BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
1. Hasil penelitian dari Buku Teks
a. Kasus-kasus miskonsepsi dalam buku
Berikut ini adalah hasil penelitian dari buku teks. Kasus-kasus miskonsepsi yang diperoleh disajikan dengan keterangan BAB, Halaman pada buku, topik, miskonsepsinya dan konsep yang saharusnya.
BAB I halaman 27
Gerak Parabola (Persamaan Posisi)
Terdapat kalimat yang bertuliskan sebagai berikut :
Tulislah persamaan posisi x sesuai dengan persamaan gerak lurus beraturan dengan kecepatan tetap v = 10 cm/s dan persamaan posisi x sesuai dengan persamaan gerak lurus berubah beraturan...
Dari kalimat di atas, yang miskonsepsi ialah pernyataan yang menyebutkan bahwa persamaan posisi x sesuai dengan persamaan gerak lurus berubah beraturan. Seharusnya pernyataan di atas bertuliskan: persamaan posisi y sesuai dengan persamaan gerak lurus berubah beraturan.
BAB I halaman 28
Gerak Parabola (Vektor kecepatan)
Berikut adalah gambar yang diambil dari buku:
(Gambar 1.a)
Dari gambar 1.a di atas. Bila kita perhatikan tanda panah yang menunjukkan besar-kecilnya vektor komponen kecepatan pada arah x, terlihat bahwa panjang tanda panah tersebut berubah-ubah. Artinya, gambar 1.a tersebut menunjukkan bahwa komponen kecepatan pada arah x tidak tetap.
Pada gambar 1.a seharusnya panjang komponen vektor yang arah x adalah tetap. Karena memang komponen vektor kecepatan pada arah sumbu x adalah gerak lurus beraturn. Sehingga gambar yang lebih tepat menjadi seperti gambar 1.b berikut ini:
BAB I halaman 28, BAB II Halaman 51 dan 60
Penguraian Vektor
Berikut adalah gambar yang diambil dari buku:
(Gambar 2.a)
Penguraian vektor pada gambar 2.a, tersebut di atas kurang tepat. Gambar uraian vektor yang demikian miskonsepsi, sebab akan menimbulkan pengertian yang berbeda ketika akan menyelesaikan suatu masalah/persoalan.
Seharusnya, gambar penguraian vektor yang lebih baik adalah seperti gambar 2.b berikut:
(Gambar 2.b)
Penguraian pada sumbu tepat sesuai dengan perpotongan garis putus-putus yang di tarik persis dari ujung tanda panah suatu vektor dan garis putus-putus tersebut berpotongan secara tegak lurus dengan sumbu. Pada perpotongan itulah ujung dari vektor uraiannya.
BAB II halaman 51
Gaya Gesek dan Gaya Normal
Pada buku terdapat persamaan sebagai berikut:
N f N f k k k
k =µ →µ = ; dengan N = berat benda ...(1)
Miskonsepsi pada persamaan (1) di atas terjadi pada pemberian keterangan N. N = berat benda itu hanya berlaku untuk keadaan yang sangat khusus. Pemberian keterangan tersebut hanya berlaku untuk benda yang berada di atas bidang datar dan apabila ada gaya luar, gaya itu mendatar juga. Sedangkan, jika hal itu tidak dipenuhi maka pemberian keterangan itu menjadi miskonsepsi. Keterangan yang seharusnya adalah N = gaya normal. Sebab ini adalah pernyataan yang lebih umum dan tepat.
BAB II halaman 58
Percepatan Gravitasi
Pada buku terdapat persamaan dan pernyataan sebagai berikut:
vmaks = rgµs ………(2)
Pada persamaan (2) di atas tampak bahwa batas laju kendaraan yang membelok pada jalan datar kasar dengan aman bergantug pada: 1. Kekasaran permukaan jalan (µs) –makin kasar permukaan jalan,
makin besar batas laju membelok;
2. Jari-jari belokan (r) –makin besar jari-jari belokan, makin besar batas laju membelok;
3. Percepatan gravitasi (g) –makin besar percepatan gravitasi empat belokan, makin besar batas laju membelok.
Miskonsepsi terdapat pada pernyataan nomor 3 di atas yakni tentang percepatan gravitasi. Seharusnya percepatan gravitasi dinyatakan sebagai konstanta. Walaupun kenyataan bahwa terjadi perbedaan percepatan gravitasi di tempat-tempat tertentu. Namun secara umum dipakai percepatan gravitasi adalah konstanta yakni yang besarnya 9,8 m/s2
BAB IV halaman 123
Letak Gaya Gesek pada suatu Sistem
Berikut adalah gambar yang diambil dari buku:
(Gambar 3)
Miskonsepsi dari gambar 3. di atas adalah terdapat pada penggambaran letak gaya gesek (f). Pada sistem di atas, terlihat bahwa gaya gesek di tempatkan di bagian benda. Penggambaran gaya gesek ini mengabaikan pengertian gaya gesek itu sendiri, yakni gaya yang timbul akibat interaksi antara dua benda atau lebih. Maka seharusnya letak dari gaya gesek berada di tempat yang lebih dekat dengan tempat interaksi antara kedua benda(benda dan bidang miring).
