• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berdasarkan pada jawaban partisipan terhadap empat pertanyaan inti, yaitu: (1) Bagaimana anda mengimplementasikan kecantikan ala Korea di dalam hidup anda?, (2) Motivasi atau harapan apa yang mendorong anda melakukan hal tersebut?; (3) Perasaan apa yang muncul ketika anda terpapar artis Korea yang memiliki kriteria kecantikan tertentu?; (4) Bagaimana pendapat anda mengenai penampilan anda jika dibandingkan artis Korea? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas kemudian dikategorisasikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat sebelumnya. Temuan mengenai body image pada perempuan penggemar budaya Korea ini mencakup beberapa komponen, meliputi perilaku, kognitif, afektif, dan kepuasan secara keseluruhan terhadap tubuh. Temuan-temuan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Global Subjective Satisfaction or Disturbance

Kepuasan dapat didefinisikan sebagai apresiasi atau pendapat yang positif mengenai tubuh seperti berat, bentuk, atau hal lain yang berkaitan dengan tubuh. Sedangkan ketidakpuasan dapat dilihat dari pendapat yang negatif terhadap tubuhnya sendiri.

Dalam wawancara yang telah dilakukan, partisipan memberikan komentar negatif terhadap penampilan mereka setelah mereka terpapar artis Korea yang memiliki fitur penampilan yang menarik.

P1: Karena jari tanganku kan bantet..bantet dan ya cacat sih itungannya.. makannya kayak aku membandingkan jari tangan “ya ampuuun panjang-panjang banget”

P3: tapi begitu aku tau bentuk tubuh ideal seperti apa, kemudian ukuran kaki yang indah tu seperti apa... aku dah mulai ngeliat badanku sendiri..misalnya “kok aku pendek ya..” ya kayak gitu lah..

P2: Kalo nggak pake make up tu kayak, kayak gimana ya, kayak kucel banget gitu lho, kayak nggak seger.

Namun di sisi lain partisipan juga mengemukakan kepuasan terhadap penampilannya.

P4: Mungkin sekarang lebih baik karena aku tidak begitu tomboi. Ya sedikit girlly lah.

Berdasarkan paparan di atas terlihat bahwa partisipan cenderung memiliki penilaian negatif terhadap fitur tubuh mereka sendiri. Partisipan menilai bahwa ada ketidaksempurnaan yang terdapat pada penampilan mereka setelah mereka terpapar artis Korea. Partisipan mengacu pada fitur tubuh artis Korea ketika mereka menilai fitur tubuh mereka sendiri.

Meskipun demikian, P4 mengungkapkan penilaian positif terhadap penampilannya. Dalam latar belakang, P4 berkata bahwa ia tidak pernah membandingkan dirinya dengan artis Korea. Karena itulah P4 tidak pernah mengungkapkan komentar negatif terhadap penampilannya.

2. Affective Distress Regarding Appearance

Komponen ini merupakan komponen perasaan terhadap tubuh yang meliputi kecemasan, perasaan tertekan, dan emosi lain yang terkait dengan tubuhnya sendiri. Perasaan-perasaan itu bisa muncul secara kontekstual, tergantung dari kondisi dan situasi yang dihadapi yang membuat seseorang sadar diri akan penampilannya. Misalnya ketika di depan cermin, di hadapan teman sebaya, atau di pantai.

Dalam wawancara yang telah dilakukan dengan partisipan, peneliti menemukan adanya ungkapan perasaan tidak percaya diri atau minder pada beberapa partisipan ketika mereka terpapar artis Korea.

P1: Kan banyak nih idol-idol sekarang yang kecil kecil gitu kan, Keluaran 2002 kalo nggak taun 2004. Masih umur segitu aja tinggi banget. Udah badannya bagus sampe bener-bener kurus banget. Sedangkan aku yang umur segini tuh kayak “eehhh aku masih

kentang”

P3: Aku rasa kalo seandainya aku benar-benar berdiri di samping mereka aku akan merasa malu sendiri.

Selain rasa tidak percaya diri, partisipan juga memiliki perasaan iri terhadap penampilan artis Korea.

