• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deteksi Miskonsepsi dalam Buku Pelajaran Fisika yang Mempengaruhi Miskonsepsi siswa pada kelas XI di SMA Santo Thomas Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Deteksi Miskonsepsi dalam Buku Pelajaran Fisika yang Mempengaruhi Miskonsepsi siswa pada kelas XI di SMA Santo Thomas Yogyakarta"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

Deteksi Miskonsepsi dalam Buku Pelajaran Fisika

yang Mempengaruhi Miskonsepsi siswa pada kelas XI

di SMA Santo Thomas Yogyakarta

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Nama : Paulinus NIM : 041424026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

Deteksi Miskonsepsi dalam Buku Pelajaran Fisika

yang Mempengaruhi Miskonsepsi siswa pada kelas XI

(3)

iii

DETEKSI MISKONSEPSI DALAM BUKU PELAJARAN FISIKA

YANG MEMPENGARUHI MISKONSEPSI SISWA PADA KELAS XI

(4)

iv

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

:

Paulinus

Nomor Mahasiswa

: 041424026

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Deteksi Miskonsepsi dalam Buku Pelajaran Fisika yang Mempengaruhi

Miskonsepsi siswa pada kelas XI di SMA Santo Thomas Yogyakarta.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 11 Desember 2008

Yang menyatakan

(5)

v

Thanks To : Jesus Christ…

Kita Hidup dari apa yang kita dapat. Tetapi Indikator

hidup ditentukan dari apa yang kita beri...

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan di dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 November 2008 Penulis,

(7)

vii

ABSTRAK

Paulinus. 2008. Deteksi Miskonsepsi dalam Buku Pelajaran Fisika yang mempengaruhi Miskonsepsi siswa pada kelas XI di SMA Santo Thomas Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat miskonsepsi dalam buku pelajaran Fisika kelas XI di SMA Santo Thomas, (2) Pada materi pelajaran manakah yang terbanyak ditemukan miskonsepsi, (3) Apakah miskonsepsi yang ditemukan dalam buku pelajaran mempengaruhi miskonsepsi pada siswa.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18, 19, dan 22 September 2008 di SMA Santo Thomas, Umbulharjo, Yogyakarta. Sampel penelitian adalah siswa kelas XII IPA yang berjumlah 4 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: bedah buku, tes tertulis, dan wawancara.

Tes tertulis yang diberikan berupa tes uraian yang terdiri dari 7 soal dan memuat 7 pokok bahasan, yaitu: Penguraian Vektor; Gaya Gesek dan Gaya Normal; Letak Gaya Gesek; Terapung, Tenggelam, dan Melayang; Percepatan Gravitasi; Gerak Parabola; dan Gaya Angkat Sayap Pesawat. Wawancara terhadap siswa juga berhubungan dengan kesembilan pokok bahasan tersebut.

(8)

viii

ABSTRACT

Paulinus. 2008. Misconceptions on physics textbook that influence students misconception on classXI at Santo Thomas High school of Yogyakarta. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The aims of this research are to find out: (1) Whether there are misconceptions on physics textbook on classXI at Santo Thomas High school, (2) On what materials the most misconception are found, (3) Whether the misconceptions influence students misconception.

This research was held on 18 th, 19 th, and 22nd September 2008 at Santo Thomas High school of Yogyakarta. The samples of this research were four students on classXII. There are three steps of collecting data: textbook research, test, and interview

The written test was teoritical test that consisted of seven numbers and seven point: vector analyzing; friction force and normal force; friction force location; floating on the water, sink, and floating in the water; gravity acceleration; vector scale; projectile motions; the lifting force of aircraft wing. The interview is also about that seven points.

(9)

ix

Puji dan syukur kepada Bapa di Surga atas segala kasih dan rahmatNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Deteksi

Miskonsepsi dalam Buku Pelajaran Fisika yang Mempengaruhi Miskonsepsi siswa pada

kelas XI di SMA Santo Thomas Yogyakarta” dengan baik.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1.

Romo Paul Suparno, S.J., selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar

memberikan bimbingan, pengarahan, masukan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

2.

Ibu Aprijaningsih, selaku kepala SMA Santo Thomas Yogyakarta, yang telah

berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian di SMA tersebut.

3.

Bapak Risdjianto, selaku guru fisika pada SMA Santo Thomas Yogyakarta, atas

segala bantuan dan dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian.

4.

Bapak Domi Severinus dan Bapak Fr. Y. Kartika Budi selaku dosen penguji yang telah

memberikan banyak masukan demi penyempurnaan skripsi ini. Juga atas ilmu yang

telah diberikan semasa kuliah.

5.

Para Bapak dan Ibu guru beserta staf di SMA Santo Thomas atas segala perhatian,

dukungan dan bantuan selama penulis melakukan penelitian.

6.

Siswa-siswa kelas XII IPA SMA Santo Thomas Yogyakarta. Terimakasih atas

kerjasamanya.

7.

Pak Narjo, Pak Sugeng, dan Mbak Heni di sekretariat JPMIPA atas segala

bantuannya.

8.

Para dosen Pendidikan Fisika, atas segala ilmu yang telah diberikan.

(10)

x

Agnes.(S.Ing ’03), dan Yohanes S.(T.E ’05). atas pinjaman komputernya, transport,

sumbangan (tenaga dan pikiran) dan “dorongan” selama pembuatan skripsi maupun

pengerjaan tugas-tugas kuliahku dulu.

11. Teman-teman P.Fis dari berbagai angkatan. Sudah saatnya merasa resah untuk

teman-teman yang sudah di atas semester delapan. Untuk yang masih di bawah semester

delapan, nikmatilah perjalanan hidup selama di kampus ini.

12. M.F. Kamu luar biasa. Membuat hatiku berkata: Akhirnya ku menemukanmu.

13. Teman-temanku yang lain: teman-teman Basket, Voli, Sepakbola, Koor, Organisasi,

dan kegiatan-kegiatan Rohani, yang juga telah mewarnai hari-hariku.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih

banyak kekurangan dalam skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna

bagi para pembaca sekalian.

Yogyakarta, 18 November 2008

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II DASAR TEORI ... 5

A. Miskonsepsi ... 5

B. Buku Pelajaran Fisika ... 7

1. Buku Pelajaran ... 7

(12)

xii

3. Buku-buku Teks Fisika yang ada... 8

C. Deteksi Miskonsepsi dalam Buku Teks Fisika ... 8

1. Miskonsepsi pada konsep aksi-reaksi ... 9

2. Miskonsepsi tentang cahaya... 10

3. Miskonsepsi tentang gaya angkat pada sayap pesawat ... 11

4. Miskonsepsi tentang lensa pada mata ... 13

5. Miskonsepsi tentang prisma... 14

6. Miskonsepsi tentang magnet bumi... 15

7. Miskonsepsi tentang magnet ... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 18

A. Jenis Penelitian... 18

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 18

C. Sampel... 19

D. Treatment ... 19

E. Instrumen Penelitian ... 20

F. Metode Analisis Data... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Deskripsi Penelitian ... 25

B. Hasil Penelitian ... 26

1. Hasil penelitian dari Buku Teks... 26

a. Kasus-kasus Miskonsepsi dalam Buku ... 26

b. Materi pelajaran yang miskonsepsi... 35

(13)

xiii

a. Penguraian Vektor... 36

b. Gaya Gesek dan Gaya Normal ... 37

c. Letak Gaya Gesek ... 37

d. Terapung, Tenggelam, dan Melayang... 38

e. Percepatan Gravitasi... 38

f. Gerak Parabola ... 39

g. Gaya Angkat Sayap Pesawat... 40

3. Hasil penelitian dari Wawancara ... 41

Gaya Angkat Sayap Pesawat ... 41

4. Kesimpulan Umum ... 43

BAB V PENUTUP... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN: ... 48

Lampiran 1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian... 49

Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melakukan penelitian ... 50

Lampiran 3 : Soal test ... 51

Lampiran 4 : Jawaban test Siswa ... 58

Lampiran 5 : Hasil Wawancara Siswa ... 82

Lampiran 6 : Gambar Sampul Buku Fisika... 94

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Amanat Pembukaan UUD Negara RI 1945 menghendaki agar bangsa Indonesia sejahtera, cerdas, dan dapat berperan di dunia. Semua ini berkaitan erat dengan pendidikan bermutu tinggi yang sangat tergantung pada kualitas dan kuantitas buku pelajaran sebagai sumber informasi yang utama.

Dalam proses belajar mengajar, guru “menanam” informasi di benak siswa, kemudian siswa melakukan rangkaian kegiatan agar informasi tersebut tumbuh dan berkembang sehingga mencapai kompetensi yang diinginkan. Buku pelajaran berperan penting bagi guru dan siswa sebagai kendaraan untuk mencapai kompetensi tersebut. Proses belajar mengajar yang baik menghasilkan siswa yang mampu berbuat sesuatu dengan menggunakan informasi yang telah dipelajarinya. Mampu berbuat sesuatu berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya akan membentuk kompetensi seseorang.

