• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam dokumen JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN SAINS DAN M (Halaman 30-38)

MATEMATIKA SISWA

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil analisis menggambarkan deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan rekapitulasi analisis statistik berikut.

Tabel 2. Rekapitulasi Analisis Statistik Deskriptif

Statistik

Quantum Teaching Think Pair Share

P. Tampilan P.Dokumen P. Tampilan P.Dokumen

SD MI SD MI SD MI SD MI

n 10 10 10 10 10 10 10 10

x 79,8 73 70,7 51,6 72,2 60,6 61,7 73,3

S 11,2 8,4 11,4 20,2 10,4 7,1 20,3 17,6

Adapun pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis varian (ANAVA) tiga jalan yang dilanjutkan dengan uji-t.

1) Fhitung = 0,35 < Ftabel = 3,97

pada α = 0,05 dan Ftabel = 7,00 pada

α = 0,01, maka H0 diterima. Artinya

tidak terdapat perbedaan

kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran quantum theaching dengan kelompok siswa

25

yang diberi model pembelajaran

think pair share. Ketidak ada perbedaan ini ditunjukkan dengan

nilai rata-rata kemampuan

pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran quantum teaching

sebesar 68,78 dan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran think pair share sebesar 66,95. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberi model

pembelajaran quantum teaching

tidak lebih tinggi dari kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran think pair share. 2) Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fhitung = 5,22 > Ftabel = 3,97 pada α =0,05 dan Ftabel = 7,00 pada α = 0,01). Ini

menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberi penilaian

portofolio tampilan dengan

kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen. Hasil pengujian hipotesis tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika

kelompok siswa yang diberi

penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen. 3) Fhitung interaksi AB lebih besar dari Ftabel (Fhitung = 6,97 > Ftabel = 3,97 pada α = 0,05 dan Ftabel = 7,00 pada α = 0,01). Ini mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh interaksi yang

signifikan antara model

pembelajaran dan bentuk penilaian

portofolio terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. 4) Fhitung interaksi AC lebih besar dari Ftabel (Fhitung = 4,37 > Ftabel =

3,97 pada α = 0,05 dan Ftabel = 7,00

pada α = 0,01). Ini mempunyai arti

bahwa terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan jenis sekolah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika.

5) Fhitung interaksi BC lebih kecil dari Ftabel (Fhitung = 0,09 < Ftabel

= 3,97 pada α = 0,05 dan Ftabel =

7,00 pada α = 0,01). Ini mempunyai

arti bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara bentuk penilaian portofolio dan jenis

sekolah terhadap kemampuan

pemecahan masalah matematika. 6) Fhitung interaksi ABC lebih besar dari Ftabel (Fhitung = 8,21 > Ftabel = 3,97

pada α = 0,05 dan Ftabel = 7,00 pada

α = 0,01). Ini mempunyai arti bahwa

terdapat pengaruh interaksi yang

signifikan antara model

pembelajaran, bentuk penilaian portofolio dan jenis sekolah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. 7) thitung lebih kecil dari ttabel (thitung = 1,23 < ttabel =

1,694 pada α = 0,05). Ini

menujukkan bahwa khusus

kelompok siswa sekolah dasar yang diberi penilaian portofolio tampilan,

tidak terdapat perbedaan

kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran quantum teaching dengan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran think pair share. 8) thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 2,0 > ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus

kelompok siswa madrasah

26

portofolio tampilan, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberi model

pembelajaran quantum teaching

dengan kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberi model

pembelajaran think pair share. 9) thitung lebih kecil dari ttabel (thitung = 1,45 < ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus kelompok siswa sekolah dasar yang diberi penilaian portofolio dokumen,

tidak terdapat perbedaan

kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran quantum teaching dengan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi model pembelajaran think pair share. 10) thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 3,5 > ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus

kelompok siswa madrasah

ibtidaiyah yang diberi penilaian portofolio dokumen, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberi model

pembelajaran quantum teaching

dengan kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberi model

pembelajaran think pair share. 11) thitung lebih kecil dari ttabel (thitung = 1,47 < ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus kelompok siswa sekolah dasar yang diberi model pembelajaran quantum teaching, tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi penilaian portofolio tampilan dengan kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberi penilaian

portofolio dokumen. 12) thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 3,46 > ttabel =

1,694 pada α = 0,05). Ini

menujukkan bahwa khusus

kelompok siswa madrasah

ibtidaiyah yang diberi model pembelajaran quantum teaching, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika

kelompok siswa yang diberi

penilaian portofolio tampilan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen.

13) thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 1,695 > ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus kelompok siswa sekolah

dasar yang diberi model

pembelajaran think pair share, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika

kelompok siswa yang diberi

penilaian portofolio tampilan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen. 14) thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 2,05 > ttabel = 1,694 pada α = 0,05). Ini menujukkan bahwa khusus kelompok siswa madrasah ibtidaiyah yang diberi model pembelajaran think pair share, terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika

kelompok siswa yang diberi

penilaian portofolio tampilan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen. Pembahasan

Hasil peneltian ini

memperlihatkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika

kelompok siswa yang diberi

penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari kemampuan pemecahan

27

siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen. Kemudian kemampuan pemecahan masalah siswa yang dinilai dengan portofolio tampilan juga lebih tinggi pada pembelajaran quantum teaching

dari pada pembelajaran thing pair share. Kelebihan portofolio tampilan adalah siswa memperesentasikan hasil kerjanya di depan guru dan siswa lainnya. Pada portofolio tampilan kemempuan-kemampuan

tersebut dapat dikembangkan

karena siswa pada portofolio ini

diberi kesempatan untuk

mendemonstrasikan

kemampuannya dalam

menyelesaikan masalah di depan guru dan siswa yang lainnya. Pada portofolio dokumen siswa tidak memperoleh kesempatan tersebut. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati (2014:

219) bahwa kemampuan

pemecahan masalah matematika

kelompok siswa yang diberi

penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberi penilaian portofolio dokumen.

Kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberikan model

pembelajaran quantum teaching

lebih tinggi dari model pembelajaran

think pair share pada kelompok siswa madrasah ibtidaiyah yang diberi penilaian portofolio tampilan.

Model pembelajaran quantum

teaching ini merupakan model pembelajaran yang ideal, karena menekankan kerjasama antar siswa dan guru untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini menunjukkan

bahwa pembelajaran quantum

teaching menekankan kegiatannya pada pengembangan potensi siswa

secara optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu

mudah, menyenangkan, dan

memberdayakan. Hasil penelitian Murni, dkk. (2013: ii)

menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran Quantum

Teaching tipe TANDUR dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika di kelas IV. Hal ini senada dengan Prasetyani, dkk. (2012: 2) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara penggunaan model

quantum teaching dan metode konvensional dimana siswa yang memperoleh pembelajaran quantum teaching mendapatkan nilai hasil belajar yang baik. Kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberikan

model pembelajaran quantum

teaching lebih rendah dari model pembelajaran think pair share pada

kelompok siswa madrasah

ibtidaiyah yang diberi penilaian portofolio dokumen. Ini terlihat bahwa pada pembelajaran think pair share di madrasah ibtidaiyah dapat bekerja sama dalam tim, karena siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima. Penelitian terkait dengan

think pair share sebagai model pembelajaran yang dilakukan oleh Nataliasari (2014: 3) menunjukkan bahwa: peningkatan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan

28

Husna, dkk. (2013: 1) bahwa

peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematis

siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran

konvensional, ditinjau dari

keseluruhan siswa dan peringkat siswa tinggi dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran

konvensional, ditinjau dari

keseluruhan siswa dan peringkat siswa tinggi dan sedang.

Kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberikan penilaian portofolio tampilan lebih rendah dari kelompok siswa yang diberikan penilaian portofolio dokumen pada

kelompok siswa madrasah

ibtidaiyah yang diberi model pembelajaran think pair share.

Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran quantum teaching

menekankan kegiatannya pada

pengembangan potensi siswa

secara optimal melalui cara-cara yang sangat manusiawi, yaitu

mudah, menyenangkan, dan

memberdayakan. Pembelajaran

quantum teaching yang diterapkan di kelas merupakan analogi dengan kegiatan yang melibatkan setiap

siswa dalam pembelajaran

kelompok dalam menyelesaikan

tugas belajarnya, sehingga

mendorong setiap siswa

mngekspresikan kemampuannnya

melalui pemecahan masalah soal- soal yang dikerjakan. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan siswa ini diharapkan

dapat mengarahkan pada

kesadaran melalui keterlibatan

spontan siswa dalam proses

pembelajaran.