P2: rasa ya iri, dibilang iri juga ya lumayan, kayak ah kok jadi pengen ya punya hidung kayak gitu, ih jadi pengen punya rahang lancip kayak gitu kayak..ya namanya juga cewek kan, apalagi kalo yang lebih suka penampilan kayak yang liatin orang-orang kayak gitu.. ya emang, ya

pasti punya perasaan kayak gitu sih.. kayak pengen aja jadi “ih pengen benerin hidung, ih pengen benerin rahang” kayak gitu

P3: Kalo boleh jujur iya pernah..ada perasaan iri, ya seperti yang aku katakan tadi.. bentuk tubuh mereka ideal, kakinya jenjang, S-line... kayak gitu pernah..

Sementara itu, terdapat partisipan yang justru merasa tidak minder dengan kondisinya meskipun ia mengakui bahwa penampilan artis Korea lebih baik darinya.

P4: Kalo minder sih enggak..cuman kalo pengen sih mungkin dikit.. Dapat disimpulkan bahwa partisipan yang membandingkan penampilan mereka dengan artis Korea cenderung memiliki perasaan negatif yaitu merasa iri dan minder. Sementara partisipan yang tidak melakukan perbandingan justru mengatakan bahwa ia tidak minder.

3. Cognitive Aspect of Body image

Aspek kognitif dari body image merupakan kepercayaan, pemikiran, atribusi, dan interpretasi mengenai penampilan. Aspek kognitif juga bisa berupa harapan yang tidak realistis terhadap fitur penampilan tertentu. Misalnya keinginan untuk berpenampilan seperti fashion model.

Dalam wawancara dengan partisipan, peneliti menemukan harapan-harapam terhadap fitur penampilan tertentu, diantaranya keinginan untuk memiliki wajah tirus (“V” Shape), kulit cerah, dan tubuh tinggi dimana hal itu merupakan sebagian ciri dari kriteria kecantikan ideal di Korea.

P2: Iyalah, kadang kayak gitulah. Ya pasti kayak gitulah kayak “wah kapan bisa setirus itu? ih gimana sih caranya sebagus kayak gitu?” pasti kayak gitulah.

P2: Ya siapa sih yang gak pengen punya kulit tu putih bersih gitu. Meskipun muka kita standar tapi kan kalo misalkan kulitnya bersih, kayak nggak jerawatan atau apakan kayak nilai tersendiri gitu lho. Kan kalo kulitnya putih bersih kan jadi bersih putih kan jadi bagus gitu lho kesannya.

P3: Pertama buat kulit yang lebih sehat, kulitku kering soalnya. Ya buat kulit yang lebih sehat dan lebih cerah.

P3: “Kalo aku tinggi dikit aja, kelar...”

P1: Lebih... ke apa ya... ya pengen gitu lho (punya penampilan) kayak mereka gitu ..

Selain itu ada partisipan yang mengaku menjadikan artis Korea sebagai standar kecantikan ideal. Hal tersebut dapat dilihat dalam pernyataan partisipan sebagai berikut:

P1: (pertanyaan) apakah itu menandakan bahwa artis Korea menjadi inspirasi atau patokan dalam hal kecantikan? Kalo dulu iya..

P3:contohnya aku ya, aku menilai orang cantik atau nggaknya tu kayak dari persepsi mereka tu lho..tanpa sadar sih, kadang-kadang..

Partisipan juga mengaku terinspirasi untuk memakai kosmetik atau make

up setelah mereka menilai bahwa kosmetik atau make up tersebut terlihat bagus

ketika dikenakan oleh artis Korea.

P2:Apa sih yang membuat kamu suka sama make up nya? Apakah karena lebih apa ya..natural, atau karena ada fitur-fitur yang ditonjolkan? Iya sih, lebih apa, lebih natural sih. Kalo misalkan kayak western, kayak kebarat-baratan kan tebel, bold gitu lho. Kayak eyeshadow tebel, eyeliner tebel. Tapi kan kalo di Korea kayak mereka tebel tapi kayak natural gitu lho. Jadi kayak dimanipulasi gitu sih. Jadi kayak mengubah wajah tapi nggak menor gitu.

P4:Maksudnya intinya karena dia yang pake (lipstik) “kok bagus ya?” cobalah. Tetep aja sih juga dia yang memengaruhi.

