 14, 17 5

Menerapkan Konsep 6, 11, 15, 18, 19 5

Jumlah keseluruhan 20

Sumber: data hasil pengolahan (2020)

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument tes keterampilan proses sains adalah sebagai berikut:

a. Tahap Awal

(42)

Menyusun instrumen tes keterampilan proses sains dalam bentuk soal essay sebanyak 20 butir soal

b. Tahap kedua

Langkah selanjutnya ialah item soal yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dengan jumlah soal sebanyak 20 butir soal dalam bentuk essay, selanjutnya dilakukan validasi instrument oleh tim validator yang terdiri dari dua orang dosen ahli (uji pakar). Setelah itu dari hasil validasi oleh ahli atau dari hasil uji pakar tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji Gregory, dalam artian apakah instrumen tes keterampilan proses sains yang akan

digunakan layak atau tidak untuk digunakan. Berikut adalah persamaan Gregory yang digunakan:

(Retnawati, 2015:33)

Keterangan:

R = Nilai Realibilitas dari uji pakar

A = Relevansi lemah-lemah, jika validator 1 memberikan skor = 1 dan validator 2 = 1

B = Relevansi kuat-lemah, jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 1 atau 2

C = Relevansi lemah-kuat, jika validator 1 memberikan skor = 1 atau 2 dan validator 2 = 3 atau 4

(43)

D = Relevansi kuat-kuat, jika validator 1 memberikan skor = 3 atau 4 dan validator 2 = 3 atau 4

Jika instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian yang mana kriteria penilaiannya adalah jika nilai maka instrument tersebut dinyatakan layak untuk digunakan. Dalam penelitian ini, berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan uji Gregory diperoleh hasil validasi oleh para ahli nilai r = 1,00 sehingga instrument keterampilan proses sains fisika yang digunakan dalam penelitian ini layak untuk digunakan. Untuk lebih spesifiknya terdapat pada lampiran B.1 halaman 107.

c. Tahap ketiga

Untuk memperoleh data tes keterampilan proses sains peserta didik maka dilakukan uji coba lapangan yang terdiri dari 20 butir soal essay yang diujikan pada kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 8 Pangkep. Data yang diperoleh dari hasil uji coba lapangan kemudian dianalisis dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

1) Uji Validasi

Suatu instrument pengukuran dapat dikatakan valid jika instrument dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Teknik analisis yang dapat digunakan untuk menguji validitas soal yang telah di uji lapangan adalah dengan menggunakan rumus product moment.

∑ ∑ ∑

√( ∑ ∑ ∑ ∑ )

(44)

(Riduwan, 2009:110) Keterangan:

Koefisien korelasi ∑ Jumlah skor item

∑ Jumlah skor total (seluruh item) n Jumlah responden

Distribusi (Tabel r) untuk

Kaidah keputusan: Jika rhitung > rtabel berarti valid

Jika rhitung < rtabel berarti tidak valid

Berdasarkan dari persamaan korelasi product moment di atas untuk menetukan valid atau tidak validnya suatu soal dianalisis dengan membandingkan antara nilai dengan nilai sesuai dengan penjelasan pada kaidah keputusan yang tertera diatas, dimana untuk nilai dengan jumlah responden sebanyak 32 sesuai dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5% maka butir tes keterampilan proses sains peserta didik dikatakan valid apabila mempunyai validitas soalnya 0,349 begitupun sebaliknya apabila lebih kecil dari 0,349 maka soal dinyatakan tidak valid. Dari hasil uji lapangan yang telah dilakukan diperoleh sebanyak 12 butir soal yang valid dan 8 butir soal yang dinyatakan tidak valid dari jumlah total soal sebanyak 20 butir. Uji validasi yang digunakan peneliti menggunakan bantuan aplikasi Microsoft excel, yang terdapat pada lampiran B.2

(45)

halaman 109, adapun hasil uji validasi dengan menggunakan 32 responden sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validasi Tes Keterampilan Proses Sains Peserta Didik

No.