Pada penilaian portofolio tampilan siswa mempunyai motivasi untuk berbuat lebih baik dan

berusaha untuk mengerjakan

secara maksimal karena hasil kerjanya akan ditampilkan dan akan ditanggapi oleh siswa lain. Portofolio tampilan ini juga dijelaskan oleh Cole, Ryan,dan Kick (1995: 179) sebagai sekumpulan hasil kerja siswa atau dokumen yang terseleksi yang dipersiapkan untuk ditampilkan di depan umum, seperti misalnya

mempertanggungjawabkan suatu

proyek, menyelenggarakan

pameran atau mempertahankan

suatu konsep. Berdasarkan hasil pengamatan, siswa sangat antusias pada penilaian portofolio tampilan.

Siswa mempersiapkan hasil

kerjanya yang akan mereka

tampilkan dengan sungguh-

sungguh, mulai dari materi

persoalannya, kesesuaian

pemecahan masalah yang dibahas sampai pada saat presentasi mereka secara bergantian ingin

menampilkan kemampuannya

didepan kelas. Seperti yang dikemukakan Surapranata (2006: 13) portofolio dokumentasi adalah koleksi hasil kerja siswa yang khusus digunakan untuk penilaian, atau koleksi dari sekumpulan hasil kerja siswa selama kurun waktu tertentu. Portofolio dokumen tidak hanya berisi hasil kerja siswa, tetapi semua proses yang digunakan oleh siswa untuk menghasilkan karya tertentu, juga berisi berbagai macam draf dan komentar siswa tentang hasil karya dari proses sampai di hasilkannya karya tersebut.

29

Pada penilaian portofolio dokumen siswa mendokumenkan hasil kerjanya pada suatu folder. Hasil kerja siswa tersebut berupa hasil kerja yang berupa tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Pada penilaian portofolio dokumen ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan refleksi terhadap hasil kerjanya. Refleksi ini dimaksudkan

untuk membuat siswa dapat

memikirkan tentang cara siswa memecahkan masalahnya. Namun pada penilaian portofolio dokumen ini siswa tidak dapat maksimal dalam melakukan refleksi terhadap pemecahan masalahnya, karena pada portofolio dokumen ini hanya mendokumenkan hasil kerjanya

yang hanya akan digunakan

sebagai bukti untuk penilaian. Berdasarkan hasil pengamatan,

siswa sangat antusias pada

penilaian portofolio tampilan. Siswa mempersiapkan hasil kerjanya yang akan mereka tampilkan dengan sungguh-sungguh, mulai dari materi

persoalannya, kesesuaian

pemecahan masalah yang dibahas sampai pada saat presentasi mereka secara bergantian ingin

menampilkan kemampuannya

didepan kelas. D. Kesimpulan

Kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberi penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari

kelompok siswa yang diberi

penilaian portofolio dokumen,

kemudian terdapat pengaruh

interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan bentuk penilaian portofolio terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika, dan terdapat pengaruh

interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dan jenis

sekolah terhadap kemampuan

pemecahan masalah matematika, serta terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran, bentuk penilaian portofolio dan jenis sekolah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika.

Pada kelompok siswa

madrasah ibtidaiyah yang diberi penilaian portofolio tampilan, kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberikan model pembelajaran

quantum teaching lebih tinggi dari model pembelajaran think pair share, kemudian pada kelompok siswa madrasah ibtidaiyah yang diberi penilaian portofolio dokumen, kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberikan model pembelajaran

quantum teaching lebih rendah dari model pembelajaran think pair share, dan pada kelompok siswa madrasah ibtidaiyah yang diberi

model pembelajaran quantum

teaching, kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberikan penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari penilaian portofolio dokumen.

