MATEMATIKA SISWA
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil analisis menggambarkan deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan rekapitulasi analisis statistik berikut.
Tabel 2. Rekapitulasi Analisis Statistik Deskriptif
Statistik
Quantum Teaching Think Pair Share
P. Tampilan P.Dokumen P. Tampilan P.Dokumen
SD MI SD MI SD MI SD MI
n 10 10 10 10 10 10 10 10
x 79,8 73 70,7 51,6 72,2 60,6 61,7 73,3
S 11,2 8,4 11,4 20,2 10,4 7,1 20,3 17,6
Adapun pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis varian (ANAVA) tiga jalan yang dilanjutkan dengan uji-t.
1) Fhitung = 0,35 < Ftabel = 3,97
pada α = 0,05 dan Ftabel = 7,00 pada
α = 0,01, maka H0 diterima. Artinya
tidak terdapat perbedaan
kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran quantum theaching dengan kelompok siswa
25
yang diberi model pembelajaran
think pair share. Ketidak ada perbedaan ini ditunjukkan dengan
nilai rata-rata kemampuan
pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran quantum teaching
sebesar 68,78 dan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran think pair share sebesar 66,95. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberi model
pembelajaran quantum teaching
tidak lebih tinggi dari kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran think pair share. 2) Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fhitung = 5,22 > Ftabel = 3,97 pada α =0,05 dan Ftabel = 7,00 pada α = 0,01). Ini
menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberi penilaian
portofolio tampilan dengan
kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen. Hasil pengujian hipotesis tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika
kelompok siswa yang diberi
penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen. 3) Fhitung interaksi AB lebih besar dari Ftabel (Fhitung = 6,97 > Ftabel = 3,97 pada α = 0,05 dan Ftabel = 7,00 pada α = 0,01). Ini mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh interaksi yang
signifikan antara model
pembelajaran dan bentuk penilaian
portofolio terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. 4) Fhitung interaksi AC lebih besar dari Ftabel (Fhitung = 4,37 > Ftabel =
3,97 pada α = 0,05 dan Ftabel = 7,00
pada α = 0,01). Ini mempunyai arti
bahwa terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan jenis sekolah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika.
5) Fhitung interaksi BC lebih kecil dari Ftabel (Fhitung = 0,09 < Ftabel
= 3,97 pada α = 0,05 dan Ftabel =
7,00 pada α = 0,01). Ini mempunyai
arti bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara bentuk penilaian portofolio dan jenis
sekolah terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika. 6) Fhitung interaksi ABC lebih besar dari Ftabel (Fhitung = 8,21 > Ftabel = 3,97
pada α = 0,05 dan Ftabel = 7,00 pada
α = 0,01). Ini mempunyai arti bahwa
terdapat pengaruh interaksi yang
signifikan antara model
pembelajaran, bentuk penilaian portofolio dan jenis sekolah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. 7) thitung lebih kecil dari ttabel (thitung = 1,23 < ttabel =
1,694 pada α = 0,05). Ini
menujukkan bahwa khusus
kelompok siswa sekolah dasar yang diberi penilaian portofolio tampilan,
tidak terdapat perbedaan
kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran quantum teaching dengan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran think pair share. 8) thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 2,0 > ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus
kelompok siswa madrasah
26
portofolio tampilan, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberi model
pembelajaran quantum teaching
dengan kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberi model
pembelajaran think pair share. 9) thitung lebih kecil dari ttabel (thitung = 1,45 < ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus kelompok siswa sekolah dasar yang diberi penilaian portofolio dokumen,
tidak terdapat perbedaan
kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran quantum teaching dengan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran think pair share. 10) thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 3,5 > ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus
kelompok siswa madrasah
ibtidaiyah yang diberi penilaian portofolio dokumen, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberi model
pembelajaran quantum teaching
dengan kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberi model
pembelajaran think pair share. 11) thitung lebih kecil dari ttabel (thitung = 1,47 < ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus kelompok siswa sekolah dasar yang diberi model pembelajaran quantum teaching, tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi penilaian portofolio tampilan dengan kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberi penilaian
portofolio dokumen. 12) thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 3,46 > ttabel =
1,694 pada α = 0,05). Ini
menujukkan bahwa khusus
kelompok siswa madrasah
ibtidaiyah yang diberi model pembelajaran quantum teaching, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika
kelompok siswa yang diberi
penilaian portofolio tampilan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen.
13) thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 1,695 > ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus kelompok siswa sekolah
dasar yang diberi model
pembelajaran think pair share, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika
kelompok siswa yang diberi
penilaian portofolio tampilan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen. 14) thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 2,05 > ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus kelompok siswa madrasah ibtidaiyah yang diberi model pembelajaran think pair share, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika
kelompok siswa yang diberi
penilaian portofolio tampilan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen. Pembahasan
Hasil peneltian ini
memperlihatkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika
kelompok siswa yang diberi
penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari kemampuan pemecahan
27
siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen. Kemudian kemampuan pemecahan masalah siswa yang dinilai dengan portofolio tampilan juga lebih tinggi pada pembelajaran quantum teaching
dari pada pembelajaran thing pair share. Kelebihan portofolio tampilan adalah siswa memperesentasikan hasil kerjanya di depan guru dan siswa lainnya. Pada portofolio tampilan kemempuan-kemampuan
tersebut dapat dikembangkan
karena siswa pada portofolio ini
diberi kesempatan untuk
mendemonstrasikan
kemampuannya dalam
menyelesaikan masalah di depan guru dan siswa yang lainnya. Pada portofolio dokumen siswa tidak memperoleh kesempatan tersebut. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati (2014:
219) bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematika
kelompok siswa yang diberi
penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen.
Kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberikan model
pembelajaran quantum teaching
lebih tinggi dari model pembelajaran
think pair share pada kelompok siswa madrasah ibtidaiyah yang diberi penilaian portofolio tampilan.
Model pembelajaran quantum
teaching ini merupakan model pembelajaran yang ideal, karena menekankan kerjasama antar siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran quantum
teaching menekankan kegiatannya pada pengembangan potensi siswa
secara optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu
mudah, menyenangkan, dan
memberdayakan. Hasil penelitian Murni, dkk. (2013: ii)
menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran Quantum
Teaching tipe TANDUR dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika di kelas IV. Hal ini senada dengan Prasetyani, dkk. (2012: 2) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara penggunaan model
quantum teaching dan metode konvensional dimana siswa yang memperoleh pembelajaran quantum teaching mendapatkan nilai hasil belajar yang baik. Kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberikan
model pembelajaran quantum
teaching lebih rendah dari model pembelajaran think pair share pada
kelompok siswa madrasah
ibtidaiyah yang diberi penilaian portofolio dokumen. Ini terlihat bahwa pada pembelajaran think pair share di madrasah ibtidaiyah dapat bekerja sama dalam tim, karena siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima. Penelitian terkait dengan
think pair share sebagai model pembelajaran yang dilakukan oleh Nataliasari (2014: 3) menunjukkan bahwa: peningkatan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan
28
Husna, dkk. (2013: 1) bahwa
peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematis
siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional, ditinjau dari
keseluruhan siswa dan peringkat siswa tinggi dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional, ditinjau dari
keseluruhan siswa dan peringkat siswa tinggi dan sedang.
Kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberikan penilaian portofolio tampilan lebih rendah dari kelompok siswa yang diberikan penilaian portofolio dokumen pada
kelompok siswa madrasah
ibtidaiyah yang diberi model pembelajaran think pair share.
Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran quantum teaching
menekankan kegiatannya pada
pengembangan potensi siswa
secara optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu
mudah, menyenangkan, dan
memberdayakan. Pembelajaran
quantum teaching yang diterapkan di kelas merupakan analogi dengan kegiatan yang melibatkan setiap
siswa dalam pembelajaran
kelompok dalam menyelesaikan
tugas belajarnya, sehingga
mendorong setiap siswa
mngekspresikan kemampuannnya
melalui pemecahan masalah soal- soal yang dikerjakan. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan siswa ini diharapkan
dapat mengarahkan pada
kesadaran melalui keterlibatan
spontan siswa dalam proses
pembelajaran.