Namun demikian, partisipan juga mencoba memahami bahwa standar kecantikan Korea tidak bisa dipakai sebagai ukuran untuk menilai penampilan mereka.

P1: karena standarnya kita disini sama standar mereka disana, belum lagi kalo dibawa ke negara lain lagi gitu kan udah, udah beda-beda... kalo dulu sih iya aku memang menggunakan mereka sebagai standar kecantikaan.. tapi kalo sekarang sih ya enggak karena kan udah beda duluan, gitu sih.

P3: Sedangkan di sisi lain mereka cantik belum tentu aku jelek. Jadi mereka cantik, akupun juga bisa cantik dengan caraku sendiri, gitu.. P2: kalo aku nggak terobsesi sama apa..nggak terobsesi sama bentuk tubuh orang gitu lho.. cuman aku kayak terobsesi sama warna kulit.. kayak aku lebih suka kulit mereka yang bersih putih gitu...

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, ditemukan bahwa partisipan menjadikan artis Korea sebagai standar dalam menilai kecantikan. Hal ini menunjukan bahwa budaya populer Korea telah memengaruhi pola pikir partisipan dalam mendefinisikan kecantikan. Akibatnya partisipan menjadi terinspirasi oleh penampilan fisik artis Korea dan berharap untuk memiliki fitur tubuh layaknya artis Korea.

Namun demikian, tidak semua harapan atau keinginan untuk memiliki fitur tubuh tertentu dapat tercapai. Ada beberapa halangan yang mempersulit partisipan untuk meraih harapan mereka. Misalnya saja P3 yang menginginkan badan yang lebih tinggi namun menyadari bahwa tinggi badannya tidak dapat diubah lagi. Ketika partisipan menemui kesulitan-kesulitan ini mereka justru memahami dan berusaha menekankan perbedaan diri mereka dengan artis Korea.

4. Behavioral Aspect of Body image

Aspek perilaku dari body image adalah manifestasi perilaku dari perasaan-perasaan yang berhubungan dengan penampilan fisik. Misalnya menghindari

cermin, tempat umum, dan timbangan merupakan manifestasi perilaku dari kecemasan terhadap penampilan fisik. Atau sebaliknya, menambah berat badan, bercermin, dan mencubit kulit merupakan gambaran dari investasi atau penilaian yang berlebihan terhadap penampilan.

Dalam wawancara yang telah dilakukan, perilaku-perilaku yang muncul adalah perilaku memperbaiki dan meningkatkan penampilan. Perilaku tersebut diantaranya adalah memakai skincare, kosmetik, fashion, dan melakukan diet ala Korea.

P3: Kalo boleh jujur aku tu males buat cuci muka sebelum tidur. Tapi aku pernah ngeliat daily skincare-nya orang Korea sebelum tidur itu mereka ngapain. Nahh aku. aku cuma baca sih dan aku ngliat “kenapa nggak ikutin aja?” toh baik tu lho cara mereka. Yaudah aku ikutin. (P3.105)

P4: Kalau mengikuti sih enggak. Cuma kalo kayak misalnya pake baju apa, stylenya aja sih, misalnya pake jeans atau pake baju warna putih terus kasih jeans kan biasanya kalo di Korea kan baru bener-bener tampil casual gitu loh. Jadi, ngikutin stylenya aja. (P4.60) P1: Aku malah nemu yang cocok tu itu lebih ke pola makan. Pola makan yang ngurangin, ngurangin yang gula, ngurangin cake, ngurangin daging, makan yang protein lemak gula gitu dikurangin tu malah lebih membantuku dan cocok di aku, di badanku gitu. (P1.40) P2: Nggak sih, kalo nonton konser sih enggak. Kayak aku lebih suka ngikutin stylenya mereka. Gaya apa, make upnya mereka. terus kayak cara berpakaiannya mereka. Kayak lebih ke asian style gitu. (P2.6) Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa budaya populer Korea telah mendorong partisipan untuk berinvestasi pada penampilan. Investasi itu terlihat dari usaha-usaha partisipan untuk membuat penampilan mereka menjadi lebih baik dengan mengikuti diet, make up, fashion style, dan daily

Dokumen terkait