Adapun pada kelompok

siswa sekolah dasar yang diberi model pembelajaran think pair share, kemampuan pemecahan

masalah matematika kelompok

siswa yang diberikan penilaian portofolio tampilan lebih tinggi dari penilaian portofolio dokumen, dan pada kelompok siswa madrasah ibtidaiyah yang diberi model pembelajaran think pair share, kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa yang diberikan penilaian portofolio

30

tampilan lebih rendah dari

kelompok siswa yang diberikan penilaian portofolio dokumen.

E. Daftar Pustaka

Agus Suprijono. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran Prinsip dan Prosedur Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Ariyadi Wijaya. (2012). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bobbi DePorte, Mark Reardon, and Sarah Singer-Nourie. (2002).

Quantum Teaching,

Mempraktikkan Quantum

Learning di Ruang-Ruang Kelas terjemahan Ary Nilandari ,Bandung: Kaifa.

D.J. Cole, C.W. Ryan, dan F. Kick. (1995). Portfolios Across The Curriculum and Beyond, Thousan Oaks, CA: Cormin Press.

Donovan Johnson dan Gerald

Rising.(1987). Guide Lines for Teaching Mathematics,

California : Wad Worth Publishing Co.

Ellis, Jeanne Ormrod. Educational Psychology Developing Learners, terjemahan Wahyu Indianti. Jakarta: Erlangga, 2009.

Heris Hendriana dan Utari

Sumarmo. Penilaian

Pembelajaran Matematika.

Bandung: Refika Aditama, 2014.

Hudoyo, Herman. (1988). Mengajar Belajar Matematika ,Jakarta:

Departemen Pendidikan

Nasional.

Husamah dan Yanur Setyaningrum (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran Untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013

,Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Husna, dkk.(2013). “Peningkatan

Kemampuan Pemecahan

Masalah dan Komunikasi

Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui

Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS),” Jurnal Peluang, Volume 1, Nomor 2, April 2013, ISSN: 2302-5150.

Jumanta Hamdayama. (2014).

Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter ,Bogor: Ghalia Indonesia.

Margono, Gaguk. (2007).

“Keterkaitan antara Problem Solving denganKreativitas

dalam Pembelajaran

Matematika.” Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, Vol. 2, No.1. Murni, Indah Sri, dkk. (2013).

Ngatman, dan

Chamdani,”PenggunaanModel

31

Teaching Tipe TANDUR dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika di Kelas IV SD

Negeri Madurejo”, Surakarta:

PGSD FKIP UNS.

Nataliasari, Ike. (2014). “

Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Untuk Meningkatkan

Kemampuan

Penalaran dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

MTS,” Program Pascasarjana Univeritas Terbuka, Jurnal Pendidikan danKeguruan, Vol. 1 No. 1.

Popham, W. James. (1995).

Classroom Assessment: What Teacher Need to Know

Boston: Allyn and Bacon.

Prasetyani, Yekti.

dkk.(2012).“Perbedaan

Penerapan Model

Pembelajaran

Quantum Teaching dengan Metode Konvensional dalam

Hasil Belajar Siswa,” Economic Education Analysis Journal:

EEAJ 1 (2).

Shadiq, Fadjar. (2014).

Pembelajaran Matematika Cara Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Siswa

,Yogyakarta: Graha Ilmu. Solso, Robert L., dan M.Kimberly

Maclin. (2005). Cognitive Psychology,

Boston: Allyn and Bacon.

Soedjadi,R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia

,Jakarta:

Departemen Pendidikan

Nasional.

Sukmawati,(2014). ”Pengaruh

Model Asesmen Portofolio dan Kreativitas

terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah

Matematika Siswa

SMA Negeri Makasar”,Disertasi, Program Pascasarjana UNJ. Sumarna Surapranata. (2006).

Pedoman pengembangan Penilaian

Portofolio ,Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian

dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Suriasumantri, Jujun S. (2009).

Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Surtanto Hadi. (2005). Pendidikan

Matematika Realistik dan Implikasinya,

Banjarmasin: Tulip.

Susan M. Butler dan Nancy D. BcMunn. (2006). A Teacher’s

Guide to Classroom Assessment: Understanding and Using Assessment to Improve Student Learning,San Francisco: Jossey-Bass.

32

PENGARUH UMPAN BALIK DAN DISPOSISI MATEMATIS

Dalam dokumen JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN SAINS DAN M (Halaman 30-38)

Dokumen terkait