Pada penilaian portofolio tampilan siswa mempunyai motivasi untuk berbuat lebih baik dan
berusaha untuk mengerjakan
secara maksimal karena hasil kerjanya akan ditampilkan dan akan ditanggapi oleh siswa lain. Portofolio tampilan ini juga dijelaskan oleh Cole, Ryan,dan Kick (1995: 179) sebagai sekumpulan hasil kerja siswa atau dokumen yang terseleksi yang dipersiapkan untuk ditampilkan di depan umum, seperti misalnya
mempertanggungjawabkan suatu
proyek, menyelenggarakan
pameran atau mempertahankan
suatu konsep. Berdasarkan hasil pengamatan, siswa sangat antusias pada penilaian portofolio tampilan.
Siswa mempersiapkan hasil
kerjanya yang akan mereka
tampilkan dengan sungguh-
sungguh, mulai dari materi
persoalannya, kesesuaian
pemecahan masalah yang dibahas sampai pada saat presentasi mereka secara bergantian ingin
menampilkan kemampuannya
didepan kelas. Seperti yang dikemukakan Surapranata (2006: 13) portofolio dokumentasi adalah koleksi hasil kerja siswa yang khusus digunakan untuk penilaian, atau koleksi dari sekumpulan hasil kerja siswa selama kurun waktu tertentu. Portofolio dokumen tidak hanya berisi hasil kerja siswa, tetapi semua proses yang digunakan oleh siswa untuk menghasilkan karya tertentu, juga berisi berbagai macam draf dan komentar siswa tentang hasil karya dari proses sampai di hasilkannya karya tersebut.
29
Pada penilaian portofolio dokumen siswa mendokumenkan hasil kerjanya pada suatu folder. Hasil kerja siswa tersebut berupa hasil kerja yang berupa tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Pada penilaian portofolio dokumen ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan refleksi terhadap hasil kerjanya. Refleksi ini dimaksudkan
untuk membuat siswa dapat
memikirkan tentang cara siswa memecahkan masalahnya. Namun pada penilaian portofolio dokumen ini siswa tidak dapat maksimal dalam melakukan refleksi terhadap pemecahan masalahnya, karena pada portofolio dokumen ini hanya mendokumenkan hasil kerjanya
yang hanya akan digunakan
sebagai bukti untuk penilaian. Berdasarkan hasil pengamatan,
siswa sangat antusias pada
penilaian portofolio tampilan. Siswa mempersiapkan hasil kerjanya yang akan mereka tampilkan dengan sungguh-sungguh, mulai dari materi
persoalannya, kesesuaian
pemecahan masalah yang dibahas sampai pada saat presentasi mereka secara bergantian ingin
menampilkan kemampuannya
didepan kelas. D. Kesimpulan
Kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberi penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari
kelompok siswa yang diberi
penilaian portofolio dokumen,
kemudian terdapat pengaruh
interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan bentuk penilaian portofolio terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika, dan terdapat pengaruh
interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan jenis
sekolah terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika, serta terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran, bentuk penilaian portofolio dan jenis sekolah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika.
Pada kelompok siswa
madrasah ibtidaiyah yang diberi penilaian portofolio tampilan, kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberikan model pembelajaran
quantum teaching lebih tinggi dari model pembelajaran think pair share, kemudian pada kelompok siswa madrasah ibtidaiyah yang diberi penilaian portofolio dokumen, kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberikan model pembelajaran
quantum teaching lebih rendah dari model pembelajaran think pair share, dan pada kelompok siswa madrasah ibtidaiyah yang diberi
model pembelajaran quantum
teaching, kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberikan penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari penilaian portofolio dokumen.
