• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian Variabel Penelitian

Dalam dokumen JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN SAINS DAN M (Halaman 50-57)

PECAHAN SISWA KELAS V SD

B. Metode Penelitian Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis matematika pada materi pecahan yang diujikan pada siswa SD kelas IV

45

Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh siswa Sekolah Dasar Negeri yang bersekolah di 575 Sekolah Dasar di kota Bandung.

Sampel

Sampel dipilih dari siswa kelas IV yang bersekolah di 575 Sekolah Dasar Negeri di kota Bandung.

Teknik Sampling

Pengambilan sampel

menggunakan teknik random

sampling. Menurut Taniredja dan

Mustafidah (2012: 35) “Teknik

random sampling disebut juga acak, serampangan, tidak pandang bulu/ tidak pilih kasih, objektif, sehingga seluruh elemen populasi mempunyai kesempatan untuk jadi sampel

penelitian”. Jadi teknik random

sampling dilakukan agar semua populasi subjek memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel subjek. Alasan dipilih teknik

pengambilan sampel random

sampling karena pada tingkat sekolah dasar, penerimaan peserta didik tidak didasarkan pada nilai tertentu.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengenai kemampuan berpikir kritis materi pecahan pada siswa kelas IV menggunakan tes pilihan ganda dengan 4 pilihan jawab.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah 20 soal tes pilihan ganda mengenai materi pecahan. Materi pecahan pada tes hasil belajar terdiri dari beberapa indikator yaitu:

1.Mengenal arti pecahan sebagai perbandingan sebagian dengan keseluruhan,

2.Memahami berbagai bentuk

pecahan,

3.Operasi penjumlahan dan

pengurangan,

4.Menjumlah dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan,

5. Pemecahan masalah sehari – hari yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pecahan,

6. operasi perkalian dan pembagian. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data secara deskriptif. Data tes hasil belajar akan dicari tingkat kesulitan pada masing-masing indikator pada materi pecahan dan tiap jenis kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Tingkat kesulitan (TK) dapat dihitung menggunakan rumus:

... (1) Dengan:

TK = Tingkat Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang

menjawab benar, 1 soal tertentu JS = Jumlah Siswa yang peserta tes

Menurut Arikunto (2012: 223) besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Soal

dengan indeks kesukaran 0,0

menunjukkan bahwa soal terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan soal terlalu mudah. Berikut klasifikasi tingkat kesukaran

menurut Witherington (dalam

Susetyo, 2011: 154)

Tabel 1. Klasifikasi tingkat kesukaran

Rentang Klasifikasi

0,00 ≤ P ≤ 0,24 Sukar

0,25 ≤ P ≤ 0,74 Sedang

0,75 ≤ P ≤ 1,00 Mudah

Berdasar tabel 1.klasifikasi tingkat kesukaran diatas, maka

kemampuan siswa dapat

diklasifikasikan seperti pada tabel 2 di bawah.

46

Tabel 2. Klasifikasi kemampuan siswa Rentang TK Kemampuan 0,00 ≤ P ≤ 0,24 Sukar Rendah 0,25 ≤ P ≤ 0,74 Sedang Sedang 0,75 ≤ P ≤ 1,00 Mudah Tinggi

Jika tingkat kesulitan masuk dalam kategori sukar, maka kemampuan siswa dalam mengerjakan soal tersebut rendah. Jika tingkat kesulitan masuk dalam kategori sedang, maka kemampuan siswa dalam mengerjakan soal tersebut sedang dan jika tingkat kesulitan masuk dalam kategori mudah, maka

kemampuan siswa dalam

mengerjakan soal tersebut tinggi. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Berdasar hasil tes yang telah dikerjakan siswa diperoleh:

1. Tingkat kesulitan soal matematika siswa kelas IV materi pecahan (tabel 3)

2.Tingkat kesulitan soal kemampuan berpikir kritis matematika (tabel 4) 3.Tingkat kesulitan soal kemampuan

berpikir kritis matematika pada

materi pecahan (tabel 5)

Tabel 3. Tingkat kesulitan soal matematika siswa kelas V materi pecahan

Indikator Tingkat

Kesulitan

Nomor soal Mengenal arti pecahan sebagai perbandingan

sebagian dengan keseluruhan

0,768 1

Memahami berbagai bentuk pecahan 0,770 2,3

Memahami berbagai bentuk pecahan 0,602 4

Menjumlah dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan

0,422 5,6,7,8,9,10 Pemecahan masalah sehari – hari yang melibatkan

penjumlahan dan pengurangan pecahan

0,459 11,12,13,14 operasi perkalian dan pembagian 0,459 15,16,17,18,19,20

Tabel 3 merupakan tabel tingkat kesulitan yang menunjukkan kemampuan siswa berdasar hasil tes mengenai materi pecahan. Tingkat kesulitan tertinggi adalah 0,770

mengenai indikator memahami

berbagai bentuk pecahan. Tingkat kesulitan terendah adalah 0,422 mengenai indikator menjumlah dan

mengurangkan berbagai bentuk

pecahan. Rerata tingkat kesulitan pada materi pecahan adalah 0,58.