Semua ini telah dicanangkan dalam empat pilar pembelajaran dari UNESCO pada akhir abad ke-20, yaitu learning to know (belajar untuk tahu),

learning to do (belajar untuk berbuat), learning to be (belajar untuk membangun jati diri), dan learning together (belajar untuk hidup bersama secara harmonis).

(15)

bukunya. Agar buku mempunyai asas manfaat yang tinggi, pengarang juga menyajikan ketajaman dan jangkauan informasi yang dapat dipelajari melalui bukunya. Pada saat membaca buku diharapkan terjadinya jalinan komunikasi batin seakan-akan pembaca sedang berguru kepada sang pengarang. Buku yang baik memuat visi (arah), misi (pesan), konteks (kaitan), konten (isi), dan proses diri suatu informasi yang disajikan. Penyajian yang baik akan membuat siswa bermotivasi tinggi untuk menguasai informasinya.

Pada era informasi dewasa ini, siswa diharapkan dapat menangkap, menyaring, mematangkan, dan menyimpan informasi dengan cepat. Buku yang berkualitas berperan sebagai suatu kendaraan canggih untuk mencapai tujuan ini dan mengantarkan siswa sampai ke tujuan kompetensi untuk berbuat sesuatu.

(16)

Mengingat begitu pentingnya buku pelajaran dan dimungkinkan adanya miskonsepsi di sana yang dapat merugikan siswa yang menggunakan buku tersebut, penulis tertantang untuk memberikan sumbangan terhadap buku. Oleh karena itu penulis memilih Deteksi Miskonsepsi dalam Buku Pelajaran Fisika yang Mempengaruhi Miskonsepsi siswa pada kelas XI di SMA Santo Thomas

Yogyakarta sebagai judul penelitian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat miskonsepsi dalam buku pelajaran Fisika kelas XI di SMA Santo Thomas?

2. Pada materi pelajaran manakah yang terbanyak ditemukan miskonsepsi ? 3. Apakah miskonsepsi yang ditemukan dalam buku pelajaran mempengaruhi

miskonsepsi pada siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diketahui di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Apakah terdapat miskonsepsi dalam buku pelajaran Fisika kelas XI di SMA Santo Thomas.

(17)

3. Apakah miskonsepsi yang ditemukan dalam buku pelajaran mempengaruhi miskonsepsi pada siswa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu bagi peneliti, para guru atau calon guru, peserta didik, dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi peneliti, para guru, atau calon guru

Dengan menyadari adanya miskonsepsi pada buku, peneliti, para guru, atau calon guru menjadi siap untuk melakukan klarifikasi terhadap miskonsepsi tersebut. Dapat pula membantu peneliti, para guru, atau calon guru dalam menilai kualitas dari buku pelajaran yang digunakannya.

2. Bagi siswa

Penelitian ini dapat membuat siswa mengetahui kelemahan buku dan menjadi peka akan miskonsepsi dalam buku pelajaran. Atau bahkan membuka pemikiran siswa yakni agar jangan berpegang hanya pada 1 buku pelajaran. 3. Bagi para peneliti selanjutnya

(18)

BAB II

DASAR TEORI

A. Miskonsepsi

Miskonsepsi atau salah paham menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu. Fowler (1987, dalam Suparno 2005: 44), memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.

Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa. Secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat diringkas menjadi lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Penyebab miskonsepsi dari buku teks biasanya terdapat pada penjelasan atau uraian yang salah dalam buku tersebut. Buku teks dapat menyebarkan miskonsepsi. Entah karena bahasanya sulit atau karena penjelasannya tidak benar, miskonsepsi tetap diteruskan.

(19)

45). Padahal cukup jelas bahwa pengertian energi kinetik negatif tidak ada dalam fisika.

Anderson (1990, dalam Wendersee 1994, dalam Suparno 2005), menemukan bahwa diagram dan gambar dalam buku teks yang kurang tepat dapat menjadi salah satu sebab adanya miskonsepsi siswa. Misalnya, dia memberikan contoh, salah satu buku fisika dimana ada gambar/skema molekul-molekul zat padat dan zat gas dengan jarak yang hampir sama. Hal itu membuat pikiran siswa salah menangkap (lihat Gambar 1). Jarak molekul digambarkan sama, meskipun keterangannya lain.

Gambar 1. Susunan molekul zat padat dan zat gas

(20)

Gambar 2. Sinar dibiaskan pada tengah lensa, bukan pada permukaan lensa

B. Buku Pelajaran Fisika

1. Buku Pelajaran

Buku pelajaran adalah buku yang dijadikan pegangan siswa sebagai sumber dan media pembelajaran (instruksional). Sesuai dengan definisi tersebut, maka buku pelajaran yang digunakan di sekolah sebagai buku pegangan siswa dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum pendidikan nasional dan yang berfungsi mendukung terbentuknya kompetensi lulusan siswa. Melalui buku pelajaran siswa mempelajari sesuatu dan buku memberikan pemahaman serta pengertian kepada siswa yang membaca buku tersebut (Eddy, 2005).

2. Buku Pelajaran Fisika

(21)

sistem pendidikan di Indonesia, serta bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam fisika, serta bersikap positif terhadap fisika (bdk. Listiyono).

3. Buku-buku teks Fisika yang Ada

Jumlah buku teks yang ada sekarang ini sudah terbilang banyak. Hal ini dikarenakan sering terjadi perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia. Buku-buku banyak diterbitkan dengan dalih untuk menyesuaikan dengan kurikulum yang ada. Berikut adalah beberapa contoh buku yang sedang digunakan oleh sekolah-sekolah di Yogyakarta. Kanginan, M. 2000. Fisika 2000 untuk SMU kelas 2. Jakarta: Erlangga; Umar, E. 2004. Fisika dan Kecakapan hidup SMA kelas XI (KTSP). Jakarta: Ganeca Exact; Kamajaya. 2007. Cerdas belajar Fisika kelas XI (Program IPA). Bandung: Grafindo; Sunardi-Etsa. 2007. Fisika Bilingual SMA kelas XI (KTSP). Bandung: Yrama Widya; Foster. 2000. Fisika SMU kelas 2 Tengah tahun pertama. Jakarta: Erlangga. Dan Kanginan, M. 2007. Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga; adalah buku yang dijadikan subyek penelitian ini. Buku ini dipakai sebagai subyek sebab buku ini adalah buku yang dipakai di SMA Santo Thomas.

C. Deteksi Miskonsepsi dalam Buku Teks Fisika

(22)

tertulis, atau uraian yang tidak jelas yang dapat menimbulkan penafsiran dan penyimpulan yang salah, yang pada gilirannya miskonsepsi tak terhindarkan.

1. Miskonsepsi pada konsep aksi-reaksi

Berikut ini penulis kutibkan salah satu pernyataan dari buku ajar, yaitu buku Energi, Gelombang, dan Medan; jilid I, halaman 51 mengenai gaya aksi reaksi pada suatu system yang terdiri dari buku yang terletak diam di atas meja:

Jika W ditafsirkan sebagai gaya yang bekerja pada meja yang ditimbulkan oleh buku (aksi), maka N adalah gaya yang bekerja pada buku yang ditimbulkan oleh meja (reaksi) (Sumadji, dkk, 1980: 51)

(23)

2. Miskonsepsi tentang cahaya

Beaty menemukan beberapa buku mengatakan bahwa cahaya matahari yang sampai di bumi sempurna paralel. Pengarang buku beralasan, yakni semakin jauh objek semakin paralel cahaya. Karena matahari sangat jauh, maka cahaya matahari yang sampai di bumi sempurna paralel.

Kita tetap harus memperhitungkan bayangan yang terlihat sedikit gelap, yang sering disebut penumbra. Pada kenyataannya mungkin kita tidak dapat melihatnya sebab ada keterbatasan penglihatan kita. Namun menyimpulkan bahwa cahaya matahari yang sampai ke bumi adalah sempurna paralel tidak dapat dibenarkan (Beaty, dalam http://www.amasci.com/miscon/miscon4.html).

3. Miskonsepsi tentang gaya angkat pada sayap pesawat terbang

(24)

Daya angkat yang diciptakan oleh sayap bisa dijelaskan dengan menerapkan Hukum kedua Newton untuk menghitung pembelokkan aliran udara ke atas dan ke bawah oleh sayap. Kita akan memusatkan perhatian pada perubahan momentum untuk pembelokan aliran udara ke bawah terhadap perubahan momentum untuk aliran udara yang dibelokan ke atas di setiap detiknya. Ingat bahwa momentum adalah perkalian antara massa dan kecepatan. Untuk sayap, kecepatannya berubah. Ketika perubahan momentum ke bawah setiap detiknya melebihi momentum ke atas, terjadilah pengangkatan (Gambar 4b).