Soal Nilai Validasi Keterangan

1 0,169 Tidak Valid

2 0.580 Valid

3 0.379 Valid

4 0,244 Tidak Valid

5 0.409 Valid

6 0.375 Valid

7 0.381 Valid

8 0.211 Tidak Valid

9 0.466 Valid

10 0.231 Tidak Valid

11 0.022 Tidak Valid

12 0.083 Tidak Valid

13 0.357 Valid

14 0.612 Valid

15 0.363 Valid

16 0.216 Tidak Valid

17 0.445 Valid

18 -0.119 Tidak Valid

19 0.451 Valid

20 0.515 Valid

Sumber: data hasil pengolahan (2020)

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Keterampilan Proses Sains pada setiap indikator

Indikator keterampilan proses sains

Nomor Soal Valid

Interpretasi 1, 3, 6

Mengajukan Pertanyaan 5, 7, 12 Merumuskan Hipotesis 2, 8, 10 Menerapkan Konsep 4, 9, 11

Jumlah Soal Valid 12

(46)

Jumlah Soal Keseluruhan 20

Jumlah Peserta Didik 32

Sumber: data hasil pengolahan (2020)

2) Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data, maka harus ditentukan reliabilitasnya.

Darmayanti (2020:127) mengutip kalimat yang dikemukakan olen Sudjana (2010) dalam bukunya yang menyatakan bahwa reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajengan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Item soal yang dinyatakan valid berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan rumus product moment selanjutnya dianalisis untuk melihat reliabilitas dari suatu soal

tersebut. Reliabel artinya dapat dipercaya sehingga layak untuk digunakan sebagai alat pengumpul data dari tes keterampilan proses sains. Teknik analisis yang dapat digunakan untuk menentukan reliabilitasnya adalah dengan menggunakan rumus uji alpha.

(

) ( )

(Riduwan, 2009:125) Keterangan:

R11= Nilai Realibilitas

Si = Jumlah Varian Skor Tiap-tiap Item St = Varian Total

(47)

k = Jumlah Item

Item yang memenuhi kriteria valid mempunyai koefisien reliabilitas yang tinggi dan dapat digunakan sebagai alat evaluasi keterampilan proses sains peserta didik yang dilihat dari skor tes keterampilan proses sains peserta didik sebagaimana yang dikehendaki dalam peneliti. Setelah diperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah mencocokkan angka yang diperoleh tersebut dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item

Rentang Nilai Kategori

> 0,80 Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

(Sumber: Sugiyono, 2016:186)

Berdasarkan hasil dari perhitungan uji reliabilitas dengan bantuan aplikasi Microsoft excel, bahwa diperoleh nilai reliabilitas tes yaitu 0.681 dan berada pada

rentang sehingga dapat disimpulkan bahwa tes keterampilan proses sains peserta didik memiliki kategori reliabilitas tinggi untuk lebih spesifiknya dapat dilihat pada lampiran B.3 halaman 115.

Setelah melalui ketiga tahapan tersebut, maka diperoleh instrument tes keterampilan proses sains jumlah soal yang dinyatakan valid sebanyak 12 butir soal yang dimana terdiri dari 4 indikator diantaranya interpretasi sebanyak 3 butir soal,

(48)

mengajukan pertanyaan sebanyak 3 butir soal, merumuskan hipotesis 3 butir soal, dan indikator menerapkan konsep juga sebanyak 3 butir soal. Utuk lebih spesifiknya dapat dilihat pada Lampiran A.3 halaman 84.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini a. Tes

Memberikan tes keterampilan proses sains pada masing-masing peserta didik dengan menggunakan instrumen yang sebelumnya telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan dilakukan validasi oleh tim validator untuk melihat kelayakan dari instrumen yang dibuat. Tes keterampilan proses sains berupa soal-soal yang mencakup 4 indikator keterampilan proses sains diantaranya interpretasi, merumuskan pertanyaan, merumuskan hipotesis, menerapkan konsep. Bentuk instrumen tes dalam penelitian ini adalah dalam bentuk soal essay dimana jawaban pada masing-masing item memiliki tingkat skor yang berbeda-beda tergantung tingkat kesulitan soal.

b. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2016:329) adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumentasi, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data-data berupa foto.

Namun karena kondisi saat ini proses pembelajaran berlangsung secara virtual,

(49)

dikarenakan adanya pandemi Covid-19 sehingga penelitian ini tidak dapat dilaksanakan secara langsung sehingga hasil tes yang dikerjakan peserta didik dikirim melalui whatsapp.

G. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah diolah dengan menggunakan analisis statistik yaitu statistika deskriptif. Statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden penelitian. Untuk menghitung nilai rata-rata, standar deviasi, pengkategorian dan persentase digunakan persamaan sebagai berikut:

1. Menghitung Rata-rata ∑ Keterangan:

M = Mean/rata-rata

∑ = Skor total peserta didik N = Jumlah frekuensi 2. Menghitung standar Deviasi

√∑

Keterangan:

SD = Standar Deviasi

∑ = Skor total peserta didik N = Jumlah responden

(50)

M = Median

3. Pengkategorisasian untuk Keterampilan Proses Sains

Tabel 3.6 Kriteria Pengkategorisasian Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik

Kriteria Kategori

Tinggi

Sedang

Rendah

(Sumber: Sudijono, 2012:176) 4. Menghitung Kategori Persenan

Keterangan:

P = Angka persentase f = Frekuensi

(Sudijono, 2012:86-176)

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Bab ini menyajikan proses pengolahan data yang menggunakan analisis statistik deskriptif, pengolahan data ini digunakan untuk menyatakan karakteristik distribusi nilai responden.

Menurut Sugiyono (2014:147) analisis deskiriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi Microsoft excel, sehingga diperoleh data statistik keterampilan proses sains fisika

peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Data Statistik Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep

Statistik Skor

Ukuran Sampel 32

Skor Ideal Maksimum 120

Skor Ideal Minimum 1

Skor Tertinggi 94

Skor Terendah 71

Rata-Rata 83,38

Standar Deviasi 5,50 Sumber: data hasil pengolahan (2020)

34

(52)

Pada Tabel 4.1 diperoleh secara rinci dari jumlah ukuran sampel sebanyak 32 peserta didik perolehan skor tertinggi yaitu sebesar 94, dan skor terendah adalah 71 dari skor ideal yaitu 120. Rata-rata perolehan secara keseluruhan sebesar 83,38 dengan standar deviasi 5,50, analisis lengkap terkait Tabel 4.1 dapat dilihat secara rinci pada lampiran C.2 halaman 121.

Jika skor keterampilan proses sains peserta didisk pada kelas XI IPA dikelompokkan ke dalam tiga kategorisasi yang diadopsi dari Sudijono (2012:176) yang membagi rentang skor ke dalam tiga kategori seperti yang tertera pada Tabel 3.6 halaman 33. Maka akan diperoleh seperti pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2. Distribusi Skor dan kategori tingkat Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep

Rentang Skor Kategori f %

Tinggi 6 18.75%

Sedang 20 62.50%

Rendah 6 18.75%

Jumlah 32 100.00%

Sumber: data hasil pengolahan (2020)

Dari tabel 4.2 di atas untuk lebih jelasnya adapun diagram kategorisasi dan frekuensi (jumlah sampel) pada tingkat keterampilan proses sains fisika peserta didik berdasarkan hasil tes ditunjukkan pada seperti pada Gambar 4.1 berikut:

(53)

Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi dan Frekuensi (n sampel) Skor Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Pada Kelas XI IPA 2 SMAN 8 Pangkep

Pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 diatas menunjukkan data yang diperoleh berdasarkan distribusi skor dan pengkategorisasian tingkat keterampilan proses sains peserta didik dikelas XI IPA 2 SMAN 8 Pangkep dominan tingkat keterampilan proses sains fisika peserta didik dalam kategori sedang, yang berada pada rentang skor antara 79 sampai 88 dengan frekuensi sebanyak 20 peserta didik dari 32 jumlah total peserta didik yang diuji menggunakan soal essay tes atau setara dengan 62,50%

dari jumlah keseluruhan, dengan jumlah soal sebanyak 12 butir soal, dapat dilihat pada lampiran C.2 halaman 121.

Jika skor keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 dirincikan diperoleh nilai rata-rata pada empat indikator keterampilan proses sains yang di adopsi dari Tawil dan Liliasari (2014:37-38) yaitu, interpretasi, mengajukan

6

20

6

0 5 10 15 20 25

Frekuensi (n, Sampel)

Kategori

Tinggi Sedang Rendah

(54)

pertanyaan, merumuskan hipotesis, dan menerapkan konsep kemudian dianalisi sehingga diperoleh data seperti yang tertera pada Gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Diagram perolehan Skor Rata-rata untuk Masing-masing

Indikator Keterampilan Proses Sains Pada Kelas XI IPA 2 SMAN 8 Pangkep

Berdasarkan Gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa skor rata-rata yang diperolehan peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep pada setiap indikator dimana nilai rata-rata tertinggi pada indikator interpretasi, dan yang terendah adalah menerapkan konsep.Untuk lebih spesifiknya adapun perhitungan dari rata-rata skor setiap indikator dapat dilihat pada lampiran C.2 halaman 125.