Tabel 4. Tingkat kesulitan soal kemampuan berpikir kritis

Kemampuan berpikir kritis Tingkat Kesulitan Nomor soal Pemahaman matematik 0,605 1,7,14,15 Pemecahan masalah matemtik 0,566 4,6 Penalaran matematik 0,498 11,16,18 Koneksi matematik 0,551 2,9,13 Komunikasi matematik 0,423 17,20 Berpikir kritis 0,417 8,10

47 matematik

Berpikir kreatif matematik

0,594 3,19

Tabel 4 menunjukkan tingkat

kesulitan yang menunjukkan

kemampuan siswa berdasar

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Tingkat kesulitan tertinggi adalah

0,605 mengenai kemampuan

pemahaman matematik. Tingkat

kesulitan terendah adalah 0,234

mengenai kemampuan berpikir

reflektif matematik. Rerata

kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi pecahan adalah 0,486

Tabel 5. Tingkat kesulitan soal kemampuan berpikir kritis matematika pada materi pecahan Mengen al arti pecahan Memaha mi berbagai bentuk pecahan Operasi penjumlaha n dan penguranga n Menjumlah dan mengurangka n berbagai bentuk pecahan Pemecahan masalah sehari – hari yang melibatkan penjumlaha n dan penguranga n pecahan Operasi perkalian dan pembagia n Pemahama n matematik 1 (0,768) 7 (0,594) 14 (0,591) 15 (0,468) Pemecaha n masalah matematik 4 (0,602) 6 (0,529) Penalaran matematik 11 (0,510) 16, 18 (0,492) Koneksi matematik 2 (0,812) 9 (0,305) 13 (0,535) Komunikasi matematik 17, 20 (0,423) Berpikir kritis matematik 8, 10 (0,417) Berpikir kreatif matematik 3 (0,728) 19 (0,459) Berpikir reflektif matematik 5 (0,269) 12 (0,199) Pembahasan

Berdasar Hasil Penelitian diketahui bahwa:

Deskripsi kemampuan siswa kelas

V materi pecahan. Berdasar

klasifikasi tingkat kesulitan menurut Witherington,rerata tingkat kesulitan untuk indikator-indikator pada materi pecahan adalah 0,58 dan masuk

dalam klasifikasi sedang. Jadi siswa SD kelas V memiliki kemampuan sedang dalam mengerjakan soal- soal materi pecahan.

Tingkat kesulitan pada Indikator Mengenal arti pecahan sebagai perbandingan sebagian dengan keseluruhan (0,768) dan memahami berbagai bentuk pecahan (0,770)

48

masuk dalam klasifikasi mudah. Jadi siswa SD kelas V memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengerjakan soal pecahan pada dua indikator tersebut (33,33%).

Tingkat kesulitan pada Indikator

Operasi penjumlahan dan

pengurangan (0,602), Menjumlah dan mengurangkan berbagai bentuk

pecahan (0,422), Pemecahan

masalah sehari – hari yang

melibatkan penjumlahan dan

pengurangan pecahan (0,459), dan operasi perkalian dan pembagian (0,459) masuk dalam klasifikasi sedang. Jadi siswa SD kelas V memiliki kemampuan yang sedang dalam mengerjakan soal pecahan pada empat indikator tersebut (66,67%).

Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas V

Berdasar klasifikasi tingkat

kesulitan menurut

Witherington,rerata tingkat kesulitan untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa kelas V adalah 0,486 dan masuk dalam klasifikasi sedang. Jadi siswa SD kelas V memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori sedang.

Tingkat kesulitan untuk

kemampuan pemahaman matematik (0,605), pemecahan masalah matematik (0,566), penalaran matematik (0,498), koneksi matematik (0,551), komunikasi matematik (0,423), berpikir kritis matematik (0,417), dan berpikir kreatif matematik (0,594) masuk dalam klasifikasi sedang. Jadi kemampuan siswa kelas V SD mengenai 7 jenis kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kategori sedang (87,5%).

Tingkat kesulitan untuk

kemampuan berpikir reflektif matematik (0,234) masuk dalam

klasifikasi sukar. Jadi kemampuan siswa kelas V SD mengenai jenis kemampuan berpikir tingkat tinggi berpikir reflektif termasuk kategori rendah (12,5%).

Analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi pada tes hasil belajar materi pecahan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tingkat kesulitan soal nomor 1 untuk mengukur kemampuan berpikir pemahaman

matematik dengan indikator

mengenal arti pecahan (0,768), dan soal nomor 2 untuk mengukur

kemampuan koneksi matematik

dengan indikator memahami

berbagai bentuk pecahan (0,812) masuk dalam kategori mudah. Jadi

siswa kelas V SD memiliki

kemampuan yang tinggi dalam mengerjakan soal nomor 1 dan 2 (10%).