Besarnya gaya angkat tergantung pada kecepatan dan kerapatan udara, bentuk sayap, dan sudut serang. Sebagian besar sayap pesawat terbang bisa dinaikturunkan, dan masih menghasilkan daya angkat pada berbagai kondisi. Selain itu, aliran udara di atas dan di bawah cukup rumit, dengan golakan dan pengaruh lain yang menjadi bagian dari perilaku tentu saja bukan kondisi yang mendukung aliran Bernoulli, yang mengasumsikan aliran berlapis. Untuk penjelasan yang lebih memuaskan, semua efek ini bisa digabungkan menjadi satu dengan mempertimbangkan Hukum kedua Newton saja dan perubahan momentum aliran udara.

(25)

Gambar 4a. Tidak ada komponen aliran udara yang menurun. 4b. Ada komponen aliran udara yang menurun.

Ada pendekatan lain untuk memahami gaya angkat aerodinamika dalam konsep persamaan Kutta Joukowski, yang menghubungkan gaya angkat dengan aliran momentum ke bawah yang dihasilkan oleh syap yang bertindak sebagai airfoil, dengan menggunakan konsep sirkulasi yang mengelilingi sayap. Untuk sirkulasi Γ, gaya angkatnya F = ρvΓ, dimana ρ adalah kerapatan fluida dan v adalah kecepatan alir yang searah dengan arus aliran. Dapat ditunjukkan bahwa sirkulasinya adalah tetap untuk semua lengkung tertutup yang mengelilingi airfoil, lalu kita bisa menghitung sekisih kecapatan antar bagian atas dan bagian bawah sayap, dan akhirnya persamaan Bernoulli dapat diterapkan untuk menghitung perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan ini kemudian mendorong udara ke atas dan ke bawah sayap, tidak ke arah lain, seperti yang sering dijelaskan di buku-buku teks.

Yang pasti, konsep sirkulasi membantu kita memahami rumus Kutta Joukowski seperti telah diterapkan pada airfoil dengan menghitung aliran momentum ke bawah oleh airfoil. Akan tetapi, sirkulasi bukanlah alasan fisik untuk gaya angkat, dan kita tidak perlu menjelaskan asal muasal daya angkat. Ringkasnya, daya angkat terjadi jika dan hanya jika sayap, dengan bentuk dan sudut serangnya, memberikan momentum ke bawah kepada aliran udara (Beaty, dalam http://www.amasci.com/miscon/miscon4.html).

(26)

Beberapa buku teks berasumsi bahwa lensa yang kecil ditemukan jauh di dalam bola mata menjadi lensa utama mata, dan kornea mata dari mata secara sederhana dipandang sebagai suatu jendela yang bersifat melindungi. Buku teks melukiskan sinar cahaya mengenai mata dan hanya dibelokkan ketika cahaya menerobos lensa internal ini (Gambar 5a). Tetapi di dalam mata manusia, lensa kecil yang ditemukan di dalam bola mata bukanlah lensa imaging yang utama. Kornea mata benar-benar lensa yang utama; adalah menjadi yang betul-betul membengkok permukaan medan transparan pada mata (Gambar 5b). Kebanyakan dari cahaya yang masuk ke dalam mata dibelokkan oleh kornea mata. Ketika kamu memperhatikan mata mu pada cermin, kamu sedang melihat secara langsung dengan lensa utama mata. Ketika kamu ingin mngubah pusat lensa mata mu, kamu memasang lensa pada permukaan kornea matamu. Hal inilah yang dilakukan oleh orang-orang ketika menggantikan kaca mata dengan softlens. Lensa Yang lebih kecil di dalam mata hanya untuk mengubah fokus dari pandangan secara keseluruhan. Otot berubah bentuk nya dalam rangka mengoreksi fokus untuk melihat pada jarak dekat dan jauh. Tanpa lensa internal kecil ini, penglihatan manusia akan bersifat kabur, dan tidak mampu mengakomodasi untuk pandangan jarak dekat dan jauh. (Beaty, dalam http://www.amasci.com/miscon/miscon4.html).

(27)

Gambar 5a. Cahaya dibelokkan oleh lensa di dalam mata. 5b. Cahaya dibelokkan oleh kornea mata.

5. Miskonsepsi tentang prisma

Ketika cahaya matahari mengenai prisma, cahaya tersebut akan terurai menjadi beberapa warna yang menyerupai warna pelangi. Banyak buku menuliskan bahwa bila cahaya yang terurai tersebut mengenai prisma ke dua yang identik, maka cahaya yang terdiri dari warna pelangi tersebut akan berkombinasi lagi (Gambar 6a). Ini salah, dua prisma tidak bekerja seperti yang ditunjukkan. Dua Prisma yang berukuran berbeda dapat mengurai dan kemudian memusatkan warna ke dalam penggabungan-ulang sesaat pada jarak tertentu. Dengan tiga prisma dalam suatu pengaturan khusus, pemisahan dan pengkombinasian warna dapat terpenuhi (Gambar 6b). Tetapi buku yang melukiskan satu prisma mengurai warna dan prisma kedua yang serupa mengkombinasikan kembali warna ke dalam cahaya putih tunggal adalah salah, dan untuk mempertegas kesalahan ini, sudah benyak yang membuktikannya dengan melakukan percobaan secara langsung.

(28)

(a) (b)

Gambar 6a. Mengkombinasikan cahaya dengan dua prisma identik 6b. Mengkombinasikan cahaya dengan tiga prisma, satu prisma dan lensa

6. Miskonsepsi tentang magnet bumi

Banyak buku teks menunjukkan gambar yang salah ketika menampilkan gambar magnet batang di dalam bumi, dan dan ujung dari magnet batang berujung di bawah permukaan bumi. Diagram ini melukiskan bentuk bidang magnet menyebar dari suatu titik pada permukaan bumi. Ini adalah sangat menyesatkan. Kutub magnetis bumi sebenarnya berada jauh dari permukaan bumi, berada jauh dalam inti. Medan magnet bumi tidak datang dari suatu magnet batang raksasa, tetapi kita bayangkan cara kerjanya, kemudian kita pandang " magnet batang" di dalam bumi itu pendek, padat dan berada pada inti yang dalam di dalam planet.

Kesalahan yang khusus dari buku teks adalah tidak ada perbedaan kekuatan medan magnet di kutub utara dan kutub selatan. Jika kamu berdiri di kutub magnetis selatan Bumi, Batang-batang rel tidak tidak menjadi lebih rata dibandingkan dengan tanah di tempat lain. Jadi kutub magnet bumi tidaklah menyatakan bahwa medan magnet terkuat ada kutub-kutub tersebut.

(29)

bidang di sekitar utara dan selatan dari permukaan bumi sebagai hal yang kira-kira paralel dan vertikal, bukan radial dan tidak memusat pada titik-titik tertentu pada permukaan bumi.

Kesalahan lain yang berhubungan dengan kesalahan di atas: beberapa buku mengakui bahwa bidang di kutub magnetis bumi adalah jauh lebih kuat daripada di tempat lain. Ini tidak benar. Bidang Kekuatan di kutub magnetis yang utara di atas Canada adalah sama halnya dengan kekuatan bidang di Virginia, Dan bidang yang paling kuat di belahan bumi tidak dijumpai pada kutub magnetis sebelah utara, justru di kutub utara lebih lemah dibanding di tempat lain. Bidang yang paling kuat di belahan bumi yang utara bukanlah disatu tempat tetapi ada di dua tempat: di barat teluk Hudson di Canada, dan di Siberia (Beaty, dalam http://www.amasci.com/miscon/miscon4.html).

7. Miskonsepsi tentang magnet

(30)

seharusnya kutub utara magnet batang akan mengarah ke kutub utara bumi. Bagaimana menjelaskan hal ini?

(31)

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti ingin mengetahui apakah terdapat miskonsepsi dalam buku teks. Termasuk dalam penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini juga digunakan analisa statistik deskriptif berupa prosentase. Jumlah siswa yang mempunyai pemahaman konsep benar ataupun salah dinyatakan dalam persen.

Kasus miskonsepsi yang diperoleh dari buku teks belum dapat dipastikan mempengaruhi miskonsepsi siswa. Bagaimana pemahaman siswa terhadap suatu konsep dapat dilihat dari tes yang diberikan. Soal-soal mengacu pada miskonsepsi yang telah ditemukan peneliti dalam buku teks. Selanjutnya, kasus miskonsepsi yang diperoleh dari hasil tes tertulis, dipertegas lagi melalui wawancara. Sehingga kasus miskonsepsi melalui hasil wawancara inilah yang disimpulkan sebagai miskonsepsi yang mempengaruhi miskonsepsi siswa

B. Waktu dan Tempat Penelitian

(32)

C. Sampel

Penelitian dilaksanakan pada siswa-siswi kelas XII IPA yang berjumlah 4 orang. Alasan pemilihan sampel tersebut adalah karena mereka baru saja naik kelas. Mereka baru saja dinyatakan berhasil mempelajari materi-materi pelajaran untuk kelas XI. Yakni salah satu mata pelajaranya adalah fisika. Mereka yang dinyatakan masuk ke kelas XII IPA, berarti juga karena kemapuan IPA mereka tergolong baik. Dengan demikian para siswa dapat diasumsikan masih mengingat materi-materi fisika yang mereka dapatkan di kelas sebelumnya.