Adapun pada kelompok
siswa sekolah dasar yang diberi model pembelajaran think pair share, kemampuan pemecahan
masalah matematika kelompok
siswa yang diberikan penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari penilaian portofolio dokumen, dan pada kelompok siswa madrasah ibtidaiyah yang diberi model pembelajaran think pair share, kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberikan penilaian portofolio
30
tampilan lebih rendah dari
kelompok siswa yang diberikan penilaian portofolio dokumen.
E. Daftar Pustaka
Agus Suprijono. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran Prinsip dan Prosedur Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Ariyadi Wijaya. (2012). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bobbi DePorte, Mark Reardon, and Sarah Singer-Nourie. (2002).
Quantum Teaching,
Mempraktikkan Quantum
Learning di Ruang-Ruang Kelas terjemahan Ary Nilandari ,Bandung: Kaifa.
D.J. Cole, C.W. Ryan, dan F. Kick. (1995). Portfolios Across The Curriculum and Beyond, Thousan Oaks, CA: Cormin Press.
Donovan Johnson dan Gerald
Rising.(1987). Guide Lines for Teaching Mathematics,
California : Wad Worth Publishing Co.
Ellis, Jeanne Ormrod. Educational Psychology Developing Learners, terjemahan Wahyu Indianti. Jakarta: Erlangga, 2009.
Heris Hendriana dan Utari
Sumarmo. Penilaian
Pembelajaran Matematika.
Bandung: Refika Aditama, 2014.
Hudoyo, Herman. (1988). Mengajar Belajar Matematika ,Jakarta:
Departemen Pendidikan
Nasional.
Husamah dan Yanur Setyaningrum (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran Untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013
,Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Husna, dkk.(2013). “Peningkatan
Kemampuan Pemecahan
Masalah dan Komunikasi
Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui
Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS),” Jurnal Peluang, Volume 1, Nomor 2, April 2013, ISSN: 2302-5150.
Jumanta Hamdayama. (2014).
Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter ,Bogor: Ghalia Indonesia.
Margono, Gaguk. (2007).
“Keterkaitan antara Problem Solving denganKreativitas
dalam Pembelajaran
Matematika.” Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, Vol. 2, No.1. Murni, Indah Sri, dkk. (2013).
Ngatman, dan
Chamdani,”PenggunaanModel
31
Teaching Tipe TANDUR dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika di Kelas IV SD
Negeri Madurejo”, Surakarta:
PGSD FKIP UNS.
Nataliasari, Ike. (2014). “
Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Untuk Meningkatkan
Kemampuan
Penalaran dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
MTS,” Program Pascasarjana Univeritas Terbuka, Jurnal Pendidikan danKeguruan, Vol. 1 No. 1.
Popham, W. James. (1995).
Classroom Assessment: What Teacher Need to Know
Boston: Allyn and Bacon.
Prasetyani, Yekti.
dkk.(2012).“Perbedaan
Penerapan Model
Pembelajaran
Quantum Teaching dengan Metode Konvensional dalam
Hasil Belajar Siswa,” Economic Education Analysis Journal:
EEAJ 1 (2).
Shadiq, Fadjar. (2014).
Pembelajaran Matematika Cara Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Siswa
,Yogyakarta: Graha Ilmu. Solso, Robert L., dan M.Kimberly
Maclin. (2005). Cognitive Psychology,
Boston: Allyn and Bacon.
Soedjadi,R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia
,Jakarta:
Departemen Pendidikan
Nasional.
Sukmawati,(2014). ”Pengaruh
Model Asesmen Portofolio dan Kreativitas
terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah
Matematika Siswa
SMA Negeri Makasar”,Disertasi, Program Pascasarjana UNJ. Sumarna Surapranata. (2006).
Pedoman pengembangan Penilaian
Portofolio ,Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian
dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
Suriasumantri, Jujun S. (2009).
Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Surtanto Hadi. (2005). Pendidikan
Matematika Realistik dan Implikasinya,
Banjarmasin: Tulip.
Susan M. Butler dan Nancy D. BcMunn. (2006). A Teacher’s
Guide to Classroom Assessment: Understanding and Using Assessment to Improve Student Learning,San Francisco: Jossey-Bass.
32