22.75

19.88

20.97

19.78

18.00 18.50 19.00 19.50 20.00 20.50 21.00 21.50 22.00 22.50 23.00

Rata-Rata

Indikator Keterampilan Proses Sains

Interpretasi Mengajukan Pertanyaan Merumuskan Hipotesis Menerapkan Konsep

(55)

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil keterampilan proses sains fisika peserta didik khusunya pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Pangkep.

Proses pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan soal tes yang dalam bentuk essay sebanyak 12 butir soal kepada peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif secara keseluruhan keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep tahun ajaran 2020/2021 pada materi fluida statis seperti yang diperlihatkan pada tabel Tabel 4.2 dan Gambar 4.1, menunjukkan bahwa rata-rata skor keterampilan proses sains fisika peserta didik sebesar 83,38 dengan persentase sebesar 62,50% dan standar deviasi sebesar 5,50. Hal ini dapat disimpulkan bahwa profil keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep berada pada kategori sedang.

Jika dilihat pada Gambar 4.2 menunjukkan perbandingan skor rata-rata setiap indikator keterampilan proses sains fisika, dimana indikator yang memiliki skor rata- rata tertinggi ialah indikator menginterpretasi sebesar 22,75 dengan standar deviasi sebesar 2,03, sedangkan indikator yang memiliki skor rata-rata terendah ialah menerapkan konsep sebesar 19,78 dengan standar deviasi sebesar 2,43. Dimana dari hasil analisis diperoleh bahwa hasil perolehan peserta didik kelas XI IPA 2 masing- masing masih berada dalam kategori sedang untuk setiap indikator yang diteliti.

Berikut ini akan dibahas secara jelas terkait setiap indikator keterampilan proses sains yang diteliti berikut ini:

(56)

1. Interpretasi

Dari hasil analisis tes keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep pada indikator interpretasi yang terdiri dari tiga butir soal essay diperoleh skor rata-rata sebesar 22,75 dengan standar deviasi 2,03.

Indikator interpretasi dalam penelitian ini merupakan indikator yang memiliki rata- rata tertinggi di antara ke tiga indikator lainnya, seperti yang tertera pada Gambar 4.2.

Kemudian berdasarkan hasil analisis indikator interpretasi masih berada dalam kategori sedang, hal tersebut diperoleh dari hasil akumulasi perolehan peserta didik pada masing-masing soal yang diujikan dan mewakili indikator tersebut.

Berdasarkan hasil akumulasi dari keseluruhan skor yang diperoleh peserta didik dari tiga jumlah soal yang mewakili indikator tersebut hampir seluruh peserta didik memperoleh skor yang lumayan tinggi pada indikator keterampilan menginterpretasi, karena dari setiap soal yang disajikan didominasi dalam bentuk tabel hasil percobaan yang dapat mempermudah peserta didik dalam membuat kesimpulan yang tepat dan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Karena kemampuan peserta didik dalam memahami tabel sangatlah penting karena ketika melakukan percobaan peserta didik harus mampu menarik sebuah kesimpulan dari hasil perconbaan yang didapatkan untuk dapat dikaitkan dengan konsep yang ada.

Menurut Dewi (2017:108) indikator keterampilan merumuskan kesimpulan dapat dilihat dari peserta didik dapat menyimpulkan tujuan dari pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan Aydin (2013) dalam Dewi (2017:108)

(57)

yang menyatakan bahwa menggambarkan kesimpulan adalah keterampilan proses pada level yang lebih tinggi.

Sejalan dengan hal tersebut penelitian yang dilakukan oleh Nurtang (2019:56) dalam penelitiannya yang berjudul “Keterampilan Proses Sains Fisika Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 24 Bone” perbandingan skor rata-rata tiap indikator keterampilan proses sains fisika, indikator yang memiliki skor rata-rata yang paling tinggi ialah indikator menginterpretasi data sebesar 3,81 dengan standar deviasi sebesar 1,1, dan varians sebesar 1,2.