D. Treatmen

Treatment yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan soal-soal yang dikerjakan oleh siswa sendiri. Dalam mengerjakan soal-soal tersebut, siswa tidak diperbolehkan membuka buku (close book). Soal-soal tersebut dibuat berdasarkan kasus-kasus miskonsepsi yang didapat dalam buku teks. Dengan demikian, dapat diketahui mengenai miskonsepsi yang mempengaruhi miskonsepsi siswa. Yakni miskonsepsi yang didapat dalam buku teks juga menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Soal-soal tersebut dapat dilihat pada lampiran 3.

(33)

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri. Data yang ingin didapatkan dikumpulkan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Bedah Buku

Melalui tahap bedah buku, peneliti didampingi dosen pembimbing mendeteksi keberadaan miskonsepsi dalam buku teks. Pada tahap ini, peneliti melakukan beberapa langkah sebagai berikut:

a) Peneliti membaca dan memahami isi bab pertama dari buku teks yang ingin diteliti.

b) Peneliti membandingkan isi dari buku teks yang ingin diteliti dengan konsep pada buku lain (Halliday Resnick dan Paul A. Tippler).

c) Pemberian tanda pada bagian-bagian yang miskonsepsi

d) Data-data miskonsepsi didiskusikan dengan dosen pembimbing dan dibuat penjelasan yang seharusnya (konseptual).

e) Diulangi langkah a s/d d, untuk bab 2 dan seterusnya.

Kasus-kasus miskonsepsi yang diperoleh melalui tahapan ini belum dapat dipastikan sebagai miskonsepsi pula pada siswa. Sebab ada kemungkinan yang terjadi hanyalah kesalahan dalam pengetikan dan juga ada kemungkinan pada saat guru mengajarkan materi tersebut, sudah melakukan klarifikasi.

(34)

Dalam buku teks fisika SMA kelas XI yang digunakan di SMA Santo Thomas, terdiri dari 9 BAB. Yakni sebagai berikut:

BAB 1. KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB 2. HUKUM-HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DAN

GRAVITASI

BAB 3. ELASTISITAS DAN GERAK HARMONIK SEDERHANA

BAB 4. USAHA DAN ENERGI

BAB 5. IMPULS DAN MOMENTUM

BAB 6. DINAMIKA ROTASI DAN KESIMBANGAN BENDA

TEGAR

BAB 7. MEKANIKA FLUIDA

BAB 8. TEORI KINETIK GAS

BAB 9. TERMODINAMIKA

2. Test Tertulis

Setelah ditemukan kasus-kasus miskonsepsi dalam buku teks melalui tahap bedah buku, selanjutnya adalah tahap tes tertulis. Soal-soal test ini merujuk pada kasus-kasus miskonsepsi yang didapat dari tahap sebelumnya.

(35)

3. Wawancara

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari tes tertulis, dapat diketahui dimana letak miskonsepsi siswa. Setelah diketahui miskonsepsinya, dilakukan wawancara terhadap beberapa siswa yang mengalami miskonsepsi untuk lebih mendalami mengapa mereka mempunyai gagasan demikian. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini berjenis wawancara bebas terpimpin, yang berarti pertanyaan-pertanyaan yang hendak ditanyakan sudah disiapkan dan secara garis besar urutannya sudah disusun, meskipun dalam prakteknya dapat lebih bebas. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat secara sistematis bertanya dan menggali pemikiran siswa serta untuk menghindari kemacetan pada saat wawancara berlangsung. Data yang didapatkan dari hasil wawancara digunakan untuk mendukung data yang telah diperoleh melalui tes tertulis.

F. Metode Analisis Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui bedah buku, test tertulis, dan Wawancara. Selanjutnya, data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menganalisis data dari bedah buku

(36)

penjelasan yang seharusnya, yakni penjelasan yang membuat kasus-kasus miskonsepsi tadi menjadi konseptual.

2. Menganalisis data dari tes tertulis

a. Dianalisis macam jawaban siswa. Jawaban siswa dikatakan benar bila siswa dapat menjawab dengan benar soal beserta alasan yang ditanyakan. b. Dari jawaban siswa tersebut selanjutnya dianalisis bagaimana pemahaman

siswa seputar konsep-konsep fisika yang ditanyakan.

c. Pada setiap soal, selain menanyakan tentang konsep juga disertai dengan pertanyaan tentang tingkat keyakinan akan kebenaran jawaban yang mereka berikan

d. Berdasarkan langkah (c), maka akan berlaku kemungkinan sebagai berikut:

Tabel 1. Penentuan kemungkinan miskonsepsi

No Jawaban dari pertanyaan tentang konsep

Jawaban tingkat keyakinan akan kebenaran

Keterangan/ status

Sangat yakin tepat

yakin tepat

Kurang yakin tepat

Tidak yakin Kebetulan tepat 1. Benar

Sangat tidak yakin Kebetulan tepat

Sangat yakin tepat

yakin tepat

Kurang yakin tepat

Tidak yakin Kebetulan tepat

2. Sebagian benar

Sangat tidak yakin Kebetulan tepat Sangat yakin miskonsepsi

yakin miskonsepsi Kurang yakin miskonsepsi

Tidak yakin tepat

3. salah

(37)

e. Berdasarkan langkah (d), dilakukan pengkodean mana saja siswa yang mempunyai konsep yang sudah benar, kurang lengkap, kurang tepat, atau bahkan salah sama sekali. Banyak siswa yang menjawab berstatus benar, kebetulan benar, atau miskonsepsi, dihitung dan diprosentasekan. Misalkan untuk mengetahui prosentase siswa yang menjawab berstatus benar: % 100 % x sampel seluruh Jumlah benar menjawab yang siswa Banyak tepat berstatus menjawab yang Siswa =

Hal yang sama juga dilakukan untuk kemungkinan lain jawaban siswa.

3. Menganalisis data dari hasil wawancara.

a. Wawancara dilakukan terhadap empat orang siswa yang menjadi subyek penelitian.

(38)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Santo Thomas, Umbulharjo – Yogyakarta, pada tanggal 18, 19, dan 22 September 2008. Alasan peneliti memilih SMA tersebut sebagai tempat penelitian karena peneliti adalah alumni dari SMA tersebut. Peneliti berharap dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan pendidikan di SMA tersebut.

Siswa-siswi kelas XII IPA yang berjumlah 4 orang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini. Dipilih siswa-siswi kelas XII IPA sebagai sampel penelitian karena hanya di kelas tersebut yang menggunakan buku pelajaran fisika yang diteliti. Dari total 4 siswa yang ada di kelas XII IPA, semua siswa dijadikan sampel penelitian.

(39)

Berikut jadwal pelaksanaan penelitian: - 18 September : test hari ke-1 (4 soal) - 19 September : test hari ke-2 (3 soal) - 22 September : Wawancara

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian dari buku teks.

a. Kasus-kasus miskonsepsi dalam buku

Berikut ini adalah hasil penelitian dari buku teks. Kasus-kasus miskonsepsi yang diperoleh disajikan dengan keterangan BAB, Halaman pada buku, topik, miskonsepsinya dan konsep yang saharusnya.

BAB I halaman 27

Gerak Parabola (Persamaan Posisi)

Terdapat kalimat yang bertuliskan sebagai berikut :

Tulislah persamaan posisi x sesuai dengan persamaan gerak lurus beraturan dengan kecepatan tetap v = 10 cm/s dan persamaan posisi x sesuai dengan persamaan gerak lurus berubah beraturan...

(40)

BAB I halaman 28

Gerak Parabola (Vektor kecepatan)

Berikut adalah gambar yang diambil dari buku:

(Gambar 1.a)

Dari gambar 1.a di atas. Bila kita perhatikan tanda panah yang menunjukkan besar-kecilnya vektor komponen kecepatan pada arah x, terlihat bahwa panjang tanda panah tersebut berubah-ubah. Artinya, gambar 1.a tersebut menunjukkan bahwa komponen kecepatan pada arah x tidak tetap.