Tingkat kesulitan soal nomor 3

untuk mengukur kemampuan

berpikir kreatif matematik dengan

indikator Memahami berbagai

bentuk pecahan (0,728), soal nomor 4 untuk mengukur kemampuan

pemecahan masalah matematik

dengan indikator Memahami

berbagai bentuk pecahan (0,602), soal nomor 5 untuk mengukur kemampuan Berpikir reflektif

matematik dengan indikator

Menjumlah dan mengurangkan

berbagai bentuk pecahan (0,269), soal nomor 6 untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah

matematik dengan indikator

Menjumlah dan mengurangkan

berbagai bentuk pecahan (0,529), soal nomor 7 untuk mengukur

kemampuan Pemahaman

matematik dengan indikator

Menjumlah dan mengurangkan

berbagai bentuk pecahan (0,594), soal nomor 8 dan 10 untuk

49

kritis matematik dengan indikator

Menjumlah dan mengurangkan

berbagai bentuk pecahan (0,417), soal nomor 9 untuk mengukur

kemampuan Koneksi matematik

dengan indikator Menjumlah dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan (0,305), soal nomor 11

untuk mengukur kemampuan

Penalaran matematik dengan

indikator Pemecahan masalah

sehari – hari yang melibatkan

penjumlahan dan pengurangan

pecahan (0,510), soal nomor 13

untuk mengukur kemampuan

Koneksi matematik dengan indikator Pemecahan masalah sehari – hari yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pecahan (0,535), soal

nomor 14 untuk mengukur

kemampuan Pemahaman

matematik dengan indikator

Pemecahan masalah sehari – hari yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan pecahan (0,591), soal

nomor 15 untuk mengukur

kemampuan Pemahaman

matematik dengan indikator operasi perkalian dan pembagian (0,468), soal nomor 16 dan 18 untuk mengukur kemampuan Penalaran matematik dengan indikator operasi perkalian dan pembagian (0,492), soal nomor 17 dan 20 untuk mengukur kemampuan Komunikasi matematik dengan indikator operasi perkalian dan pembagian (0,423), dan soal nomor 19 untuk mengukur

kemampuan Berpikir kreatif

matematik dengan indikator operasi perkalian dan pembagian (0,459) masuk dalam kategori seang. Jadi

siswa kelas V SD memiliki

kemampuan yang sedang dalam mengerjakan soal nomor 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20 (85%).

Tingkat kesulitan soal nomor 12

untuk mengukur kemampuan

berpikir reflektif matematik dengan

indikator Pemecahan masalah

sehari – hari yang melibatkan

penjumlahan dan pengurangan

pecahan (0,199) masuk dalam kategori sukar. Jadi siswa kelas V SD memiliki kemampuan yang rendah dalam mengerjakan soal nomor 12 (5%).

D. Kesimpulan

Rerata kemampuan

mengerjakan tes hasil belajar siswa kelas V mengenai materi pecahan berada pada klasifikasi sedang (0,58). Kemampuan mengerjakan tes hasil belajar siswa kelas V mengenai materi pecahan berada pada klasifikasi tinggi untuk 2 (33,33%) indikator. Kemampuan mengerjakan tes hasil belajar siswa kelas V mengenai materi pecahan berada pada klasifikasi sedang untuk 4 (66,67%) indikator.

4.1.2.Rerata tingkat kesulitan untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa kelas V berada pada klasifikasi sedang (0,486). 87,5% atau 7 kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika berada pada klasifikasi sedang. 12,5% atau 1 kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika berada pada klasifikasi rendah.

2 soal (10%) soal menunjukkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi dalam mengerjakan tes hasil belajar materi pecahan berada pada klasifikasi tinggi. 17 soal (85%) soal menunjukkan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi dalam mengerjakan tes hasil belajar materi pecahan berada pada klasifikasi sedang. 1

50

kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi dalam mengerjakan tes hasil belajar materi pecahan berada pada klasifikasi rendah. Saran: Siswa kelas V SD perlu pembiasaan dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan berpikir tingkat tinggi

Metode pengajaran yang

mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi juga perlu dilakukan saat proses belajar pembelajaran. E. Daftar Pustaka

Ali, Mohammad. (2011). Memahami Riset Perilaku dan Sosial. Bandung. Pustaka Cendekia Utama

Anderson & Karthwohl. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan assessmen revisi taksonomi Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Standar Nasional

Pendidikan. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006. Jakarta: CV Catur Tamajaya.

OECD. (2006). PISA 2015: PISA

results in focus.

https://www.oecd.org/pisa/pisa -2015-results-in-focus.pdf. (diakses 6 Januari 2017). Sumarmo, Utari. (2013). Berpikir

dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya. Kumpulan Makalah pada Universitas

Pendidikan Indonesia.

Bandung.

Susetyo, Budi. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar dengan Teori

Ujian Klasik dan Teori Respon Butir. Bandung. CV Cakra. Suwarto. (2011). Teori Tes Klasik

dan Teori Tes Modern.

Widyatama, 20(1), hal 69-78.

Diunduh dari

http://ejurnal.veteranbantara.ac .id/index.php/widyatama/article /download/99/90

51

MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN CRA

Dalam dokumen JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN SAINS DAN M (Halaman 50-57)

Dokumen terkait