2. Mengajukan pertanyaan

Berdasarkan hasil analisis data pada indikator mengajukan pertanyaan keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Pangkep memiliki skor rata-rata 19,88 dengan standar deviasi sebesar 1,93, seperti yang terlihat pada Gambar 4.2. Kemudian berdasarkan hasil analisis pada setiap indikator, untuk indikator mengajukan pertanyaan ternyata masih berada dalam kategori sedang hal tersebut ditunjukkan dari hasil akumulasi perolehan peserta didik pada soal-soal indikator mengajukan pertanyaan.

Sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Nurhayani (2018:28) untuk indikator mengajukan pertanyaan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 52 yang berada pada kategori sedang sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik masih kurang dapat mengajukan pertanyaan dengan baik, hal yang menjadi kendala sebagian peserta didik pada tahap ini adalah ketidakmampuan peserta didik dalam

(58)

menggunakan kalimat tanya yang sesuai untuk membuat rumusan masalah yang sesuai dengan tujuan percobaan.

Mengajukan pertanyaan merupakan kunci yang ada pada keterampilan proses sains dan alternatif yang dapat melatih hal tersebut adalah dengan melalui praktikum karena dalam melaksanakan sebuah percobaan hal pertama yang dilakukan adalah menentukan rumusan masalah untuk menjawab tujuan dari percobaan, hal yang menjadi penyebab indikator keterampilan mengajukan pertanyaan memiliki rata-rata skor yang berada pada urutan ke tiga atau terendah ke dua disebabkan karena dalam proses pembelajaran di kelas jarang melaksanakan percobaan dikarenakan kondisi laboratorium yang kurang memadai serta alat-alat laboratorium yang juga terbatas tidak dapat disesuaikan dengan jumlah peserta didiknya, sehingga pada saat diberikan tes untuk menentukan sebuah rumusan masalah berdasarkan hasil percobaan sebagian peserta didik menuliskan jawaban yang mengarah pada pertanyaan yang sifatnya umum.

3. Merumuskan hipotesis

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata skor perolehan peserta didik kelas XI IPA 2 untuk indikator keterampilan merumuskan hipotesis justru memiliki nilai rata-rata tertinggi setelah indikator interpretasi data. Rata-rata perolehan skor peserta didik dari tiga butir soal yaitu sebesar 20,97 dan standar deviasinya sebesar 2,43, seperti yang tertera pada Gambar 4.2, namun berdasarkan hasil analisis indikator merumuskan hipotesis masih berada dalam kategori sedang

Gambar

Gambar     Halaman
Tabel 2.1. Indikator Keterampilan Proses Sains
Tabel  3.1  Jumlah  Peserta  Didik  kelas  XI  IPA  SMA  Negeri  8  Pangkep
Tabel  3.3  Hasil  Uji  Validasi  Tes  Keterampilan  Proses  Sains  Peserta  Didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data dan penyajian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan model regresi linear berganda, dimana dalam analisis regresi tersebut

Perbandingan kinerja keuangan antara bank umum konvensional yang tidak memiliki anak bisnis syariah dan bank umum syariah yang tidak memiliki induk konvensional

Jarak ini akan dirasakan para pengguna angkutan umum sebagai jarak berjalan kaki yang cukup melelahkan dan berkeringat, mengingat kondisi cuaca dan iklim Kota Medan yang

Pengendalian yang sangat baik, gaya stick dan bucket yang tinggi, kapasitas angkat yang mengagumkan, servis yang telah disederhanakan dan ruang operator yang nyaman,

Hasil analisis uji Mann-Whitney pada leukosit jenis monosit dari kelompok kontrol (I) memiliki perbedaan yang signifikan (P&lt;0,05) dengan kelompok perlakuan II

Teorijski dio je uvod u analizu maloprodajnog poduzeća Konzum te što i na koje načine nudi maloprodajno poduzeće Konzum svojim vjernim kupcima.. Na koji način Konzum

Besamya total kontribusi variabel Manajemen Berbasis Sekolah dan metode pembelajaran terhadap motivasi mengajar guru SMP Negeri 1 Tigabinanga mencapai 40,3%, sedangkan

Kurang terdapatnya data mengenai pengaruh riwayat atopik terhadap timbulnya DKI dan mengingat sering terjadinya penyakit kulit pada pekerja pabrik di Perusahaan