Pada gambar 1.a seharusnya panjang komponen vektor yang arah x adalah tetap. Karena memang komponen vektor kecepatan pada arah sumbu x adalah gerak lurus beraturn. Sehingga gambar yang lebih tepat menjadi seperti gambar 1.b berikut ini:

(41)

BAB I halaman 28, BAB II Halaman 51 dan 60

Penguraian Vektor

Berikut adalah gambar yang diambil dari buku:

(Gambar 2.a)

(42)

Seharusnya, gambar penguraian vektor yang lebih baik adalah seperti gambar 2.b berikut:

(Gambar 2.b)

(43)

BAB II halaman 51

Gaya Gesek dan Gaya Normal

Pada buku terdapat persamaan sebagai berikut:

N f N f k k k

k =µ →µ = ; dengan N = berat benda ...(1)

Miskonsepsi pada persamaan (1) di atas terjadi pada pemberian keterangan N. N = berat benda itu hanya berlaku untuk keadaan yang sangat khusus. Pemberian keterangan tersebut hanya berlaku untuk benda yang berada di atas bidang datar dan apabila ada gaya luar, gaya itu mendatar juga. Sedangkan, jika hal itu tidak dipenuhi maka pemberian keterangan itu menjadi miskonsepsi. Keterangan yang seharusnya adalah N = gaya normal. Sebab ini adalah pernyataan yang lebih umum dan tepat.

BAB II halaman 58

Percepatan Gravitasi

Pada buku terdapat persamaan dan pernyataan sebagai berikut:

vmaks = rgµs ………(2)

Pada persamaan (2) di atas tampak bahwa batas laju kendaraan yang membelok pada jalan datar kasar dengan aman bergantug pada: 1. Kekasaran permukaan jalan (µs) –makin kasar permukaan jalan,

makin besar batas laju membelok;

2. Jari-jari belokan (r) –makin besar jari-jari belokan, makin besar batas laju membelok;

(44)

Miskonsepsi terdapat pada pernyataan nomor 3 di atas yakni tentang percepatan gravitasi. Seharusnya percepatan gravitasi dinyatakan sebagai konstanta. Walaupun kenyataan bahwa terjadi perbedaan percepatan gravitasi di tempat-tempat tertentu. Namun secara umum dipakai percepatan gravitasi adalah konstanta yakni yang besarnya 9,8 m/s2

BAB IV halaman 123

Letak Gaya Gesek pada suatu Sistem

Berikut adalah gambar yang diambil dari buku:

(Gambar 3)

(45)

Catatan untuk kasus miskonsepsi tentang letak gaya gesek ini adalah pada saat memecahkan suatu persoalan, biasanya memang digambar pada benda yang masuk jauh ke dalam benda. Dengan memberitahukan bahwa itu demi kemudahan dalam memandang gambar. Namun pada buku tidak memberikan catatan yang demikian.

BAB VII halaman 243

Mengapung, Tenggelam, dan Melayang

Berikut adalah gambar yang diambil dari buku:

(Gambar 4.a)

(46)

tersebut lebih tepat bila es itu diberi keterangan melayang. Yakni belum ada bagian dari es tersebut yang muncul di permukaan cairan. Gambar 4.a tersebut seharusnya seperti gambar 5.b berikut:

(Gambar 4.b)

Gambar 4.a di atas dapat juga diganti dengan gambar 4.c seperti dibawah ini. Karena memang bisa terjadi timah dan kunigan dalam keadaan melayang. Contohnya ialah seperti pada kapal selam.

(Gambar 4.c)

BAB VII halaman 245

Massa Jenis benda yang mengapung dalam dua fluida atau lebih

Dalam buku terdapat persamaan sebagai berikut:

b bf f b

V

V

i i

ρ

(47)

= b bf f f bf f V V V ... 3 3 2 1

1 +ρ +ρ +

ρ

...(3-a)

Miskonsepsi pada persamaan (3-a) di atas adalah jenis miskonsepsi matematis. Yakni penurunan persamaan. Seharusnya, persamaan tersebut adalah seperti persamaan (3-b) berikut:

b bf f b

V

V

i i

ρ

ρ

=

Σ

= b bf f bf f bf f V V V V ... 3 3 2 2 1

1 +ρ +ρ +

ρ

...(3-b)

BAB VII halaman 275

Gaya Angkat Sayap

Berikut adalah gambar yang diambil dari buku:

(Gambar 5.a)

(48)

pesawat dapat terbang hanya dengan mengandalkan perbedaan tekanan, pesawat sudah dianggap bisa terangkat naik.

Seperti telah disebutkan dalam dasar teori, yakni bahwa pada keadaan yang sesungguhnya pesawat belum akan terangkat bila hanya mengandalkan perbedaan tekanan. Hal ini sesuai dengan yang telah disebutkan dalam dasar teori.

Untuk dapat terbang, sayap pesawat tetap harus dibuat sedemikian rupa agar aliran udara bergerak turun. Yakni bergerak naik karena mendorong udara ke bawah atau ke arah yang berlawanan dengan gerak pesawat. Adanya udara yang didorong ke bawah ditunjukkan oleh adanya arah tanda panah, yakni mengarah ke bawah dibandingkan udara yang datang. Maka gambar yang tepat adalah seperti gambar 7.b berikut:

(Gambar 5.b)

b. Materi pelajaran yang miskonsepsi.

(49)

Tabel 2. Urutan prosentase miskonsepsi pada suatu materi

No. Materi Pelajaran Prosentase (%)

1 Mekanika Fluida 37.5

2 Gerakan dalam dua dan tiga dimensi 25

3 Hukum II Newton 25

4 Penguraian Vektor 12.5

2. Hasil Penelitian dari test tertulis.

a. Soal nomor 1 hari ke-1 (Penguraian Vektor)

Pada soal ini yang ingin diketahui dari siswa adalah pemahaman mereka tentang penguraian vektor gaya (F) terhadap sumbu. Dalam soal ini siswa diminta membuat vektor uraian dari sebuah gaya (F).

Tiga (3) siswa atau 75% siswa berstatus tepat, yakni jawaban mereka pada pertanyaan konsep adalah benar dan jawaban mereka pada pertanyaan tingkat keyakinan mereka atas kebenaran jawaban, ketiganya menjawab (c) kurang yakin. Hanya satu (1) siswa atau 25% siswa yang berstatus miskonsepsi. Siswa ini salah membuat dalam membuat uraian vektor gaya (F). Namun terhadap pertanyaan mengenai tingkat keyakinan atas kebenaran jawaban, dia menjawab (a) sangat yakin.

(50)

oleh miskonsepsi pada buku. Sisanya satu (1) siswa atau 25% siswa dipengaruhi oleh miskonsepsi pada buku

b. Soal nomor 2 hari ke-1 (Gaya Gesek dan Gaya Normal)

Pada soal ini yang ingin diketahui dari siswa adalah pemahaman mereka tentang konsep gaya gesek dan gaya normal. Dalam soal ini siswa diminta memilih gambar sistem yang tepat dan memberi alasannya.

Empat (4) siswa atau 100% siswa berstatus tepat, yakni jawaban mereka pada pertanyaan konsep adalah benar dan jawaban mereka pada pertanyaan tingkat keyakinan mereka atas kebenaran jawaban, dua siswa menjawab (c) kurang yakin, satu siswa menjawab (b) yakin, dan satu siswa menjawab (a) sangat yakin.

Artinya, untuk kasus miskonsepsi pada persoalan mengenai gaya gesek dan gaya normal ini empat (4) siswa atau 100% siswa tidak dipengaruhi oleh miskonsepsi pada buku.

c. Soal nomor 3 hari ke-1 (letak Gaya Gesek)

Pada soal ini yang ingin diketahui dari siswa adalah pemahaman mereka tentang letak gaya gesek. Dalam soal ini siswa diminta membuat gambar sistem beserta gaya-gaya yang bekerja.

(51)

jawaban, dua siswa menjawab (b) yakin, dan dua siswa menjawab (c) kurang yakin.

Artinya, untuk kasus miskonsepsi pada persoalan mengenai letak gaya gesek ini empat (4) siswa atau 100% siswa dipengaruhi oleh miskonsepsi pada buku.

d. Soal nomor 4 hari ke-1 (Terapung, Tenggelam, dan Melayang)

Pada soal ini yang ingin diketahui dari siswa adalah pemahaman mereka tentang konsep terapung, tenggelam, dan melayang. Dalam soal ini siswa diminta membuat gambar benda yang sedang dalam keadaan terapung, tenggelam, dan melayang dalam sebuah bejana berisi air.

Empat (4) siswa atau 100% siswa berstatus tepat, yakni jawaban mereka pada pertanyaan konsep adalah benar dan jawaban mereka pada pertanyaan tingkat keyakinan mereka atas kebenaran jawaban, tiga siswa menjawab (b) yakin dan satu siswa menjawab (a) sangat yakin.

Artinya, untuk kasus miskonsepsi pada persoalan mengenai benda dalam keadaan terpung, tenggelam, dan melayang ini empat (4) siswa atau 100% siswa tidak dipengaruhi oleh miskonsepsi pada buku. e. Soal nomor 1 hari ke-2 (Percepatan Gravitasi)

(52)

soal ini siswa diminta menyebutkan konstanta dari suatu persamaan untuk kecepatan maksimum kendaraan yang melewati tikungan

Tiga (3) siswa atau 75% siswa berstatus tepat, yakni jawaban mereka pada pertanyaan konsep adalah benar dan jawaban mereka pada pertanyaan tingkat keyakinan mereka atas kebenaran jawaban, satu siswa menjawab (a) sangat yakin, satu siswa menjawab (b) yakin, dan satu siswa menjawab (c) kurang yakin. Satu (1) siswa atau 25% siswa berstatus kebetulan tepat, yakni jawaban dia pada pertanyaan konsep adalah benar dan jawaban dia pada pertanyaan tingkat keyakinan dia atas kebenaran jawaban adalah (d) tidak yakin.