Catatan untuk kasus miskonsepsi tentang letak gaya gesek ini adalah pada saat memecahkan suatu persoalan, biasanya memang digambar pada benda yang masuk jauh ke dalam benda. Dengan memberitahukan bahwa itu demi kemudahan dalam memandang gambar. Namun pada buku tidak memberikan catatan yang demikian.
BAB VII halaman 243
Mengapung, Tenggelam, dan Melayang
Berikut adalah gambar yang diambil dari buku:
(Gambar 4.a)
Miskonsepsi dari gambar 4.a di atas adalah terletak pada gambar benda dalam keadaan tenggelam. Pada gambar di atas benda yang disebutkan tenggelam adalah benda yang digambarkan tidak menyentuh dasar dan tidak ada bagian dari benda yang berada di atas permuakaan air. Maka seharusnya benda yang memenuhi kedua ciri tersebut adalah benda yang melayang, bukan benda yang tenggelam. Lalu pada gambar itu es diberi keterangan terapung. Hal itu belum tepat, sebab pada gambar
tersebut lebih tepat bila es itu diberi keterangan melayang. Yakni belum ada bagian dari es tersebut yang muncul di permukaan cairan. Gambar 4.a tersebut seharusnya seperti gambar 5.b berikut:
(Gambar 4.b)
Gambar 4.a di atas dapat juga diganti dengan gambar 4.c seperti dibawah ini. Karena memang bisa terjadi timah dan kunigan dalam keadaan melayang. Contohnya ialah seperti pada kapal selam.
(Gambar 4.c)
BAB VII halaman 245
Massa Jenis benda yang mengapung dalam dua fluida atau lebih
Dalam buku terdapat persamaan sebagai berikut:
b bf f b
V
V
i iρ
ρ = Σ
= b bf f f bf f V V V ... 3 3 2 1 1 +ρ +ρ + ρ ...(3-a)
Miskonsepsi pada persamaan (3-a) di atas adalah jenis miskonsepsi matematis. Yakni penurunan persamaan. Seharusnya, persamaan tersebut adalah seperti persamaan (3-b) berikut:
b bf f b
V
V
i iρ
ρ = Σ
= b bf f bf f bf f V V V V ... 3 3 2 2 1 1 +ρ +ρ + ρ ...(3-b)BAB VII halaman 275
Gaya Angkat Sayap
Berikut adalah gambar yang diambil dari buku:
(Gambar 5.a)
Miskonsepsi dari gambar 5.a di atas adalah terletak pada garis arus dan konsep yang digunakan. Garis arus terlihat pada gambar mengutamakan garis arus pada bagian atas lebih padat daripada yang bagian bawah. Penjelasan yang hanya menggunakan konsep Bernoulli, yakni bahwa sayap pesawat dapat menimbulkan gaya angkat dan membuat
pesawat dapat terbang hanya dengan mengandalkan perbedaan tekanan, pesawat sudah dianggap bisa terangkat naik.
Seperti telah disebutkan dalam dasar teori, yakni bahwa pada keadaan yang sesungguhnya pesawat belum akan terangkat bila hanya mengandalkan perbedaan tekanan. Hal ini sesuai dengan yang telah disebutkan dalam dasar teori.
Untuk dapat terbang, sayap pesawat tetap harus dibuat sedemikian rupa agar aliran udara bergerak turun. Yakni bergerak naik karena mendorong udara ke bawah atau ke arah yang berlawanan dengan gerak pesawat. Adanya udara yang didorong ke bawah ditunjukkan oleh adanya arah tanda panah, yakni mengarah ke bawah dibandingkan udara yang datang. Maka gambar yang tepat adalah seperti gambar 7.b berikut:
(Gambar 5.b)
b. Materi pelajaran yang miskonsepsi.
Berikut ini adalah prosentase miskonsepsi dalam materi-materi pelajaran. Dari sini akan diperoleh, pada materi apakah yang terbanyak kasus miskonsepsinya .
Tabel 2. Urutan prosentase miskonsepsi pada suatu materi
No. Materi Pelajaran Prosentase (%)
1 Mekanika Fluida 37.5
2 Gerakan dalam dua dan tiga dimensi 25
3 Hukum II Newton 25
4 Penguraian Vektor 12.5