Artinya, untuk kasus miskonsepsi pada persoalan mengenai percepatan gravitasi sebagai konstanta ini empat (4) siswa atau 100% siswa tidak dipengaruhi oleh miskonsepsi pada buku

f. Soal nomor 2 hari ke-2 (Gerak Parabola)

Pada soal ini yang ingin diketahui dari siswa adalah pemahaman mereka tentang gerak parabola. Dalam soal ini siswa diminta menuliskan dua gerak yang bila digabungkan menjadi membentuk gerak parabola, serta menggambarkan pula arah masing-masing gerak.

(53)

yakni jawaban dia pada pertanyaan konsep adalah salah dan jawaban dia pada pertanyaan tingkat keyakinan dia atas kebenaran jawaban adalah (d) tidak yakin.

Artinya, untuk kasus miskonsepsi pada persoalan mengenai gerak parabola ini tiga (3) siswa atau 75% siswa dipengaruhi oleh miskonsepsi pada buku. Sisanya satu (1) siswa atau 25% siswa tidak dipengaruhi oleh miskonsepsi pada buku

g. Soal nomor 3 hari ke-2 (Gaya Angkat Sayap Pesawat)

Pada soal ini yang ingin diketahui dari siswa adalah pemahaman mereka tentang gaya angkat sayap pesawat. Dalam soal ini siswa diminta memilih gambar yang tepat dan memberikan alasanya.

Dua (2) siswa atau 50% siswa berstatus miskonsepsi, yakni jawaban mereka pada pertanyaan konsep adalah salah dan jawaban mereka pada pertanyaan tingkat keyakinan mereka atas kebenaran jawaban, kedua siswa menjawab (a) sangat yakin. Dua (2) siswa atau 50% siswa berstatus tepat, yakni jawaban mereka pada pertanyaan konsep adalah sebagian benar dan jawaban mereka pada pertanyaan tingkat keyakinan mereka atas kebenaran jawaban, kedua siswa menjawab (b) yakin.

(54)

3. Hasil Penelitian dari Wawancara

Hasil penelitian dari wawancara ini adalah hasil akhir. Artinya miskonsepsi pada buku yang mempengaruhi miskonsepsi siswa adalah berdasarkan miskonsepsi yang diperoleh melalui wawancara ini. Karena yang diperlukan adalah miskonsepsi, maka data yang ditulis di sini adalah untuk kasus-kasus miskonsepsi. Sedangkan untuk hasil yang tidak

miskonsepsi, tidak akan dimasukkan. Berikut kasus miskonsepsi yang diperoleh melalui wawancara:

Gaya Angkat Sayap Pesawat

Sebelumnya para siswa telah menjawab pertanyaan mengenai Gaya Angkat Sayap Pesawat. Diperoleh dua (2) siswa atau 50% siswa dipengaruhi oleh miskonsepsi pada buku. Sisanya dua (2) siswa atau 50% siswa tidak dipengaruhi oleh miskonsepsi pada buku

Namun, ketika dilakukan wawancara diperoleh kesimpulan yang berbeda. Yakni, empat (4) siswa atau 100% siswa dipengaruhi oleh miskonsepsi pada buku. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan keempat siswa:

o Wawancara dengan Siswa A

P : oke..kalau gitu kita lanjut ke no 3. bisa kamu jelaskan maksud udara lebih memilih ke tekanan yang lebih besar ini apa?

S : itu lo mas..yang udaranya menyebabkan perbedaan tekanan.

(55)

P : oke..jadi besaran yang terkait dengan gaya angkat pesawat ini apa aja?

S : tekanan ma kecepatan

P : ini yang kamu tulis adalah kecepatan pesawat. Apakah benar?

S : iya mas. Kenapa mas, bukan ya?!

P : maksud saya apakah bukan tentang kecepatan udaranya? S : oia sama aja kan mas..kan semakin cepat pesawatnya semakin cepat udaranya

o Wawancara dengan Siswa B

P : kita lanjutkan ke no. 3. pada soal tentang gaya angkat sayap pesawat ini, bisa dijelaskan maksud dari semakin banyak tekanan maka pesawat tersebut semakin terangkat naik?

S : aku agak-agak lupa mas. Pokoknya yang aku ingat adalah tentang tekanan dan kecepatan gitulah

P : nah ..kalau dihubungkan dengan gambar yang kamu pilih. Mengapa nomor 2 yang kamu anggap paling tepat?

S : seingatku gambarnya begitu itu mas

P : sebetulnya apa sih yang membedakan gambar 1 dan gambar 2 ini?

S : apa ya mas..pokoknya kayak lebih pantes aja sayap pesawat seperti nomor 2.

P : o..kembai ke jawaban mu pada lembar ini, yakni mengenai tekanan dan kecepatan. Apakah ada hal lain yang terkait gaya angkat sayap ini?

S : nggak mas, aku inget betul pas dulu membahas ini ya mengenai P dan v gitulah. Tapi aku lupa persisnya kayak gimana.

P : sudah yakin? S : yakin mas..

o Wawancara dengan Siswa C

P : oke.. kita lanjut ke nomor 3. kamu sudah menjawab tingkat keyakinan (a) sangat yakin. Apakah penjelasan ini sudah cukup atau masih ada tambahan?

S : sudah cukup mas..

P : kamu pilih gambar 3. bisa kamu jelaskan berdasarkan gambar, mana yang menunjukkan bahwa banyak tekanan dari bawah?

S : kalau gambar ini kan kelihatan yang atasnya garis-garisnya padat gitu mas..

(56)

S : O. Kalau ini kan memang sayap pesawat terbang bisa terangkat kan memang karena perbedaan tekanan..

P : hm... Dari mana sumber inspirasi sehingga kamu yakin banget?apakah pernah mengalami sendiri atau apa?

S : nggak juga sih mas..tapi aku ingat betul dulu pas belajar ini dan di buku juga ngomong kayak gini mas

P : ada hal lain nggak yang terkait gaya angkat sayap pesawat ini?

S : hm..ya tentang perbedaan tekanan ini mas sama kecepatan juga..

P : sudah semua? S : ya mas..

o Wawancara dengan Siswa D

P : oke deh kalau gitu kita lanjut aja ke nomor 3. Kamu pilih gambar 1 dan sangat yakin. Ya kan? S : ya mas aku yang ini ingat betul kok.

P : Hukum siapa yang berkaitan dengan masalah ni? S : Bernoulli mas.

P : ada yang lain nggak?

S : maksud mas?aku yakin kok Bernoulli yang menjelaskan ini. P : maksud saya, apakah tidak ada syarat lain yang harus dipenuhi agar sayap dapat terangkat?

S : sudah lengkap ko mas, aku yakin betul P : oke deh kalau sudah yakin.

Berdasarkan wawancara di atas, semua siswa menjadi gagal memahami konsep gaya angkat sayap pesawat. Dengan demikian miskonsepsi pada buku mempengaruhi miskonsepsi siswa.

C. Kesimpulan Umum

(57)

HUKUM-HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DAN GRAVITASI, ELASTISITAS DAN GERAK HARMONIK SEDERHANA, USAHA DAN ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM, DINAMIKA ROTASI DAN KESIMBANGAN BENDA TEGAR, MEKANIKA FLUIDA, TEORI KINETIK GAS, dan TERMODINAMIKA. Bila ditemukan adanya kasus miskonsepsi di sana, selanjutnya diukur pada materi pokok apakah yang terdapat paling banyak kasus miskonsepsinya.

Dalam penelitian ini selain ingin mengetahui keberadaan kasus miskonsepsi dan materi yang paling banyak terdapat kasus miskonsepsi, juga ingin dideteksi miskonsepsi mana yang mempengaruhi miskonsepsi siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap. Melalui tahap pertama, diperoleh hasil adanya kasus miskonsepsi pada Materi Pelajaran : Mekanika Fluida, Penguraian vektor, Hukum II Newton, Gerakan dalam dua dan tiga dimensi. Lalu, kasus miskonsepsi terbanyak ditemukan pada materi pokok Mekanika Fluida dan yang paling sedikit pada materi pokok penguraian vektor.

(58)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan: 1. Dalam buku fisika SMA kelas XI dengan judul Fisika untuk SMA Kelas

XI. KTSP Standar Isi 2006 yang digunakan di SMA Santo Thomas, terdapat miskonsepsi.

2. Miskonsepsi yang paling banyak terdapat pada materi pokok Mekanika Fluida yakni 37,5 %.

3. Miskonsepsi pada buku yang mempengaruhi miskonsepsi siswa adalah tentang gaya angkat sayap pesawat.

B. Saran

1. Bagi peneliti, para guru atau calon guru:

Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat miskonsepsi dalam buku teks yang mempengaruhi miskonsepsi siswa. Dengan demikian, diharapkan adanya kejelian dan kepekaan akan keberadaan miskonsepsi pada buku.

2. Bagi peneliti selanjutnya:

(59)
(60)

DAFTAR PUSTAKA

Beaty, William J. Recurring Science Misconceptions in K-6 Textbooks, dalam http://www.amasci.com/miscon/miscon4.html

.

Christopher P. Jargodzki dan Franklin Potter. 2005. Mania Fisika. Diterjemahkan Oleh Ervina Yudha Kusuma, Iman Satiadji, dan Zubaidah Nuraini. Bandung: Pakar Raya.

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. KTSP Standar Isi 2006. Jakarta: Erlangga.

Kartika Budi, Fr. Y. 1992. Pemahaman Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi yang Terjadi, dalam Widya Dharma. Vol. III no. 1, edisi Oktober. Yogyakarta: USD.

Tipler, Paul. A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1 Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh Lea Prasetio dan Rahmad W. Adi. Jakarta: Erlangga. Halliday dan Resnick.1978. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh

Pantur Silaban dan Erwin Sucipto. Jakarta: Erlangga.

Listiyono, Agus. Melihat Buku Pelajaran dari kacamata lain, dalam http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0508/29/humaniora/2002360.htm

Mungin, Eddy. 2005. Hati-hati Menggunakan Buku Pelajaran, dalam http://www.freelists.org/archives/ppi/08-2005/msg00154.html.

(61)

DAFTAR LAMPIRAN

(62)
(63)
(64)

Soal-soal

Nama :...

Kelas :...

1.

Berikut adalah gambar sebuah vektor F. Gambarkan vektor uraiannya terhadap

sumbu!

Jawab :

Berikan tingkat keyakinan anda atas kebenaran jawaban yang anda berikan di

atas:

a)

Sangat yakin

b)

Yakin

c)

Kurang yakin

(65)

2.

Sebuah balok yang identik dan bermassa sama, gaya gesek benda dengan lantai

juga sama besar. Dikenai gaya (F) seperti pada gambar di bawah ini. Pada

keadaan manakah (a atau b) yang memerlukan usaha lebih besar?jelaskan!

Jawab :

Berikan tingkat keyakinan anda atas kebenaran jawaban yang anda berikan di

atas:

a)

Sangat yakin

b)

Yakin

c)

Kurang yakin

(66)

3.

Sebuah balok bermassa m kg, didorong ke atas sebuah bidang miring kasar oleh

gaya konstan F yang bekerja searah dengan bidang miring. Gambarlah sistem

tersebut beserta gaya-gaya yang bekerja pada balok.

Jawab :

Berikan tingkat keyakinan anda atas kebenaran jawaban yang anda berikan di

atas:

a)

Sangat yakin

b)

Yakin

c)

Kurang yakin

d)

Tidak yakin

e)

Sangat tidak yakin

4.

Gambarkanlah benda dalam keadaan terapung, tenggelam dan melayang dalam

sebuah bejana berisi air, dan sebutkanlah ciri-ciri benda melayang!

Jawab :

Berikan tingkat keyakinan anda atas kebenaran jawaban yang anda berikan di

atas:

a)

Sangat yakin

b)

Yakin

c)

Kurang yakin

(67)

Soal-soal

Nama :...

Kelas :...

1.

v

maks

=

rg

µ

s

adalah persamaan untuk kecepatan maksimum kendaraan yang

melewati tikungan. Dari persamaan tersebut, apakah terdapat konstanta?

Sebutkan!

Jawab :

...

...

...

...

...

...

Berikan tingkat keyakinan anda atas kebenaran jawaban yang anda berikan di

atas:

a)

Sangat yakin

b)

Yakin

c)

Kurang yakin

d)

Tidak yakin

e)

Sangat tidak yakin

(68)

Jawab:

Berikan tingkat keyakinan anda atas kebenaran jawaban yang anda berikan di

atas:

a)

Sangat yakin

b)

Yakin

c)

Kurang yakin

d)

Tidak yakin

e)

Sangat tidak yakin

3.

Gambar di bawah ini adalah gambar penampang sayap pesawat terbang.

(69)

Jawab :

...

...

...

...

...

...

...

Berikan tingkat keyakinan anda atas kebenaran jawaban yang anda berikan di

atas:

a)

Sangat yakin

b)

Yakin

c)

Kurang yakin

(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)

Nama Siswa: Asti Dwi Yulianti

P : Peneliti

S : Siswa

P : kita langsung aja ya..pada soal No. 1, kamu menjawab tingkat keyakinan (c) kurang

yakin. Bisa dijelaskan alasannya!

S : takut ntar dibilang kepedean mas (sambil tersenyum)

P : maksudnya kamu ragu dengan kebenaran jawaban kamu ya?!

S : nggak mas yakin ko..(masi tersenyum)

P : coba kamu lihat ini. (sambil menunjukkan gambar penguraian yang miskonsepsi pada

buku). Kalau penguraian yang ini kayak gini ya..bagaimana pendapatmu?

S : o.. ini mah sudah biasa mas, buku memang kadang gambarnya ya kayak gini ini

P : kayak gini bagaimana maksud kamu?

S : ya gini mencang-mencong

P : coba, misal kamu yang buat, seperti apa?

S : coret di sini boleh mas?(menunjuk ke buku)

P : ya silahkan di situ aja langsung.

S : (siswa langsung membuat gambar di buku dan benar). Begini mas..

P : oke..kita lanjut ke nomor 2. dari penjelasan, kamu menyebutkan tentang gaya gesek.

Bagaimana sih persamaan gaya gesek?

S : gaya gesek = koef. Gesekan x N

P : koef. Gesekan kan sudah disebutkan sama. Berarti yang berbeda adalah gaya

normalnya, bisa kamu jelaskan beda dari kedua gaya normal itu?

S : gaya normal dari gambar a lebih besar mas. Karena ada selain sebesar w dari benda

juga ditambah dengan gaya luar yang arahnya ke bawah.

P : kamu sangat yakin, mengapa tidak menjawab tingkat kebenaran yang (a)?

S : Ya..nggak apa-apa mas..

P : untuk yang nomor 3. apa yang membuat kamu menjawab kurang yakin?

S : kurang yakin di gaya-gaya yang bekerja nya mas..

P : ini, kamu sudah membuat keterangan beberapa gaya. Lalu?

S : nggak yakin udah lengkap apa belum mas.. terus arahnya juga bingung.

P : oke..untuk gaya dorong ini, kamu sudah yakin atau belum?

S : o..kalau itu sudah mas..eh bentar mas, ini gaya-gayanya udah lengkap belum?

P : sudah..kenapa, kamu pikir masih ada yang lain?

S : ya..siapa tahu aja mas..ada yang kurang barangkali..

P : ya..kembali ke yang tadi. Kamu memberi keterangan bahwa bidang miring kasar.

Sebenarnya apa yang ingin di sampaikan dari situ?

S : ya kalau kasar kan berarti ada gaya geseknya mas..

P : o.. terus mengenai tanda panah yang kamu buat pada bidang miring. Apakah kamu

bisa menjelaskan maksudnya itu?

S : maksudnya mas.?!!

(94)

P : oo.. nah kalau kamu diminta membuat gaya-gaya dengan menggambarkan

arah-arahnya dengan tanda panah. Bisa nggak?

S : bagaimana maksud mas?!

P : ini lo..misal, kamu kan sudah membuat gambar tanda panah untuk gaya dorong.

Maksud tanda panah ini kan tadi kamu katakan sebagai penunjuk arahnya. Nah..lalu

untuk arah gaya-gaya yang lain bagaimana?

S : oo, misalnya w ke bawah gitu ya mas?!

P :aa..iya. coba kamu gambarkan untuk semua gaya sistem ini!

S : (siswa menggambar). Untuk gaya geseknya, bagaimana menggambarnya mas?

P : kamu bingung tentang apa nya? Tempatnya atau arahnya?

S : ya tanda panahnya mengarah ke mana?

P : gaya gesek kan selalu berlawanan dengan arah kecenderungan gerak.

S : (siswa langsung menggambar). Begini mas?! (sambil menunjukkan gambar yang baru

saja dia buat)

P : ya2..tetapi tempat nya ini, bisa kamu jelaskan alasan mengapa kamu menempatkan

tanda panah di sini? (sambil menunjuk ke gambar yang telah dibuat siswa tadi)

S : nggak ada alasannya mas

P : maksud saya, gaya gesek kan akibat interaksi dua permukaan benda, jadi seharusnya

ditempatkan tepat dimana kedua benda itu berinteraksi. Bagaimana menurut kamu?

S : oia juga sih mas, tapi biasa to gambar begini. Biar nggak kacau dengan bidang miring.

P : O begitu..oke kita lanjut ke no. 4 ya. Karena sepertinya nomor yang ini tidak ada

masalah. Jadi saya akan bertanya satu pertanyaan saja. Bagaimana pendapat mu dengan

gambar ini?(peneliti menunjukkan gambar miskonsepsi pada buku)

S : ini gambarnya salah ya kan mas.

P : oke.. sekarang kita lanjut ke soal no.1 hari ke 2

Transkip Wawancara Soal hari ke-2

Nama Siswa: Asti Dwi Yulianti

P : oke, sekarang kita lanjut ke no.1. ini tingkat keyakinan akan kebenaran jawaban yang

(d) tidak yakin?

S : iya mas, agak ragu juga sih

P : ragunya kenapa?

S : abis aku memang nggak ingat rumus ini.

P : tepi memang tahu ya bahwa g = 9,8 N/m

2

ini?

S : iya mas kalau g yang dimaksud adalah percepatan gravitasi..

P : o.. baiklah kita lanjut ke no. 2. kamu menjawab tidak yakin, apakah karena sudah

lupa?

S : iya mas.

P : tetapi tahu kan bahwa gerak parabola merupakan gabungan dua gerak?

S : tahu mas..ini kan aku sudah jawab. Salah ya mas?!

(95)

S : oia…inget-inget

P : baiklah kalau kamu sudah ingat, apa yang kamu ingat dengan GLB dan GLBB ini?

S : ini mas..gerak yang arah sumbu x adalah GLB dan yang sumbu y nya GLBB

P : oke..seberapa yakin dengan itu?

S : yakin-yakin mas

P : oke..kalau gitu kita lanjut ke no 3. bisa kamu jelaskan maksud udara lebih memilih ke

tekanan yang lebih besar ini apa?

S : itu lo mas..yang udaranya menyebabkan perbedaan tekanan.

P : masih ingat nggak, siapa yang menjelaskan tentang ini?

S : siapa mas, lupa..

P : oke..jadi besaran yang terkait dengan gaya angkat pesawat ini apa aja?

S : tekanan ma kecepatan

P : ini yang kamu tulis adalah kecepatan pesawat. Apakah benar?

S : iya mas. Kenapa mas, bukan ya?!

P : maksud saya apakah bukan tentang kecepatan udaranya?

(96)

P : Peneliti

S : Siswa

P : kita langsung aja ya..pada soal No. 1, betul ini kamu menjawab sangat yakin?

S : ya sangat yakin

P : ini tanda panahnya di sini?(sambil menunjuk ke gambar yang siswa buat pada lembar

jawaban)

S : eh iya..maksudnya di sini mas.(sambil membuat tanda panah pada kedua sumbu)

P : loh..memangnya waktu menjawab kemarin, apa yang kamu pikirkan sehingga

membuat tanda panahnya di tempat tadi?

S : anu mas..itu kemarin juga udah mau aku ganti. Tapi aku lewati dulu..eh trus di suruh

ngumpulin terus kelupaan buat ganti.

P : lalu kalau begitu sudah mantep dengan jawaban yang ini?

S : iya mas..

P : coba kamu lihat ini. (sambil menunjukkan gambar penguraian yag miskonsepsi pada

buku). Kok penguraian yang ini kayak gini ya..bagaimana pendapatmu?

S : oo..kalau yang gambar buku ini mungkin nggak sempat gambar kayak aku mas.

P : jadi seharusnya?

S : ya seharusnya kayak yang aku buat inilah mas..

P : tapi kamu nggak merasa ragu kan dalam menggambar penguraian, ya walaupun cara

di buku berbeda dengan cara kamu?

S : nggak mas..kata pak Ris (guru fisika di SMA tersebut) harap maklum aja sama buku.

P : siip..kalau gitu kita lanjut ke nomor 2 ya.. kamu pilih gambar a dan menulis alasannya

adalah tekanannya juga lebih besar. Bisa kamu perjelas lagi alasan ini?

S : ini lo mas..gaya ini kan kayak ada nekan gitu (sambil menunjuk ke gambar)

P : gaya menekan dan tekanan, apakah sama?

S : eh iya mas maaf..maksudku gaya ini kayak nekan benda ke bawah

P : oke..coba kamu buat gaya apa aja yang bekerja pada sistem ini (sambil menunjuk ke

gambar a)

S : gaya F ini mas

P : ya..lalu gaya yang lain?

S : gaya gesek mas..

P : lalu ..masih ada yang lain nggak?

S : apa lagi mas?

P : benda kan punya massa. Berarti ada gaya apa?

S : oia gaya berat

P : ok masih ada lagi nggak yang lainnya?

S : Hm.. gaya normal..iya kan mas?!

P : sekarang coba kamu gambar arah dari vektor-vektor gaya tersebut

S : (siswa menggambar gaya-gaya tadi). Gaya berat itu simbolnya apa mas?

(97)

S : artinya mas?!nggak tahu..

P : OK..benda ini kan nggak bergerak naik maupun turun. Artinya kan resultan gaya yang

arahnya ke atas dan ke bawah adalah nol.

S : o..berati N = w gitu mas

P : nah tadi kan kamu bilang gaya f ini ada me-nekan gitu

S : oia..tapi bagaimana ini mas njelasinnya..

P : gaya F ini kan bisa kamu uraikan to..coba kamu uraikan.

S : oia..(sambil membuat uraiannya). Begini..?!

P : oke..sekarang coba kamu lihat gaya yang arahnya ke atas, gaya apa aja?

S : Cuma N mas

P : lalu yang ke bawah?

S : W dan gaya f ini yang arahnya ke bawah.

P : f yang arahnya ke bawah kamu beri nama fy aja gitu. Lalu kembali ke pertanyaan

yang tadi, apa hubungan w, N, fy ini?

S : (siswa menulis N = w + fy)

P : dari persamaan yang kamu buat ini, N dan w lebih besar mana?

S : besar N

P : nah dengan cara yang sama, utnuk gambar yang b bagaimana?

S : kalau yang b ini berati w > N

P : lalu apa hubungan nya dengan usaha?

S : oia ya ..apa hubungannya mas?!

P : usaha itu sama dengan gaya yang sejajar perpindahan dikalikan perpindahannya. Tahu

maksudku?

S : nggak mas hehehe..

P : oo..makanya kamu jawab kurang yakin ya?!

S : iya mas.pokoknya ku pikir kalau ada yang menekan kan lebih susah gitulah

P : oke oke..kita lanjut ke nomor berikutnya ya. Ini apa maksudnya w = ?, m = ?, dan F?

Ini?

S : itu kan belum ada nilainya mas, besarnya berapa gitu?

P : O.. lalu gaya yang bekerja pada sistem ini , gaya apa aja?

S : ini mas w, F

P : tanda panah ini untuk gaya apa?

S : ini untuk arah dorongannya mas, kan di dorong ke atas..

P : benar di situ gaya dorongnya?

S : maksud mas?

P : coba kalau kita lihat gaya dorong yang kamu buat ini, nggak kena baloknya?

S : o..ini kan cuma menunjukkan arahnya aja mas...

P : apa itu gaya gesek?

S : gaya yang muncul karena permukaan yang kasar

P : o.begitu.!! ok kita lanjut ke no. 4. sudah selesai belum ini jawabannya?

S : sudah mas..

P : ini ciri-ciri benda melayang ini belum ada isinya

(98)

S : oia ya mas..tapi mungkin ini cuma salah

Gambar

Gambar 1. Susunan molekul zat padat dan zat gas
Gambar 2. Sinar dibiaskan pada tengah lensa, bukan pada permukaan lensa
Tabel 1. Penentuan kemungkinan miskonsepsi
gambar 1.a tersebut menunjukkan bahwa komponen kecepatan pada arah x
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukakan dengan dua siklus membuktikan bahwa pelaksanaan langkah- langkah pendekatan ilmiah termasuk siswa mengamati media yang telah

Jika kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat

Pada nilai integritas sosial informan menunjukkan pernyataan yang sesuai dengan kata kunci yaitu menyediakan waktu untuk memberikan edukasi kepada pasien dan

Untuk penyakit yang ditularkan melalui pembawa (vector borne.. disease) seperti demam berdarah dengue, basic reproduction rate didefinisikan sebagai angka rata-rata kemunculan

Bagi guru dan lembaga pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan pengetahuan dalam penggunaan pembelajaran yang tepat untuk proses

Pada pengujian pengaruh tidak langsung kepuasan kerja terhadap turnover intentions melalui komitmen organisasional, menunjukkan bahwa kepuasan kerja terbukti memiliki

Berdasarkan sebaran waktu, peneliti membagi dalam 5 kategori waktu (Tabel 1) hal ini karena definisi terlambat di indonesia berdasarkan terapi menurut waktu